Tuesday, 18 February 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Bupati Tabanan ‘’Ngupasaksi Pujawali’’ Pura Puseh Desa Baleagung dan Pura Dalem Prajapati Desa Adat Kota Tabanan

BALIILU Tayang

:

bupati tabanan
NGUPESAKSI: Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi Ketua TP PKK Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, saat hadir Ngupasaksi Uleman Upacara Pujawali Pura Puseh Desa Baleagung dan Pura Dalem Prajapati Desa Adat Kota Tabanan, Rabu (29/5). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi Ketua TP PKK Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, hadir Ngupasaksi Uleman Upacara Pujawali Pura Puseh Desa Baleagung dan Pura Dalem Prajapati Desa Adat Kota Tabanan, Rabu (29/5).

Saat itu, Bupati Sanjaya beserta Bunda Rai datang bersama dengan iring-iringan prosesi mepeed oleh sekitar 500 pegawai dan langsung menuju utamaning mandala Pura Puseh Desa Baleagung untuk melaksanakan persembahyangan bersama. Kedatangannya beserta jajaran saat itu disambut oleh Tari Pendet krama istri Adat Kota Tabanan, yang sarat akan kegembiraan dan kesakralan yang mewarnai momen tersebut

Persembahyangan juga nampak dihadiri oleh Sekda, Para Asisten dan Para Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan beserta Camat, Perbekel dan Bendesa Adat Kota Tabanan. Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya menyampaikan, momentum penting persembahyangan ini ialah untuk mohon kerahayuan jagat serta menjaga dan melestarikan warisan budaya dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh leluhur.

Dalam momen penuh makna tersebut, Bupati Sanjaya beserta jajaran tidak hanya melaksanakan persembahyangan bersama, tetapi juga mengajak seluruh pegawai untuk bersama-sama berdoa demi keselamatan jagat, sekaligus memperkuat hubungan spiritual dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Keberadaan jajaran dalam upacara tersebut menjadi simbol kepatuhan dan penghormatan terhadap tradisi dan kepercayaan yang telah mengakar kuat dalam masyarakat Hindu Bali.

Kehadiran Bupati Tabanan dan segenap jajaran pemerintahan Kabupaten Tabanan dalam upacara tersebut tidak hanya menjadi bentuk dukungan terhadap keberlangsungan tradisi, tetapi juga menjadi contoh dan bersama-sama masyarakat untuk terus menjaga dan menghormati warisan budaya yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Bali.

Pujawali ini menjadi bagian integral dari identitas budaya dan spiritualitas Bali yang harus dilestarikan. Kami di Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen untuk terus mendukung dan mempromosikan nilai-nilai budaya dan kepercayaan Hindu Bali sebagai bagian dari upaya menjaga kelestarian warisan leluhur yang ada,” tegas Sanjaya sembari menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga dan memelihara tradisi-tradisi adat.

Baca Juga  Dukung Semangat Kebersamaan, Bupati Tabanan ‘’Nyaksi Ngenteg Linggih’’ Pura Dauh Margi Desa Adat Ngis

Kehadiran Bupati Sanjaya beserta Bunda Rai bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga komitmen nyata dalam mendukung pembangunan di masyarakat sekaligus sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada seluruh masyarakat. Melalui upacara ini, diharapkan juga tidak hanya memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan, tetapi juga menguatkan ikatan sosial dan budaya di antara satu sama lain sebagai umat beragama. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan

BUDAYA

Wabup Suiasa Hadiri “Karya Ngenteg Linggih” Pura Agung Banjar Sedahan Desa Gulingan

Published

on

By

KARYA: Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri Karya Ngenteg Linggih Pura Agung Banjar Sedahan, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Senin (17/2). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bertepatan dengan Rahina Kajeng Kliwon Wuku Landep, Senin (17/2) Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri Karya Ngenteg Linggih Pura Agung Banjar Sedahan, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi.

Pembangunan Pura Agung Banjar Sedahan dan Ngodak Tapakan dibantu dana BKK pada anggaran induk tahun 2024 sebesar Rp. 968 juta dan untuk dana karya swadaya dari krama setempat.

Turut hadir anggota DPRD Badung I Made Rai Wirata, Camat Mengwi dan unsur tripika, Perbekel Desa Gulingan, Bendesa Adat Gulingan, Kelian Adat/Dinas se-Desa Gulingan serta krama pengempon pura setempat.

Wabup Suiasa menyampaikan terima kasih kepada krama yang telah melaksanakan swadharma utama membangun yadnya kehadapan Ida Bhatara di Pura Agung ini.

“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Badung, merasa bahagia dan berterima kasih, karena semeton krama telah berhasil melaksanakan yadnya utama. Kami sebagai pemerintah berkesempatan hadir ikut ngrastitiang, mendoakan agar yadnya ini dapat berjalan dengan baik labda karya sida sidaning don sesuai harapan krama. Kami merasa bangga karena krama disini telah mampu membayar hutang niskala yaitu dengan meyadnya,” jelasnya seraya berharap melalui yadnya ini, krama semua diberikan kerahayuan dan keselamatan.

Sementara ketua panitia Wayan Darmaja mewakili krama banjar sedahan menyampaikan terimakasih kepada Guru Wisesa Pemerintah Kabupaten Badung sudah memberikan bantuan dana BKK sehingga proses pembangunan pura dapat terlaksana. Dilaporkan dudonan karya sudah dimulai dari tanggal 23 Januari 2025 nuasen karya, tanggal 17 Februari 2025 mecaru, melaspas mendem pedagingan, dan puncak karya tanggal 22 Februari 2025 yang dipuput oleh Ida Pedanda Nabe Griya Sidemen dan Ida Pedanda Griya Pradnya Gulingan. (gs/bi)

Baca Juga  Bupati Sanjaya Dukung Kekompakan Warga Desa Sudimara Laksanakan "Yadnya"

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Desa Adat Kota Tabanan Gelar Upacara Tawur Gempang, Harapkan Keseimbangan Jagat

Published

on

By

TAWUR: Pemkab Tabanan menggelar Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2) mendapat perhatian besar dari masyarakat setempat.

Bupati Tabanan, yang diwakili oleh Plt. Asisten III Kabupaten Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, hadir dalam pelaksanaan acara sakral ini. Upacara tersebut memiliki makna mendalam, yaitu untuk memohon dan menjaga keseimbangan jagat/alam serta mengembalikannya agar tetap berkesinambungan.

Tawur Nawa Gempang sendiri merupakan bagian dari rangkaian upacara adat yang memiliki tujuan untuk menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan Tuhan. 

“Melalui upacara ini, kita memohon agar keseimbangan alam tetap terjaga, sehingga kehidupan dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan,” ujar Gunawan saat itu meneruskan harapan Bupati Tabanan, Sanjaya. Menurutnya, upacara ini juga merupakan wujud rasa syukur atas segala anugerah yang diberikan oleh alam.

Dalam upacara tersebut, nampak pula kehadiran sejumlah Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, di mana kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelaksanaan ritual yang merupakan bagian dari tradisi adat Bali ini. Selain itu, para perbekel dan bendesa adat setempat juga hadir memberikan penghormatan.

“Keberadaan kita di sini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga tradisi yang sudah turun temurun,” imbuh Gunawan.

Upacara Tawur Nawa Gempang ini juga menarik perhatian masyarakat yang datang untuk menyaksikan dan turut serta dalam mendoakan agar Tabanan senantiasa diberikan kedamaian serta kesejahteraan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual spiritual semata, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kearifan dan tradisi lokal.

Lebih lanjut, Pemkab Tabanan menghimbau agar seluruh elemen masyarakat terus menjaga hubungan baik, khususnya dengan alam. Pihaknya juga menekankan pentingnya menjaga alam dan warisan budaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang, sekaligus harapan ini mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali, serta memastikan tradisi Tawur Nawa Gempang terus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat dan makna. (gs/bi)

Baca Juga  Bupati Tabanan Ikuti Rangkaian Persembahyangan Tawur Agung Kesanga di Pura Catus Pata Kota Tabanan

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pelestarian Naskah Kuno, Disbud Badung Gelar Konservasi Lontar

Published

on

By

KONSERVASI: Dinas Kebudayaan Badung bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin (17/2) bekerjasama dalam menggelar Festival Konservasi Lontar, di Griya Prabhu, Br. Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi. (Foto: Hms Diskominfo Badung)

Badung, baliilu.com – Dinas Kebudayaan Badung bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin (17/2) bekerjasama dalam menggelar Festival Konservasi Lontar, di Griya Prabhu, Br. Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi. Kegiatan ini pun merupakan serangkaian Bulan Bahasa Bali ke-7. Selain itu diharapkan dapat melestarikan naskah kuno milik masyarakat.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Made Purwita, Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Ni Nyoman Indrawati, Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Badung, I Nyoman Sugita, dan perwakilan Dinas Kearsipan Kabupaten Badung.

Kabid Sejarah, Disbud Badung, Ni Nyoman Indrawati mengatakan, program ini sejalan dengan kegiatan Disbud Badung untuk pelestarian naskah kuno. Selain itu pelaksanaan Festival Konservasi Lontar juga termasuk dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025.

“Kegiatan Disbud Badung dalam pelestarian naskah kuno dilaksanakn dari tahun ke tahun. Tujuannya untuk melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali, khususnya manuskrip berupa lontar,” ujar Indrawati.

Pihaknya menyebutkan, dalam lontar umumnya mengandung berbagai ilmu pengetahuan, berupa tradisi, seni, budaya, bahasa, dan lainnya. Jika lontar ini tidak dilestarikan, ditakutkan ilmu pengetahuan akan hilang dan tidak dinikmati oleh generasi penerus. Sehingga pihaknya berharap masyarakat dapat memberikan ruang kepada pemerintah untuk melakukan konservasi. Apalagi banyak masyarakat yang hanya menyakralkan tanpa mengetahui isi dari lontar tersebut. 

“Takut mereka menurunkan, membaca, semoga dari kegiatan ini mereka menjadi semakin sadar dan mau membuka kepada pemerintah khsusunya untuk memberikan ruang bagi kami untuk mengkonversi lontar mereka,” paparnya.

Sementara Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Made Purwita menyatakan, konservasi lontar ini dilaksankan serangkaian dari Bulan Bahasa Bali VII melalui Disbud Bali. Tujuannya adalah pelestarian dan pengembangan dari naskah kuno yang tertuang dalam lontar. Selain itu pelestarian dari wariga yang tertulis dalam potongan kayu. 

Baca Juga  Bupati Sanjaya Terima ‘’Entry Meeting’’ BPK RI Perwakilan Bali

“Jadi tujuannya itu adalah pelestarian. Kami sekalian merawat dari naskah-naskah ini, membersihkan yang bertujuan agar naskah ini tidak rusak,” ucap Purwita.

Pihaknya menerangkan, seluruh masyarakat Bali yang memiliki naskah dapat menyampaikan kepada pemerintah. Sehingga nantinya melalui Penyuluh Bahasa Bali akan dilakukan konservasi sekaligus mendata lontar. 

“Kalau tidak dirawat, tidak diturunkan, atau tidak bisa dibaca, mana mungkin bisa diketahui isi dari naskahnya. Jadi diharapkan kesadarannya untuk bisa membuka diri atau memberikan naskahnya untuk dirawat,” imbuhnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca