Thursday, 5 December 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Bertema “Utsaha Jana Kerthi”, Omed-omedan Festival Kembali Digelar Tahun Ini

BALIILU Tayang

:

festival omed-omedan
AUDIENSI: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menerima audiensi panitia SHOOF 2024, di Gedung DNA Lumintang, Selasa (5/3). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Sesetan Heritage Omed-omedan Festival (SHOOF) 2024, rencananya akan digelar pada momentum Hari Ngembak Geni, pada Selasa, 12 Maret mendatang. Sejumlah acara akan digelar pada kesempatan itu, yakni kegiatan kesenian, pameran dokumenter, hingga nantinya akan dipuncaki dengan tradisi Omed-omedan, sebuah warisan leluhur, yang masih dilestarikan hingga kini.

Hal tersebut disampaikan saat pihak panitia SHOOF 2024 bertemu dalam sesi audiensi dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, di Gedung DNA Lumintang, Selasa (5/3).

Turut pula mendampingi pada audiensi itu, Jro Kelian Adat Banjar Kaja, I Made Sudama, Lurah Sesetan Wisnu Wardana, dan beberapa tokoh lainnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Panitia, I Gede Sedana menyampaikan, penyelenggaraan SHOOF 2024 yang mengangkat tema Utsaha Jana Kerthi ini, rencananya akan dilaksanakan di depan Banjar Kaja, Desa Sesetan.

“Pelaksanaan SHOOF 2024, akan digelar pada Hari Ngembak Geni, yakni sehari pasca-Hari Raya Nyepi 1946 Caka. Ada beberapa kegiatan, yakni penampilan tari-tarian, musik, kuliner dan ada juga pameran dokumenter Omed-omedan,” jelasnya.

Gede Sedana menambahkan, pihaknya berharap pelaksanaan SHOOF 2024 dan juga tradisi Omed-omedan, akan mampu memberi warna bagi daya tarik wisata dan juga ekonomi kreatif di Kota Denpasar.

“Kami meyakini Omed-omedan ini juga memiliki nilai sakral, sehingga harus terus dilestarikan. Selain itu, kami berharap dapat menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan menuju ekonomi kreatif serta meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing ke Kota Denpasar,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Walikota Denpasar, Agus Arya Wibawa menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini sebagai sebuah tradisi adat yang masih dilestarikan hingga kini. Sebagai salah satu warisan leluhur,  tradisi Omed-omedan dinilainya memiliki daya tarik kebudayaan dan pariwisata di Kota Denpasar.

Baca Juga  Polsek Densel Amankan Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2022

“Sebagai sebuah tradisi lama, Omed-omedan memiliki daya tarik tersendiri. Tentu, penyelenggaraannya harus terus didukung sebagai kekayaan budaya di Kota Denpasar,” ungkapnya.

Arya Wibawa juga mengapresiasi peran serta generasi muda Banjar Kaja, Desa Sesetan yang telah begitu antusias dalam upayanya melestarikan warisan budaya leluhur, meski lahir di tengah modernisasi.

“Pemkot Denpasar memberikan apresiasi pada generasi-generasi muda yang telah ikut melestarikan warisan budaya, seperti tradisi Omed-omedan ini. Demi menjaga kelestarian budaya, memang harus dimulai sejak dini,” lanjut Arya Wibawa.

Seperti yang diketahui, tradisi Omed-omedan adalah ritual saling peluk dan tarik-menarik secara bergantian antara dua kelompok muda-mudi berusia 17-30 tahun, yang rutin diadakan setiap tahun pada hari pertama setelah Nyepi.

Tradisi ini diperkirakan telah berlangsung sejak abad ke-17 yang berawal dari masyarakat kerajaan Puri Oka, Denpasar Selatan. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara ‘’Melaspas Tapakan’’ di Pura Puseh Desa Adat Pelaga

Published

on

By

Bupati Giri Prasta
HADIRI UPACARA: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri upacara Melaspas, Ngeratep Tapakan Ida Betara di Pura Puseh, Desa Adat Pelaga, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Selasa (3/12). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri upacara Melaspas, Ngeratep Tapakan Ida Betara di Pura Puseh, Desa Adat Pelaga, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Selasa (3/12).

Turut hadir dalam kesempatan ini tokoh masyarakat I Wayan Adi Arnawa, anggota DPRD Badung Bima Nata, Kadis Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha, Camat Petang AA Ngr Raka Sukaeling serta unsur Tripika Kecamatan Petang, Perwakilan Perbekel Desa Pelaga, serta tokoh masyarakat setempat.

Sebagai wujud dukungan Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana secara pribadi sebesar Rp. 25 juta, Bima Nata Rp 25 juta dan I Wayan Adi Arnawa Rp 10 juta.

Dalam sambrama wacana-nya Bupati Giri Prasta menyampaikan rasa bahagia karena masyarakat Desa Adat Pelaga sudah melaksanakan karya Dewa Yadnya dengan semangat gotong-royong. Karya ini dilaksanakan sebagai wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Dapat dikatakan mengapa di desa adat ini harus ada Barong, fungsi sekarang ada Pelawatan Ida Betara ini di saat Ngunya Desa itu untuk memperbaiki adat semua, apalagi ada upacara ngerebeg yang bertujuan untuk ngastiti jagat itulah tujuan adanya Barong ini, dan tentu dalam pelaksanaan karya ini, dilaksanakan sesuai dengan suksmaning barong yaitu dengan bebarengan atau bersatu. Saya harapkan masyarakat harus gotong-royong bersatu agar semua berjalan dengan baik lancar, astungkara masyarakat Desa Adat Pelaga ini Segilik, Seguluk, Selulung Sebayantaka, Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentram Kertha Rahaja,” ucap Bupati Giri Prasta seraya berharap melalui upacara ini, masyarakat semua mendapatkan kerahayuan sekala dan niskala.

Sementara itu Bendesa Adat Pelaga I Ketut Budiasa mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Murdaning Jagat Badung bersama undangan lainnya, dimana masyarakat Desa Adat Pelaga melaksanakan upacara melaspas Petapakan ring Pura Puseh, upacara ini dilaksanakan karena ada salah satu tapakan Ida Betara yang harus diperbaiki.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Buka Sesetan Heritage Omed-Omedan Festival 2023

“Saat ini sudah selesai diperbaiki, oleh karena itu kami masyarakat Desa Adat Pelaga melaksanakan upacara melaspas yang dipuput oleh Ida Pedanda dari Griya Babakan Cau Belayu Tabanan, dan untuk biaya ngodakin sekaligus melaspas kurang lebih menghabiskan Rp 400 juta,” jelasnya. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Karya Ngenteg Linggih lan Mapadudusan Alit’’ Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh Denpasar

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI KARYA: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Alit, Nubung Pedagingan, Caru Rsi Ghana lan Panca Kelud Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh, Desa Adat Denpasar, Selasa (3/12). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Alit, Nubung Pedagingan, Caru Rsi Ghana lan Panca Kelud Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh, Desa Adat Denpasar, Selasa (3/12).

Walikota Jaya Negara usai ngaturang punia dan penandatanganan prasasti mengatakan, pelaksanaan upacara keagamaan di Griya Budha Purnawati ini adalah salah satu bentuk meningkatkan sradha bhakti umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Pihaknya juga mengharapkan setelah dilaksanakannya upacara Ngenteg Linggih lan Padudusan Alit di Griya Budha Purnawati ini seluruh umat terutama penyungsung dan pengempon dapat terus meningkatkatkan rasa persaudaraan dan persatuan antara sesama umat.

“Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal-hal negatif di lingkungan desa setempat,” katanya.

Sementara Ketua Panitia Karya, IB. Gede Ary Wijaya Guntur mengatakan pelaksanaan karya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam semesta beserta isinya. Hal ini juga untuk menetralisir aura negatif yang mengganggu kehidupan manusia, khususnya pengempon dan krama di Griya Budha Purnawati. Sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang aman damai gemah ripah loh jinawi. Karya ini juga sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta atas anugrah yang diberikan.

“Tujuannya tentu tidak lain adalah untuk menjaga keseimbangan alam semesta beserta isinya serta menghindari seluruh umat manusia dari marabahaya, serta sebagai wujud syukur untuk senantiasa diberikan tuntunan dalam melaksanakan tugas kewajiban,” ujarnya.

Adapun rangkaian karya dimulai pada tanggal 16 November yang diawali dengan upacara matur piuning karya serta nyukat genah. Sedangkan hari ini dilaksanaka prosesi Mecaru Rsi Gana dan Panca Kelud serta Mendem Pedagingan. Sementara puncak Karya akan dilaksanakan bertepatan dengan Sukra Paing Matal pada tanggal, 6 Desember 2024. Sedangkan upacara Nyegara Gunung akan dilaksanakan pada Senin, 9 Desember 2024. Adapun Yadjamana Karya dalam karya ini yakni Ida Pedanda Gede Putra Bukit. (eka/bi)

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Buka Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2022

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Tawur Ngusaba’’ Desa Adat Intaran dan ‘’Nangluk Merana’’ Kota Denpasar

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
KARYA TAWUR: Walikota Denpasar, Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Karya Tawur Ngusaba Desa Adat Intaran dan Nangluk Merana Kota Denpasar di Catus Pata Bale Pesamuan Pura Bale Agung, Desa Adat Intaran, Sanur, bertepatan dengan Tilem Sasih Kalima, Sabtu (30/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Desa Adat Intaran bersama Pemerintah Kota Denpasar menggelar Karya Tawur Ngusaba Desa Adat Intaran lan Nangluk Merana Kota Denpasar di Catus Pata Bale Pesamuan Pura Bale Agung, Desa Adat Intaran, Sanur, bertepatan dengan Tilem Sasih Kalima, Sabtu (30/11). Kegiatan yang bertujuan menjaga keseimbangan alam semesta ini turut dihadiri Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. Tampak hadir Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Gede Agung Suyoga, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra dan I Wayan Mariyana Wandhira, serta Pekaseh se-Kota Denpasar.

Dijumpai di sela kegiatan, Bendesa Adat Intaran, AA Alit Kencana saat diwawancarai menjelaskan, pelaksanaan upacara ini merupakan upaya menjaga keseimbangan hubungan antara Tuhan, Manusia dan Alam Semesta. Hal ini lantaran saat ini Bali memasuki Sasih Kelima, yaitu memasuki musim pancaroba dengan segala penyakit dan hama merajalela yang menyebabkan pertanian gagal panen.

Dalam sejarahnya diceritakan Alit Kencana, pada Sasih Kelima dan Kaeenem, Ida Ratu Dalem Ped akan melaksanakan perjalanan ke tanah Bali. Dimana, menurut cerita para tetua, perjalanan inilah yang menyababkan terjadinya penyakit, hama dan cuaca yang tidak menentu. Sehingga, dengan pelaksanaan upacara Tawur Ngusaba Desa Lan Nangluk Merana ini diharapkan mampu memberikan laba atau tetadahan guna menciptakan keseimbangan alam semesta beserta isinya.

“Dengan upacara ini masyarakat memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar terhindarkan dari segala kemalangan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, selain masyarakat Desa Intaran, Ngusaba Desa lan Nangluk Merana ini juga diikuti oleh Pekaseh Subak dan Bendega se-Kota Denpasar untuk kemudian Tirtanya akan dipercikkan di area lahan pertanian. Tujuanya agar sawah-sawah terhindar dari hama, dan untuk masyarakat dipercikkan di pekarangan rumah sehingga terhindar dari penyakit.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Buka Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2024

“Tentu harapan kami dengan pelaksanaan Upacara Tawur Ngusaba Desa lan Nangluk Merana ini dapat menjaga keseimbangan alam semesta, serta masyarakat terhindar dari penyakit, termasuk lahan pertanian kembali produktif dengan hasil panen yang baik,” ujar Alit Kencana.

Sementara, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan bahwa upacara ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat Desa Adat Intaran dan Kota Denpasar untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karya ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan Karya Padudusan Agung Tawur Ngusaba Desa lan Nangluk Merana Kota Denpasar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana, serta seluruh masyarakat dan alam semesta beserta isinya terhindar dari penyakit dan marabahaya,” ujar Jaya Negara. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca