Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Bupati Adi Arnawa ‘’Ngupesaksi Karya Ngenteg Linggih’’ di Pura Anyar Desa Adat Umahanyar

BALIILU Tayang

:

bupati adi arnawa
HADIRI KARYA: Bupati Adi Arnawa menyerahkan punia saat menghadiri Karya Mapedudusan, Ngenteg Linggih di Pura Anyar, Desa Adat Umahanyar, Desa Mambal Abiansemal, Rabu (6/8). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bupati Adi Arnawa ngupasaksi Karya Mapedudusan, Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Wraspati Kalpa Madya, Meyama Raja di Pura Anyar, Desa Adat Umahanyar, Desa Mambal Abiansemal, pada Buda Kliwon Wuku Ugu, Rabu (6/8).

Karya yang dirangkaikan dengan upakara Tawur Manca Sanak Agung, Melaspas Pelinggih, Mepedagingan, Panyegjeg, Pengenteg dan Rsi Gana dipuput oleh Tri Sadaka yakni Ida Pedanda Griya Lebah Manuaba Abiansemal, Ida Pedanda Budha Griya Saraswati Batuan, Ida Pedanda Griya Tegeh Abiansemal.

Turut hadir perwakilan Camat Abiansemal, Perbekel Desa Mambal, BPD Desa Mambal, LPM Desa Mambal, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Bendesa Adat Mambal Nyoman Nuridja. Sebagai bentuk wujud bakti dan dukungan terhadap pelaksanaan karya, Bupati Wayan Adi Arnawa memberikan punia sebesar Rp. 20 juta dan diterima Ketua Panitia Nyoman Sutama.

Bupati Adi Arnawa dalam sambrama wecananya mengucapkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena prosesi Karya Mapedudusan, Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Wraspati Kalpa Madya, Meyama Raja di Pura Anyar sudah berjalan dengan lancar, terutama rangkaian upakara Tawur Manca Sanak Agung, Melaspas Pelinggih, Mepedagingan, Panyegjeg, Pangenteg dan Rsi Gana.

“Mudah-mudahan dengan terlaksanakan karya ini, Krama Desa Adat Umahanyar diberikan kesehatan begitu juga Pemerintah Kabupaten Badung dilimpahkan keselamatan sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal pada masyarakat Badung,” ucapnya.

Ketua Panitia Nyoman Sutama melaporkan bahwa pelaksanaan karya ini sudah dilaksanakan sejak awal Juli 2025 yang puncak karya akan dilaksanakan pada Saniscara Pon Wuku Ugu, tanggal 9 Agustus 2025. Biaya Karya Mapedudusan, Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Wraspati Kalpa Madya, Meyama Raja Pura Anyar dibantu dari dana APBDes Mambal Dana Aci sebesar Rp. 600 juta dan dana Uparengga sebesar Rp. 350 juta serta punia krama Desa Adat Umahanyar, dengan perkiraan yang dibutuhkan sebesar Rp 1,2 miliar.

Baca Juga  Bupati Badung Tutup Kejuaraan Bola Voli SBC Cup Il Banjar Dama

“Kami atas nama Krama Adat Umahanyar sangat berharap kepada Bupati Badung, Bapak Wayan Adi Arnawa sekiranya bisa membantu kekurangan dana untuk melanjutkan pelaksanaan karya sehingga beban krama adat bisa diringankan,” harapnya. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan

BUDAYA

Tari Baris Bedug dan Karya Alilitan Asal Buleleng Resmi Jadi WBTB

Published

on

By

Tari Baris Bedug
Tari Baris Bedug Buleleng yang telah ditetapkan sebagai WBTB Indonesia tahun 2025. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Kabupaten Buleleng kembali menorehkan prestasi membanggakan di bidang pelestarian budaya. Pasalnya, dua unsur kebudayaan asal Buleleng resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia tahun 2025 oleh Kementerian Kebudayaan, yaitu Tari Baris Bedug Buleleng dan Karya Alilitan dari Catur Desa (Gobleg, Munduk, Gesing, dan Umejero).

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Wisandika, saat ditemui pada Senin (13/10) mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas penetapan tersebut. “Untuk tahun 2025 ini, Buleleng ditetapkan mendapatkan dua WBTB, yaitu Tari Baris Bedug Buleleng dan Karya Alilitan dari Catur Desa. Prosesnya cukup panjang, dimulai sejak akhir tahun 2024, melalui tahapan verifikasi, pelengkapan narasumber, hingga sidang penetapan di Kementerian Kebudayaan minggu lalu,” jelasnya.

Menurut Wisandika, kedua tradisi ini dinilai memiliki keunikan dan ciri khas lokal yang tidak dimiliki daerah lain, menjadi alasan kuat penetapannya sebagai WBTB. Tari Baris Bedug Buleleng, misalnya, memiliki keunikan pada bungkuk atau puntalan kain di punggung penari yang menggambarkan simbol tertentu dalam upacara ngaben. Tarian ini biasanya dibawakan oleh empat penari pada prosesi tedun sawe dan pelepasan tali peti.

Sementara itu, Karya Alilitan merupakan tradisi khas dari empat desa di kawasan Catur Desa (Gobleg, Munduk, Gesing, dan Umejero) yang diwariskan secara turun-temurun dan masih lestari hingga kini.

“Penetapan WBTB tidak bisa diberikan pada tradisi yang sudah punah atau tidak lagi dilaksanakan. Dua tradisi ini masih bertahan, masih hidup di tengah masyarakat, dan terus dilaksanakan secara berkelanjutan,” tambah Wisandika.

Dengan dua tambahan ini, jumlah WBTB yang dimiliki Kabupaten Buleleng kini mencapai 18 unsur budaya. Dinas Kebudayaan pun terus berkomitmen mengajukan unsur budaya lain untuk ditetapkan sebagai WBTB maupun Cagar Budaya.

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Hadiri ‘’Uleman Karya’’ Pitra Yadnya Krama Desa Adat Tinga-Tinga, Gerokgak

“Setiap tahun kami mengusulkan baik permainan tradisional, ritus, maupun karya budaya lainnya. Tahun ini, satu Cagar Budaya yaitu Gereja Pantekosta juga sudah hampir rampung menunggu SK Bupati,” ujarnya.

Wisandika menegaskan, pelestarian kebudayaan menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan generasi muda.

“Kebudayaan harus digali, dikembangkan, disebarluaskan, dan dilestarikan. Ini bukan hanya untuk kita, tetapi untuk generasi penerus. Kita tidak ingin tradisi seperti permainan tradisional atau tari-tarian sakral ini hilang,” tegasnya.

Sebagai bentuk nyata upaya pelestarian, Dinas Kebudayaan Buleleng juga aktif menggelar workshop dan sosialisasi permainan tradisional, bekerja sama dengan kalangan akademisi dan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Buleleng. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara “Penyineban Karya Pedudusan Agung” Puri Agung Jero Kuta

Published

on

By

PENYINEBAN KARYA: Walikota Denpasar IGN Jaya Negara bersama Penglingsir Puri Agung Jero Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko saat melakukan persembahyangan dalam upacara Penyineban Karya Pedudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Puri Agung Jero Kuta, Senin (13/10). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Penyineban Karya Padudusan Agung, Mamungkah, Ngenteg Linggih, Tawur Balik Sumpah Makrama yang digelar Puri Agung Jro Kuta, Senin (13/10).

Karya Agung di Puri Agung Jero Kuta ini dimulai sejak tanggal 23 Agustus lalu, diikuti dengan berbagai rangkaian upacara dan prosesi lainnya, yakni upacara Tawur Balik Sumpah Utama pada 30 September, dan puncak Karya Padudusan Agung serta Ngenteg Linggih pada 6 Oktober lalu yang bertepatan Purnama Kapat.

Dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Telaga dari Griya Telaga Gulingan Sanur, usai persembahyangan, Karya Penyineban ini juga diisi dengan prosesi Nuek Bagia Pulakerti yang mengisyaratkan rangkaian karya telah berakhir.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Penglingsir Puri Agung Jero Kuta I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, mengharapkan setelah dilaksanakannya karya ini seluruh umat khususnya keluarga besar Puri Jro Kuta dapat terus meningkatkan rasa persatuan antara sesama umat serta menjadi pedoman bagi masyarakat.

“Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal-hal negatif,” katanya.

Sementara itu, Manggala Karya, I Gusti Ngurah Bagus Manu Raditya, menjelaskan sebelum upacara Penyineban, pada 11 Oktober lalu telah dilaksanakan prosesi Nyenuk, yang melibatkan krama atau warga dari tiga lingkungan, yakni Banjar Balun, Banjar Panti Gede, dan Banjar Belong Gede. Ritual nyenuk dalam tradisi Hindu di Bali merupakan wujud rasa syukur atas lancarnya upacara besar seperti Karya Padudusan Agung.

“Ini merupakan penutup rentetan karya, di mana pada 11 Oktober lalu, telah dilaksanakan prosesi Nyenuk. Kami mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan Pemerintah Kota Denpasar dan juga masyarakat Kota Denpasar, sehingga Karya Padudusan Agung di Puri Jero Kuta ini dapat berlangsung dengan lancar,” katanya. (eka/bi)

Baca Juga  Bupati Badung Sampaikan Ranperda RPJMD, Pajak Daerah dan KUA PPAS Perubahan 2025

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Wabup Hadiri “Pujawali” di Pura Desa Desa Adat Tiyingan, Pelaga

Published

on

By

SERAHKAN PUNIA: Wabup Bagus Alit Sucipta menyerahkan punia saat menghadiri upacara “Pujawali” Ida Betara Katuran Penganyar/Ngutang Ambu di Pura Desa Desa Adat Tiyingan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Sabtu (11/10). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta menghadiri upacara Pujawali Ida Betara Katuran Penganyar/Ngutang Ambu di Pura Desa Desa Adat Tiyingan Desa Pelaga Kecamatan Petang, Badung, Sabtu (11/10). Turut hadir dalam kesempatan ini anggota DPRD Badung I Gst Lanang Umbara, Plt. Camat Petang AA Ngr Darma Putra serta Tripika Kecamatan Petang, Perbekel Desa Pelaga I Made Ordin, tokoh serta masyarakat setempat.

Sebagai bentuk dukungan lancarnya upacara ini, Wabup Bagus Alit Sucipta membantu sebesar Rp 30 juta, kepada Penari Sekar Jepun dibantu Rp 2,5 juta, Penari Rejang Giri Putri Rp 5 juta, dan dari anggota DPRD Gst Lanang Umbara membantu Piodalan Rp 5 juta dan untuk penabuh dibantu Rp 2 juta serta dari pemerintah Desa Pelaga membantu Rp 3 juta.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta, menyampaikan angayubagia atas terlaksananya Pujawali Ida Betara Katuran Penganyar/Ngutang Ambu di Pura Desa, Desa Adat Tiyingan, seraya berdoa agar upacara berlangsung lancar dan sukses. “Kami selaku Guru Wisesa (pemerintah) bersama-sama menghaturkan bakti semoga karya di Desa Adat Tiyingan memargi antar,, dan krama nyujur gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.

Wabup Bagus Alit Sucipta menyampaikan komitmen Pemerintah Kabupaten Badung untuk terus melanjutkan dan menyempurnakan program-program yang telah dirintis oleh kepemimpinan sebelumnya, khususnya pemerintahan Bupati I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa. Dikatakan, pembangunan besar di Pura Desa tersebut telah dilaksanakan sebelumnya menggunakan anggaran induk APBD Badung tahun 2024 sebesar Rp 8,5 miliar. Pada era kepemimpinan Bupati I Wayan Adi Arnawa dan Wabup Bagus Alit Sucipta, program-program yang sudah baik sebelumnya akan dilanjutkan.

Baca Juga  Bupati Badung Sampaikan Ranperda RPJMD, Pajak Daerah dan KUA PPAS Perubahan 2025

Pemerintah Kabupaten Badung saat ini mengusung program Sapta Kriya AdiCipta yang mencakup tujuh program utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diantaranya bantuan Rp 2 juta/KK menjelang hari raya, yang mana untuk umat Hindu diberikan saat menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Selain itu, program santunan kematian yang kini disesuaikan menjadi reward atas tertib administrasi pencatatan kematian, di mana semakin cepat proses pengurusan, akan mendapat reward paling tinggi sebesar Rp 10 juta.

Sementara itu Kelian Adat Tiyingan I Wayan Windra mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wabup Bagus Alit Sucipta dan seluruh undangan di tengah-tengah masyarakat Desa Adat Tiyingan. Dijelaskan, rangkaian upacara Pujawali dimulai sejak Wraspati Pon Landep (18 September), Soma Umanis Tolu (6 Oktober) puncak karya, serta Redite Paing Gumbreg (12 Oktober) penyineban. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca