Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Provinsi Bali, melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, menyampaikan perkembangan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di Provinsi Bali Senin (22/6-2020) jumlah kumulatif pasien positif 1.080 orang (1064 WNI dan 16 WNA ). Hari ini ada penambahan kasus positif sebanyak 35 orang. Terdiri dari 5 orang PPLN, 30 orang transmisi lokal).
Jumlah pasien yang telah sembuh sebanyak 615 orang (bertambah 12 orang WNI, terdiri dari 1 orang PPLN dan 11 orang transmisi lokal). Jumlah pasien yang meninggal total 9 orang, terdiri dari 7 orang WNI dan 2 orang WNA.
Jumlah
pasien positif dalam perawatan (kasus aktif) 456 orang (455 WNI dan 1 WNA) yang
berada di 11 rumah sakit, dan dikarantina di Bapelkesmas dan BPK Pering.
Ketua Harian
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra melalui
siaran persnya, Senin malam (22/6-2020) mengatakan jumlah angka positif di Bali
sebagian besar masih didominasi oleh transmisi
local. Hal ini berarti masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan atau
melakukan upaya-upaya pencegahan Covid-19, seperti pemakaian masker, mencuci
tangan, physical distancing dan
lainnya. Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka
masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus ini.
Berdasarkan
Surat Edaran Nomor: 270/GugasCovid19/VI/2020 tanggal 18 Juni 2020 tentang Evaluasi
Screening PPLN dengan ini
disampaikan beberapa penyesuaian pengaturan Pelaku Perjalanan Luar Negeri
(PPLN) sebagai berikut :
Seluruh PPLN akan tetap dilakukan swab
test dengan PCR oleh Gugus Tugas Provinsi Bali, kecuali yang sudah
memiliki Surat Keterangan Sehat (Klirens) dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19
Nasional yang menyatakan sudah mengikuti test PCR dengan hasil negatif.
Penanganan PPLN diatur melalui mekanisme
sebagai berikut : Gugus Tugas Provinsi Bali bertugas mengkoordinasikan
keterlibatan pihak agen tenaga kerja dalam pemulangan Pekerja Migran Indonesia
(PMI) atau Anak Buah Kapal (ABK), antara lain untuk menyediakan akomodasi/penginapan
selama waktu tunggu hasil swab test
PCR.
PPLN yang tidak ada agennya, maka setelah
dilakukan swab di Provinsi mohon dijemput langsung oleh kabupaten/kota dan
dikarantina sampai dengan keluarnya hasil swab
test PCR.
PPLN yang sudah memiliki Surat Keterangan
Sehat (Klirens) dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional yang menyatakan
sudah mengikuti test PCR dengan hasil negatif, setibanya di Bali mohon dijemput
langsung oleh kabupaten/kota untuk selanjutnya dapat diserahkan ke Satgas
Gotong Royong Desa Adat masing-masing untuk melakukan karantina mandiri.
Untuk hasil swab test PCR positif
tetap akan ditangani langsung oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Provinsi Bali.
PPLN yang tidak memiliki KTP wilayah Bali
namun dengan alasan khusus tinggal di Bali maka Gugus Tugas Provinsi Bali
mengijinkan yang bersangkutan untuk melakukan karantina mandiri dengan syarat
memiliki hasil swab test PCR negatif dan melengkapi Surat Pernyataan serta
Surat Jaminan (diunduh dari http://cekdiri.baliprov.go.id).
Berdasarkan Surat Edaran No.440/8890/Yankes.Diskes/2020 tanggal 18 Juni 2020, untuk pemeriksaan rapid test dan swab PCR pelaku perjalanan dan keperluan sendiri (mandiri) dapat dipungut biaya sesuai ketentuan tarif di masing-masing fasilitas kesehatan. Ketentuan tarif rapid test yang diberlakukan di masing-masing fasilitas kesehatan agar menyesuaikan dengan unit cost dengan mengupayakan biaya tidak melebihi Rp 400.000 sedangkan untuk biaya pemeriksaan swab PCR agar disesuaikan dengan unit cost dan diupayakan tidak melebihi Rp 1.800.000.
Untuk itu
dimohon pengertian masyarakat untuk mematuhi peraturan dan lebih baik tetap di
tempat. Masyarakat Bali yang akan mudik lebih baik mempertimbangkannya.
Pengetatan ini tidak hanya dilakukan Pemprov Bali namun juga pemerintah daerah
lain juga melakukan hal yang sama. Untuk itu sebaiknya tidak mudik tetap di
tempat. Begitu pula krama Bali yang ada di luar daerah khususnya di daerah yang
melakukan PSBB atau daerah zona merah dimohon agar tetap di tempat jangan dulu
pulang ke Bali. Kepulangan krama Bali bisa berdampak negatif pada anda, keluarga
dan masyarakat Bali, karena kita tidak tahu jika kita terinfeksi atau tidak sampai dilakukan
tes. Untuk itu masyarakat Bali diminta tetap tinggal di tempat dulu
kecuali ada hal yang sangat penting atau
mendesak.
Mengingat
transmisi lokal Covid-19 memperlihatkan kecenderungan meningkat dalam beberapa
hari terakhir, maka diminta kepada seluruh warga masyarakat, para tokoh adat,
tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh politik, dan semua elemen masyarakat untuk
bersatu padu menguatkan disiplin kita semua dalam penerapan protokol pencegahan
Covid-19 yakni selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun di
air mengalir, menjaga jarak, menghindari keramaian, melaksanakan etika
batuk/bersin, melakukan penyemprotan disinfektan pada tempat yang tepat,
menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh kita. Semakin kita disiplin dalam
pelaksanaan pencegahan ini maka transmisi lokal penyebaran Covid-19 pasti bisa
kita hentikan.
Untuk
memutus mata rantai penyebaran Covid-19, kami minta semua elemen masyarakat
membantu dan bekerjasama dengan petugas survailans Dinas Kesehatan dalam
melaksanakan tracing contact untuk
menemukan siapa pun yang pernah kontak dekat dengan orang yang positif Covid-19
sehingga kita bisa menangani lebih awal orang-orang yang berisiko terinfeksi Covid-19
guna mencegah penyebaran berikutnya kepada orang lain. (*/gs)
Badung, baliilu.com – Segenap pimpinan dan seluruh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1947 dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1466 Hijriah. (gs/bi)
LEPAS MAGANG: Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, secara resmi melepas 24 orang peserta program pemagangan yang akan berangkat ke Jepang, Minggu (23/3). (Foto: Hms Jembrana)
Jembrana, baliilu.com – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, secara resmi melepas 24 orang peserta program pemagangan yang akan berangkat ke Jepang.
Pemberangkatan setelah seluruhnya berhasil melewati proses seleksi dan pelatihan intensif di UPTD BLK Jembrana. Saat acara pelepasan yang berlangsung di Fuji Akademi Bali, Bupati Kembang Hartawan mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan para peserta. Ia juga menyampaikan pesan penting untuk memanfaatkan kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya.
“Program pemagangan ini adalah langkah konkret dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jembrana. Melalui pengalaman kerja dan pelatihan di Jepang, saya yakin para peserta akan memperoleh keterampilan, disiplin, serta wawasan baru yang nantinya dapat diterapkan untuk membangun daerah kita tercinta,” ujar Bupati Kembang Hartawan didampingi Wabup IGN Patriana Krisna, Minggu (23/3).
Ia juga mengingatkan para peserta untuk belajar dengan sungguh-sungguh selama pelatihan, menjaga nama baik daerah dan bangsa, serta tetap semangat meskipun pemagangan di luar negeri penuh tantangan. “Tunjukkan etos kerja yang tinggi, sikap disiplin, dan tanggung jawab, serta manfaatkan setiap kesempatan untuk menyerap ilmu dan keterampilan yang berguna,” pesan Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Kembang Hartawan menyampaikan terima kasih kepada Fuji Akademi Bali yang telah berperan aktif dalam membina dan membekali para peserta pemagangan. Ia berharap kerja sama ini terus berlanjut dan semakin berkembang di masa depan, memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas SDM di Kabupaten Jembrana.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Jembrana, Gede Sujana, mengungkapkan bahwa para peserta telah mengikuti pelatihan intensif selama 11 hari di UPTD BLK Jembrana. Pelatihan yang berlangsung dari 10 hingga 21 Maret 2025 ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar sebelum melanjutkan pelatihan di asrama Fuji Academy Bali, tempat mereka akan mempersiapkan diri sebelum bekerja di Jepang.
“Program ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kualitas SDM di Kabupaten Jembrana. Kami mengapresiasi kerjasama dengan UPTD BLK Jembrana dan Fuji Academy dalam menyelenggarakan program pemagangan ini, yang merupakan bagian dari upaya mewujudkan Jembrana yang maju, harmonis, dan bermartabat,” ujar Gede Sujana.
Gede Sujana juga menyampaikan pesan kepada para peserta pemagangan untuk menjaga nama baik daerah dan bangsa, serta memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri, membangun jaringan, dan kembali dengan ilmu yang bermanfaat bagi keluarga dan daerah. “Jadikan pengalaman ini sebagai bekal untuk membangun Jembrana,” pungkasnya. (gs/bi)
PANGAN MURAH: Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), Selasa (25/3). (Foto: Hms Gianyar)
Gianyar, baliilu.com – Menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (DKPKP) Kabupaten Gianyar menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), Selasa (25/3) di Food Cort Alun-alun Gianyar. Kadis DKPKP I Gusti Ayu Dewi Hariani menjelaskan bahwa GPM dilaksanakan untuk menekan inflasi menjelang hari-hari besar keagamaan.
“Karena hari-hari besar keagamaan biasanya permintaan akan bahan pokok pasti tinggi, yang menyebabkan banyak harga naik. Kita masuk disini mengadakan gerakan pangan murah ini, kita ingin menstabilkan harga dalam upaya menekan inflasi,” tutur Dewi Hariani.
Terkait harga, Dewi Hariani menjelaskan bahwa harga yang diberikan kepada konsumen tentunya lebih murah dari harga yang ada di pasaran, lantaran gerakan pangan murah kali ini langsung mempertemukan antara produsen dengan konsumen yakni petani atau peternak dengan pembeli.
“Ya kalau harga kita kan tidak boleh menekan para petani atau peternak, justru kita membantu mereka memasarkan hasil produksinya. kita hanya langsung mempertemukan mereka dengan pembeli sehingga harga bisa lebih murah karena tanpa melalui tangan kedua atau pengepul atapun tengkulak,” terangnya.
Dilanjutkannya bahwa gerakan pangan murah ini juga bertujuan memasarkan berbagai bahan pokok serta berbagai kebutuhan lainnya menjelang hari raya. Untuk beras, DKPKP langsung bekerjasama dengan Bulog agar bisa memberikan beras dengan harga yang lebih murah.
Dewi Hariani juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan GPM untuk membeli bahan pokok. Kedepan DKPKP juga akan menggelar gerakan pangan murah tanggal 11 April mendatang serta menjelang hari raya Galungan yang akan datang. (gs/bi)