Tuesday, 3 December 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

‘’Bhakti Penganyar’’ di Pura Agung Jagatnatha, Topeng Kolosal Seniman Denpasar Bawakan Cerita Candra Bhairawa

BALIILU Tayang

:

Pura Jagatnatha Denpasar 
TOPENG KOLOSAL: Penampilan Garapan Topeng Kolosal yang dibawakan Paguyuban Seniman Kota Denpasar yang berjudul Chandra Bairawa di Jaba Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (20/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.comBhakti Penganyar serangkaian Karya Padususan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Denpasar kembali menghadirkan hiburan yang apik bagi masyarakat. Kali ini, turut ditampilkan Garapan Topeng Kolosal yang dibawakan Paguyuban Seniman Kota Denpasar yang berjudul Chandra Bairawa di Jaba Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (20/11).

Koordinator Pementasan, I Putu Adi Sujana saat dijumpai di sela pementasan menjelaskan bahwa cerita Chandra Bairawa barawal dari Raja Yudistira yang sudah resmi bertahta di Kerajaan Astina Pura. Dimana, Yudistira melaksanakan pemerintahan dengan paham Siwa yang senantiasa mengaplikasikan ajaran siwa dalam memimpin kerajaan.

Sementara, di Kerajaan Dewangkara dengan rajanya bernama Chancra Bhairawa yang menganut paham Budha. Dimana, pengamalan ajaran agama lebih kepada meningkatkan aktualisasi diri yang memiliki sedikit perbedaan dengan paham Siwa. Akibat perbedaan ini, akhirnya Dewa Siwa turun memediasi keduanya.

“Sehingga dengan adanya paham Siwa yang berdasarkan karma sandiyasa dan Budha yang berdasarkan yoga sandiyasa harus dilaksanakan secara seimbang menuju Moksatram Jagadhita,” ujarnya.

Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Narta selaku Panitia Bidang Walen mengatakan bahwa selama Bhakti Penganyar Karya di Pura Agung Jagatnatha turut digelar berbagai wewalen. Hal ini untuk memberikan hiburan bagi masyarakat yang tangkil.

Wewalen ini dilaksanakan untuk menambah khidmat upacara dan ngeramen, serta selain itu sebagai hiburan bagi pemedek yang tangkil,” ujarnya. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Baca Juga  Upacara Bhakti Penganyar Karya Pura Agung Jagatnatha Denpasar
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara ‘’Melaspas Tapakan’’ di Pura Puseh Desa Adat Pelaga

Published

on

By

Bupati Giri Prasta
HADIRI UPACARA: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri upacara Melaspas, Ngeratep Tapakan Ida Betara di Pura Puseh, Desa Adat Pelaga, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Selasa (3/12). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri upacara Melaspas, Ngeratep Tapakan Ida Betara di Pura Puseh, Desa Adat Pelaga, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Selasa (3/12).

Turut hadir dalam kesempatan ini tokoh masyarakat I Wayan Adi Arnawa, anggota DPRD Badung Bima Nata, Kadis Kebudayaan Badung I Gde Eka Sudarwitha, Camat Petang AA Ngr Raka Sukaeling serta unsur Tripika Kecamatan Petang, Perwakilan Perbekel Desa Pelaga, serta tokoh masyarakat setempat.

Sebagai wujud dukungan Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana secara pribadi sebesar Rp. 25 juta, Bima Nata Rp 25 juta dan I Wayan Adi Arnawa Rp 10 juta.

Dalam sambrama wacana-nya Bupati Giri Prasta menyampaikan rasa bahagia karena masyarakat Desa Adat Pelaga sudah melaksanakan karya Dewa Yadnya dengan semangat gotong-royong. Karya ini dilaksanakan sebagai wujud bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Dapat dikatakan mengapa di desa adat ini harus ada Barong, fungsi sekarang ada Pelawatan Ida Betara ini di saat Ngunya Desa itu untuk memperbaiki adat semua, apalagi ada upacara ngerebeg yang bertujuan untuk ngastiti jagat itulah tujuan adanya Barong ini, dan tentu dalam pelaksanaan karya ini, dilaksanakan sesuai dengan suksmaning barong yaitu dengan bebarengan atau bersatu. Saya harapkan masyarakat harus gotong-royong bersatu agar semua berjalan dengan baik lancar, astungkara masyarakat Desa Adat Pelaga ini Segilik, Seguluk, Selulung Sebayantaka, Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentram Kertha Rahaja,” ucap Bupati Giri Prasta seraya berharap melalui upacara ini, masyarakat semua mendapatkan kerahayuan sekala dan niskala.

Sementara itu Bendesa Adat Pelaga I Ketut Budiasa mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Murdaning Jagat Badung bersama undangan lainnya, dimana masyarakat Desa Adat Pelaga melaksanakan upacara melaspas Petapakan ring Pura Puseh, upacara ini dilaksanakan karena ada salah satu tapakan Ida Betara yang harus diperbaiki.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Hadiri Pujawali Agung di Br. Sapta Bumi Desa Tegal Harum

“Saat ini sudah selesai diperbaiki, oleh karena itu kami masyarakat Desa Adat Pelaga melaksanakan upacara melaspas yang dipuput oleh Ida Pedanda dari Griya Babakan Cau Belayu Tabanan, dan untuk biaya ngodakin sekaligus melaspas kurang lebih menghabiskan Rp 400 juta,” jelasnya. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Karya Ngenteg Linggih lan Mapadudusan Alit’’ Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh Denpasar

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI KARYA: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Alit, Nubung Pedagingan, Caru Rsi Ghana lan Panca Kelud Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh, Desa Adat Denpasar, Selasa (3/12). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Ngenteg Linggih, Mapadudusan Alit, Nubung Pedagingan, Caru Rsi Ghana lan Panca Kelud Griya Budha Purnawati Banjar Gemeh, Desa Adat Denpasar, Selasa (3/12).

Walikota Jaya Negara usai ngaturang punia dan penandatanganan prasasti mengatakan, pelaksanaan upacara keagamaan di Griya Budha Purnawati ini adalah salah satu bentuk meningkatkan sradha bhakti umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Pihaknya juga mengharapkan setelah dilaksanakannya upacara Ngenteg Linggih lan Padudusan Alit di Griya Budha Purnawati ini seluruh umat terutama penyungsung dan pengempon dapat terus meningkatkatkan rasa persaudaraan dan persatuan antara sesama umat.

“Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal-hal negatif di lingkungan desa setempat,” katanya.

Sementara Ketua Panitia Karya, IB. Gede Ary Wijaya Guntur mengatakan pelaksanaan karya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam semesta beserta isinya. Hal ini juga untuk menetralisir aura negatif yang mengganggu kehidupan manusia, khususnya pengempon dan krama di Griya Budha Purnawati. Sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang aman damai gemah ripah loh jinawi. Karya ini juga sebagai wujud syukur kepada sang Pencipta atas anugrah yang diberikan.

“Tujuannya tentu tidak lain adalah untuk menjaga keseimbangan alam semesta beserta isinya serta menghindari seluruh umat manusia dari marabahaya, serta sebagai wujud syukur untuk senantiasa diberikan tuntunan dalam melaksanakan tugas kewajiban,” ujarnya.

Adapun rangkaian karya dimulai pada tanggal 16 November yang diawali dengan upacara matur piuning karya serta nyukat genah. Sedangkan hari ini dilaksanaka prosesi Mecaru Rsi Gana dan Panca Kelud serta Mendem Pedagingan. Sementara puncak Karya akan dilaksanakan bertepatan dengan Sukra Paing Matal pada tanggal, 6 Desember 2024. Sedangkan upacara Nyegara Gunung akan dilaksanakan pada Senin, 9 Desember 2024. Adapun Yadjamana Karya dalam karya ini yakni Ida Pedanda Gede Putra Bukit. (eka/bi)

Baca Juga  Upacara Bhakti Penganyar Karya Pura Agung Jagatnatha Denpasar

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Tawur Ngusaba’’ Desa Adat Intaran dan ‘’Nangluk Merana’’ Kota Denpasar

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
KARYA TAWUR: Walikota Denpasar, Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Karya Tawur Ngusaba Desa Adat Intaran dan Nangluk Merana Kota Denpasar di Catus Pata Bale Pesamuan Pura Bale Agung, Desa Adat Intaran, Sanur, bertepatan dengan Tilem Sasih Kalima, Sabtu (30/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Desa Adat Intaran bersama Pemerintah Kota Denpasar menggelar Karya Tawur Ngusaba Desa Adat Intaran lan Nangluk Merana Kota Denpasar di Catus Pata Bale Pesamuan Pura Bale Agung, Desa Adat Intaran, Sanur, bertepatan dengan Tilem Sasih Kalima, Sabtu (30/11). Kegiatan yang bertujuan menjaga keseimbangan alam semesta ini turut dihadiri Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. Tampak hadir Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Gede Agung Suyoga, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra dan I Wayan Mariyana Wandhira, serta Pekaseh se-Kota Denpasar.

Dijumpai di sela kegiatan, Bendesa Adat Intaran, AA Alit Kencana saat diwawancarai menjelaskan, pelaksanaan upacara ini merupakan upaya menjaga keseimbangan hubungan antara Tuhan, Manusia dan Alam Semesta. Hal ini lantaran saat ini Bali memasuki Sasih Kelima, yaitu memasuki musim pancaroba dengan segala penyakit dan hama merajalela yang menyebabkan pertanian gagal panen.

Dalam sejarahnya diceritakan Alit Kencana, pada Sasih Kelima dan Kaeenem, Ida Ratu Dalem Ped akan melaksanakan perjalanan ke tanah Bali. Dimana, menurut cerita para tetua, perjalanan inilah yang menyababkan terjadinya penyakit, hama dan cuaca yang tidak menentu. Sehingga, dengan pelaksanaan upacara Tawur Ngusaba Desa Lan Nangluk Merana ini diharapkan mampu memberikan laba atau tetadahan guna menciptakan keseimbangan alam semesta beserta isinya.

“Dengan upacara ini masyarakat memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar terhindarkan dari segala kemalangan,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan, selain masyarakat Desa Intaran, Ngusaba Desa lan Nangluk Merana ini juga diikuti oleh Pekaseh Subak dan Bendega se-Kota Denpasar untuk kemudian Tirtanya akan dipercikkan di area lahan pertanian. Tujuanya agar sawah-sawah terhindar dari hama, dan untuk masyarakat dipercikkan di pekarangan rumah sehingga terhindar dari penyakit.

Baca Juga  Ikan Koi, Nambah Indah Pura Agung Jagatnatha

“Tentu harapan kami dengan pelaksanaan Upacara Tawur Ngusaba Desa lan Nangluk Merana ini dapat menjaga keseimbangan alam semesta, serta masyarakat terhindar dari penyakit, termasuk lahan pertanian kembali produktif dengan hasil panen yang baik,” ujar Alit Kencana.

Sementara, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan bahwa upacara ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat Desa Adat Intaran dan Kota Denpasar untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karya ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan Karya Padudusan Agung Tawur Ngusaba Desa lan Nangluk Merana Kota Denpasar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana, serta seluruh masyarakat dan alam semesta beserta isinya terhindar dari penyakit dan marabahaya,” ujar Jaya Negara. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca