Thursday, 25 April 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Pendataan Kesenian di Kota Denpasar Catatkan 378 Kesenian Tua, Klasik dan Sakral

BALIILU Tayang

:

Pementasan kesenian klasik di Kota Denpasar sebelum pandemi.

Denpasar, baliilu.com – Program inventarisasi kesenian yang digencarkan Dinas Kebudayaan Kota Denpasar pada bulan Januari lalu telah selesai. Dimana, sebanyak 378 kesenian yang tergolong tua, klasik dan sakral turut terdaftar. Selanjutnya, untuk menghindari adanya kesenian yang luput dari pendataan, data yang telah terkumpul akan divalidasi bersama perbekel dan lurah.

Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Dwi Wahyuning Kristiansanti saat dikonfirmasi Minggu (7/2) menjelaskan kegiatan yang dikemas dalam program Inventarisasi Kesenian di Kota Denpasar pelaksanaannya telah usai pada 31 Januari lalu. Dimana, untuk saat ini tahapannya akan dilanjutkan dengan validasi serta pendataan lanjutan bagi kesenian yang tercecer.

“Sekarang kita akan lakukan validasi serta pengecekan lanjutan siapa tahu ada kesenian yang luput dari pemantauan perbekel/lurah, sehingga bisa didaftarkan,” jelasnya.

Wiwin menjelaskan kegiatan ini merupakan sebuah upaya untuk menciptakan database untuk mendukung pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. Adapun sebanyak empat cabang seni yang menjadi prioritas, mulai dari seni tari, seni karawitan, seni rupa dan seni theater.

Lebih lanjut dijelaskan pada prinsipnya sekaa, sanggar, banjar, pura, pemaksan dan komunitas seni bisa didaftarkan. Namun, dalam pelaksanaannya aktivitasnya wajib melaksanakan pembinaan kesenian tua atau yang bersifat mengkhusus.

“Sekaa, sanggar atau komunitas bisa masuk asalkan ada kesenian khusus, namun jika sanggar itu hanya melakukan pembelajaran tari dan tabuh secara umum tidak bisa masuk, sedangkan jika sanggar itu melakukan pelatihan atau pembinaan Seni Gambuh atau Arja itu bisa, dan khusus sanggar kita sudah ada databasenya sendiri,” ujar Wiwin sapaan akrabnya.

Wiwin menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pelestarian, perlindungan, pengembangan, pemanfaatan serta pembinaan seni di Kota Denpasar. Sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan seberapa besar kesenian Kota Denpasar yang masih aktif, kurang aktif atau pun yang sangat urgent untuk dilaksanakan penyelamatan.

Baca Juga  Titik Lengah Berakibat Fatal, Kasus Covid-19 di Denpasar Kembali Melonjak Tajam Sebanyak 133 Orang

“Jadi dengan inventarisasi kesenian ini data yang kita peroleh memang data valid sesuai dengan apa yang ada di lapangan, sehingga dapat diputuskan apakah diperlukan pendampingan, pembinaan atau rekonstruksi,” kata Wiwin.

Wiwin berharap, dengan potret data ini Pemerintah Kota Denpasar dapat memiliki peta data yang baik. Selain itu, dengan data ini diharapkan kesenian-kesenian yang tidak berkembang dapat dilakukan rekonstruksi kembali baik secara mandiri melalui kegiatan di dinas kebudayaan ataupun dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga tinggi, komunitas atau pun kelompok kesenian lainnya yang ada di Kota Denpasar maupun di Provinsi Bali. Dan untuk yang sedang berkembang tetap bisa dilakukan pemantauan.

“Karenanya dinas kebudayaan tidak dapat melakukan hal ini sendiri, kami membutuhkan kerjasama yang baik terutama dengan pemilik wilayah kesenian itu sendiri, saat ini kami melakukan koordinasi dengan seluruh kelurahan dan desa se-Kota Denpasar dan kami berharap para lurah dan perbekel dapat menjadi tim work untuk kegiatan ini,” harapnya. (ags/eka)

Advertisements
idul fitri dprd bali
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SENI

Wabup Suiasa Hadiri Penutupan Swarapala Festival I 2024

Published

on

By

Swarapala Festival 2024
TUTUP SWARAPALA FESTIVAL: Wabup Suiasa saat menghadiri sekaligus menutup secara resmi kegiatan Swarapala Festival I tahun 2024 di Puspem Badung, Minggu (21/4). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri sekaligus menutup secara resmi kegiatan Swarapala Festival I Tahun 2024 dirangkaikan dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang. Acara dilaksanakan di Jaba Sisi Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung, Minggu (21/4).

Swarapala Festival I tahun 2024 tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 20 dan tanggal 21 April Tahun 2024 dengan merebut hadiah berupa piala, piagam dan uang tunai. Kegiatan Swarapala Festival diselenggarakan oleh Komunitas Seni Swarapala lingkungan Muncan Kelurahan Kapal dengan mengusung tema “Suluh Sundih” yang berarti Api Cerminan Spirit Kreativitas. Turut hadir Kadis Kebudayaan Kabupaten Badung l Gede Eka Sudarwitha, Kabid Pemasaran Pariwisata Ni Luh Ayu Rai  Saridarmini, Juri l Wayan Sudirana, Putu Tiodore Adibawa, dan Andi Pastika Putra serta masyarakat setempat.

Kegiatan Swarapala Festival dibantu dana kegiatan Kesra sebesar Rp. 30 juta. Bantuan dana tersebut merupakan bentuk perhatian dan dukungan Pemkab Badung dalam melestarikan adat, seni dan budaya warisan leluhur.

Dalam sambutannya Wabup Suiasa mengatakan dirinya sangat mengapresiasi serta menyambut baik daripada kegiatan Swarapala Festival tersebut. Dikatakan juga bahwa kegiatan Swarapala Festival merupakan kegiatan positif dalam rangka menjaga dan melestarikan kesenian tradisional warisan leluhur.

“Saya atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Badung sangat mengapresiasi daripada kegiatan Swarapala Festival I, kegiatan ini merupakan kegiatan positif dalam melestarikan adat budaya warisan leluhur kita,” ujarnya.

Lebih lanjut Suiasa menyampaikan rasa senang dan bangga bahwa kegiatan Swarapala Festival merupakan suatu agenda yang begitu penting dan baik serta sangat strategis di dalam membangun khususnya sumber daya manusia para generasi muda.

”Kegiatan Swarapala Festival ini yang telah dilaksanakan merupakan suatu momentum yang sangat luar biasa dan sangat istimewa bagi kita semua, ketika kita mampu melakukan idealisme seni budaya itu, kita bisa wujudkan secara bersama-sama secara bersinergi dan tentunya yang terakhir adalah sebuah kebanggaan bagi kita semua,” ungkapnya.

Baca Juga  Polres Klungkung Gelar Operasi Yustisi, masih Ditemukan Warga tak Gunakan Masker

“Dalam kegiatan ini generasi muda telah tampil dan mengambil peran begitu besar berkiprah di bidang seni dan budaya seperti sekarang ini, kegiatan ini benar-benar mempersatukan para komunitas seni muda dari berbagai latar belakang budaya, karakter, seninya mereka di daerahnya masing-masing tetapi disini bisa dipersatukan menjadi sebuah suatu variasi yang sangat indah dan sangat menarik,” imbuhnya.

Dirinya mengimbau dengan terselenggaranya kegiatan Swarapala Festival tersebut supaya bisa berkelanjutan tidak hanya berhenti di tahun 2024 sehingga para generasi muda bisa meneruskan mengembangkan bakat dan seninya. “Kegiatan ini sudah membuktikan memberikan atau mewujudkan rasa bangga maka tidak ada alasan bagi kita bahwa kegiatan ini berhenti hanya disini saja tentunya tantangan bagi kita semua bagaimana kegiatan ini Swarapala Festival ini tidak hanya berhenti di tahun 2024  tetapi saya berharap bergelora di tahun-tahun berikutnya,” harap Suiasa.

Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara I Putu Bayu Mahendra Putra menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wabup Suiasa yang sudah mendukung dan memfasilitasi kegiatan Swarapala Festival tersebut. “Terima kasih kami sampaikan kepada Wakil Bupati dan Pemerintah Kabupaten Badung yang sudah mendukung terselenggaranya kegiatan Swarapala Festival I lomba Baleganjur Ngarap se-Bali hari ini yang diikuti 23 sekaa Baleganjur dari seluruh Bali. Swarapala Festival ini menjadi event Swarapala Festival yang pertama/perdana semoga bisa diteruskan di tahun-tahun berikutnya. Swarapala Festival dengan tema ‘’Suluh Sundih’’ ini bertujuan untuk memberi ruang kreativitas kepada seluruh sekaa gong, yowana, sanggar, komunitas seni di seluruh Bali untuk berkarya khususnya baleganjur ngarap. Sekaligus sebagai bentuk pelestarian adat seni dan budaya Bali,” lapornya. (gs/bi)

Advertisements
idul fitri dprd bali
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Gong Kebyar Wanita Sanggar Jagratara Pukau Penonton pada Semarak Malam Berbangga

Published

on

By

Sanggar Jagratara
PUKAU: Sanggar Seni Jagratara saat tampil memukau penonton di Lapangan Bhuana Patra Singaraja, Jumat (29/3). (Foto: bulelengkab.go.id)

Buleleng, baliilu.com – Pada pementasan kesenian di panggung semarak malam berbangga rangkaian HUT ke-420 Kota Singaraja nampak paling beda dan satu-satunya sekaa gong kebyar wanita dari Sanggar Seni Jagratara yang tampil memukau penonton di Lapangan Bhuana Patra Singaraja, Jumat (29/3).

Sekaa gong kebyar wanita dari Sanggar Seni Jagratara Desa Kalisada, Kecamatan Seririt dengan 30 personil ini kompak menggunakan busana adat warna putih ini begitu anggun, lihai membawakan 3 tabuh untuk mengiringi 2 tarian yaitu Tari Tani dan Tari Sandya Githa.

Ditemui di belakang panggung pementasan pendiri sekaligus pembina sanggar Ketut Aryawan mengatakan Jagratara artinya ambius bermakna membangun cita-cita meski banyak tantangan atau kesulitan. Sanggar yang terbentuk bulan Juli tahun lalu ini memiliki anggota 80 lebih dengan 3 pembina tabuh.

Menurut Aryawan yang sebelumnya telah memiliki Sanggar Bayu Teja Desa Lokapaksa ini memiliki tantangan membentuk gong kebyar wanita. “Dengan tekad dan kedisiplinan dalam melatih sekaa mulai dari disiplin waktu, disiplin latihan. Dia datang tepat waktu mengikuti aturan sanggar saya optimis sekaa ini tetap eksis kedepannya, dan itu dasar meyakinkan orang tua mereka,” yakinnya.

Lebih lanjut ungkap Aryawan, sekaa gong kebyar wanita disanggarnya telah didaulat menjadi Duta Buleleng pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun ini. Sehingga pertunjukan saat ini sebagai ajang uji coba untuk nanti tampil di PKB Bali.

Pihaknya berharap anak-anak generasi sekarang mencintai kesenian Bali dengan belajar di sanggar atau dimanapun sehingga kesenian Bali tetap lestari, terhindar dari kegiatan negatif. (gs/bi)

Advertisements
idul fitri dprd bali
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Baca Juga  Tata Kelola Aset Tanah Daerah Pemkab Badung Capai 90%, Pjs. Bupati Lihadnyana Ajak Jaga dan Selamatkan Aset Pemerintah
Lanjutkan Membaca

SENI

Film Jayaprana-Layonsari Garapan Satriya Kusuma dan Kusuma Wijaya Segera Tayang di 7 Layar Sinema

Published

on

By

Jayaprana dan Layonsari
Satriya Kusuma (kiri) dalam dialog interaktif di salah satu stasiun radio di Singaraja, Senin (25/3). (Foto: bulelengkab.go.id)

Buleleng, baliilu.com – Dunia perfilman Buleleng tengah menggelegar baru-baru ini atas karya duet luar biasa Satriya Kusuma dan Kusuma Wijaya dengan garapan film yang mengangkat kisah romansa Jayaprana dan Layonsari.

Film dengan gaya bahasa yang sangat otentik yakni bahasa Bali khas Kabupaten Buleleng ini sukses menarik banyak pecinta film drama modern dan akan segera tayang secara serentak di 7 layar sinema. Demikian terungkap kabar luar biasa ini dalam dialog interaktif di salah satu stasiun radio di Singaraja, Senin (25/3).

Satriya Kusuma yang merupakan sutradara dan penulis kawakan itu mengungkapkan sebelumnya ia telah menulis buku “Jayaprana dan Layonsari” dengan alur kisah unik yang tentunya berbeda dengan cerita umum kebanyakan. Pihaknya mengakui pembuatan buku itu adalah murni berdasarkan riset yang dilakukan langsung di Desa Kalianget dan di beberapa sumber lainnya.

“Setelah buku Jayaprana dan Layonsari terbit, saya juga melakukan pementasan teater drama modern, nah dari sinilah ada salah satu produser yang tertarik dan menunjuk saya untuk menggarap drama ini dalam sebuah film,” terangnya.

Dalam perjalanan pembuatan film bersama Kusuma Wijaya, tantangan yang luar biasa adalah bagaimana film ini menjadi hal yang berbeda dari banyak kisah yang tersebar di masyarakat. Kusuma Wijaya yang merupakan sutradara dan sudah terkenal di dunia perfilman mengakui  alur cerita film Jayaprana-Layonsari memang sangat berbeda dari kisah drama dan cerita tertulis, bahasa yang digunakan pun sangat otentik khas Buleleng sehingga aura atau energi aktor cepat tersampaikan terlebih aktornya telah melewati casting yang cukup ketat.

“Kebanyakan kisah Jayaprana-Layonsari menuangkan nuansa hitam putih atau jahat dan baik, tapi disini kami buat menjadi abu-abu atau hal yang positif bertemu positif. Ini menjadi menarik, karena nuansa positif-positif ini berdebat untuk menjadi yang paling positif,” terang Kusuma Wijaya.

Baca Juga  Kapolres Bangli Pimpin Rakor Operasi Lilin Agung 2020, Komit Laksanakan SE Gubernur

Tidak ingin membongkar lebih dalam lagi isi cerita film Jayaprana Layonsari, Satriya Kusuma dan Kusuma Wijaya mengajak seluruh masyarakat Bali untuk beramai-ramai menyaksikan filmnya di layar sinema pada tanggal 28 Maret 2024 nanti. Adapun 7 layar sinema tersebut, di Jakarta terdapat dua layar sinema yakni di Mega Bekasi dan Balai Kota Tenggerang, di Epicentrum Mataram-Lombok, kemudian di Denpasar ada 4 tempat yaitu di Level 21, Living world, di Kuta dan di Jimbaran. (gs/bi)

Advertisements
idul fitri dprd bali
Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca