Wednesday, 14 May 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Obati Kerinduan Para Yowana, Desa Adat Buleleng Gelar Pengrupukan Festival 2025

BALIILU Tayang

:

festival ogoh-ogoh buleleng
RAKOR: Rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, terkait Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025, Jumat (17/1). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Mengobati rasa rindu akan penyaluran kreativitas seni para yowana di Desa Adat Buleleng dan wujud komitmen Desa Adat Buleleng dalam melestarikan adat tradisi Bali jelang hari Raya Pangrupukan Nyepi Caka 1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025.

Demikian disampaikan Jro Nyoman Sutrisna selaku Kelian Desa Adat Buleleng usai rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, Jumat (17/1).

Lebih lanjut dijelaskan, dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di Desa Adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan karena bertepatan dengan piodalan dan pesta demokrasi.

“Tahun ini kami adakan lomba ogoh-ogoh dengan branding Pengerupukan Festival. Temanya ‘Nyomya Bhuta Kala Pengerupukan Nyanggra Nawa Warsa 1947, Dharma Dumaranang Desa’,” ujar Sutrisna dikutip dari laman bulelengkab.go.id.

Desa Adat Buleleng juga memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 5 juta kepada setiap yowana di banjar adat untuk pembuatan ogoh-ogoh. Bantuan stimulan mulai disalurkan pada Jumat (17/1) lalu. Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para yowana harus berbentuk bhuta kala sesuai dengan tema lomba. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp 56 juta, dengan kategori juara 1, 2, dan 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.

Festival Pengerupukan ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret 2025, mulai pukul 18.00 Wita. Rutenya dimulai dari depan RSUD Buleleng, melewati Tugu Singa Ambara Raja, Catuspata Desa Adat, hingga berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.

Baca Juga  Wabup Bagus Alit Sucipta Terima Audiensi Pengurus Sabha Yowana Palwa Negara Kapal

Untuk memastikan proses penilaian berjalan objektif, pihak penyelenggara berencana menggunakan juri dari luar Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari ahli seni, budaya, dan akademisi. Penilaian akan dilakukan di jalan dan di Setra Buleleng, dengan pengawasan juga pada proses pembuatan ogoh-ogoh yang didampingi oleh para juri.

Kelian Sutrisna menegaskan bahwa festival ini bertujuan sebagai wadah bagi para yowana di 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam seni ogoh-ogoh.

“Dalam pengarakan ogoh-ogoh juga dilarang menggunakan sound system, kreativitas yowana dalam berbudaya harus di tonjolkan pada festival ini,” tegasnya.

Pengerupukan Festival 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang tidak hanya merayakan Hari Suci Nyepi, tetapi juga mengangkat potensi seni budaya lokal, sambil mempererat hubungan antar warga di Desa Adat Buleleng. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan

SENI

Jadi Duta Denpasar pada Lomba Barong PKB, Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun Siap Berikan yang Terbaik

Published

on

By

Duta pkb Denpasar
HADIRI PEMBINAAN: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Pembinaan Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Wimbakara Barong Ket PKB XPVII di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 terus melaksanakan persiapan. Tak terkecuali Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong yang dipastikan siap pentas dan memberikan sajian terbaik pada event seni tahunan Provinsi Bali ini. Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan pembinaan oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang.

Tampak hadir langsung untuk memberikan dukungan dan semangat, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Made Oka Cahyadi Wiguna, Ketua Bapemperda DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Darsa, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Tim Pembina Seni dan Konsultan Seni Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong.

Dikatakannya, secara umum sekehe ini telah menunjukan penampilan yang optimal. Meski demikian, tentunya persiapan harus terus dioptimalkan pada sisa waktu yang tersedia. Sehingga nantinya saat pentas penampilan sekeha Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer ini dapat lebih maksimal.

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB terus berlatih untuk memberikan hasil yang terbaik, optimalkan sisa waktu yang tersedia, astungkara memberikan hasil maksimal nantinya dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.

Bendesa Adat Panjer, AA Ketut Oka Adnyana mengatakan, beragam persiapan terus dioptimalkan guna memaksimalkan penampilan Duta Barong Kota Denpasar ini. Dimana, latihan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan kini memasuki tahapan pematangan materi.

Baca Juga  Wabup Bagus Alit Sucipta Terima Audiensi Pengurus Sabha Yowana Palwa Negara Kapal

Dikatakannya, Barong Ket merupakan salah satu kesenian Bali yang erat hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Dalam konsep keagamaan barong diartikan menjadi dua kata yaitu “Bar atau Bor” yang berarti poros dan “Ong” adalah aksara suci yang memiliki simbul Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

“Mohon dukungan semoga Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Komjen Chryshnanda Gelar Pameran Seni ‘Mbajing’ di Ubud, Angkat Nilai Moral dan Kemanusiaan

Published

on

By

pameran lukisan Mbajing
PAMERAN: Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. saat menggelar pameran lukisan di Ubud pada Jumat malam, 2 Mei 2025. (Foto: Hms Polres Gianyar)

Ubud, Gianyar, baliilu.com – Museum Puri Lukisan Ubud menjadi lokasi penyelenggaraan pameran tunggal bertajuk “Mbajing”, menampilkan karya Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Pameran dibuka secara resmi pada Jumat malam, 2 Mei 2025, dan menampilkan berbagai karya seni lukis yang bertema refleksi moral, etika, dan kemanusiaan.

Acara pembukaan dihadiri sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, serta seniman dari berbagai daerah. Acara diawali dengan pertunjukan Tari Kayon dan Tari Legong Lasem dari Peliatan. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo, yang menyampaikan apresiasi terhadap pameran yang menurutnya memperlihatkan sisi humanis dari seorang anggota kepolisian.

Dengan mengangkat tema “Mbajing”, pameran ini mengusung gagasan tentang pergulatan nilai dalam diri manusia, baik antara kebaikan maupun keburukan. Dalam sambutannya, Komjen Chryshnanda menyampaikan bahwa seni dapat menjadi sarana menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan dan nilai keadaban yang melampaui batas profesi.

Penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Gde Artha Ardhana Sukawati, dalam pernyataannya menyebut pameran ini memberi kontribusi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya Ubud sebagai salah satu pusat seni di Bali. Sejarawan asal Prancis, Jean Couteau, yang turut hadir, menilai pameran ini sebagai bentuk dialog antara profesi dan ekspresi artistik.

Pameran dibuka secara simbolis melalui pemukulan gong dan prosesi penulisan pesan kebangsaan, disertai sejumlah penampilan budaya seperti live painting, pemercikan tirta, musik tradisional Baleganjur Gelung Agung, serta pertunjukan Wayang Polisi Dalang. Pengamanan acara dilakukan oleh personel dari Polres Gianyar dan Polsek Ubud.

Pameran “Mbajing” dijadwalkan berlangsung hingga 12 Mei 2025 dan terbuka untuk umum. (gs/bi)

Baca Juga  Sekda Badung Buka Lomba Ogoh-ogoh di Desa Pecatu
Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

“Rejang Mahadewi”, Tari Wujud Ungkapan Syukur

Published

on

By

Rejang Mahadewi
Tari Rejang Mahadewi. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Seperti layaknya tari Bali kebanyakan menampilkan gerakan mata yang tajam dan memukau penonton, namun di Buleleng sendiri terdapat sebuah tarian rarejangan yang terbilang unik karena dari awal hingga akhir penampilannya dibawakan dengan memejamkan mata.

Ialah “Rejang Mahadewi”, Sebuah tarian dengan kedalaman spiritual dan keanggunan gerak. Tarian ini menjadi simbol persembahan untuk para dewa-dewi, yang ditampilkan perdana oleh Sekaa Gong Kebyar Wanita Sanggar Seni Jagratara. Tarian yang ditata oleh koreografer Bagus Kawiantara berkolaborasi dengan penggarap tabuh I Kadek Rio Julyarta Putra ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Para penari menari dengan mata tertutup, sebuah simbol bakti tanpa pamrih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang terinspirasi dari Tari Sang Hyang Kebyar yang pernah dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2021. Setiap gerakannya yang lembut menggambarkan keanggunan dewi, sementara iringan gong semar pegulingan menciptakan atmosfer magis penuh penghayatan.

“Gerak tari ini lahir dari kontemplasi atas berkah yang terus mengalir dari alam dan Tuhan. Penari yang menari dengan mata tertutup adalah simbol bahwa syukur tak butuh pamer, cukup tulus dan penuh bakti,” ujar I Kadek Rio Julyarta Putra saat dikonfirmasi, Senin (21/4).

Ditambahkannya, bahwa musik dalam tarian ini dirancang untuk menghadirkan suasana hening yang penuh penghayatan dengan balutan gong semar pegulingan.

“Kami ingin menghadirkan suasana hening yang justru menghidupkan kekuatan dari dalam. Musiknya pelan tapi menggugah,” tambahnya.

Penampilan Rejang Mahadewi menjadi salah satu momen istimewa yang tayang perdana pada perayaan HUT Kota Singaraja lalu. Tarian ini tak hanya mengundang kekaguman, tapi juga menjadi pengingat akan pentingnya spiritualitas dalam seni pertunjukan Bali.

Baca Juga  Pemkab Tabanan Gelar Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan

Dengan kekuatan pesan dan visual yang mendalam, Rejang Mahadewi dipandang sebagai bentuk penghormatan atas kearifan lokal Buleleng, sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Bali. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca