Sunday, 19 May 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Hasil Survei Februari, Kinerja Penjualan Eceran Bali Tetap Terjaga

BALIILU Tayang

:

kinerja eceran bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada Februari 2024 diprakirakan stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Februari 2024 yang diprakirakan sebesar 109,6 atau sama dibandingkan dengan periode Januari 2024. IPR Bali terus mengalami peningkatan dalam 12 (dua belas) bulan terakhir.

Hal ini mencerminkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali masih tetap terjaga atau berada di level optimis (>100). Sejalan dengan hal tersebut, tingkat inflasi Provinsi Bali pada bulan Februari 2024 juga terjaga dengan capaian sebesar 2,98% (yoy) atau masih berada pada rentang sasaran inflasi sebesar 2,5±1%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan kinerja penjualan eceran ditopang oleh tetap kuatnya penjualan pada kelompok barang Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 4,5% (mtm) dan kelompok barang Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 2,5% (mtm).

Sementara itu, kelompok barang yang terkontraksi dan menahan penguatan penjualan eceran lebih lanjut yakni pada kelompok barang sandang sebesar -3,0% (mtm) dan kelompok barang Suku Cadang dan Aksesori sebesar -2,7% (mtm).

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan bahwa pertumbuhan penjualan eceran Bali pada periode laporan lebih baik dibandingkan dengan Nasional yang diprakirakan terkontraksi sebesar -0,9% (mtm) yakni dari 210,5 pada Januari 2024 menjadi 208,5 pada Februari 2024.

Erwin menambahkan dengan stabilnya capaian kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada periode Februari 2024, kondisi perekonomian Bali ke depan tetap optimis seiring dengan periode Hari Besar Keagamaan yang berurutan yaitu Galungan, Kuningan, Nyepi serta masuknya bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri. Optimisme tersebut perlu diimbangi upaya-upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa yang dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan oleh Bank Indonesia bersama seluruh stakeholders, demi daya beli yang tetap terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (gs/bi)

Baca Juga  Kinerja Penjualan Eceran di Bali Terus Meningkat

Advertisements
iklan sman 1 dps
Advertisements
idul fitri
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Belanja Negara Berkualitas, Tingkatkan Ketahanan Fiskal

Published

on

By

belanja apbn
KONFERENSI PERS: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat konferensi APBN Kita edisi April 2024 hari ini, Jumat (26/4) di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta.  (Foto: kemenkeu.go.id)

Jakarta, baliilu.com – Belanja negara yang berkualitas merupakan bentuk kehadiran negara melalui dukungan APBN untuk penguatan ekonomi sekaligus meningkatkan ketahanan fiskal.

Dalam hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2024, pemerintah pusat telah membelanjakan anggaran sebesar Rp 427,6 triliun atau 17,3 persen dari target APBN. Angka ini menunjukkan kenaikan yang signifikan sebesar 23,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurutnya, kenaikan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas penyelenggaraan Pemilu.

“(Selain itu) Kemudian juga ada beberapa bantuan sembako pangan. Dan kalau kita lihat realisasi subsidi juga cukup besar mempengaruhi dari sisi belanja non Kementerian/Lembaga (K/L) kita,” ungkapnya pada konferensi APBN Kita edisi April 2024 hari ini, Jumat (26/4) di kantor Kementerian Keuangan, di Jakarta.

Selanjutnya, Menkeu menjelaskan bahwa hingga akhir Maret 2024, belanja K/L telah mencapai 20,4 persen dari pagu yang telah ditetapkan yaitu Rp 222,2 triliun. Dimana terjadi peningkatan signifikan pada komponen belanja pegawai sebesar 42,8 persen dibanding periode yang sama dari tahun sebelumya. Utamanya dikarenakan kenaikan gaji pegawai dan pensiunan, serta pemberian penuh 100 persen tukin pada THR.

Selain belanja pegawai, Menkeu juga menyebut terdapat kenaikan pada belanja barang hingga mencapai Rp 80,6 triliun atau 38,9 persen, disebabkan belanja operasional terkait Pemilu. Sementara, belanja modal dan bantuan sosial juga dikatakan Menkeu menunjukan kenaikan yang cukup impresif dibandingkan tahun sebelumnya.

“Untuk belanja bansos yang mencapai Rp 43,3 triliun, ada kenaikan dari tahun lalu yang base-nya rendah yaitu Rp 35,9 triliun,” sambung Menkeu.

Sementara, selain belanja K/L juga terdapat belanja non K/L yang realisasinya sudah mencapai Rp 205,4 triliun atau setara 14,9 persen dari pagu. Menkeu menyebut, pemberian subsidi dan kenaikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi belanja tersebut.

Baca Juga  Survei Februari 2023, Kinerja Penjualan Eceran Bali Diperkirakan Sedikit Melambat

“Debitur KUR jumlah orangnya meningkat 937,4 (ribu) dan itu cukup baik karena memang kita berharap akan lebih banyak dan lebih merata, jadi naiknya 88,6 persen,” ucapnya. (gs/bi)

Advertisements
iklan sman 1 dps
Advertisements
idul fitri
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Realisasi Pembiayaan hingga Maret 2024, Menkeu: Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu

Published

on

By

realisasi pembiayaan
VKONFERENSI PERS: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa yang diselenggarakan pada Jumat (26/4) di Aula Mezzanine, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta. (Foto: kemenkeu.go.id)

Jakarta, baliilu.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi pembiayaan APBN hingga akhir Maret 2024 tercatat turun drastis dibandingkan pembiayaan di periode yang sama tahun lalu. Ia mengungkapkan, realisasi pembiayaan terealisasi Rp 104,7 triliun, atau turun drastis 53,6% dibanding pembiayaan utang tahun lalu yang mencapai Rp 225,4 triliun.

“Kita lihat untuk pembiayaan terrealisir 104,7 triliun. Ini nilainya jauh lebih rendah dari tahun lalu atau turun drastis 53,6% dibanding pembiayaan utang tahun lalu yang mencapai 225,4 (triliun rupiah). Jadi dalam hal ini kita memang cukup hati-hati dari penerbitan SBN tahun ini 104 triliun ini turun 52,2% dari tahun sebelumnya sebesar 217 (triliun rupiah). Sedangkan dari sisi pinjaman neto yaitu 600 miliar turun sangat besar 91,9% dari tahun lalu yang mencapai 7,8 (triliun rupiah),’’ ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa yang diselenggarakan pada Jumat (26/4) di Aula Mezzanine, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta.

Menteri Keuangan menjelaskan, situasi di pasar keuangan dan pasar surat berharga baik di level domestik maupun global saling mempengaruhi. Terlebih, situasi global saat ini sangatlah dinamis. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa strategi pembiayaan pemerintah dilakukan secara prudent atau hati-hati. “Dan kita melakukan strategi yang cukup pragmatis dan opportunistic supaya kita bisa selalu memilih timing, volume, maupun jenis surat berharga yang harus kita issue untuk menjaga kehandalan APBN kita,” tambah Sri Mulyani dikutip dari laman kemenkeu.go.id.

“Ini adalah waktu-waktu yang cukup dinamis karena perubahan dari tadi nilai tukar suku bunga yield dan juga guncangan yang berasal dari terutama negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa yang harus kita perhatikan termasuk Jepang dalam hal ini, ini 3 faktor yang harus kita lihat sebelumnya kita lihat 4 selalu zona yang kita perhatikan Amerika Eropa Jepang dan Timur Tengah, 4 hal ini yang akan juga menentukan terutama untuk instrumen global kita,” terang sang Bendahara Negara.

Baca Juga  Ekonomi Bali Bertumbuh, Kinerja Penjualan Eceran Bali Terus Meningkat

“Untuk instrumen dalam negeri kita akan lihat antara retail maupun yang institusional ini semuanya akan terus kita waspadai dan akan menentukan arah dari pembiayaan kita, defisit kita tadi karena masih dalam positif namun ke depan tiga kuartal ke depan kita harus melihat secara hati-hati,” pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
iklan sman 1 dps
Advertisements
idul fitri
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Survei Maret 2024, Kinerja Penjualan Eceran Bali Diperkirakan Terus Meningkat

Published

on

By

ipr bali maret
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto; gs)

Denpasar, baliilu.com – Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada Maret 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Maret 2024 yang diprakirakan sebesar 110,7 atau meningkat 1,2% (mtm) dibandingkan dengan periode Februari 2024 sebesar 109,4.

Peningkatan IPR ini sejalan dengan aktivitas masyarakat yang cukup tinggi karena adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang berurutan yaitu Hari Raya Nyepi, bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri, termasuk beberapa program potongan harga (diskon) dari para pelaku usaha. IPR Bali terus dalam tren peningkatan selama 13 (tiga belas) bulan terakhir. Hal ini mencerminkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali masih tetap terjaga atau berada di level optimis (>100).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan kinerja penjualan eceran ditopang oleh tetap kuatnya penjualan pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat sebesar 5,5% (mtm) dan kelompok Barang Lainnya meningkat sebesar 3,9% (mtm).

Sementara itu, terdapat kelompok barang yang terkontraksi dan menahan penguatan penjualan eceran yakni pada kelompok barang Suku Cadang dan Aksesori sebesar -4,0% (mtm) dan kelompok Barang Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar -2,1% (mtm). Pertumbuhan penjualan eceran Bali pada periode laporan sejalan dengan kondisi penjualan eceran nasional yang diprakirakan meningkat sebesar 4,1% (mtm) yakni dari 214,1 pada Februari 2024 menjadi 222,8 pada Maret 2024.

Erwin menambahkan bahwa dalam menjaga optimisme penjualan eceran, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) senantiasa melaksanakan upaya-upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa yang dilaksanakan secara konsisten, agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan ekonomi Bali tumbuh berkelanjutan. (gs/bi)

Baca Juga  Hasil Survei November 2023, Penjualan Eceran Bali Bakal Terus Meningkat

Advertisements
iklan sman 1 dps
Advertisements
idul fitri
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca