Saturday, 25 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Ikuti Protokol Kesehatan, MGPSSR Klungkung Gelar ‘’Sisya Pariksa’’

BALIILU Tayang

:

de
SISYA PARIKSA, Tim Sisya Pariksa dari MGPSSR Pusat, Provinsi dan Kabupaten melakukan sisya pariksa terhadap calon Bhawati Jro Mangku Gede Komang Kartika beserta istri Jro Mangku Istri Ni Nyoman Nety Etarini.

Klungkung, baliilu.com -Tahap bhawati merupakan jenjang kedua yang harus dilalui calon diksita di lingkungan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR). Tahap ini diawali dengan proses Sisya Pariksa guna memastikan kesiapan calon diksita untuk menjadi seorang sulinggih. Seperti yang dilaksanakan pada hari Minggu Kliwon Watugunung (28/6-2020), telah diadakan Sisya Pariksa terhadap calon Bhawati Jro Mangku Gede Komang Kartika beserta istri Jro Mangku Istri Ni Nyoman Nety Etarini.

Dalam acara Sisya Pariksa yang diadakan di rumah kedua calon bhawati di Dusun Losan, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini, hadir Tim Sisya Pariksa dari Sabha Pandita MGPSSR Kabupaten Klungkung Ida Pandita Mpu Daksa Budha Kusuma Wijaya didampingi Tim Sisya Pariksa dari Sabha Pandita MGPSSR Pusat Ida Pandita Mpu Jaya Putra Pemuteran dan Ida Pandita Mpu Uppadyayananda, dan Ida Pandita Mpu Dharmika Sandi Kerta Satwika dari Tim Sisya Pariksa MGPSSR Provinsi Bali.

Turut hadir ketiga calon Nabe yaitu Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, Ida Pandita Mpu Jaya Satwikananda, dan Ida Pandita Mpu Jaya Reka Wijnana Yoga serta Ketua MGPSSR Kabupaten Klungkung I Wayan Sudiarsa serta I Nyoman Putra Suarjana dan Jro Mangku Wayan Selat Wirata dari MGPSSR Provinsi Bali.

de
CALON BHAWATI, Jro Mangku Gede Komang Kartika beserta istri Jro Mangku Istri Ni Nyoman Nety Etarini (paling depan).

Ketua MGPSSR Kabupaten Klungkung I Wayan Sudiarsa menyatakan ada lima persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon bhawati yaitu syarat fisik, kesusilaan, pengetahuan, penyucian, dan syarat administrasi. Kelima hal inilah yang dimintakan klarifikasinya oleh Tim Sisya Pariksa.

“Untuk syarat fisik seorang calon bhawati harus sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter serta surat keterangan sehat mental dan rohani dari psikiater/dokter ahli jiwa. Sedangkan dari usia dipersyaratkan minimal 40 tahun,” papar Sudiarsa.

Baca Juga  Sebanyak 521 PMI Asal Bali yang Datang 27 Dikarantina, Pemprov Bali Tambah Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Lebih lanjut Sudiarsa menyatakan dalam masa pandemi Covid-19 ini kepada calon diksita juga diminta untuk menyiapkan surat dukungan dari bendesa adat setempat terkait dengan pemenuhan terhadap protokol kesehatan. Di tempat acara pun telah disiapkan fasilitas pencuci tangan, serta imbauan untuk menjaga jarak.

Ida Pandita Mpu Daksa Budha Kusuma Wijaya selaku Tim Sisya Pariksa Sabha Pandita MGPSSR Kabupaten Klungkung mempertanyakan tujuan yang bersangkutan untuk munggah bhawati serta kesiapan dukungan keluarga khususnya anak-anak dari kedua calon. Sementara itu, Ida Pandita Mpu Dharmika Sandi Kerta Satwika dari Tim Sisya Pariksa MGPSSR Provinsi Bali mempertanyakan langkah-langkah yang akan diambil calon diksita bila sudah menjadi bhawati dan sulinggih nantinya. Sedangkan Ida Pandita Mpu Uppadyayananda mempertanyakan kesiapan dari pihak keluarga untuk memberdayakan sang sulinggih nantinya.

Di samping mengajukan pertanyaan, tim juga memberikan pesan-pesan kepada kedua calon diksita. Bahkan Ida Pandita Mpu Jaya Putra Pemuteran selaku Ketua Tim Sabha Pandita MGPSSR Pusat sempat mengingatkan kedua calon diksita tentang tugas berat yang akan diemban oleh keduanya setelah menjadi sulinggih nantinya.

“Seorang sulinggih nantinya harus bisa melaksanakan ajaran Yama Brata, Nyama Brata dan Guru Susrusa. Seorang nanak me-ala ayu tunggal dengan nabe-nya, sungguh tidak benar apabila seorang nanak berani kepada nabe-nya,” papar Ida Pandita.

Berdasarkan Sisya Pariksa ini diputuskan bahwa kedua calon diksita memenuhi syarat dan diberikan rekomendasi untuk melanjutkan upacara Madeg Bhawati. Menurut rencana upacara ini akan dilaksanakan 22 Juli 2020 mendatang. Upacara ini pun akan dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan mengingat penyebaran Covid-19 saat ini melalui transmisi sosial tengah marak. Siapa pun tak menginginkan jika pelaksanaan upacara yadnya yang bertujuan mulia justru menjadi sumber penyebaran virus Covid-19. (*/dra)

Baca Juga  PKM di Dangri Kangin, Masih Ditemukan Warga Tanpa Masker

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Wabup Suiasa Hadiri Melaspas Kori Agung dan Tembok Penyengker di Pura Luhur Beten Bingin Munggu

Published

on

By

wabup suiasa
SERAHKAN PUNIA: Wabup Ketut Suiasa menyerahkan punia saat menghadiri acara Melaspas Kori Agung dan Tembok Penyengker di Pura Luhur Beten Bingin Banjar Sedahan Desa Munggu, Mengwi Badung, Selasa (21/1). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menghadiri acara Melaspas Kori Agung dan Tembok Penyengker di Pura Luhur Beten Bingin Banjar Sedahan Desa Munggu, Mengwi Badung, Selasa (21/1).

Turut hadir pada kesempatan ini Perbekel Desa Munggu, Bendesa Adat Munggu, Pujangga dan Pandean, BPD Desa Munggu, serta Kelihan Adat/Dinas Banjar Sedahan dan kelian Adat/Dinas Banjar Pempatan Munggu.

Sebagai bentuk dukungan Pemkab Badung terhadap pembangunan Kori Agung dan Tembok Penyengker Pura Luhur Beten Bingin tersebut dibantu dana sebesar Rp. 870 juta lebih. Pada kesempatan itu Wabup Suiasa memberikan paraf pada prasasti dan membantu secara pribadi sebesar Rp 4 juta serta bantuan dari Perbekel Munggu Rp 5 juta, Bendesa Adat Munggu Rp 500 ribu yang diterima pengurus pura I Made Ernawan.

Wabup Suiasa merasa berbahagia dan bersyukur bisa hadir di acara melaspas. Ia mengatakan di masa-masa baktinya habis sebagai Wakil Bupati tidak henti-hentinya mengajak warga selalu ngrastiti bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar acara pemelaspasan berjalan lancar dan labda karya.

“Saya merasa berbahagia dan bersyukur bisa hadir disini sebelum berakhir masa bakti saya sebagai Wakil Bupati. Kegiatan yadnya melaspas ini sudah dilaksanakan dengan tulus dan ikhlas maka sudah pasti ada hikmahnya, semoga kita selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan serta keseimbangan alam semesta,” imbuhnya.

Wabup Suiasa mengingatkan warga dalam bermasyarakat perbedaan jangan dianggap sebagai jarak atau batas untuk bersaudara melainkan perbedaan itu diibaratkan dengan upakara yadnya melaspas yang terdiri dari banyak jenis bahan yang menjadi satu sebagai persembahan. Sesuai dengan fungsi dan makna dari yadnya melaspas tersebut.

Sementara itu pengurus Pura I Made Ernawan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wabup Suiasa di tengah kesibukannya sudah meluangkan waktu untuk hadir dan ikut mendoakan kegiatan yadnya melaspas tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa upacara pemelaspasan yang puncaknya pada Rahina Buda Cemeng Klawu dan dipuput oleh Ida Pedanda Ketut Pemaron dari Griya Sideman Banjar Pemaron Baleran Munggu serta berharap acara melaspas berjalan lancar. (gs/bi)

Baca Juga  Update Covid-19 (13/8) di Denpasar, Kasus Sembuh Terus Bertambah, Kasus Positif Mulai Menurun

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan Peringati Tumpek Wayang

Published

on

By

RAHINA TUMPEK WAYANG: Pemkot Denpasar upacara Persembahyangan bersama dalam rangka memperingati Rahina Tumpek Wayang di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Sabtu (18/1). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemkot Denpasar menggelar upacara Persembahyangan bersama dalam rangka memperingati Rahina Tumpek Wayang di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Sabtu (18/1). Persembahyangan ini dilaksanakan sebagai wujud syukur serta memuja Tuhan dalam manifestasinya memberikan pencerahan kehidupan di dunia serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan.

Dimana persembahyangan ini dihadiri Plt. Asisten III Setda Kota Denpasar, I Wayan Sudiana bersama para pimpinan di lingkungan OPD Setda Kota Denpasar beserta unsur Forkopimda Kota Denpasar.

Rangkaian upacara diawali dengan sesolahan Wayang Lemah, diiringi suara kekidungan, upacara berlangsung khidmat yang dipuput Ida Pedanda Made Taman Dwija Putra.

Plt. Asisten III Setda Kota Denpasar, I Wayan Sudiana mengatakan, peringatan Hari Tumpek Wayang merupakan hari suci pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Iswara yang berfungsi untuk menerangi kegelapan, memberikan pencerahan kehidupan di dunia serta mampu membangkitkan daya seni dan keindahan.

Tumpek Wayang juga merupakan cerminan dimana dunia yang diliputi dengan kegelapan, manusia oleh kebodohan, keangkuhan, keangkaramurkaan.

Tumpek Wayang juga bermakna sebagai “Hari Kesenian”.  Karenanya, secara ritual diupacarai (kelahiran) berbagai jenis kesenian seperti wayang, barong, rangda, topeng, dan segala jenis gamelan.

“Aktivitas ritual tersebut sebagai bentuk rasa syukur terhadap Sang Hyang Taksu sering disimboliskan dengan upacara kesenian wayang kulit, karena mengandung berbagai unsur seni atau teater total. Dalam kesenian ini, semua eksistensi dan esensi kesenian sudah tercakup,” ujarnya.

Pihaknya menambahkan, melalui peringatan Hari Tumpek Wayang diharapkan mampu menyeimbangkan alam semesta beserta isinya. Serta mampu memberikan kekuatan agar manusia senantiasa mulat sarira dan introspeksi diri. (eka/bi)

Baca Juga  Sebanyak 521 PMI Asal Bali yang Datang 27 Dikarantina, Pemprov Bali Tambah Rumah Sakit Rujukan Covid-19

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Giri Prasta ‘’Mendem Pedagingan’’ di Pura Dalem Kekeran, Selanbawak, Tabanan

Published

on

By

Giri Prasta
HADIRI KARYA: Bupati Nyoman Giri Prasta disambut warga saat menghadiri Karya Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Dalem Kekeran Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Selanbawak, Marga, Tabanan, Selasa (14/1). (Foto: Hms Badung)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, turut serta prosesi Mendem Pedagingan serangkaian Karya Melaspas dan Mecaru Rsi Gana di Pura Dalem Kekeran Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Selanbawak, Marga, Tabanan, Selasa (14/1).

Hadir pada karya tersebut Anggota DPRD Kabupaten Badung I Wayan Regep, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Perbekel Selambawak I Made Merta, Bendesa Adat Kekeran I Gede Nyoman Sabar Tangkas, tokoh masyarakat serta krama Desa Adat Kekeran Selanbawak.

Upacara ini dilaksanakan untuk penyucian Pelinggih Ida Bhatara, Pura Prajapati, Balai Kulkul, Apit Surang dan Jineng yang rampung dibangun dan direnovasi dengan dukungan hibah fisik dari Pemerintah Kabupaten Badung bernilai Rp 2,2 miliar dengan pengalokasian melalui Anggaran Induk Tahun 2024.

Usai melaksanakan mendem pedagingan dan melaksanakan persembahyangan, Bupati Giri Prasta, menyampaikan bahwa dirinya hadir di tengah-tengah masyarakat Desa Adat Kekeran Manik Gunung untuk ikut ngastiti bhakti dalam pelaksanaan karya di Pura Dalem lan Prajapati Kekeran Manik Gunung.

“Pemerintah Kabupaten Badung hadir membantu pembangunan Pura ingin memberikan yang terbaik kepada umat sedharma sehingga ke depan masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan iuran, cukup masyarakat gotong-royong untuk ngayah saja. Ini adalah salah satu contoh yang kita berikan untuk menjaga adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Astungkara ini akan kami lakukan terus dengan membuat legacy bagi generasi penerus serta untuk meringankan beban masyarakat,” jelasnya.

Ia juga berpesan, menjadikan karya ini untuk memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan dalam menjaga keluhuran adat dan budaya Bali. “Saya harapkan masyarakat harus bergotong-royong bersatu agar semua berjalan dengan baik dan lancar, astungkara masyarakat Desa Adat Kekeran, Selanbawak ini segilik, seguluk, selulung sebayantaka, gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertha rahaja,” ujar Bupati Giri Prasta seraya berharap melalui upacara ini, masyarakat semua mendapatkan kerahayuan sekala dan niskala. (gs/bi)

Baca Juga  Dalam Sehari, Gubernur Koster Tuntaskan Proses Pembangunan Kantor MDA di Bangli dan Buleleng

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca