SURAT EDARAN BERSAMA: Ditandatangani Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, Bendesa Agung Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, dan Gubernur Bali Wayan Koster, Selasa (17/3-2020) di Gedung Gajah Jaya Sabha Denpasar.
Denpasar, baliilu.com – Dalam rangka pelaksanaan hari suci Nyepi
tahun Saka 1942 di Bali, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali,
Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali dan Gubernur Bali mengeluarkan surat
edaran bersama tertanggal 17 Maret 2020.
Sosialisasi surat
edaran yang ditandatangani Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana, Bendesa Agung
Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, dan Gubernur Bali Wayan
Koster, dibacakan oleh I Gusti Ngurah Sudiana di depan awak media lokal dan
nasional, Selasa (17/3-2020) di Gedung Gajah Jaya Sabha Denpasar. Turut hadir
Satgas Covid-19 Dewa Made Indra, Sri Begawan, dan sekretaris MDA Ketut Sumarta.
Surat edaran bersama pelaksanaan
hari suci Nyepi Saka 1942 yang bertepatan dengan wabah Covid-19 yang dipaparkan
Ngurah Sudiana, didasarkan pada arahan Presiden Republik
Indonesia melalui pidato tanggal 15 Maret 2020 tentang perkembangan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Begitu juga surat
edaran Gubernur Bali No. 7194/Tahun 2020 tertanggal 16 Maret 2020 tentang panduan tindak lanjut terkait
pencegahan, penyebaran Covid-19 di lingkungan Pemerintahan Provinsi Bali.
Demikian pula hasil rapat koordinasi Gubernur
Bali, PHDI, MDA pada Senin Umanis Pujut 16 Maret 2020
di Gedung Gajah, Jaya
Sabha Denpasar perihal pelaksanaan rangkaian hari suci Nyepi tahun Saka 1942 serta hasil pesamuhan PHDI Bali tertanggal 17
Maret 2020, maka pelaksanaan hari
suci Nyepi Saka 1942 sebagai berikut.
Kegiatan melastitawur Kesanga, hari suci Nyepi
Saka 1942 dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut. Bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan segara, melasti
di pantai. Bagi desa ada yang wewidangan-nya
dekat danu melasti di danu. Bagi desa
adat yang wewidangan-nya berdekatan
dengan campuhan melasti di campuhan. Bagi desa adat yang memiliki beji atau pura beji melasti di beji.
Dan bagi desa adat yang tidak melaksanakan melasti
dapat melasti dengan cara ngubeng atau ngayat dari pura setempat.
Bagi desa adat yang melasti di segara ngaturang banten guru piduka salaran ayam itik (bebek) dan tipat kelanan, pekelem itik katur ring Bhatara Baruna. Bagi desa
adat yang melasti di danu, beji dan campuhan, ngaturang caru panglebar sasab merana (caru ayam ireng). Bagi desa adat yang melasti ngubeng atau ngayat, ngaturang caru panglebar sasab
merana ring pangulun setra sake sidan (sesuai dengan situasi setempat).
Sementara upacara tawur dilaksanakan secara serentak pada 24 Maret 2020 dengan
tingkatan sebagai berikut. Tawur Agung ring Bencingah Agung
Pura Besakih dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Bali bersama PHDI dan MDA pada pukul 09.00 Wita,
nemu kerta ikang rat.
Tawur labuh gentuh ring catus pata kabupaten/kota dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/ kota bersama Parisada Hindu Dharma kabupaten/ kota dan majelis desa adat kabupaten/ kota pada pukul 13.00 Wita.
Tawur mance kelud ring catus pata desa adat dilaksankaan oleh masing-masing desa adat pada pukul 16.00 Wita. Biaya upacara dapat
menggunakan dana desa yang bersumber dari APBD semesta berencana Provinsi Bali tahun 2020.
Upacara lan upakara setingkat keluarga dan
rumah tangga dilaksanakan sesuai dengan surat edaran PHDI Bali.
Tawur Agung ring Bencingah Agung Pura Besakih, disertai dengan upacara pakerti yadnya di sad kertha kahyangan yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Bali dan
difasilitasi pemerintah kabupaten/kota.
Ring Luhur Puser Tasik
Giri Toh Langkir Kabupaten Karangasem katur
ring Ida Bhatara Druwa Rsi Akasa, sebagai bentuk
pelaksanaan giri kerthi atau atma kerthi.
Ring Segara Watu Klotok Kabupaten Klungkung sapisanan
ring Catur Bhagini utawi Catur Danu ring Bali sebagai bentuk pelaksanaan danu kerthi.Ring Pura Er Jeruk sebagai bentuk pelaksanaan jagat kerthi. Ring Pura Sakenen
sebagai bentuk pelaksanaan segara kerthi.
Ring Pura Pakendungan sebagai bentuk pelaksanaan swi kerthi atau jana kerthi.Ring Pura Batukau sebagai bentuk
pelaksanaan wana kerthi.
Pengarakan ogoh-ogoh berkaitan dengan upacara tawur Kesanga, hari suci Nyepi tahun
Saka 1942 sebagai berikut. Pengarakan ogoh-ogoh
bukan rangkaian hari suci Nyepi sehingga tidak wajib dilaksanakan. Oleh karena
itu pengarakan ogoh-ogoh sebaiknya
tidak dilaksanakan. Namun bila akan tetap dilaksanakan maka pelaksanaan agar
mengikuti ketentuan sebagai berikut.
Waktu pengarakan ogoh-ogoh tanggal 24 Maret 2020 pukul 17
sampai 19 Wita. Tempat pelaksanaan hanya di wewidangan
banjar adat setempat dan sebagai penanggung jawab adalah bendesa adat, prajuru adat atau sebutan lain agar
berjalan dengan tertib dan disiplin.
Dalam rangkaian
upacara melasti , tawur, pengerupukan
yang disertai dengan pengarakan ogoh-ogoh
agar dapat dilaksanakan dengan memperhatikan imbauan bersama sebagai berikut. Membatasi
jumlah peserta yang ikut dalam prosesi, perilaku hidup bersih dan sehat, para pemangku agar menggunakan sarana penyiratan yang sudah bersih untuk nyiratang tirta kepada krama. Tidak mengganggu ketertiban umum.
Tidak mabuk-mabukan. Memiliki pengurus dan atau koordinator yang bertanggung
jawab kepada prajuru banjar adat dan
sebutan lain di wewidangan banjar
adat setempat.
Bagi umat yang sakit
atau kurang sehat agar tidak mengikuti rangkaian upacara. Guna menghindari
penyebaran penyakit termasuk virus corona semua panitia dan peserta agar
mengikuti prosedur tetap dari instansi yang berwenang. Melaksanakan catur brata penyepian dengan srada bhakti.
Bagi umat lain di Bali
agar bersama-sama mendukung dan mensukseskan pelaksanaan hari suci Nyepi Saka 1942
dengan tetap menjaga dan merawat kerukunan antar-umat beragama.
Gubernur Bali I Wayan Koster kembali mengingatkan sesuai dengan isi surat bersama agar seluruh komponen masyarakat melaksanakannya dengan disiplin dan bertanggung jawab supaya rangkaian hari raya Nyepi tahun Saka 1942 yang sangat sakral di Indonesia khususnya di Bali bisa berjalan dengan baik.
Namun
pelaksanaannya juga dari segi tatalaksana mengikuti kebijakan dan arahan dari
bapak Presiden
dan juga Gubernur Bali berkenaan dengan perkembangan virus corona yang saat ini
tengah berlangsung dengan dinamis.
‘’Karena itu agar surat edaran ini berjalan dengan baik, saya menginstruksikan
kepada kepala daerah, seluruh pemangku kepentingan pihak terkait ikut mengkoordinir, melaksanakan dan
melakukan pengawasan agar surat
edaran bersama ini betul-betul ditaati dengan baik sehingga Bali dapat
menjalankan kegiatan hari raya Nyepi dengan khyusuk,’’ ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster juga memohon kepada awak media sebisanya memuat secara utuh isi daripada surat edaran ini dan jangan dibuat sepotong-sepotong yang nanti bisa menimbulkan persepsi salah yang bisa menimbulkan dampak negatif, yang sebenarnya niatnya baik. ‘’Saya memohon ruang yang cukup di media kali ini untuk kepentingan kita bersama agar surat edaran ini bisa dicermati dan dilaksanakan secara utuh oleh masyarakat, ‘’ ujar Koster.
Bendesa Agung MDA Bali
Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menambahkan surat edaran bersama ini
dirumuskan secara marathon sejak Senin hingga hasil yang maksimal dibacakan
oleh Ketua Parisada Provinsi Bali. Dengan demikian semoga upacara melasti, tawur dan catur brata penyepian berjalan dengan hikmat, disiplin dan virus corona tidak akan meluas serta semoga santi
jagadhita tetap bisa kita wujudkan di dalam keadaan wabah virus corona ini. (GS)
Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat melakukan upacara melasti pada Selasa (25/3). (Foto: Hms Buleleng)
Buleleng, baliilu.com – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Bali pada umumnya, Buleleng pada khususnya, masyarakat beragama Hindu biasanya menggelar berbagai rangkaian upacara. Salah satunya upacara melasti.
Upacara melasti biasanya dilakukan sebelum perayaaan Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk wujud kebersamaan dan ketulusan umat dalam menyucikan diri sebelum memasuki Catur Brata Penyepian.
Ritual ini pun terbilang cukup mengundang banyak masyarakat yang mengikutinya dengan berjalan kaki dari lokasi upacara sampai dengan pantai di tempat daerah itu sendiri.
Pada Nyepi Tahun Caka 1947, Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat ini melakukan upacara melasti yang dihadiri langsung Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna yang didampingi OPD lingkup Pemkab Buleleng, tokoh masyarakat dan pengempon Pura Agung Jagatnatha Buleleng, pada Selasa (25/3).
Pelaksanaan dari melasti kali ini dimulai dari mendak Ida Bhatara di Catus Pata tepatnya depan Pura Agung Jagatnatha, selanjutnya dilakukan mekalayas di jeroan, kemudian diiring ke Segara Buleleng.
Sesampai di Pura Segara, prosesi dilanjutkan dengan mengusung Ida Bhatara turun ke laut untuk menyentuh air laut yang biasa dikatakan Mekekobok sebagai simbol penyucian, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pecaruan serta persembahyangan bersama, dan kembali lagi ke Pura Agung Jagatnatha untuk dilanjutkan mesineb ke tempat pesucian.
Adapun rute yang dilaluinya, dari Pura Agung Jagatnatha Buleleng Jln. Pramuka lanjut Jln. Ponegoro, Jln. Erlangga sampai di Eks pelabuhan Buleleng. (gs/bi)
HADIRI UPAKARA: Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya, bertepatan dengan Rahina Soma Kliwon, Wuku Wariga, Senin (23/3). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya, bertepatan dengan Rahina Soma Kliwon, Wuku Wariga, Senin (24/3). Upakara tersebut dilaksanakan setelah proses perbaikan serta renovasi tuntas dilaksanakan.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, I Wayan Suadi Putra, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Plt. Camat Denpasar Selatan, Komang Pendawati, serta krama Desa Adat Sidakarya. Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa turut mengikuti proses silih asih serangkaian upakara tersebut.
Bendesa Adat Sidakarya, I Ketut Suka saat diwawancarai menjelaskan bahwa Upakara Melaspas dan PasupatiPratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya ini dilaksanakan setelah proses perbaikan tuntas dikerjakan. Dimana, upakara melaspas dan pasupati ini dilaksanakan guna melengkapi rangkaian proses agar Ida Bhatara kembali berstana di Pratima dan Pacanangan tersebut.
Dikatakannya, upakara ini merupakan wujud sradha dan bhakti krama Desa Adat Sidakarya kepada Ida Bhatara Sesuhunan. Hal ini tentunya diharapkan dapat memberikan anugerah kesejahteraan, kesehatan serta kemakmuran bagi seluruh krama desa.
“Semoga melalui upacara ini krama Desa Adat Sidakarya selalu dalam lindungan Tuhan, dan diberikan anugerah kemakmuran serta kerahayuan,” ujarnya.
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dalam kesempatan tersebut mengatakan, Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.
“Dengan pelaksanaan upakara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa. (eka/bi)
HADIRI UPACARA: Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025). (Foto: Hms Jembrana)
Jembrana, baliilu.com – Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, turut serta menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025). Upacara yang penuh makna ini juga meliputi kegiatan Atma Wedana Nyekah Massal, diikuti oleh 55 sawa yang melaksanakan mukur dan mungkah, sedangkan untuk ngelungah diikuti 59 peserta.
Dalam kesempatan tersebut, Bendesa Desa Adat Manistutu I Wayan Reden menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Jembrana, atas dukungan yang telah diberikan. “Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga upacara ini bisa berjalan dengan lancar. Semua ini juga berkat dukungan dari Bapak Bupati Jembrana,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kembang Hartawan memberikan apresiasi tinggi kepada krama Desa Adat Manistutu atas semangat persatuan yang mereka tunjukkan dalam melaksanakan upacara tersebut. “Saya menghargai semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh krama desa dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya ini. Semoga prosesi ini terlaksana dengan ikhlas yang tulus,” katanya.
Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap agar semua keluarga yang terlibat dalam upacara ini dapat melaksanakan rangkaian acara dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai wujud bhakti kepada leluhur. “Saya berharap rangkaian upacara ini dapat berjalan dengan lancar, serta memberikan manfaat bagi kita semua, sesuai dengan harapan bersama,” tambah. (gs/bi)