Thursday, 23 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali Terkendali, Sinergi Terus Diperkuat Jelang Akhir Tahun

BALIILU Tayang

:

inflasi bali
Infografis inflasi Bali. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada November 2024 mengalami inflasi sebesar 0,50% (mtm) secara bulanan, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali menurun dari 2,51% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,50% (yoy), didorong normalisasi permintaan pasca Hari Raya Kuningan di awal bulan Oktober 2024. Sementara itu, pada tingkat nasional, inflasi bulanan pada November 2024 tercatat sebesar 0,30% (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 1,55% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui keterangan pers mengatakan bahwa untuk menjaga inflasi pada rentang yang terkendali, langkah-langkah pengendalian inflasi perlu terus diperkuat melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi, kota, dan kabupaten. Secara spasial, seluruh kota penghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bali mengalami inflasi bulanan. Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) atau 2,82% (yoy), demikian pula dengan Kabupaten Badung mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) atau 2,44% (yoy).

Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, Kabupaten Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,76% (mtm) atau 2,29% (yoy) dan Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,81% (mtm) atau 1,98% (yoy). Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi bulanan November 2024.

Berdasarkan komoditasnya, sebut Erwin, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga bawang merah, daging babi, tomat, daging ayam ras, dan buncis. ‘‘Kenaikan harga bawang merah dan tomat disebabkan oleh berakhirnya periode panen yang berdampak pada berkurangnya pasokan,‘‘ ujarnya.

Sementara itu, kenaikan harga daging babi didorong oleh tingginya permintaan dari luar daerah, dan kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh penurunan pasokan dari peternak lokal maupun luar Bali akibat kenaikan harga pakan.

Baca Juga  BI Bali Bersinergi dengan PMI Wujudkan Kepedulian Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Bali

Ke depan, kata Erwin terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kenaikan permintaan menjelang libur panjang akhir tahun, berlanjutnya kenaikan harga daging babi akibat masih tingginya permintaan dari luar Bali dan berlanjutnya kenaikan harga daging ayam ras seiring penurunan pasokan.

Selain itu, berlanjutnya kenaikan harga bawang merah dan tomat seiring peningkatan curah hujan, serta kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tren harga global, juga perlu diwaspadai. Meski demikian, beberapa faktor diprakirakan dapat mendukung terkendalinya inflasi, yakni perluasan areal tanam (PAT) padi di Bali yang telah mencapai 90,09% dari target Kementerian Pertanian, berlanjutnya panen gadu komoditas padi, dan penyaluran bantuan pangan Nasional tahap III pada Desember 2024 oleh Bulog.

Untuk merespons potensi risiko inflasi ke depan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus memperkuat sinergitas dan inovasi bersama seluruh Kabupaten/Kota di Bali dalam pengendalian inflasi secara berkelanjutan. Sinergitas seluruh TPID di Bali dalam pengendalian inflasi diwujudkan melalui kebijakan 4K, antara lain operasi pasar murah dan Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten) di lahan milik Pemerintah.

Langkah lain yang dilakukan termasuk penguatan pemantauan ketersediaan stok serta perluasan distribusi cadangan pangan pemerintah melalui mitra distributor, toko pangan kita, dan pengecer. Selain itu, optimalisasi bantuan transportasi untuk mendorong kelancaran distribusi pangan, peningkatan sarana dan prasarana produksi pangan, penyebarluasan informasi pelaksanaan operasi pasar murah kepada masyarakat diiringi imbauan belanja bijak, serta mendorong integrasi data dan informasi khususnya neraca pangan juga terus dilakukan. Melalui langkah-langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi Provinsi Bali pada tahun 2024 akan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1%. (gs/bi)

Baca Juga  Realisasi Inflasi Gabungan Dua Kota di Provinsi Bali 2023 Sesuai Target Sasaran 3±1%

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Sambut 2025, Konsumen Bali Tetap Optimis

Published

on

By

indeks keyakinan konsumen bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Optimisme konsumen di Bali tetap solid memasuki tahun 2025. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali bulan Desember 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat berada dalam zona optimis yaitu sebesar 139,5. Meskipun sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 143,1 namun angka ini masih berada di atas 100 yang mencerminkan kepercayaan masyarakat Bali terhadap kondisi ekonomi tetap terjaga.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan bahwa secara nasional, IKK tercatat meningkat menjadi 127,7 dari 125,9 di bulan sebelumnya, menunjukkan sentimen positif konsumen di berbagai wilayah Indonesia. Survei Konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

‘‘Keyakinan konsumen Bali tetap kokoh meski menghadapi tantangan global dan nasional. Hal ini didukung oleh tingkat inflasi yang terkendali di angka 2,34% (yoy) pada Desember 2024, masih berada pada rentang target inflasi sebesar 2,5% ± 1%, serta adanya momentum positif dari perayaan Natal dan Tahun Baru,‘‘ ujar Erwin Soeriadimadja melalui siaran pers, Senin (20/1).

Erwin lanjut menegaskan bahwa capaian positif di Bali didorong oleh meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), terutama pada sektor lapangan kerja dan pendapatan. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja tumbuh 2,5% (mtm) menjadi 143,0, sementara Indeks Penghasilan Saat Ini meningkat 1,8% (mtm) menjadi 139,5.

Namun demikian, sebutnya, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengalami penurunan dari 154,3 menjadi 146,3 (-5,2% mtm). Faktor-faktor yang memengaruhi penurunan IEK meliputi Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun 7,1% menjadi 143,5, Ekspektasi Kegiatan Usaha yang turun 5,5% menjadi 147,0, serta Ekspektasi Penghasilan yang turun 2,9% menjadi 148,5. ‘‘Penurunan ini mencerminkan kehati-hatian konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam enam bulan mendatang, seiring dengan tantangan ekonomi global yang terus berkembang,‘‘ ujar Erwin.

Baca Juga  Jelang Hari Raya, Inflasi Provinsi Bali Meningkat

Bank Indonesia menekankan pentingnya menjaga stabilitas inflasi Bali untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali akan berkontribusi positif terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi, dan produktivitas ekonomi Bali. Sentimen positif konsumen yang tetap terjaga diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah dinamika ekonomi global dan nasional yang penuh tantangan.

‘‘Sinergi bersama Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat,‘‘ pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Tahun 2025, Prospek Penjualan Ritel di Bali Cerah

Published

on

By

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: Hms BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali diprakirakan terus tumbuh, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Desember 2024 yang diprakirakan sebesar 118,2 atau secara tahunan tumbuh 8,7% (yoy). Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus meningkat atau berada di level optimis (>100).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui siaran pers pada Senin, 20 Januari 2025 mengatakan bahwa prediksi peningkatan kinerja ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan ekonomi Bali yang solid dan peningkatan daya beli masyarakat sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung pada akhir tahun. ‘‘Sebagai contoh, kebijakan penurunan tarif tiket pesawat sebesar 10% selama perayaan Natal dan Tahun Baru mampu menjadi katalisator utama dalam peningkatan konsumsi di Provinsi Bali,‘‘ ujar Erwin Soeriadimadja.

Erwin Soeriadimadja lanjut menegaskan bahwa data Angkasapura menunjukkan adanya pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan asing pada Desember 2024 sebesar 4,69% (yoy) atau sebanyak 1,07 juta wisatawan. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.

Dikatakan, prakiraan meningkatnya penjualan eceran di Bali pada Desember 2024 didorong oleh pertumbuhan Sub-Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi meningkat sebesar 5,5% (mtm), Bahan Bakar Kendaraaan Bermotor meningkat sebesar 4,4% (mtm), Sandang meningkat sebesar 3,8% (mtm), Barang Lainnya meningkat sebesar 2,2% (mtm), Makanan, Minuman dan Tembakau serta Barang Budaya dan Rekreasi masing-masing meningkat sebesar 1,1% (mtm), serta Suku Cadang dan Aksesori meningkat sebesar 0,6% (mtm). ‘‘Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi terjadi secara merata, tidak hanya terkonsentrasi pada sektor tertentu,‘‘ kata Erwin Soeriadimadja.

Baca Juga  Beasiswa Bank Indonesia 2024, Wujud Semangat Masa Depan SDM Unggul di Bali

Sementara itu, sebutnya, pada November 2024, IPR tercatat sebesar 117,2 atau secara tahunan tumbuh 10,1% (yoy). Sejalan dengan Bali, penjualan eceran secara nasional pada bulan November 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 0,9% (yoy). Prospek penjualan eceran di Bali ke depan juga diprakirakan tetap baik. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan dalam jangka pendek dan menengah.

Erwin Soeriadimadja menyatakan bahwa responden memprakirakan penjualan pada 6 bulan ke depan di bulan Mei 2025 meningkat sebesar 188,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 180,0 (IEP > 100). Peningkatan IEP mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut.

Dalam menjaga kinerja penjualan eceran dan tingkat konsumsi masyarakat, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali senantiasa bersinergi dalam mengawal kestabilan harga, memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjaga ekonomi Bali agar terus bergerak dalam jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali 2024 Terkendali dan Berada Dalam Target Sasaran

Published

on

By

inflasi bali 2024
Infografis inflasi Bali. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada Desember 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,50% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali menurun menjadi 2,34% (yoy) dari 2,50% (yoy) pada November 2024, didukung oleh upaya Pemerintah dalam memitigasi kenaikan harga barang dan jasa pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui siaran pers Jumat (3/1) mengatakan secara keseluruhan tahun, inflasi Provinsi Bali tahun 2024 tersebut lebih rendah dari inflasi tahun 2023 sebesar 2,77% (yoy). Sementara itu, pada tingkat Nasional, inflasi bulanan pada Desember 2024 tercatat sebesar 0,44% (mtm) dan inflasi tahunan sebesar 1,57% (yoy). Inflasi yang terjaga dalam rentang sasaran didukung oleh upaya pengendalian inflasi yang terus diperkuat melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Secara spasial, seluruh kota penghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) di Bali mengalami inflasi bulanan. Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) atau 2,69% (yoy), demikian pula dengan Kabupaten Badung mengalami inflasi sebesar 0,37% (mtm) atau 1,98% (yoy).

Lebih lanjut, Erwin menyampaikan Kabupaten Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,49% (mtm) atau 2,44% (yoy) dan Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm) atau 1,93% (yoy). Secara keseluruhan tahun, inflasi Kota Denpasar dan Singaraja lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang masing-masing sebesar 2,54% (yoy) dan 4,31% (yoy).

‘‘Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau masih menjadi penyumbang utama inflasi sepanjang tahun 2024,‘‘ ujar Erwin Soeriadimadja.

Baca Juga  Bali Jagadhita 2024 Hasilkan Rp 527 Juta Transaksi UMKM

Berdasarkan komoditasnya, kata Erwin, inflasi Desember 2024 terutama bersumber dari kenaikan harga bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan sawi hijau. Kenaikan harga komoditas hortikultura dan sayuran disebabkan oleh berakhirnya periode panen disertai faktor cuaca yang menghambat produksi. Di sisi lain, laju inflasi lebih lanjut tertahan oleh penurunan harga daging babi, tarif angkutan udara, daging ayam ras, kangkung, dan beras. Penurunan tarif angkutan udara disebabkan oleh kebijakan penurunan harga tiket pesawat pada periode Natal dan Tahun Baru sebesar 10%.

Ke depan, Erwin menegaskan bahwa terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kenaikan permintaan menjelang libur panjang pada akhir Januari 2025, berlanjutnya kenaikan harga komoditas hortikultura seiring dengan berakhirnya panen dan faktor cuaca. ‘‘Selain itu, berlanjutnya kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan tren harga global dan kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) yang berpotensi mempengaruhi harga minyak goreng,‘‘ ujarnya.

Meski demikian, beberapa faktor diprakirakan dapat mendukung terkendalinya inflasi, yakni perluasan areal tanam (PAT) padi di Bali yang telah mencapai 90,09% dari target Kementerian Pertanian, penguatan pasokan beras, kebijakan diskon tarif listrik, dan penurunan harga tiket pesawat pada periode tahun baru.

Untuk memitigasi risiko inflasi ke depan, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama seluruh Kabupaten/Kota di Bali dalam upaya pengendalian inflasi yang berkesinambungan. Kolaborasi antara seluruh TPID di Bali diwujudkan melalui implementasi kebijakan 4K, yang mencakup pelaksanaan operasi pasar dan pasar murah, serta Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten) di lahan milik Pemerintah.

Erwin mengungkapkan, langkah-langkah lainnya meliputi penguatan pengawasan terhadap ketersediaan stok, perluasan distribusi cadangan pangan pemerintah melalui mitra distributor, Toko Pangan Kita, dan pengecer, serta optimalisasi bantuan transportasi guna memperlancar distribusi pangan. Selain itu, upaya peningkatan sarana dan prasarana produksi pangan, penyebaran informasi pasar murah kepada masyarakat diiringi imbauan untuk berbelanja secara bijak, serta penguatan data neraca pangan daerah dan integrasinya dengan data neraca pangan pusat terus dilanjutkan.

Baca Juga  Tindak Lanjut Arahan Pj. Gubernur Atasi Inflasi, Kunjungan Lapangan Rencana Pembangunan Pasar Induk Mulai Dilakukan

Dengan terus memperkuat implementasi kebijakan 4K, Bank Indonesia meyakini inflasi Provinsi Bali pada tahun 2025 akan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1%. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca