Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Obati Kerinduan Para Yowana, Desa Adat Buleleng Gelar Pengrupukan Festival 2025

BALIILU Tayang

:

festival ogoh-ogoh buleleng
RAKOR: Rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, terkait Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025, Jumat (17/1). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Mengobati rasa rindu akan penyaluran kreativitas seni para yowana di Desa Adat Buleleng dan wujud komitmen Desa Adat Buleleng dalam melestarikan adat tradisi Bali jelang hari Raya Pangrupukan Nyepi Caka 1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025.

Demikian disampaikan Jro Nyoman Sutrisna selaku Kelian Desa Adat Buleleng usai rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, Jumat (17/1).

Lebih lanjut dijelaskan, dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di Desa Adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan karena bertepatan dengan piodalan dan pesta demokrasi.

“Tahun ini kami adakan lomba ogoh-ogoh dengan branding Pengerupukan Festival. Temanya ‘Nyomya Bhuta Kala Pengerupukan Nyanggra Nawa Warsa 1947, Dharma Dumaranang Desa’,” ujar Sutrisna dikutip dari laman bulelengkab.go.id.

Desa Adat Buleleng juga memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 5 juta kepada setiap yowana di banjar adat untuk pembuatan ogoh-ogoh. Bantuan stimulan mulai disalurkan pada Jumat (17/1) lalu. Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para yowana harus berbentuk bhuta kala sesuai dengan tema lomba. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp 56 juta, dengan kategori juara 1, 2, dan 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.

Festival Pengerupukan ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret 2025, mulai pukul 18.00 Wita. Rutenya dimulai dari depan RSUD Buleleng, melewati Tugu Singa Ambara Raja, Catuspata Desa Adat, hingga berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.

Baca Juga  Bupati Sanjaya Buka Parade Ogoh-ogoh Se-Desa Adat Kota Tabanan

Untuk memastikan proses penilaian berjalan objektif, pihak penyelenggara berencana menggunakan juri dari luar Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari ahli seni, budaya, dan akademisi. Penilaian akan dilakukan di jalan dan di Setra Buleleng, dengan pengawasan juga pada proses pembuatan ogoh-ogoh yang didampingi oleh para juri.

Kelian Sutrisna menegaskan bahwa festival ini bertujuan sebagai wadah bagi para yowana di 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam seni ogoh-ogoh.

“Dalam pengarakan ogoh-ogoh juga dilarang menggunakan sound system, kreativitas yowana dalam berbudaya harus di tonjolkan pada festival ini,” tegasnya.

Pengerupukan Festival 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang tidak hanya merayakan Hari Suci Nyepi, tetapi juga mengangkat potensi seni budaya lokal, sambil mempererat hubungan antar warga di Desa Adat Buleleng. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SENI

Kecak Kolosal “Dewi Sita Kepandung” Meriahkan Lovina Festival 2025

Published

on

By

Lovina Festival
Dewi Sita Kepandung meriahkan Lovina Festival 2025. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Suasana meriah dan sarat akan taksu kecak memenuhi udara malam dalam gelaran hari kedua Lovina Festival 2025  yang mengusung tajuk “The Magical Lovina”. Dentuman “cak-cak-cak” bersahutan memecah keheningan, menjadi latar megah bagi pertunjukan kecak kolosal anak-anak bertema “Dewi Sita Kepandung” yang memukau ratusan penonton di Pantai Tasik Madu, Kawasan Wisata Lovina, Jumat (25/7).

Dalam balutan cahaya malam dan semangat generasi muda, kelompok Cakalitaksu dari Sanggar Seni Manik Uttara menghadirkan pentas kecak yang bukan hanya hiburan, tetapi juga napas pelestarian budaya Bali. Saat ditemui, Kadek Sefyan Artawan selaku pembina garapan menjelaskan tarian cak kolosal ini hanya memerlukan waktu 4 hari dengan mengikutsertakan 35 penari dari anak-anak dengan durasi tarian 20 menit.

“Ini merupakan proses yang sangat singkat namun penuh semangat. Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak pun bisa membawakan pertunjukan budaya yang sarat makna. Mereka bukan hanya tampil, tapi juga belajar nilai-nilai luhur di balik cerita,” jelasnnya.

Ditambahkan pertunjukan ini dibawakan dengan konsep Tri Angga Pertunjukan yaitu Pengawit menggambarkan kekompakan penari lewat kolaborasi cak dan tari bebarisan, kemudian Pengawak menyajikan adegan Dewi Sita yang ditawan di Alengka Pura dan menolak bujuk rayu Rahwana, dilanjutkan dengan Pengecet (pekaad) menjadi puncak cerita, di mana Hanoman simbol kekuatan generasi muda muncul sebagai utusan Sri Rama, menghadapi Rahwana dalam pertarungan sengit hingga akhirnya sang raja angkara dikalahkan.

Kisah “Dewi Sita Kepandung” tidak hanya mengangkat nilai-nilai kesetiaan dan keberanian, tetapi juga menjadi medium edukatif yang menyentuh hati, apalagi ketika diperankan oleh anak-anak yang menjadi duta pelestari budaya.

Cakalitaksu tak sekadar tampil memukau, mereka menyampaikan pesan mendalam bahwa seni tradisi akan terus hidup, selama diwariskan dengan cinta dan semangat oleh generasi penerus. (gs/bi)

Baca Juga  Bupati Sanjaya Buka Parade Ogoh-ogoh Se-Desa Adat Kota Tabanan

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Gubernur Koster Dukung Penuh Teater Modern Bali, ‘‘Maha Senapati Drona‘‘ Tampil Memukau di FSBJ VII

Published

on

By

Gubernur Koster
FSBJ: Gubernur Bali Wayan Koster saat menghadiri langsung pagelaran teater modern “Maha Senapati Drona” yang dipentaskan dalam rangkaian Festival Seni Bali Jani VII tahun 2025, bertempat di Aula Gedung Kertasabha, Jayasabha, Denpasar, Rabu (23/7). (Foto: Hms Pemprov Bali)

Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali Wayan Koster menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pengembangan kesenian Bali modern dengan menghadiri langsung pagelaran teater modern “Maha Senapati Drona” yang dipentaskan dalam rangkaian Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII tahun 2025, bertempat di Aula Gedung Kertasabha, Jayasabha, Denpasar, Rabu (23/7).

Didampingi oleh Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ibu Putri Suastini Koster, Gubernur Bali tampak antusias dan memberikan apresiasi tinggi terhadap bentuk pertunjukan kontemporer yang mengangkat nilai-nilai luhur warisan budaya melalui kemasan seni modern. Kehadiran beliau menjadi bukti nyata bahwa pemerintah daerah sangat mendukung regenerasi dan inovasi seni pertunjukan Bali, tidak hanya dalam bentuk tradisional tetapi juga dalam ekspresi kreatif masa kini.

“Festival Seni Bali Jani merupakan wadah apresiasi budaya dalam pengembangan kesenian Bali modern, di mana pada tahun ini mengangkat tema ‘Semesta Cipta Jagat Kerthi, Harmoni Bumi Bali,’” ujar Gubernur Bali seusai acara.

Acara ini turut dihadiri oleh Bupati/Walikota se-Bali, di antaranya Bupati Badung Wayan Adi Arnawa, Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga, jajaran Pimpinan Perangkat Daerah Provinsi Bali, Rektor ISI Bali, Founder Teater Mini, serta para pecinta seni dari berbagai kalangan.

Pagelaran malam itu mempersembahkan karya dari Teater Mini dalam format Alilango (pagelaran teater modern) dengan judul “Maha Senapati Drona”, sebuah interpretasi kontemporer dari kisah epik Mahabharata yang dikemas dengan pendekatan puitis dan dramatik.

Kisah Drona digambarkan sebagai tokoh guru sekaligus kesatria, yang dilema antara keilmuan, pengabdian, dan kekuasaan. Dari seorang brahmana sederhana yang mencari keadilan, Drona terseret dalam konflik besar karena dendam, politik, dan kehormatan. Lakon ini tidak hanya menghidupkan ulang cerita klasik, tetapi juga memunculkan refleksi mendalam tentang kemanusiaan dan tanggung jawab moral di tengah tekanan zaman.

Baca Juga  Wabup Bagus Alit Sucipta Buka Lomba Ogoh-ogoh Sempidi Kwanji "Bhandana Bhukala"

Gubernur Bali dan Ibu Gubernur Bali tampak mengapresiasi keseluruhan pertunjukan, mulai dari kekuatan naskah, kepiawaian aktor, hingga arah artistik yang menggabungkan unsur sastra klasik dan interpretasi kekinian. Dukungan keduanya dinilai penting dalam menciptakan ruang berkesenian yang bebas, terbuka, dan relevan dengan dinamika generasi muda Bali.

Melalui Festival Bali Jani, Pemerintah Provinsi Bali ingin menegaskan bahwa Bali tidak hanya kuat dalam menjaga tradisi, tetapi juga dalam menciptakan ruang tumbuh seni modern yang berkualitas dan berakar pada nilai-nilai lokal. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Pentas Kolosal Seniman Badung Memukau! Wagub Giri Prasta: “Top, Nilai 10!”

Ibu Gubernur Titip Pesan Khusus

Loading

Published

on

By

tari kolosal badung
FOTO BERSAMA: Kemegahan Pentas Kolosal Seniman Muda Kabupaten Badung dalam Rekasadana (Pergelaran) Seni Pertunjukan Berbasis Tradisi Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII di Panggung Terbuka Ardha Candra, Art Centre, Denpasar, Kamis (17/7) malam, ditutup foto bersama. (Foto: Hms Pemprov Bali)

Denpasar, baliilu.com – Kemegahan Pentas Kolosal Seniman Muda Kabupaten Badung dalam Rekasadana (Pergelaran) Seni Pertunjukan Berbasis Tradisi Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII di Panggung Terbuka Ardha Candra, Art Centre, Denpasar, Kamis (17/7) malam, mengundang decak kagum ribuan penonton yang menyaksikannya. Pentas yang sarat kreasi dan inovasi ini membuat Wakil Gubernur Bali, Nyoman Giri Prasta, larut dalam kekaguman, bersama para penonton yang tak henti-hentinya memberikan tepuk tangan meriah.

Pertunjukan megah ini benar-benar memikat sejak awal hingga akhir, menampilkan perpaduan harmonis antara kekayaan tradisi, gerak tari yang enerjik, hingga sentuhan akrobatik yang mengguncang panggung. Dalam keterangannya usai acara, Wagub Giri Prasta menyampaikan apresiasi yang mendalam.

“Lompatan tari kolosal di Bali dari Badung sangat luar biasa. Seperti tadi kita saksikan bersama, karya yang dibawakan oleh Seniman Muda Kabupaten Badung sangat mengesankan dan memukau. Bahkan sekarang sudah mengkolaborasikan penampilan akrobatik. Hal ini bisa menjadi sebuah inovasi untuk memotivasi karya-karya lain dari para seniman di Bali. Top, saya kasih nilai 10,” ungkapnya antusias.

Tak hanya mendapat pujian dari Wakil Gubernur, penampilan para seniman muda Badung juga menuai kekaguman dari Ibu Gubernur Bali, Putri Suastini Koster. Melalui Wagub Giri Prasta, beliau menyampaikan pesan khusus yang sontak membuat para seniman muda bersorak gembira.

“Bahkan tadi Ibu Gubernur Bali pun mengungkapkan kekagumannya, dan secara khusus berpesan kepada saya untuk disampaikan kepada para Seniman Muda Kabupaten Badung agar nanti bisa menjadi salah satu pengisi acara Festival Seni Bali Jani,” ujar Giri Prasta, disambut riuh tepuk tangan.

Pementasan ini tidak hanya menawarkan hiburan visual, tetapi juga menyampaikan pesan ekologis yang kuat. Mengangkat tema tentang pentingnya menjaga harmoni antara laut dan gunung—dua elemen utama geografis Bali—para seniman menyuarakan ajakan untuk merawat alam sebagai warisan bersama.

Baca Juga  Wabup Bagus Alit Sucipta Buka Lomba Ogoh-ogoh Sempidi Kwanji "Bhandana Bhukala"

“Ketika kita berbicara tentang laut, maka yang dibangun adalah kesadaran untuk menjaga ekonomi dan biota laut, termasuk pariwisata bahari kita. Demikian juga dengan gunung, yang harus dilindungi dari kerusakan akibat penebangan liar dan illegal logging. Maka penting dilakukan reboisasi, pembersihan lingkungan, serta perawatan kawasan pesisir,” terang Wagub Giri Prasta.

Di tengah hiruk-pikuk pesta kesenian, pagelaran ini menyuguhkan lebih dari sekadar tontonan, tetapi juga menjadi sarana sosialisasi dan edukasi akan pentingnya memuliakan semesta.

“Intinya adalah bagaimana kita bersama-sama memuliakan alam yang ada di sekitar kita, dan semesta ini,” pungkas Wagub Bali dengan nada penuh harap.

Pentas kolosal Badung malam ini menjadi penanda bahwa generasi muda seniman Bali bukan hanya mampu menjaga tradisi, tetapi juga berani melangkah maju dengan gebrakan baru yang segar dan relevan. Sebuah persembahan budaya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengetuk kesadaran jiwa akan pentingnya alam bagi kehidupan manusia. (gs/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
dewan badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca