Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya Bersama Jajaran Pemprov Bali Muspayang Bhakti Hari Suci Siwaratri

BALIILU Tayang

:

siwaratri di besakih
MUSPAYANG BHAKTI: Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra saat muspayang bhakti upacara hari suci Siwaratri di Penataran Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem, Senin (27/1). (Foto: Hms Pemprov Bali)

Karangasem, baliilu.com – Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra serta jajaran Pimpinan Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Provinsi Bali muspayang bhakti upacara hari suci Siwaratri di Penataran Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem, Senin (27/1).

Sebelumnya, Pj. Gubernur Bali juga berkesempatan tangkil muspa ke beberapa Palinggih Pura di kawasan Pura Agung Besakih seperti Catur Lawa Dukuh, Catur Lawa Pasek, Catur Lawa Penyarikan, Catur Lawa Pande serta ke Pura Pedharman Dalem Bakas Tirtha Harum.

Seperti diketahui bersama, Siwaratri merupakan hari suci yang dirayakan setahun sekali saat jatuhnya rahina Tilem atau bulan mati ketujuh sesuai kalender Hindu Bali dengan melaksanakan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa.

Secara etimologis, Siwaratri sendiri berasal dari kata “Siwa” yang berarti dewa atau dalam bahasa Sansekerta berarti jenis, penuh harapan dan pemaaf, dan “Ratri” yang berarti malam atau kegelapan. Jadi kalau dirangkai menjadi kata ‘Siwaratri’ yang berarti puncak malam. Siwaratri dimaknai sebagai momen atau malam yang baik untuk introspeksi diri merenungkan segala dosa untuk masa depan yang lebih baik. Pada malam renungan seyogyanya dilakukan evaluasi diri atau introspeksi terhadap perbuatan di masa lalu, serta memohon tuntunan ke arah yang lebih baik di masa depan.

Malam renungan biasanya dilalui dengan tapa brata, diantaranya mona brata adalah menahan diri dalam kata-kata atau diam dan tidak berbicara selama 12 jam yang bermakna mengendalikan perkataan kita yang kurang baik; upawasa dilakukan selama 24 jam yaitu mengatur makan dan minum bermakna mengatur diri dari keterikatan duniawi; serta jagra selama 36 jam berarti kesadaran yang diwujudkan dengan mengendalikan tidur atau terjaga, yang bermakna agar panca indera dibuka sepenuhnya dan diisi dengan ajaran suci untuk tetap mawas diri.

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Terima Paparan Kerja Sama Pengelolaan Sampah dari Weiming Environment Protection Group

Serupa yang sudah dilaksanakan sebelum – sebelumnya, persembahyangan hari raya suci Siwaratri di Pura Agung Besakih kali ini juga dilaksanakan tiga kali. Dimulai pukul 18.00 Wita, persembahyangan kedua pada pukul 24.00 Wita, serta yang terakhir pada pukul 06.00 Wita.

Persembahyangan pertama dipuput oleh tiga sulinggih yakni Ida Shri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun – Kedhatuan Belatungan, Ida Pedanda Gede Talikup – Gria Kawolu Biau Muncan Karangasem, serta Ida Pedanda Gede Swabawa Adnyana – Gria Karang Budakeling Karangasem.

Acara persembahyangan tampak pula dihadiri oleh Wakil Bupati Karangasem Wayan Artha Dipa, serta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Bali, Ny. Widiasmini Indra. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa Hadiri Upacara ‘’Pecaruan Rsi Gana’’ dan ‘’Melaspas Sanggah’’ Gede Pasek Kubayan Pembungan, Sesetan

Published

on

By

Wawali Arya Wibawa
HADIRI UPACARA: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri pelaksanaan Upacara Pecaruan Rsi Gana Majempong Asu dan Melaspas di Sanggah Gede Pasek Kubayan Pembungan, yang berlokasi di Banjar Pembungan, Desa Adat Sesetan, Jalan P. Saelus, Rabu (11/6). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Bertepatan dengan Rahina Buda Cemeng Wuku Merakih, Rabu (11/6), Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menghadiri pelaksanaan Upacara Pecaruan Rsi Gana Majempong Asu dan Melaspas di Sanggah Gede Pasek Kubayan Pembungan, yang berlokasi di Banjar Pembungan, Desa Adat Sesetan, Jalan P. Saelus.

Upacara yang diselenggarakan oleh Keluarga Ageng Pratisentana Pasek Kubayan Pembungan Sesetan ini merupakan bagian dari rangkaian penyucian dan penyelarasan spiritual. Kegiatan ini bertujuan menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.

Di sela-sela menghadiri pelaksanaan upacara, Wawali Arya Wibawa menyampaikan apresiasinya atas semangat kebersamaan dan gotong-royong yang ditunjukkan oleh keluarga besar Pasek Kubayan. Arya Wibawa menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan leluhur melalui pelaksanaan upacara adat dan keagamaan secara berkelanjutan.

“Pelaksanaan upacara seperti ini menjadi landasan penting dalam memperkuat nilai-nilai sradha bhakti serta menjaga keharmonisan spiritual di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Pemerintah Kota Denpasar sangat mendukung kegiatan yang menghidupkan tradisi serta memperkuat jati diri budaya Bali,” ujarnya.

Sementara itu, Manggala Karya, I Made Yudiasta, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian upacara telah berlangsung khidmat dan penuh makna sebagai bentuk penghormatan kepada Ida Bhatara yang berstana di Sanggah Gede tersebut.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar atas dukungan yang diberikan dalam pelaksanaan upacara ini, serta kepada Bapak Wakil Walikota Arya Wibawa yang telah berkesempatan hadir dan menyaksikan prosesi secara langsung,” ungkapnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPRD Provinsi Bali Ni Wayan Sari Galung, Anggota DPRD Kota Denpasar Melati Purbaningrat Yo, tokoh masyarakat, para pengempon sanggah, serta undangan lainnya. (eka/bi)

Baca Juga  Mahendra Jaya Ajak HIPMI Bali "Ngrombo" Membangun Bali

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Pedudusan Alit Pemelaspasan’’ Pura Ibu Dalem Pinatih

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI KARYA: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Pedudusan Alit, Melaspas, Pecaruan lan Mendem Pedagingan Gedong, Tajuk, Pelinggih Ratu hingga Penyengker di Pura Ibu Dalem Pinatih, Banjar Batan Buah Desa Adat Kesiman, Rabu (11/6). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Pedudusan Alit, Melaspas, Pecaruan lan Mendem Pedagingan Gedong, Tajuk, Pelinggih Ratu hingga Penyengker di Pura Ibu Dalem Pinatih, Banjar Batan Buah Desa Adat Kesiman, Rabu (11/6).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Perbekel Desa Kesiman Petilan, I Wayan Mariana, Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna serta tokoh masyarakat setempat.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan itu, memberikan apresiasi atas semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat dalam mendukung pembangunan di Pura Ibu Dalem Pinatih. Hal ini sesuai dengan Visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.

Pihaknya mengatakan bahwa upacara pemelaspasan serangkaian rampungnya Pembangunan Gedong, Tajuk, Pelinggih Ratu dan Tembok Penyengker ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, sehingga dapat menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan upacara pemelaspasan ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Sementara Kelihan Pemasan Pura Ibu Dalem Pinatih, Kompyang Adnyana mengatakan dengan rampungnya pembangunan Gedong, Tajuk, Pelinggih Ratu hingga Penyengker, maka diadakan pemelaspasan serta mendem pedagingan. Pelaksanaan pembangunan ini telah dimulai beberapa bulan lalu kurang lebih selama 3 bulan.

“Kami sangat berterimakasih kepada Pemkot Denpasar. Dan kami berharap dengan pelaksanaan upacara ini agar dapat terus mempertahankan tradisi, adat, dan budaya serta keharmonisan umat di Kota Denpasar,” katanya. (eka/bi)

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Terima Paparan Kerja Sama Pengelolaan Sampah dari Weiming Environment Protection Group

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Rampung Direstorasi, Walikota Jaya Negara Hadiri ‘’Pemelaspasan’’ Penyengker Pura Dalem Tohpati

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI PEMELASPASAN: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri pemelaspasan Kori Agung dan Penyengker Pura Dalem Tohpati, Desa Adat Kesiman, Selasa (10/6). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri pemelaspasan Kori Agung dan Penyengker Pura Dalem Tohpati, Desa Adat Kesiman, Selasa (10/6). Pelaksanaan upacara ini mengingat telah rampungnya program restorasi di pura setempat.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Warka, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, Made Suena serta tokoh masyarakat setempat.

Walikota Denpasar Jaya Negara memberikan apresiasi atas semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat dalam mendukung restorasi dan pembangunan di Pura Dalem Tohpati. Hal ini sesuai dengan Visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.

Pihaknya mengatakan bahwa upacara pemelaspasan serangkaian rampungnya restorasi dan pembangunan Kori Agung dan Tembok Penyengker ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga dapat menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan upacara pemelaspasan ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Sementara Jro Mangku Gede Dalem Tohpati, Gede Gara didampingi Panitia Pembangunan Mangku Nyoman Dayuh, mengatakan dengan rampungnya restorasi Kori Agung dan Tembok Penyengker di Pura Dalem Tohpati diadakan pemelaspasan serta mendem pedagingan yang dipuput Ida Rsi Griya Batur Sari Tembau.  Pelaksanaan restorasi ini telah dimulai beberapa bulan lalu kurang lebih selama 3 bulan mengingat Kori Agung ini merupakan salah satu cagar budaya di Kota Denpasar yang kiranya telah dibangun sejak tahun 1932.

Baca Juga  Mahendra Jaya Ajak HIPMI Bali "Ngrombo" Membangun Bali

“Kami sangat berterimakasih kepada Pemkot Denpasar, dan kami berharap dengan pelaksanaan upacara ini agar dapat terus mempertahankan tradisi, adat, dan budaya serta keharmonisan umat di Kota Denpasar,” katanya. (eka/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca