Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara Pitra Yadnya Desa Adat Serai, Kintamani Bangli

BALIILU Tayang

:

giri prasta
HADIRI UPACARA: Bupati Giri Prasta saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya di Desa Adat Serai Kintamani dan di Banjar Tegal Desa Bebalang, Bangli, Selasa (3/9). (Foto: Hms Badung)

Bangli, baliilu.com – Bertepatan dengan Rahina Tilem Karo, Selasa (3/9), Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Upacara Pitra Yadnya Atma Wedana Nyekah masal Desa Adat Serai, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Turut hadir Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, anggota DPRD Bali dapil Bangli Sang Nyoman Erawan, anggota DPRD Bangli I Wayan Wirya, anggota DPD RI terpilih I Komang Merta Jiwa, tokoh masyarakat setempat serta krama pemilik sawa.

Sebagai bentuk motivasi dan perhatian, Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana pribadi sebesar Rp 50 juta.

Dalam sambrama wacananya, Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan yang telah ditunjukkan Krama Desa Adat Serai dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya Atma Wedana dan Nyekah. Pihaknya sangat mendukung dan berharap upacara ini berjalan dengan lancar dan baik, disamping itu pula diharapkan kepada krama yang memiliki sawa agar betul-betul mengikuti jalannya upacara, mulai dari awal hingga ngelinggihang di Merajan serta harus didasari atas hati yang tulus ikhlas.

“Dalam pelaksanaan karya (upacara) atiwa-tiwa, atma wedana dan sawa prakerti ini, beberapa hal yang patut dipahami, mulai dari mapurwa daksina dengan menggunakan sapi gading atau sapi selem batu, yang akan mengantarkan atma menuju surga. Semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bakti kepada leluhur yang diupacarai. Saya berharap, dudonan atau rangkaian karya yadnya ini berjalan dengan lancar labda karya, sida sidaning don,” ujarnya.

Sementara Bendesa Adat Serai I Made Sardika mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung Giri Prasta bersama undangan lainnya dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Adat Serai ini. Dilaporkan bahwa upacara Pitra Yadnya atma wedana nyekah ini diikuti jumlah sawa sebanyak 33, ngelungah 15 dan metatah 59 orang yang biaya upacaranya bersumber dari swadaya masing-masing sawa sebesar Rp 15 juta.

Baca Juga  Wujud Sradha Bhakti, Bupati Sanjaya Hadiri Ngaben Bersama Desa Adat Poyan

Seusai menghadiri karya Pitra Yadnya Desa Adat Serai Bangli, Bupati I Nyoman Giri Prasta juga menghadiri karya Pitra Yadnya ngewangun sawa keresian dan memukur di Banjar Tegal Desa Bebalang, Bangli. Karya ini diikuti 95 sawa ngaben dan 28 puspa. Bupati Giri Prasta juga menyerahkan bantuan secara pribadi sebesar Rp. 50 juta. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan

BUDAYA

Bendesa Adat, WHDI, Hingga Paguyuban Seniman Denpasar ‘’Ngayah Wali’’ di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

Published

on

By

Pura Mandhara Giri
NGAYAH: Bendesa Adat, WHDI, DWP, Tim Penyuluh Agama Hindu dan Paguyuban Seniman Kota Denpasar saat ngayah wali serangkaian Karya Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang bertepatan dengan Rahina Buda Wage Menail, Rabu (16/7). (Foto: Hms Dps)

Lumajang, Jatim, baliilu.com – Beragam elemen turut dilibatkan Pemerintah Kota Denpasar saat Bhakti Penganyar serangkaian Karya Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang bertepatan dengan Rahina Buda Wage Menail, Rabu (16/7).

Diiringi Sekaa Werdha Mimba Merdangga, Desa Adat Intaran, Bendesa Adat ngayah Tari Baris Gede, WHDI dan DWP ngayah Tari Rejang Renteng, Tim Penyuluh Agama Hindu bersama Penyandang Disabilitas ngayah Pesantian dan Paguyuban Seniman Kota Denpasar turut ngayah topeng wali serangkaian upacara tersebut. Bahkan, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa bersama Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana turut ngayah Tari Rejang Renteng.

Perwakilan Bendesa Adat se-Kota Denpasar, AA Ketut Oka Adnyana saat dikonfirmasi mengatakan, bhakti penganyar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan ngayah serangkaian bhakti penganyar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Hal senada disampaikan GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa. Dimana, momentum ngayah ini merupakan wahana untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan. Hal ini juga menjadi momentum untuk mulat sarira atau introspeksi diri. Sehingga kedepannya dapat lebih baik dalam menjalankan kewajiban dan tugas sesuai dengan profesi.

“Ini merupakan momentum untuk kita berbhakti ngaturang ayah kepada Tuhan, sebagai wahana introspeksi diri atau mulat sasrira,” jelasnya. (eka/bi)

Baca Juga  KNPI Badung Ucapkan Terima Kasih, BYF Jadi Magnet Hiburan Masyarakat

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar ‘’Ngaturang Bhakti Penganyar’’ di Pura Mandhara Giri Semeru Agung

Published

on

By

Pura Mandhara Giri
BHAKTI PENGANYAR: Jajaran Pemkot Denpasar yang dipimpin Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat melaksanakan Bhakti Penganyar di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Lumajang bertepatan dengan Rahina Buda Wage Menail, Rabu (16/7). (Foto: Hms Dps)

Lumajang, baliilu.com – Jajaran Pemkot Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kabupaten Lumajang bertepatan dengan Rahina Buda Wage Menail, Rabu (16/7). Hadir serta berbaur bersama pemedek, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede bersama segenap Anggota DPRD Kota Denpasar, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Tampak pula Pangrajeg Karya yang juga Panglingsir Puri Ubud, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Denpasar, Ida Bagus Ketut Rimbawan, Ketua PHDI Kabupaten Lumajang, Teguh Widodo, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua Gatriwara Kota Denpasar, Ny. Purnawati Ngurah Gede, serta Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana.

Rangkaian Bhakti Penganyar diawali dengan pangilen Tari Rejang Renteng yang dibawakan oleh WHDI dan DWP Kota Denpasar, dilanjutkan dengan Tari Baris Gede yang dibawakan Bendesa Adat se-Kota Denpasar serta Topeng Wali yang dibawakan oleh Paguyuban Seniman Kota Denpasar. Iringan suara Kidung dan Gembelan menambah khidmat suasana. Bhakti Penganyar diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngenjung, Griya Selat Duda Karangasem.

Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan bahwa Pujawali di Pura Mandhara Giri Semeru Agung ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa.

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Hadiri HUT Ke-44 ST Giri Mekar Banjar Lawak

Manggala Karya, Cokorda Gede Indrayana mengatakan, Piodalan itu sendiri merupakan upacara tahunan yang diselenggarakan oleh pengempon pura dan masyarakat sekitar. Dikatakannya, keberadaan Pura Mandhara Giri Semeru Agung merupakan momentum perpaduan antara Hindu Jawa dan Hindu Bali. Karenanya, setiap pelaksanaan Bhakti Penganyar selalu dipadukan dengan Pemkab/Pemkot di Provinsi Jawa Timur.

“Seperti hari ini Bhakti Penganyar dari Pemkot Denpasar juga dilaksanakan bersama-sama dengan Pemkab Banyuwangi,” jelasnya.

Di tahun 2025 ini, lanjut Indrayana, Piodalan di Pura Mandara Giri Semeru akan berlangsung selama 11 hari. Itu dimulai sejak Purnama Kasa pada Kamis (10/7) lalu, hingga Senin (21/7) mendatang. Dalam rentang waktu itu, umat Hindu yang sebagian besar dari Bali akan silih berganti datang selama 24 jam untuk melakukan persembahyangan. (eka/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Hadiri Upacara Pitra Yadnya, Wagub Giri Prasta Tekankan Pentingnya Tanggung Jawab Generasi terhadap Leluhur

Published

on

By

Giri Prasta
HADIRI UPACARA: Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan di Setra Desa Adat Kedewatan, Gianyar pada Minggu (Redite Umanis, Menail) 13 Juli 2025. (Foto: Hms Pemprov Bali)

Gianyar, baliilu.com – Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menegaskan pentingnya generasi penerus untuk tidak melupakan tanggung jawab terhadap para leluhur, meskipun mereka telah tiada. Hal ini disampaikan Wagub Giri Prasta saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan di Setra Desa Adat Kedewatan, Gianyar pada Minggu (Redite Umanis, Menail) 13 Juli 2025.

“Kesuksesan dan kemampuan kita untuk berkarya di dunia ini merupakan hasil dari perjuangan para leluhur pada zamannya. Ketika mereka telah tiada, menjadi kewajiban kita untuk melakukan upacara pembersihan agar mereka memperoleh tempat yang layak dan dapat bereinkarnasi untuk menyelesaikan karma yang belum tuntas di kehidupan sebelumnya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari karma sesana yang harus dijalani dan dipertanggungjawabkan sebagai bentuk pelunasan atas utang kehidupan sebelumnya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal dan budi harus mampu memilah dan memilih perbuatan yang benar, agar tidak menyakiti makhluk lain.

Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan ini memberikan kesempatan kepada keluarga yang masih memiliki sawe (jenazah yang belum dikremasi) yang tertanam di tanah (mekingsan di pertiwi) untuk mengikuti rangkaian upacara ngaben massal yang dilaksanakan pada Senin (14/7). Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan upacara nyekah/mamukur dan ngelinggihin, yakni penempatan roh leluhur yang telah disucikan ke rong tiga. Upacara tahun ini diikuti oleh 57 sawa dan juga melibatkan 100 peserta dalam upacara metatah (potong gigi).

Bendesa Adat Kedewatan, I Nyoman Sudiana, menjelaskan bahwa Upacara Pitra Yadnya Prenawa Agung lan Nyekah Kinembulan rutin dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mempersiapkan prosesi, baik dari segi biaya maupun perlengkapan upakara, yang semuanya dilakukan secara bergotong-royong. (gs/bi)

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Ikuti Rapat Penajaman Pembangunan MRT/LRT dari Menhub Budi Karya Sumadi

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca