Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

KESEHATAN

Menjawab Kebutuhan Masyarakat, UNHI Denpasar Siap Cetak Lulusan Kompeten Bidang Pengobatan Tradisional

BALIILU Tayang

:

Pengobatan Tradisional Bali
Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., Rektor Universitas Hindu Indonesia. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Bali, pulau yang dikenal akan keindahan alamnya, kini semakin menonjolkan warisan budaya leluhur melalui implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali yang bertujuan untuk memajukan dan menduniakan Pengobatan Tradisional, atau yang dikenal dengan sebutan Usada Bali. Regulasi ini menandai langkah besar dalam melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal dalam bidang kesehatan tradisional serta implementasinya untuk memajukan kesehatan masyarakat.

Sebelumnya, praktik Pengobatan Tradisional Bali masih seringkali dianggap sebagai alternatif yang kurang diperhatikan dan kurang menjanjikan dalam sistem kesehatan modern. Hal ini dikarenakan pengobatan tradisional cenderung bersifat “Kurang Pasti” dalam hal tatalaksana pengobatan, sumber obat yang digunakan, dan pelaksana pengobatan yang belum tersertifikasi sehingga keamanannya diragukan oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan modern. Secara turun-temurun, pengobatan Usada seringkali dilakukan secara informal, dengan mengandalkan keahlian Balian. Meskipun dihargai oleh masyarakat Bali, praktik-praktik ini sebagian besar dilakukan di luar sistem layanan kesehatan formal, dan seringkali terabaikan serta tidak diatur dengan baik oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan minimnya perlindungan hukum bagi para praktisi pengobat tradisional, serta kurangnya pengakuan resmi terhadap keahlian dan pengetahuan yang dimiliki oleh mereka.

Berlandaskan kondisi ini, sejak kepemimpinan Dr. Ir. I Wayan Koster, M.M. (Gubernur Bali Periode 2018–2023) mematahkan stigma pengobatan tradisional di masyarakat dengan memberikan ruang khusus untuk menduniakan pengobatan tradisional Bali dengan membentuk dan menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019. Regulasi tersebut berupaya untuk menduniakan praktik pengobatan tradisional Bali. Dengan mengatur standar kualifikasi dan prosedur praktik, regulasi ini tidak hanya memberikan perlindungan hukum bagi praktisi pengobat tradisional, tetapi juga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional. Dengan diterapkannya regulasi tersebut, pengobatan tradisional diakui sebagai bentuk layanan kesehatan yang sah, Usada telah mendapatkan rasa hormat dan perhatian baru baik secara lokal maupun internasional sehingga membuka panorama dan citra pengobatan tradisional Bali yang lebih baik.

Dalam regulasi tersebut, disebutkan bahwa “Pelayanan Kesehatan Tradisional Bali perlu dikembangkan dengan memanfaatkan nilai-nilai adat, tradisi, seni, budaya, serta kearifan lokal Krama Bali” hal ini bertujuan untuk memantapkan warisan pengobatan leluhur Bali yang telah berhasil mengantarkan masyarakat Bali menjadi manusia yang sehat secara fisik, mental, spiritual, dan sosial yang harmonis antara diri (bhuana alit) dan lingkungannya (bhuana agung). Dengan adanya regulasi ini, pengakuan resmi terhadap praktik pengobatan tradisional telah meningkat secara signifikan. Hal ini menciptakan kesempatan baru bagi praktisi kesehatan tradisional untuk terlibat secara aktif dalam menjaga serta mengembangkan kekayaan warisan leluhur (tetamian leluhur) nusantara ini.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Jadi Pembicara FGD Naskah Akademik Perda Kawasan Suci Gunung dan Danau di Unhi

Pengobatan tradisional telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali selama berabad-abad. Kini, dengan semakin berkembangnya kebutuhan akan solusi kesehatan yang holistik dan berkelanjutan, permintaan terhadap tenaga pengobatan tradisional juga semakin meningkat. Kebangkitan minat terhadap pengobatan tradisional dipicu oleh meningkatnya pengakuan akan kemanjuran dan pendekatan holistik terhadap kesehatan yang diperoleh melalui Pengobatan Tradisional di berbagai bidang, mulai dari penyakit fisik hingga kesehatan mental dan kesejahteraan spiritual. Hingga kini, pengobatan tradisional bukan hanya sebagai alternatif, tetapi juga sebagai pilihan utama bagi banyak individu yang mencari penyembuhan yang holistik. Fasilitas layanan kesehatan, termasuk puskesmas, rumah sakit, dan klinik swasta, semakin mengintegrasikan modalitas pengobatan tradisional ke dalam layanan mereka untuk memenuhi beragam kebutuhan pasien/klien. Selain itu, banyak industri pariwisata yang menyediakan pengalaman penyembuhan khas Bali yang mendorong dan menjadi landasan perekonomian Bali.

Meskipun minat terhadap pengobatan tradisional semakin meningkat, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam ketersediaan praktisi yang berkualifikasi, terutama di daerah-daerah yang kurang terlayani. Banyak fasilitas kesehatan yang kekurangan personel terlatih untuk menawarkan perawatan Usada, sehingga masyarakat tidak memiliki akses terhadap layanan yang sangat berharga ini. Dikutip dari Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2023, hanya terdapat 166 tenaga kesehatan terlatih pengobatan tradisional yang tersebar di fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah sakit, puskesmas, klinik pratama dan lainnya berasal dari dokter umum, tenaga farmasi, bidan, perawat dan lainnya. Merujuk pada data ini di Bali saja terdapat 75 rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, 120 puskesmas, dan 208 klinik pratama namun tidak semuanya memiliki tenaga kesehatan tradisional. Menanggapi tingginya kebutuhan masyarakat tentang pentingnya praktik pengobatan tradisional yang aman, terpercaya dan tervalidasi secara akademik. Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar membuka penerimaan mahasiswa baru jenjang Sarjana Terapan (D4) Pengobatan Tradisional Indonesia pada tahun ajaran 2024/2025.

Keputusan ini merupakan langkah berani UNHI Denpasar dalam mendukung visi Bali sebagai pusat kesehatan tradisional yang berkualitas dan profesional di masa depan. Program Studi pengobatan Tradisional UNHI bertujuan untuk melatih generasi baru tenaga kesehatan tradisional (Naskes Trad) yang mampu mengintegrasikan kearifan lokal Bali dengan ilmu kedokteran modern yang dibekali berbagai pengetahuan, keterampilan dan integrasi keilmuan untuk siap menjadi tenaga kesehatan tradisional yang profesional.

“Dengan adanya program studi D4 pengobatan Tradisional Indonesia di UNHI, kami berharap dapat melahirkan tenaga ahli pengobatan tradisional yang kompeten dan siap bersaing serta mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan tetap menjaga warisan pengobatan tradisional Bali,” ujar Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S., Rektor Universitas Hindu Indonesia.

Baca Juga  Gubernur Bali Minta Percepat Penerapan Usada Bali secara Sistematis dan Terstandar dalam Pelayanan Kesehatan

Lulusan D4 pengobatan Tradisional Indonesia UNHI dicetak “Siap Kerja” dengan menerapkan kurikulum yang berpacu pada keterampilan profesional. Lulusan D4 pengobatan Tradisional Indonesia UNHI setelah lulus akan langsung dapat bekerja sebagai tenaga kesehatan tradisional (Naskes trad) dan memperoleh Surat Tanda Register Tenaga Kesehatan Tradisional (STRTKT) yang diberikan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional, lulusan UNHI Denpasar memiliki legitimasi yang diperlukan untuk menyelenggarakan layanan kesehatan tradisional secara mandiri. Universitas Hindu Indonesia melalui Program Studi D4 Pengobatan Tradisional Indonesia siap mencetak lulusan sebagai berikut.

Tenaga Kesehatan Tradisional, yang memiliki ketrampilan, managemen layanan dan edukator bidang Usada Bali. Tenaga Kesehatan Tradisional mampu memberikan pelayanan pengobatan tradisional Indonesia dengan keunggulan kearifan lokal Bali (Usada Bali). Cummunity Leader bidang wisata kebugaran dan herbal terapi berbasis kearifan Usada Bali. Lulusan yang mampu menjadi community leader pada bidang wisata kebugaran Bali (Balinese wellness) di dunia industri pariwisata berbasis kearipan Usada Bali. Manajemen Pelayanan Usada yaitu Manajemen Pelayanan Usada mampu membuat perencanaan dan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan dan pengembangan pelayanan Pengobatan Tradisional Indonesia. Edukator yaitu Lulusan yang mampu memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengobatan tradisional Indonesia, khususnya pengobatan Usada Bali.

Kebutuhan akan lulusan D4 Pengobatan Tradisional Indonesia juga semakin terasa di berbagai fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, wellness center, dan spa, hotel, dan lainnya. Pasalnya, masyarakat semakin menyadari pentingnya pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh, serta mencari alternatif pengobatan yang lebih alami dan berkelanjutan.

Prof. Apt. Dr.Rer.nat. Drs. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si. seorang profesor dan Tim Kelompok Ahli masa Gubernur Bali periode 2018- 2023, Wayan Koster menyambut baik adanya lulusan dari Program Studi D4 Pengobatan Tradisional Indonesia. Menurutnya, integrasi antara pengobatan konvensional dan tradisional dapat memberikan manfaat yang besar bagi pasien/klien.

“Kami melihat bahwa pengobatan tradisional (Usada Bali) memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari sistem kesehatan yang komprehensif. Kehadiran D4 Pengobatan Tradisional Indonesia di UNHI Denpasar menjadi bukti bahwa Sistem pengobatan Tradisional di Bali telah dipercaya secara sekala dan niskala sebagai wawasan dan pengetahuan yang berharga secara turun- temurun untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” ungkap Prof. Apt. Dr.Rer.nat. Drs. I Made Agus Gelgel Wirasuta, M.Si.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Laksanakan Prosesi ‘’Ngeratep’’ di Pura Maha Widya Mandira Unhi Denpasar

Tenaga pengobatan tradisional UNHI Denpasar sangat dibutuhkan diberbagai sektor seperti a) Lembaga Riset (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, Laboratorium milik swasta); b) Lembaga Pemerintah (Tenaga pembantu medis, bekerja di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) atau Kemenpora,  melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam mendukung kegiatan program pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad), memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan Yankestrad di Kab/Kota, merumuskan dan menyusun rencana anggaran kegiatan pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad), melaksanakan pelatihan dan workshop program pelayanan kesehatan tradisional (Yankestrad), melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan); dan c) Lembaga Pariwisata (Terapis di pelayanan kesehatan, Marketing produk kesehatan tradisional, serta Hipnoterapis).

Namun, meskipun potensi ini begitu besar, masih ada banyak tempat pelayanan kesehatan yang belum memiliki tenaga kesehatan tradisional yang memadai karena belum ada perguruan tinggi akademik yang meluluskan tenaga pengobatan tradisional yang tersertifikasi. Sehingga, UNHI Denpasar menjadi satu- satunya perguruan tinggi akademik di Bali yang akan mencetak lulusan D4 Pengobatan Tradisonal Indonesia.

Keberadaan D4 pengobatan Tradisional UNHI mendukung regulasi Gubernur Bali dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan krama Bali, sebagai bagian dari kearifan lokal jana kertih (upaya untuk menjaga kualitas individu. Mengakui hal ini, UNHI Denpasar telah mengumumkan pemberian 10 beasiswa bebas SPP bagi pendaftar pertama di program ini tanpa adanya syarat apapun. Langkah ini diharapkan dapat mendorong minat dan partisipasi yang lebih besar dari calon mahasiswa yang berbakat dan berpotensi untuk mengajegkan kebudayaan pengobatan tradisional bali.

Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru sedang dibuka pada gelombang 2 dari bulan Maret – Mei 2024 melalui https://smrti.unhi.ac.id/login, Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Hindu Indonesia dapat diakses melalui https://site.unhi.ac.id/id/registration-information

Dengan implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 55 Tahun 2019 telah membuka pintu bagi pengembangan pengobatan tradisional Indonesia (Usada Bali) secara luas.

“Ini bukan hanya tentang melestarikan warisan budaya, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru dalam bidang kesehatan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dengan dukungan penuh dari lembaga akademik dan berbagai pemangku kepentingan, masa depan Pengobatan Tradisional Bali terlihat semakin cerah dan menjadi pahlawan kesehatan tradisional yang melayani masyarakat dengan penuh dedikasi dan keahlian”.

Penulis: I Made Dwi Mertha Adnyana, S.Si., M.Ked.Trop., CMIE., FRSPH.

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan

KESEHATAN

Kunjungan Spesialis Obgyn ke Puskesmas, Tingkatkan Keterampilan Nakes untuk Pelayanan Prima bagi Ibu Hamil

Published

on

By

obgyn puskesmas buleleng
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng saat intensifkan program Kunjungan Spesialis Obgyn (SPOG) ke Puskesmas yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng intensifkan program Kunjungan Spesialis Obgyn (SPOG) ke Puskesmas yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Program ini tidak hanya memberikan akses pemeriksaan bagi ibu hamil oleh dokter spesialis, tetapi juga bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas dalam memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, Nyoman Budiastawan, menjelaskan bahwa melalui kunjungan ini, dokter umum dan bidan di Puskesmas mendapatkan pelatihan langsung dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi dalam hal pemeriksaan kehamilan, deteksi risiko tinggi, serta penggunaan USG dasar.

“Diharapkan setelah mendapatkan pendampingan dari dokter spesialis, tenaga medis di Puskesmas mampu melakukan pemeriksaan dengan USG secara mandiri. Ini akan sangat membantu dalam deteksi dini risiko kehamilan, sehingga ibu hamil dapat memperoleh penanganan yang tepat sejak awal,” ujar Budiastawan, Jumat (14/3).

Budiastawan menjelaskan, pada semester pertama, program ini telah dilaksanakan di 16 Puskesmas, dengan setiap Puskesmas memeriksa 10 ibu hamil oleh dokter spesialis. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir 90% ibu hamil mengalami kehamilan berisiko tinggi, terutama akibat kurangnya perencanaan kehamilan, usia di atas 35 tahun, serta anemia.

Dengan adanya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan, Puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima secara mandiri, mulai dari deteksi dini, pemeriksaan rutin, hingga penanganan awal bagi ibu hamil. Jika ditemukan kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut, maka rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut akan segera disiapkan.

Selain itu, Budiastawan mengimbau pasangan usia subur untuk merencanakan kehamilan dengan baik, termasuk memperhatikan usia dan kondisi kesehatan sebelum hamil. Bagi ibu hamil, pemeriksaan rutin ke Puskesmas setiap bulan sangat dianjurkan agar potensi risiko dapat terdeteksi sejak dini.

Baca Juga  Ciptakan SDM Unggul, BKS LPD Gandeng Unhi Denpasar

“Dengan peningkatan keterampilan tenaga medis di Puskesmas, kami berharap ibu hamil dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik, cepat, dan tepat. Langkah ini juga berkontribusi dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah risiko seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, gizi buruk, dan stunting,” tutup Budiastawan. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Inovasi SI BOSS RSUD Wangaya Kota Denpasar, Bantu Antar Obat Sampai di Rumah Pasien

Published

on

By

RSUD Wangaya
Proses Pengantaran Obat menggunakan Inovasi SI BOS RSUD Wangaya Kota Denpasar beberapa waktu lalu. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – RSUD Wangaya Kota Denpasar terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Salah satu inovasi yang telah berjalan yakni Inovasi “Si Bos” (Siap Bantu Antar Obat Sampai Rumah). Layanan ini memberikan kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan obatnya tanpa harus menunggu lama di rumah sakit.

Direktur Utama RSUD Wangaya Kota Denpasar, AA Made Widiasa saat dikonfirmasi Minggu (23/2) menjelaskan bahwa beberapa tahun belakangan ini, layanan kefarmasian khususnya obat mengalami antrian yang cukup signifikan. Sehingga secara berkelanjutan dipandang perlu untuk memberikan pelayanan obat yang tidak memerlukan antrian panjang.

“Melihat tantangan tersebut, pihak RSUD Wangaya melaksanakan layanan antar obat melalui program “SI BOS” (Siap Bantu antar Obat Sampai rumah). Dalam prosesnya, pasien yang mendapatkan resep obat segera ke loket penerimaan obat untuk mendaftar layanan SI BOS,” ujarnya.

Dikatakannya, pada saat pendaftaran pada loket layanan SI BOS, pasien cukup menginformasikan Alamat lengkap kepada petugas, kemudian pasien bisa pulang. Tujuan utama inovasi SI BOS ini adalah memangkas waktu tunggu layanan obat di RSUD Wangaya, namun standar profesi dan hak pasien akan konseling dan informasi obat dapat dipenuhi yang dilakukan di loket layanan Farmasi.

“Program ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya pelayanan dan pemberian obat dengan mempersingkat waktu tunggu serta tidak meninggalkan pemenuhan hak pasien terhadap konseling dan informasi obat, pelayanan ini tidak dioungut biaya atau gratis, hanya saja dikhususkan untuk pasien di wilayah Kota Denpasar,” ujar Widiasa.

Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan Inovasi SI BOS ini mendapatkan apresiasi serta antusiasme masyarakat. Dimana, inovasi ini dianggap memberikan kemudahan dalam mendapatkan layanan penerimaan obat. Saat ini, layanan ini didukung oleh tiga kurir yang bertugas mengantarkan obat ke empat kecamatan di Denpasar. Para kurir ini merupakan tenaga rumah sakit yang melakukan tugasnya setelah menyelesaikan pekerjaan utama mereka. Dengan adanya “Si Bos”, RSUD Wangaya berharap dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam mendapatkan layanan kesehatan, khususnya layanan farmasi.

Baca Juga  PLN “Goes to School”, Kenalkan Nyamannya Pakai Motor Listrik ke Mahasiswa UNHI

“Antusiasme masyarakat terutama yang sedang menjalani rawat jalan di RSUD Wangaya sangat antusias memanfaatkan pelayanan SI BOS ini, hal ini terbukti, sejak awal diluncurkan hingga kini, rata-rata harian masyarakat yang memanfaatkan layanan ini sebanyak 20-25 orang, semoga layanan ini dapat memberikan kemudahan pelayanan kesehatanan bagi masyarakat,” ujarnya. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Tingkatkan Layanan Kesehatan bagi Masyarakat, Pemeriksaan Kesehatan Gratis Resmi Digelar

Published

on

By

Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Buleleng dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas pada Selasa (4/2/2025). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Sebagai langkah untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Buleleng resmi melaksanakan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di seluruh puskesmas yang merupakan bagian dari program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Nyoman Budiastawan saat memantau ke Puskesmas Sawan I, Selasa (4/2) menjelaskan, bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat dan telah masuk dalam program Asta Cita. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis dilakukan secara serentak di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng.

“Kami melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis ini sesuai dengan surat edaran, dimulai pada minggu pertama bulan Februari, tepatnya pada tanggal 4 Februari. Saat ini, seluruh puskesmas di Kabupaten Buleleng telah melaksanakan program ini dengan baik,” ujarnya.

Untuk mengakses layanan ini, masyarakat dapat melakukan registrasi melalui aplikasi Satu Sehat Mobile. Namun, bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses aplikasi, tetap dapat mengikuti program ini dengan membawa KTP atau kartu identitas lain saat mendatangi puskesmas terdekat.

Program ini menyasar seluruh jenjang usia, mulai dari bayi dan balita (0-6 tahun), anak sekolah (7-17 tahun), dewasa, hingga lansia. Pemeriksaan bagi anak sekolah akan dilakukan di sekolah masing-masing saat tahun ajaran baru dimulai. Selain itu, layanan ini juga tersedia di posyandu terintegrasi, yang melayani semua kelompok usia di satu lokasi.

Budiastawan menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini berbeda dengan pengobatan. Ia menjelaskan bahwa program ini hanya bertujuan untuk melakukan screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang.

“Jangan sampai masyarakat salah paham. Pemeriksaan kesehatan gratis ini bukan berarti pengobatan gratis. Pemeriksaan ini hanya untuk screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan perlunya pengobatan, maka tindak lanjut akan dilakukan sesuai prosedur yang ada,” tegasnya.

Baca Juga  Ciptakan SDM Unggul, BKS LPD Gandeng Unhi Denpasar

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Buleleng untuk memanfaatkan program pemeriksaan kesehatan gratis, terutama bagi mereka yang sedang berulang tahun. Ia menyampaikan bahwa momen ulang tahun ini dapat dianggap sebagai hadiah dari Presiden.

“Dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis, masyarakat dapat mengetahui kondisi awal kesehatan masing-masing, silahkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik di hari ulang tahun mereka,” tutupnya. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca