Saturday, 18 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Sekda Adi Arnawa ‘’Nyaksiang Karya Ngenteg Linggih’’ Pura Panti Prabu Sobangan Mengwi

Sekda Adi Arnawa ‘’Nyaksiang Karya Ngenteg Linggih’’ Pura Panti Prabu Sobangan Mengwi

BALIILU Tayang

:

Sekda Adi Arnawa
HADIRI KARYA: Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri puncak karya Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit, Rsi Gana dan Mecaru Wraspati Kalpa Alit di Pura Panti Prabu, Banjar Selat, Desa Adat Sobangan, Mengwi, Rabu (29/5). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri puncak Karya Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit, Rsi Gana dan Mecaru Wraspati Kalpa Alit di Pura Panti Prabu, Banjar Selat, Desa Adat Sobangan, Mengwi, Rabu (29/5). Acara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Pateke Dukuh Prabu dari Griya Pangku Prabu Tabanan.

Sekda Adi Arnawa juga menyerahkan dana bantuan aci secara simbolis sebesar Rp. 10 juta yang diterima langsung oleh ketua panitia karya. Turut hadir juga dalam acara ini, perwakilan Camat Mengwi, Perbekel Desa Sobangan I Ketut Tirtayasa, Bendesa Adat Sobangan I Kade Oka Swarya, serta tokoh dan masyarakat pengempon.

Dalam sambutannya Sekda Badung Wayan Adi Arnawa menyampaikan rasa dan bahagia bisa hadir dan ikut menjadi upasaksi di tengah-tengah masyarakat pengempon Pura Panti Prabu dalam melaksanakan upacara Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit, Rsi Gana dan Mecaru Wraspati Kalpa Alit, semoga dalam melaksanakan upacara ini Ida Betara Betari memberi tuntunan dan semoga pelaksanaan upacara ini berjalan dengan lancar.

”Saya berharap upacara ini bisa berjalan lancar karena ini adalah satu wujud ungkapan terimakasih kita kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melalui kegiatan karya ini juga semoga kita selalu dianugerahi kesehatan dan kerahayuan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa. Pemerintah berkomitmen untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam kegiatan adat, agama, seni, dan budaya dan pemerintah akan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk meringankan beban masyarakat. Mudah-mudahan dengan kegiatan upacara ini juga salah satunya untuk menarik para wisatawan baik lokal maupun internasional datang ke Bali khususnya ke Kabupaten Badung. Karena bagaimanapun juga PAD di Kabupaten Badung salah satunya bersumber dari sektor pariwisata, karena tamu mancanegara maupun lokal datang ke Bali karena melihat budaya kita untuk itu, kita bersama-sama harus jaga adat, agama, seni dan budaya,” ujarnya.

Baca Juga  Soal Teknologi RDF, Sekda Adi Arnawa Instruksikan OPD Terkait Atensi Masalah Sampah di Badung

Selain bersembahyang di Pura Panti Prabu, Sekda Adi Arnawa juga bersembahyang di Pura Perjuangan Pahlawan Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna, dimana Pura ini sekaligus menjadi monumen perjuangan rakyat dalam memerangi penjajahan serdadu NICA.

Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna gugur pada tanggal 29 Juni 1947, setelah dihujani peluru oleh tentara NICA di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal. Beberapa tahun setelah Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna gugur dibuatkan monumen yang bertempat di Desa Sobangan, dimana sebelumnya masyarakat Desa Sobangan mohon petunjuk gaib karena adanya kejadian aneh/ajaib berupa pohon jaka (enau) kecil yang berbunga seperti pohon enau besar. Hal tersebut merupakan ciri atau petunjuk yang diyakini bahwa arwah/roh Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna ingin dibuatkan monumen.

“Semangat perjuangan dalam melawan penjajah tersebut merupakan hal yang patut dilanjutkan oleh pemerintah saat ini dalam melawan kebodohan dan kemiskinan. Semoga Kapten Anumerta Tjokorda Agung Tresna melindungi serta merestui kita semuanya dalam melanjutkan perjuangan Beliau,” ucap Adi Arnawa.

Sementara itu Manggala Karya I Made Widiana menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak Sekda Badung bersama undangan lainnya di Pura Panti Prabu Sobangan. “Kami melaksanakan upacara Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit, Rsi Gana dan Mecaru Wraspati Kalpa Alit, adapun rangkaian acara ini dimulai dengan Mapakeling atau Matur Piuning dan diakhiri dengan Ngelebar atau Nyineb pada tanggal 09 Juni nanti dan puncak dari upacara yang kami laksanakan nemonin Buda Umanis, Wuku Prangbakat pinanggal 29 Mei 2024, dan juga dapat kami sampaikan pengempon pura ini sebanyak 27 KK terdiri dari 2 Merajan Ageng Dadia,” jelasnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan

BUDAYA

Bupati Giri Prasta ‘’Mendem Pedagingan’’ di Pura Dalem Kekeran, Selanbawak, Tabanan

Published

on

By

Giri Prasta
HADIRI KARYA: Bupati Nyoman Giri Prasta disambut warga saat menghadiri Karya Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Dalem Kekeran Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Selanbawak, Marga, Tabanan, Selasa (14/1). (Foto: Hms Badung)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, turut serta prosesi Mendem Pedagingan serangkaian Karya Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Dalem Kekeran Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Selanbawak, Marga, Tabanan, Selasa (14/1).

Hadir pada karya tersebut Anggota DPRD Kabupaten Badung I Wayan Regep, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel Selambawak I Made Merta, Bendesa Adat Kekeran I Gede Nyoman Sabar Tangkas, tokoh masyarakat serta krama Desa Adat Kekeran Selanbawak.

Upacara ini dilaksanakan untuk penyucian Pelinggih Ida Bhatara, Pura Prajapati, Balai Kulkul, Apit Surang dan Jineng yang rampung dibangun dan direnovasi dengan dukungan hibah fisik dari Pemerintah Kabupaten Badung bernilai Rp 2,2 miliar dengan pengalokasian melalui Anggaran Induk Tahun 2024.

Usai melaksanakan mendem pedagingan dan melaksanakan persembahyangan, Bupati Giri Prasta, menyampaikan bahwa dirinya hadir di tengah-tengah masyarakat Desa Adat Kekeran Manik Gunung untuk ikut ngastiti bhakti dalam pelaksanaan karya di Pura Dalem lan Prajapati Kekeran Manik Gunung.

“Pemerintah Kabupaten Badung hadir membantu pembangunan Pura ingin memberikan yang terbaik kepada umat sedharma sehingga ke depan masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan iuran, cukup masyarakat gotong-royong untuk ngayah saja. Ini adalah salah satu contoh yang kita berikan untuk menjaga adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Astungkara ini akan kami lakukan terus dengan membuat legacy bagi generasi penerus serta untuk meringankan beban masyarakat,” jelasnya.

Ia juga berpesan, menjadikan karya ini untuk memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan dalam menjaga keluhuran adat dan budaya Bali. “Saya harapkan masyarakat harus bergotong-royong bersatu agar semua berjalan dengan baik dan lancar, astungkara masyarakat Desa Adat Kekeran, Selanbawak ini segilik, seguluk, selulung sebayantaka, gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertha rahaja,” ujar Bupati Giri Prasta seraya berharap melalui upacara ini, masyarakat semua mendapatkan kerahayuan sekala dan niskala. (gs/bi)

Baca Juga  Sekda Adi Arnawa Buka Pelatihan Kepemimpinan Transformasi, Diikuti 46 BUMdes Se-Badung

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Badung Hadiri ‘‘Karya Melaspas Ageng‘‘ di Pura Luhur Puseh Dasar Desa Adat Senganan Kanginan

Published

on

By

Bupati Badung
HADIRI KARYA: Bupati Nyoman Giri Prasta serahkan punia saat menghadiri puncak Karya Melaspas Ageng di Pura Luhur Puseh Dasar, Desa Adat Senganan Kanginan, Penebel, Kabupaten Tabanan, Selasa (14/1). (Foto: Hms Badung)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dalam upaya mendukung pelestarian adat, agama, tradisi, seni, dan budaya di Bali menghadiri puncak Karya Melaspas Ageng di Pura Luhur Puseh Dasar, Desa Adat Senganan Kanginan, Penebel, Kabupaten Tabanan, Selasa (14/1).

Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian karya yang meliputi melaspas Bale Paruman Ida Bhatara, Bale Gong, Candi Bentar, Apit Surang, dan Balai Wantilan yang rampung dibangun dengan dukungan hibah fisik dari Pemerintah Kabupaten Badung senilai Rp 3,2 miliar dengan pengalokasian melalui Anggaran Induk Tahun 2024.

Sebagai wujud dukungan pribadinya, Bupati Giri Prasta juga menyerahkan punia sebesar Rp 15 juta untuk menunjang pelaksanaan karya, Rp 5 juta untuk penari pendet, dan Rp 5 juta untuk Sekaa Baleganjur.

Hadir mendampingi Bupati Badung, Ketua DPRD Tabanan I Nyoman Arnawa, anggota DPRD Badung I Wayan Regep, Perbekel Senganan I Wayan Sukarata, Bendesa Adat Senganan Kanginan I Nyoman Nasta beserta krama pengempon Pura.

Dalam sambrama wacananya, Bupati Giri Prasta menegaskan komitmennya untuk selalu mendukung keberlanjutan tradisi keagamaan dan sosial yang menjadi identitas utama masyarakat Bali. “Pelaksanaan Karya Melaspas Ageng ini bukan sekadar ritual, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang mendalam. Saya berharap fasilitas yang telah dibangun ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kegiatan adat, sosial, dan budaya bagi masyarakat,” ungkapnya.

Bupati juga menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh masyarakat adat Desa Senganan Kanginan yang menunjukkan semangat gotong-royong dalam pelaksanaan karya besar ini. Ia menyebutkan bahwa semangat kebersamaan ini adalah warisan luhur nenek moyang yang harus senantiasa dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. “Saya apresiasi atas dedikasi dan kerja keras seluruh krama adat di sini. Kita bersama telah menciptakan legacy yang bermanfaat bagi generasi penerus. Dengan adanya fasilitas ini, generasi mendatang dapat fokus pada pengembangan sisi ekonominya,” ujar Bupati Giri Prasta.

Baca Juga  Soal Teknologi RDF, Sekda Adi Arnawa Instruksikan OPD Terkait Atensi Masalah Sampah di Badung

Bupati Giri Prasta juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas wilayah dalam menjaga keberlanjutan budaya Bali. Menurutnya, kerja sama antara Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan dalam pembangunan ini merupakan wujud sinergi yang memberikan dampak positif nyata bagi masyarakat.

“Kami percaya bahwa pembangunan fisik harus diimbangi dengan pembangunan spiritual. Oleh karena itu, hibah ini kami berikan sebagai bentuk dukungan konkret agar masyarakat memiliki fasilitas yang layak dan mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan adat dan budaya. Namun, saya juga mengingatkan pentingnya tanggung jawab bersama untuk merawat fasilitas yang telah dibangun ini,” tegasnya.

Selanjutnya, Giri Prasta juga berharap Karya Melaspas Ageng ini dapat menciptakan keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Semoga karya ini memberikan kerahayuan, labda karya sida sidaning don, sagilik saguluk, tata tentrem kerta raharja. Mari kita jadikan untuk memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan dalam menjaga keluhuran adat dan budaya Bali, kalau kita bersatu setengah perjuangan berhasil dan tidak bersatu maka setengah perjuangan akan gagal,” pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Giri Prasta Hadiri Upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem di Pura Ulun Danu Beratan

Published

on

By

mapag toya
SEMBAHYANG: Bupati Badung Nyoman Giri Prasta lakukan persembahyangan saat menghadiri upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem yang berlangsung di Pura Ulun Danu Beratan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Selasa (14/1). (Foto: Hms Badung)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian adat, agama dan budaya Bali dengan menghadiri upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem yang berlangsung di Pura Ulun Danu Beratan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Selasa (14/1).

Upacara yang bertepatan dengan Rahina Purnama Sasih Kapitu, Wuku Wayang ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung sebagai leading sektor sebagai perwujudan dalam tradisi Hindu Bali memohon keseimbangan alam semesta dan keberkahan bagi masyarakat. Hadir pula pada acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, serta para Kelian Subak se-Badung dan Tabanan.

Bupati Giri Prasta menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan para tokoh adat atas dedikasi mereka dalam melestarikan budaya Bali melalui penyelenggaraan upacara keagamaan ini. “Upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem bukan sekadar prosesi, melainkan penghormatan kepada alam yang memberikan kehidupan. Ini merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pengempon pura saja,” ujar Bupati.

Upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem memiliki makna yang mendalam dalam konteks religius dan ekologis. Mapag Toya, yang berarti “menjemput air” melambangkan penghormatan kepada sumber air sebagai elemen vital kehidupan. Tawur dilakukan sebagai upaya penyucian lingkungan demi menciptakan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi. Pakelem, sebagai bentuk persembahan kepada laut atau danau, bertujuan memohon keseimbangan dan keberkahan bagi seluruh alam.

Pura Ulun Danu Beratan memiliki kedudukan sebagai tempat pemujaan Dewi Danu, yang dipercaya sebagai penguasa air dan sumber kesuburan. Pura ini menjadi simbol harmoni antara manusia dan alam semesta. Danau Beratan sendiri berperan penting sebagai sumber air bagi irigasi pertanian di kawasan sekitarnya, termasuk Kabupaten Badung dan Tabanan. “Pentingnya kerja sama lintas daerah dalam menjaga kelestarian budaya dan lingkungan. Kolaborasi antara Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan dalam kegiatan seperti ini merupakan contoh nyata sinergi yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga  Soal Teknologi RDF, Sekda Adi Arnawa Instruksikan OPD Terkait Atensi Masalah Sampah di Badung

Bupati Giri Prasta juga menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Badung mendukung pelestarian tradisi keagamaan tidak hanya secara simbolis, tetapi juga melalui bantuan konkret untuk memenuhi kebutuhan fasilitas upacara. Ia berharap bahwa pelaksanaan upacara Mapag Toya, Tawur dan Pakelem ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus menjaga kearifan lokal dan menghormati alam sebagai wujud syukur atas anugerah yang telah diberikan.

“Pelestarian tradisi dan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Dengan menjaga budaya dan adat, kita menjaga identitas Bali di tengah tantangan modernisasi,” tutup Bupati Giri Prasta. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca