Monday, 13 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

KESEHATAN

Pemberlakuan Surat Edaran Gubernur Bali No. 10925/2020 Mulai 28 Mei, Gugus Tugas Siapkan Faskes Pelaku Perjalanan

BALIILU Tayang

:

de
KETUA HARIAN GUGUS TUGAS COVID-19 BALI DEWA MADE INDRA

Denpasar, baliilu.com – Terkait pemberlakuan Surat Edaran Gubernur Bali Wayan Koster Nomor 10925 Tahun 2020 tentang Pengendalian Perjalanan Orang pada Pintu Masuk Bali, mulai 28 Mei 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali telah menyiapkan fasilitas kesehatan (faskes) untuk memberikan layanan kepada para pelaku perjalanan.

‘’Untuk pemeriksaan menggunakan swab berbasis PCR maka kami menunjuk Laboratorium PTN Rumah Sakit Universitas Udayana. Sedangkan untuk rapid test, kami sudah menunjuk beberapa faskes,’’ ujar Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra saat live streaming di Kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali Renon, Denpasar, Jumat (22/5-2020).

Dewa Indra memaparkan fasilitas kesehatan yang telah disiapkan untuk tingkat provinsi di UPT Lab Daerah milik Dinas Kesehatan Bali, untuk di Kota Denpasar seluruh puskesmas yang ada, untuk di Kab Badung di Puskesmas Kuta 1 dan Puskesmas Mengwi 1, untuk Kab Tabanan di Puskesmas Tabanan 3, untuk Kab Gianyar di RSUD Sanjiwani dan RSU Payangan, untuk di Kab Bangli di Puskesmas Bangli 1, untuk Kab Klungkung di Puskesmas Klungkung 1, untuk Kab Karangasem di Puskesmas Karangasem 1,untuk Kab Buleleng di Puskesmas Buleleng 1, dan Kab Jembrana di Puskesmas Jembrana 1.

‘’Ini adalah faskes yang ditunjuk Gugus Tugas untuk memberikan pelayanan rapid test kepada pelaku perjalanan yang memerlukan surat keterangan itu dan tentu di-rapid test dulu,’’ tegas Dewa Indra seraya menambahkan faskes yang ditunjuk tentu akan berkembang sesuai dengan dinamika lapangan seperti yang dilakukan selama ini.

Sementara itu, berbeda untuk perjalanan udara. Bagi pelaku perjalanan yang masuk ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai wajib menyertakan hasil negatif uji swab berbasis PCR, sedangkan untuk yang keluar bisa swab bisa rapid test. Karena ini tergantung permintaan daerah lain.

Baca Juga  Sekda Rai Iswara Ikuti Wawancara Virtual KKL Study Wilhan Pasis Dikreg LIX Seskoad TA 2020

Untuk masuk Bali melalui perjalanan darat, Dewa Indra menegaskan tidak saja rapid test yang disyaratkan tetapi juga data diri, tinggal dimana, pekerjaannya apa dll. Jika kewajiban itu tidak dipenuhi sekalipun membawa hasil rapid test tentu bisa dikembalikan.

Terkait arus kedatangan, Gugus Tugas  juga telah membahas dengan pihak Kabupaten Jembrana dan bahkan juga dengan pihak Banyuwangi dengan melakukan penjajagan awal dengan Dinas Perhubungan yang akan ditindalanjuti membahas hal khusus tersebut. (*/gs)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KESEHATAN

Kurangi Stigma Negatif terhadap ODGJ, RS Jiwa Provinsi Bali Resmi Berganti Nama Menjadi RS Jiwa Manah Shanti Mahottama

Published

on

By

Rumah Sakit Jiwa Bangli
RESMIKAN RUMAH SAKIT: Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, secara resmi meluncurkan nama baru Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali menjadi Rumah Sakit Jiwa Manah Shanti Mahottama yang berlangsung di Aula RSJ Provinsi Bali, Bangli, Selasa (24/12 ditandai dengan penekanan tombol. (Foto: Hms Pemprov Bali)

Bangli, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, secara resmi meluncurkan nama baru Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali menjadi Rumah Sakit Jiwa Manah Shanti Mahottama yang berlangsung di Aula RSJ Provinsi Bali, Bangli, Selasa (24/12). Didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra. Peresmian ini ditandai dengan penekanan tombol sebagai simbolis perubahan identitas rumah sakit.

Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Bali menekankan pentingnya penghapusan stigma negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). “Selama 95 tahun berdiri, RS Jiwa Provinsi Bali dikenal sebagai pusat perawatan ODGJ. Sayangnya, stigma negatif masih melekat di masyarakat, termasuk persepsi bahwa Bangli identik dengan gangguan jiwa. Padahal, rumah sakit ini hadir untuk melayani seluruh masyarakat Bali tanpa terkecuali,” ujar Mahendra Jaya.

Pergantian nama ini, lanjutnya, merupakan langkah strategis untuk mengubah persepsi publik. “Rebranding ini diharapkan dapat mengurangi stigma negatif dan mempermudah pengembangan layanan kesehatan jiwa yang lebih inklusif dan profesional,” tambahnya.

Direktur RSJ, dr. Ni Wayan Murdani, menjelaskan bahwa proses pergantian nama telah melalui tahapan panjang, termasuk Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah hingga tokoh masyarakat. “Nama Manah Shanti Mahottama memiliki makna mendalam; Manah berarti pikiran atau jiwa, Shanti berarti kedamaian dan ketenangan, serta Mahottama berarti yang terbaik atau paling utama,” jelasnya.

Lebih lanjut, dr. Murdani menambahkan bahwa pergantian nama ini sejalan dengan upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan jiwa di Bali. “Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan dan memastikan setiap pasien mendapatkan perawatan yang layak dan manusiawi,” ujarnya.

Acara peresmian ini diawali dengan persembahyangan di Pura Tirta Ganapati dan dihadiri oleh Bupati Bangli, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Bali, serta berbagai undangan lainnya.

Baca Juga  Update Covid-19 (30/6) Kasus Positif Nambah 49 Orang, Dewa Indra Instruksikan Pembentukan Satgas di Pasar Tradisional

Dengan identitas baru sebagai RS Jiwa Manah Shanti Mahottama, rumah sakit ini diharapkan mampu menjadi pusat layanan kesehatan jiwa yang unggul dan terpercaya, tidak hanya di Bali tetapi juga di tingkat nasional. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Beri Layanan Kesehatan Warga Badung Selatan, Wakil Ketua II DPRD Badung Minta Optimalkan Kerja Sama dengan RS Unud

Published

on

By

wijaya
Wakil Ketua II DPRD Badung Made Wijaya. (Foto: gs)

Badung, baliilu.com – Wakil Ketua II DPRD Badung Made Wijaya mengharapkan Pemerintah Kabupaten Badung mampu memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di Badung Selatan melalui kerja sama yang telah dijalin dengan Rumah Sakit Universitas Udayana (RS Unud).

“RSD Mangusada, lokasinya bagi keluarga besar kita yang ada di Kuta Selatan dan Kuta terlalu jauh. Selain itu, daya tampung untuk pasien juga sedikit kewalahan karena saudara-saudara kita yang ada di Petang, Mengwi, Abiansemal bahkan dari Tabanan banyak yang berobat ke RSD Mangusada,” ujar Wakil Ketua II DPRD Badung Made Wijaya, kepada awak media pada Senin (9/12/2024).

Oleh karena itu, Made Wijaya meminta kerja sama Pemkab Badung dengan Rumah Sakit Universitas Udayana agar terus dioptimalkan untuk dapat melayani masyarakat di Badung Selatan.

“Ini harus difokuskan untuk masyarakat di Badung Selatan. Jangan sampai ada jawaban dari Rumah Sakit Unud yang menyatakan penuh ketika masyarakat memerlukan rawat inap. Sekali lagi kami harapkan RS Unud bisa mengakomodir masyarakat yang memerlukan rawat inap,” ucapnya menegaskan.

Politisi Partai Gerindra yang populer disapa Pak Yonda ini juga mengakui, selama ini gema RS Unud masih kurang di masyarakat meski dari lokasi sangat strategis untuk masyarakat yang berada di Badung Selatan.

“Ini harus menjadi pemikiran kita bersama dalam mencari solusi. Perlu diingat dulu RS Mangusada juga sepi pengunjung, namun sekarang menjadi rumah sakit yang cukup dipercaya masyarakat. Apa pun menjadi kekurangan RS Unud dalam upaya meningkatkan layanan kepada masyarakat harus menjadi perhatian Pemkab Badung melalui OPD terkait. Hal ini menjadi sangat penting selama Pemlab Badung belum mampu mewujudkan pembangunan rumah sakit di Badung Selatan,” pungkasnya. (gs/bi)

Baca Juga  Kelurahan Sesetan Gencar Sosialisasikan Pergub Nomor 46 Tahun 2020, 7 September mulai Berlaku

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Prodi Magister Fisiologi Olahraga FK Unud Gelar Kuliah Tamu, Angkat Topik Nutrisi pada Pemulihan Cedera Olahraga

Published

on

By

Magister Fisiologi Olahraga unud
Dr. I Wayan Juniarsana, SST., M. Fis., AIFO saat memberikan materi kuliah. (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Program Studi Magister Fisiologi Olahraga FK Unud menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan tema “Nutrisi pada Pemulihan Cedera Olahraga”. Kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan kompetensi dan ilmu di bidang nutrisi pada pemulihan cedera olahraga ini dibuka oleh Koordinator Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Dr. dr. Luh Putu Ratna Sundari, S.Ked., M.Biomed di Ruang Prof. dr. I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah, Gedung FK Unud Denpasar, Jumat (29/11).

Dimoderatori oleh Dr. dr. Putu Adiartha Griadhi, M. Fis., kuliah tamu ini mengundang narasumber yaitu Dr. I Wayan Juniarsana, SST., M. Fis., AIFO selaku Dosen, Kaprodi D III Gizi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Denpasar sekaligus sebagai Ketua PD ISNA Bali dengan membawakan materi “Nutrisi pada Pemulihan Cedera Olahraga”.

Koordinator Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Dr. dr. Luh Putu Ratna Sundari, S.Ked., M.Biomed dalam kesempatan tersebut menjelaskan, pelaksanaan kuliah tamu ini merupakan momentum penting dalam proses pembelajaran di kampus. Hal ini diharapkan mampu menambah wawasan mahasiswa, dosen hingga civitas akademik, terutama berkaitan dengan nutrisi.

Dikatakannya, peserta kuliah tamu ini datang dari kalangan dosen dan mahasiswa Magister Fisiologi Olahraga Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sehingga diharapkan dapat mengasah ilmu dan sharing pengetahuan antarmahasiswa dan para narasumber, utamanya dalam mendukung pelaksanaan perkuliahan.

“Kuliah tamu memang harus dilaksanakan dengan dosen luar negeri maupun dalam negeri untuk mengasah ilmu serta perkembangan yang begitu sangat pesat. Mudah-mudahan dengan terselenggaranya kuliah tamu ini bisa memperdalam pemahaman terkait pengelolaan nutrisi pada cedera olahraga,” ucapnya.

Narasumber kegiatan, Dr. I Wayan Juniarsana, SST., M. Fis., AIFO lebih jauh memaparkan pentingnya peran nutrisi dalam pemulihan cedera olahraga. Beberapa nutrisi/zat gizi secara holistik baik macronutrient maupun micronutrient.

Dikatakannya, zat gizi makronutient diantaranya karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat berperan dalam fase remodeling jaringan, protein berperan dalam pertumbuhan otot dan perbaikan jaringan seperti pada bahan makanan yang tinggi asam amino seperti ikan tuna, salmon, dada ayam, bubuk kedelai, telur, daging sapi, keju, susu, yogurt, dan lainnya.

Baca Juga  Ikuti Upacara Hari Pramuka Ke-59, Kwarda Bali Diberi Kesempatan Berdialog

“Lemak berfungsi sebagai anti-imflamasi seperti Omega 3 dan Omega 6. Sedangkan mikromuntrient yang berperan adalah vitamin A, C, E dan sumber makanan antioksidan dari berbagai sayuran dan buah-buahan,” imbuhnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca