Saturday, 25 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SASTRA

Wagub Cok Ace Buka Utsawa Dharma Gita Ke-31 Provinsi Bali 2023

BALIILU Tayang

:

wagub
BUKA UTSAWA DHARMA GITA: Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati secara resmi membuka Utsawa Dharma Gita Ke-31 Provinsi Bali Tahun 2023, bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Senin (4/9). (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati secara resmi membuka Utsawa Dharma Gita Ke-31 Provinsi Bali Tahun 2023 yang diikuti oleh seluruh perwakilan Kabupaten/Kota se-Bali, bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Senin (4/9).

Dalam sambutannya Wagub Cok Ace menyampaikan rasa syukur Utsawa Dharma Gita Tingkat Provinsi Bali dapat digelar kembali setelah dua tahun dilaksanakan secara daring. Wagub berharap gelaran Utsawa Dharma Gita bisa menjadi dasar dalam upaya melestarikan kebudayaan Bali.

“Utsawa Dharma Gita sarat dengan nilai-nilai agama (Hindu). Sehingga Utsawa Dharma Gita menjadi sangat penting untuk dilaksanakan,” ujarnya.

Wagub Cok Ace melanjutkan, hal tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Pola Semesta Berencana menuju Bali Era Baru yang mengandung makna Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya, untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali yang Sejahtera dan Bahagia, Sekala-Niskala Menuju Kehidupan Krama dan Gumi Bali Sesuai dengan Prinsip Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari Secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan Melalui Pembangunan Secara Terpola, Menyeluruh, Terencana, Terarah, dan Terintegrasi dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.

Tokoh Puri Ubud ini mengatakan perkembangan peradaban dunia berdampak pada mulai lunturnya nilai-nilai tradisi di Bali. Karenanya nilai-nilai sastra agama menjadi penting menjadi perhatian kita bersama.

“Kalau jiwa tanpa sastra (nilai) akan sulit membedakan yang baik dan tidak baik,” katanya menekankan.

wagub
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati. (Foto: ist)

Wagub Cok Ace berharap kepada para peserta Utsawa Dharma Gita agar dapat menjadikan momentum ini sebagai ajang pertemuan silaturahmi melalui lantunan lagu dan nyanyian serta melatih generasi muda melantunkan doa-doa yang digunakan dalam kegiatan yadnya. Guru Besar ISI Denpasar ini juga berharap agar pelaksanaan Utsawa Dharma Gita dapat menjadi tuntunan kita bersama dalam mewujudkan kehidupan yang tentram, damai, dan sejahtera. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu semangat generasi muda untuk menekuni sastra Bali serta memahaminya dan bersama-sama menjaga budaya kita yang adiluhung.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Dorong Gerakan Lebih Cepat untuk Tekan Angka Stunting

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha, menyampaikan Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023 mengangkat tema ‘’Segara Kerthi: Samudra Kehidupan Susastra Hindu Bali’’.  Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI adalah wadah menyampaikan nilai-nilai sastra Hindu Bali, mensyukuri warisan budaya leluhur Bali, untuk membentuk krama Bali yang sejahtera dan bahagia.

“Ini salah satu upaya kita menguatkan dan memajukan bahasa, sastra, dan aksara Bali,” ujarnya.

Mantan Rektor ISI Denpasar ini memaparkan tujuan digelarnya Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023, yakni melestarikan dan memanfaatkan Dharma Gita sebagai wujud visi Pemerintah Daerah, Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Selanjutnya juga sebagai wujud sraddha dan bhakti krama Bali berdasarkan nilai Agama Hindu menuju krama Bali yang cerdas, santun, unggul, peduli, mandiri, kokoh, dan berbudaya. Meningkatkan kemampuan krama Bali dalam ber-Dharma Gita sebagai salah satu bagian dari kebudayaan Bali.  Menuntun generasi muda Bali meningkatkan pengetahuan sastra agama melalui Dharma Gita. Dan memperkuat persaudaraan dan persatuan krama Bali dalam menghadapi tantangan global yang disebut era disrupsi, globalisasi, ataupun teknologi informasi.

Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023 diikuti oleh kontingen dari Kabupaten Karangasem sebanyak 10 Orang, Kabupaten Badung sebanyak 58 orang, Kota Denpasar sebanyak 58 orang, Kabupaten Jembrana 50 orang, Kabupaten Klungkung 32 orang, Kabupaten Bangli 24 orang, Kabupaten Gianyar 25 orang dan Kabupaten Tabanan sebanyak 25 orang. Dengan kategori anak-anak, remaja, dan dewasa.

Rangkaian acara Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali XXXI Tahun 2023  yang berlangsung selama 4 hari (4-7 September) dimulai dengan pembukaan dilanjutkan dengan berbagai lomba (wimbakara), meliputi lomba membaca (ngewacen) palawakya, membaca kakawin, membaca sloka, membaca gaguritan atau macapat, kidung, dan menghafal sloka serta lomba lainnya. Nantinya akan ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para juara di masing-masing kategori.

Baca Juga  Bali Tuan Rumah ‘’2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific’’

Para pemenang dalam Utsawa Dharma Gita Provinsi Bali secara otomatis akan mewakili Bali pada Utsawa Dharma Gita tingkat nasional yang rencananya akan berlangsung tahun 2024. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SASTRA

Lestarikan Naskah Kuno, Disbud Badung Gelar Konservasi Lontar

Published

on

By

adv
PELESTARIAN: Disbud Badung bersama tim saat melaksanakan kegiatan pelestarian naskah kuno (lontar) di Griya Semara Kencana, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Jumat (19/7/2024). (Foto: Hms Diskominfo Badung)

Badung, baliilu.com – Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan menggelar Konservasi Lontar di Griya Semara Kencana, Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Jumat (19/7/2024). Kegiatan pelestarian dan perlindungan terhadap keberadaan naskah-naskah kuno atau lontar ini dilakukan agar kekayaan budaya tersebut tetap lestari dan terlindungi secara fisik dari kerusakan.

Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung Ni Nyoman Indrawati menjelaskan, program tersebut sudah terlaksana sejak tahun 2012 hingga kini. Menurutnya, naskah kuno atau sering disebut manuskrip merupakan salah satu objek Pemajuan Kebudayaan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Dijelaskan lebih lanjut kegiatan pelestarian naskah kuno tersebut menyasar sepuluh lokasi yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Badung. Pihaknya mengatakan sejak tahun 2012 sampai akhir tahun 2023 jumlah lontar yang terdata sebanyak 3.200 cakepan lontar. Pihaknya menyebut lontar dalam kondisi baik berjumlah 2.462 cakepan lontar, dan dalam kondisi kurang baik berjumlah 736 cakepan lontar.

Terkait ada beberapa lontar yang kondisinya kurang baik ia turut prihatin. “Kondisi kurang baik ini cukup memprihatinkan, lontar yang ada di masyarakat perlu kita gali, perlu kita lestarikan. Karena lontar ini merupakan salah satu sumber sejarah, sumber ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu tidak bisa kita nilai dengan rupiah, dan bila itu sampai hilang akan banyak ilmu pengetahuan akan lenyap tidak turun ke generasi berikutnya. Melalui kegiatan ini, kami berharap sosialisasi kami ini bisa sampai kepada masyarakat,” ujarnya.

Beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh tim Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung berkolaborasi dengan Penyuluh Bahasa Bali seperti, membersihkan lembaran lontar dengan menggunakan cairan alami yang terbuat dari tanaman sereh, kemudian konservasi serta penyusunan katalog lontar.

Baca Juga  Tinjau Jalan Longsor di Jl. Raya Suweta - Ubud, Wagub Cok Ace Minta Segera Diperbaiki

Disinggung mengenai penyelamatan naskah kuno atau lontar, Dinas Kebudayaan telah melakukan berbagai upaya seperti mereproduksi atau menyalin ulang terhadap beberapa lontar yang dinilai layak untuk dikoleksi oleh Dinas Kebudayaan. Dari hasil reproduksi, lontar-lontar tersebut selanjutnya didigitalisasi agar masyarakat luas menjadi lebih mudah untuk mengakses informasi yang tersimpan dalam lontar melalui perangkat teknologi.

Ke depan pihaknya menekankan agar masyarakat lebih terbuka dalam memberikan informasi dan data-data kepada Pemerintah Kabupaten Badung melaui Dinas Kebudayaan, jika di wilayahnya ada tersimpan naskah kuno atau lontar. Selain itu, jika ada masyarakat yang ingin naskah kuno atau lontarnya dirawat agar dapat menghubungi Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung.

“Kegiatan ini akan berkelanjutan dengan menyasar lokus-lokus baru. Jika kami tidak menemukan lokus baru, kami akan menyempurnakan kembali ataupun kita mengkonservasi secara berkala lontar-lontar yang ada di masyarakat. Sehingga akan terus menambah data dan informasi sejarah yang kita miliki di Kabupaten Badung,‘‘ imbuhnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SASTRA

Bulan Bahasa Bali VI 2024 Resmi Ditutup

Generasi Muda Diharapkan Aktif Lestarikan Bahasa Bali di Tengah Pengaruh Budaya Global

Published

on

By

Bulan Bahasa Bali 2024
SERAHKAN PIAGAM: Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menyerahkan piagam sebelum secara resmi menutup acara Bulan Bahasa Bali VI yang telah diselenggarakan selama satu bulan, Sabtu (2/3) bertempat di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar. (Foto: Pemprov Bali)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra secara resmi menutup acara Bulan Bahasa Bali VI yang telah diselenggarakan selama satu bulan, Sabtu (2/3) bertempat di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar.

Dalam sambutannya, Sekda Dewa Indra yang mewakili Pj. Gubernur Bali menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Bulan Bahasa Bali VI 2024, yang merupakan upaya dari Pemerintah dalam melestarikan Bahasa Bali. Untuk itu, Dewa Indra berharap peringatan Bulan Bahasa Bali tidak hanya menjadi euforia simbolisasi semata melainkan upaya generasi muda secara aktif melestarikan bahasa bali terlebih ditengah gempuran budaya globalisasi.

“Dan kepada para pemenang lomba serta kepada yang mendapatkan penghargaan saya ucapkan selamat semoga kedepannya yang belum mendapatkan juara akan lebih meningkatkan prestasinya sehingga muncul generasi-generasi muda yang fasih dan cinta akan bahasa Bali,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan bahwa Bulan Bahasa Bali VI 2024 telah terselenggara secara baik dan lancar. Terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan selama Bulan Bahasa Bali seperti Utsawa Nyurat Lontar dan Mengetik Aksara Bali menggunakan keyboard yang telah diikuti oleh 600 siswa SMA/SMK serta mahasiswa, selain itu sebanyak 852 peserta duta kabupaten/kota mengikuti Wimbakara atau lomba-lomba. Selanjutnya sebanyak 606 peserta mengikuti Widyatula serta berbagai kegiatan lainnya.

Selanjutnya, Gede Arya Sugiartha menyampaikan bahwa pada Bulan Bahasa Bali VI juga diserahkan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Bali terkait Ngaben, Melukat dan Hari Suci Nyepi, kepada Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan terkait Jukut Gonda dan Megandu Tabanan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem terkait Tari Rejang Gede. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli terkait Loloh Cemcem dan Nganten Massal Pengotan Bangli. Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng terkait Sampi Gerumbungan dan Mengarak Sokok. Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung terkait Tenun Rangrang Nusa Penida, Kerajinan Genta, Kerajinan Gamelan Klungkung dan Uyah Kusamba. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana terkait Tenun Cagcag Jembrana, Bumbung Kepyak dan Kendang Mebarung. Dinas Kebudayaan Kota Denpasar terkait Lukisan I Gusti Made Deblog dan Tari Baris Kekupu Banjar Lebah Denpasar.

Baca Juga  Wabup Suiasa Ikuti Webinar Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Dewa Indra juga menyerahkan piagam penghargaan kepada para pemenang Lomba/Wimbakara, serta ditutup dengan peluncuran tema Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SASTRA

Lestarikan Keberadaan Lontar, Penyuluh Bahasa Bali Konservasi dan Identifikasi Lontar di Desa Panji

Published

on

By

konservasi lontar
KONSERVASI: Penyuluh Bahasa Bali Buleleng saat melakukan konservasi lontar di Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kamis (8/2). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Bagi masyarakat Hindu Bali, lontar tidak hanya sebagai tradisi dan produk budaya Bali, namun sebagai cerminan dan bukti historis peradaban Bali di tengah pesatnya perkembangan teknologi di dunia. Untuk itu lontar menjadi penting untuk dilestarikan di kehidupan masyarakat Bali.

“Salah satu upaya pelestarian lontar yaitu melakukan konservasi dan identifikasi atas lontar-lontar yang dimiliki masyarakat Bali khususnya di Buleleng, agar kondisi, isi dan judul dari lontar tersebut diketahui,” ucap Putu Pertamayasa saat melakukan konservasi lontar di Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kamis (8/2).

Bersama 16 orang penyuluh Bahasa Bali, pihaknya mengaku telah mengidentifikasi 15 cakep lontar dengan 17 judul dari klasifikasi Kanda, Wariga, Usada, dan Embatan-embatan dengan berbagai judul seperti, penerang, penyarang, piwelas, kawisesan, pipil dan lain-lain.

“Identifikasi naskah lontar milik keluarga Komang Agus Darmawan Banjar Dinas Kembang Sari, Desa Panji Kecamatan Sukasada ini merupakan program dari Penyuluh Bahasa Bali, serangkaian kegiatan Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024. Lontar ini merupakan warisan dari kumpinya dengan kondisi awalnya dalam keadaan kering, kotor, sambrag, atau terlepas namun dijadikan satu ikat,” jelas Putu Pertamayasa yang dilansir dari laman bulelengkab.go.id.

Ditambahkan, dalam melakukan konservasi dan identifikasi ini  menggunakan sarana seperti kuas, gunting, benang, kemiri bakar, tisu/kapas, stiker tempel dan minyak sereh.

“Pihaknya memerlukan ketelitian, kesabaran untuk mengidentifikasi judul dan jumlahnya. Tanggapan dari pemilik setelah diidentifikasi sangat bersyukur karena lontar milik keluarganya bisa diketahui judulnya yang sebelumnya belum pernah dibaca,” imbuhnya.

Di pengujung, dirinya mengajak bagi masyarakat yang lontarnya ingin dirawat maupun dibaca bisa langsung melapor ke kepala desa atau menghubungi penyuluh Bahasa Bali terdekat. (gs/bi)

Baca Juga  Tinjau Jalan Longsor di Jl. Raya Suweta - Ubud, Wagub Cok Ace Minta Segera Diperbaiki

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca