Wednesday, 29 November 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

PARIWISATA

“Road to Digital Tourism”, Dispar Prov. Bali Gelar Pelatihan Pemasaran Digital untuk ASN Se-Bali

BALIILU Tayang

:

tjok bagus
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat membuka pelatihan Pemasaran Digital di Hotel Sthala Ubud, Selasa (18/10). (Foto: Ist)

Gianyar, baliilu.com – Digitalisasi menjadi suatu keniscayaan yang harus diterapkan di semua sektor kehidupan, khususnya di sektor pariwisata, karena pariwisata merupakan bisnis lintas batas ruang dan waktu. Hal ini sangat relevan dengan pembangunan pariwisata Bali yang menuju pariwisata Bali berbasis digital.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun saat membuka pelatihan Pemasaran Digital, Subsektor Unggulan dan Prioritas, bagi ASN yang merupakan program Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, yang dilaksanakan di Hotel Sthala Ubud, Selasa (18/10).

Pelatihan ini berlangsung selama 2 hari yaitu dari tanggal 18 sampai dengan 19 Oktober 2022 yang diikuti oleh 60 ASN dari Pemprov Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali.

Lebih jauh Tjok. Bagus mengurai bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan sumber daya manusianya. Oleh karena itu, pembangunan sumber daya manusia pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi penting dan harus dilakukan bersama-sama antara pemerintah pusat dan daerah pencapaian pembangunan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya membutuhkan strategi dan terobosan dalam pelaksanaannya, terutama untuk menghadapi pariwisata Bali Era Baru dan pariwisata digital secara global.

Perubahan dari sistem konvensional ke digital adalah upaya untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis dan operasional bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Bagaimanapun keberhasilan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali perlu didukung oleh kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang unggul. ”Oleh karena itu, kompetensi para ASN bidang pariwisata dan ekonomi kreatif ini harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan memanfaatkan digitalisasi adalah sebuah strategi pemasaran kekinian sehingga pariwisata dan industri kreatif diharapkan dapat menopang pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkasnya.

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

Sementara itu Akademisi Parwisata Poltekpar Bandung, yang juga Perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang sekaligus menjadi salah satu narasumber dalam pelatihan, Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya, menyampaikan bahwa telah terjadi pergeseran era perekonomian yaitu dari era ekonomi pertanian menjadi era ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari sumber daya manusianya sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Diperlukan kolaborasi dan kerja sama dengan unsur pentahelix dan seluruh pemangku kepentingan yang lainnya yang terdiri dari akedemisi, bisnis, pemerintah, masyarakat dan media untuk membangun pariwisata Bali menuju hal tersebut. pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan agar semua yang terlibat dalam pelatihan ini mampu menerapkan paling tidak satu teori yang telah diajarkan agar nantinya mampu diterapkan di masyarakat, tutupnya. (gs/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWISATA

Pj. Gubernur Bali Dorong Makepung Dikembangkan dan Dikemas Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya

Published

on

By

makepung
MAKEPUNG: Lomba Makepung Gubernur Cup 2023 di Sirkuit All in One, Desa Pengambengan, Jembrana pada Minggu (19/11) pagi. (Foto: Hms Pemprov)

Jembrana, baliilu.com – Makepung sebagai salah satu tradisi khas dan budaya masyarakat Kabupaten Jembrana telah mewarnai dinamika daerah dan masyarakat Jembrana. Selain sebagai ekspresi seni budaya tradisional yang wajib dilestarikan dan dikembangkan, Makepung juga merupakan daya tarik wisata yang potensial, karena ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya di Bali dan bahkan di tingkat Nasional dan Internasional.

Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya pada acara Pembukaan Lomba Makepung Gubernur Cup 2023 di Sirkuit All in One, Desa Pengambengan, Jembrana pada Minggu (19/11) pagi.

“Selain bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya dan sebagai ajang promosi pariwisata, tradisi Makepung yang hanya ada di Kabupaten Jembrana diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor pembangunan yang lain seperti, pertanian dan peternakan khususnya pelestarian kerbau,” jelasnya.

Menurut Mahendra Jaya, hal tersebut sejalan dengan kebijakan pengembangan kepariwisataan yang diarahkan dalam rangka mewujudkan destinasi dan atraksi wisata yang berdaya saing dengan berbasis potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, serta diharapkan mampu sebagai wahana untuk menciptakan, berkesempatan berusaha, bekerja dan berinvestasi.

“Tradisi Makepung sebagai ikon dan daya tarik wisata unggulan Kabupaten Jembrana telah diakui dan tercatat sebagai salah satu Warisan Budaya Nasional Tak Benda. Sehubungan dengan hal itu kita harus mampu menjaga penghargaan tersebut dengan tetap berupaya, berkomitmen dan berkreativitas untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik Makepung sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat demi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat Jembrana bahagia berlandaskan Tri Hita Karana,” terangnya.

Terkait hal tersebut, pada kesempatan ini Pj. Gubernur Mahendra Jaya mengimbau agar tradisi Makepung dapat terus dikembangkan dan dikemas sebagai daya tarik wisata budaya, dengan tetap mempertahankan ciri khas daerah dan aspek pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan lomba hendaknya juga disertai dengan pengembangan usaha-usaha ekonomi kreatif yang terkait guna mendapatkan nilai manfaat yang optimal.

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

“Dengan telah dibangunnya Sirkuit All in One di Desa Pengambengan ini agar betul-betul dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai pusat pengembangan tradisi, seni dan budaya,” tegasnya.

Lebih lanjut, dalam melestarikan tradisi budaya dan mengembangkan Makepung agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih di era globalisasi dewasa ini yang membawa perubahan serba cepat dan persaingan di segala bidang.

“Namun demikian, saya berkeyakinan bahwa dengan dilandasi semangat makepung yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, kesungguhan dan rasa tanggung jawab yang tinggi niscaya kita akan mampu menjaga dan melestarikan tradisi budaya tersebut,” tutupnya.

Mahendra Jaya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang sudah berpartisipasi. Selain itu, Ia juga melihat antusiasme masyarakat Jembrana sangat besar dan penuh semangat. Ia berharap masyarakat dapat selalu menjaga kekompakan dan sportivitas.

“Saya sangat salut dengan masyarakat Jembrana, salut dengan Bupati dan semua pihak, ini sangat luar biasa,” imbuh Mahendra sembari berharap kegiatan-kegiatan seperti Makepung harus tetap dijaga kearifannya, karena Makepung merupakan aset Kabupaten Jembrana.

Sebagai informasi, event ini sempat vakum selama 3 tahun akibat pandemi Covid-19. Kini, setelah terakhir dilaksanakan pada 2019, Lomba Makepung kembali hadir dan mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Pada Lomba Makepung Gubernur Cup Tahun 2023, Ijo Gading Barat keluar sebagai Juara Umum I dan berhak mendapatkan hadiah 13 juta rupiah, sementara Juara Umum II diraih Ijo Gading Timur dan memperoleh hadiah 10 juta rupiah.

Pada kesempatan ini hadir pula Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Kadis Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, Kadis Kominfos Provinsi Bali Gede Pramana, Kadis Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Teja, Kadis Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom, Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali Wayan Budiasa serta Kepala OPD di lingkungan Pemkab Jembrana.

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

I Made Mara, Koordinator Lomba Makepung menyampaikan ucapan terima kasih atas kembali terselenggaranya Gubernur Cup. Ia berharap Gubernur Cup di tahun 2024 mendatang kembali bisa diselenggarakan.

“Kami sangat berharap di tahun 2024 bagaimana caranya agar Gubernur Cup tetap diselenggarakan. Kami mohon siapapun Gubernurnya supaya tetap diselenggarakan,” pungkasnya. (gs/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Wellness Tourism di Bali: Pewacakan, Mandi Kembang, hingga Minum Loloh Digemari ‘’Public Figure’’ Dunia

Published

on

By

wellness tourism
FGD: Para narasumber saat acara FGD bertajuk Development of Spa & Wellness Tourism in Bali di Kampus Sudirman Denpasar, Sabtu (11/11). (Foto: Hms Unud)

Denpasar, baliilu.com – Wisata kebugaran atau wellness tourism menjadi jenis wisata yang sangat potensial dikembangkan untuk meningkatkan loyalitas wisatawan berkunjung ke Bali. Kearifan lokal Bali seperti pewacakan, mandi kembang hingga minum loloh menjadi kekuatan wellness tourism di Bali sehingga banyak usaha spa yang memiliki pelanggan setia baik dari kalangan rakyat jelata hingga public figure.

Ida Ayu Rusmini dari Usadha Puri Damai, seorang penyelenggara jasa wellness tourism berbagi pengalamannya pada focus group discussion (FGD) bertajuk Development of Spa & Wellness Tourism in Bali di Kampus Sudirman Denpasar, Sabtu (11/ 11). Dijelaskan, public figure yang menjadi pelanggan paket wellness tourism yang ditawarkan Usadha Puri Damai mulai dari perdana menteri negara sahabat hingga actor film Hollywood.

“Mereka sangat menikmati kegiatan pewacakan, atau melukat di pantai dan mereka mengakui dirinya menjadi lebih tenang,” ujar Ida Ayu Rusmini. Wellness tourism yang ditawarkan Usadha Puri Damai berdurasi sekitar 10 hari, seluruh wisatawan yang berkenan mengikutinya akan disambut dan di-treatment dengan sistem pengobatan tradisional Bali dan juga dipadukan dengan kegiatan meditasi dan yoga.

Wisatawan, lanjut Ida Ayu Rusmini, akan diobservasi melalui penerawangan/pewacakan menggunakan intuisi, dan selanjutnya diobati dengan menarik kekuatan yang ada dialam (bhuana agung) ke tubuh manusia (bhuana alit). “98% wisatawan merasakan kepuasan pengalaman mengikuti upacara pembersihan diri dan jiwa  ala Bali yang kami tawarkan. Inilah kekuatan utama wellness tourism di Bali,” tuturnya.

Ketua Pusat Unggulan Pariwisata (Pupar) Unud Dr. Agung Suryawan Wiranatha menjelaskan FGD tersebut diikuti 25 peserta orang terdiri dari pelaku, akademisi dan manajemen hotel. Kegiatan ini kerja sama Unud dengan Universite Bretagne Sud, Prancis melalui skim dana hibah penelitian luar negeri atau UNISERF (Udayana University International Senior Researcher Fellowship). UNISERF ini kerja sama peneliti Pupar Unud Prof. Dr. Ir. I Gusti Ayu Oka Suryawardani, M.Mgt.,Ph.D. dan Guru Besar Universite Bretagne Sud, Prancis Prof. Christine PETR. Dijelaskan, UNISERF dengan tema wellness tourism ini ditujukan untuk meningkatkan diversifikasi dan kualitas daya tarik wisata di Bali sehingga pariwisata Bali dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan berkesan bagi wisatawan.

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

FGD yang dipandu peneliti pariwisata Dr. Irma Rahyuda, A.Par, M.M., M.Par. M.Rech dihadiri pula Spa Director The Westin Resort Nusa  NLP. Sushantini; Guru Besar Unud Prof. Dr. rer.net. Drs. I Made Agus Gelgel Wirasuta, Apt., M.Si.; The owner Puri Bagus Jati Health & Wellbeing Retreat), Rahma Susanti (Jumeirah Hotel), Yunan Sumiati & Yvonne Angraini (Fivelements Retreat Bali), Yanti Rosita Spa Director The St. Regis Hotel), Ni Kadek Eka Citrawati  dan Mamik (Bali Alus), Ranti (PT Jagat Makmur); Putu Ekayani (Balai Besar POM Denpasar), Ngakan Triariawan (Dispar Badung), Ida Ayu Candrawati (Dispar Bali), Agung sri Gayatri dan Ni Putu Aris C. (Dispar Gianyar) serta sejumlah peneliti Pupar Unud.

Sushantini mengakui apapun terkait Bali pasti memiliki branding yang kuat di benak wisatawan. Bali memiliki positioning khusus karena wisatawan akan mampu membedakan pengalaman berwisata termasuk menikmati spa di Bali ketimbang negara lain seperti Thailand dan India. Sementara pelaku bisnis spa lainnya Yunan Sumiati menambahkan bahwa wisatawan menikmati spa tidak tergantung pada brand terkenal tetapi mereka mencari menikmati produk lokal untuk perawatan wajah, kulit dan badan ataupun sekedar melepas lelah. Kendati demikian, Putu Ekayani mengingatkan pengelola spa harus mengurus perizinan untuk pemanfaatan dan distribusi produk spa sebagai upaya perlindungan konsumen dan peningkatan nilai tambah produknya.

“Jangan khawatir BBPOM memiliki program khusus yakni keringanan fasilitas dalam proses pengajuan ijin seperti potongan harga untuk uji laboratorium,” tuturnya. Dia mendukung pengembangan dan pemanfaatan produk lokal dalam meningkatkan kualitas wellness tourism di Bali.

Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Development of Spa & Wellness Tourism in Bali ditutup sesi foto bersama di Kampus Sudirman Denpasar, Sabtu (11/11). (Foto: Hms Unud)

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

Kalangan pemerintah daerah baik pemerintah kabupaten dan provinsi di Bali juga menyatakan kegembiraannya atas berkembangnya bisnis spa pada destinasi wisata utama di Indonesia ini. Spa banyak yang dikelola dalam satu manajemen dengan hotel sehingga spa sudah menjadi kebutuhan penting dalam melayani wisatawan. “Hingga September 2023 ada 376 spa di Kabupaten Badung yang sebagian besar dibuka di hotel berbintang,” tegas Triariawan dari Dispar Badung.

Sementara Bagus Sudibya menuturkan pelaku wellness tourism dituntut memiliki pengetahuan lebih terkait penggunaan bahan-bahan lokal untuk kesehatan dan kecantikan. “Peningkatan ketrampilan melakukan treatment dan memberikan penjelasan terkait makna yang terkandung di dalammnya menjadi penting,” tegasnya. Bagus Sudibya menyatakan pihaknya mengundang ahli wellness tourism dari luar negeri untuk meningkatkan kemampuan karyawannya.

Sementara itu Prof. Gelgel Wirasuta mengajak pelaku wisata wellness tourim untuk bersatu membuat brand khusus tentang wellness tourism di Bali. Kadek Citrawati setuju. Dengan harapan itu, hanya saja dia mengajukan syarat agar stakeholder wellness tourism di Bali mengutamakan pemanfaatan produk lokal. “Mari kita mengembangkan wellness tourism dengan bangga memanfaatkan produk spa yang diproduksi di Bali,” pungkasnya. (gs/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Arya Wibawa Buka Gathering Bersama Stake Holder Pariwisata

Bertajuk ‘‘Bangga Berwisata di Kota Denpasar‘‘

Published

on

By

gathering pariwisata kota denpasar
BUKA GATHERING: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa membuka gathering pariwisata berlokasi di Uma Palak Subak Sembung Denpasar, Sabtu (11/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pariwisata Kota Denpasar, bekerjasama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar, menggelar gathering pariwisata yang dibuka Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa berlokasi di Uma Palak Subak Sembung Denpasar, Sabtu (11/11).

Kegiatan yang bertajuk “Bangga Berwisata di Kota Denpasar”, dalam rangka membangun sinergitas dan komunikasi dengan pelaku pariwisata yang tergabung dalam asosiasi pariwisata yang melibatkan narasumber dari Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Denpasar, IB. Gede Agung Sidartha, Ketua Asita Bali, I Putu Winastra, Ketua HPI Bali, I Nyoman Nuarta.

Kegiatan gathering ini dihadiri Consulate General Negara-negara tetangga, Anggota DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Anggota DPRD Kota Denpasar, Wayan Sutama, Camat Denpasar Utara, Wayan Yusswara, Lurah, Bendesa, tokoh masyarakat setempat serta undangan dari gabungan pelaku pariwisata di Kota Denpasar.

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kebersamaan dan kolaborasi dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Denpasar yang beberapa tahun lalu terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang saat ini sudah mulai berbenah.

“Kondisi pariwisata saat ini berangsur-angsur dan perlahan bangkit kembali. Hal ini tentu harus tetap didorong dengan kerja sama seluruh stake holder serta perbaikan dari berbagai sektor agar pariwisata kedepannya semakin maju,” ujar Arya Wibawa.

Lebih lanjut Arya Wibawa mengharapkan kegiatan ini dapat membangun komunikasi dan sinergitas yang baik dengan seluruh stake holder pariwisata, sehingga dapat menyelaraskan visi misi untuk tujuan kebangkitan pariwisata di Kota Denpasar.

“Kita menyadari kebangkitan pariwisata saat ini tidaklah mudah, oleh karena itu sinergi dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting dilakukan. Maka dalam gathering ini mari bersama gunakan dengan baik, bertukar pikiran sehingga kita bisa memperoleh kembali kejayaan sebagai destinasi pariwisata terbaik di dunia,” ujarnya.

Baca Juga  Garap Potensi Sektor Pertanian, Dinas Pertanian Gandeng Dispar dan Hipmi

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti mengatakan kondisi pariwisata di Kota Denpasar saat ini perlahan telah bangkit kembali. Berdasarkan data saat ini, kunjungan wisatawan secara keseluruhan ke Kota Denpasar baik yang menginap dan berkunjung periode Januari hingga September 2023 telah mencapai 1,4 juta wisatawan, dimana hampir 79 persennya wisatawan domestik.

“Jika dibandingkan year to year 2022 sudah mengalami peningkatan sebesar 23,11 persen. Oleh karena itu potensi pangsa pasar domestik yang besar ini sudah seharusnya kita garap secara serius,” ujarnya.

Lebih lanjut Riyastiti mengatakan melalui kegiatan ini tentunya kita harapakan mendapat respon yang baik dari pelaku pariwisata di Kota Denpasar. Sehingga kedepan sinergi dan kolaborasi yang baik ini dapat memajukan pariwisata di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya.

“Kegiatan ini sebagai upaya memperkuat kemitraan yang telah terjalin, baik dari sektor publik maupun swasta. Kami ingin bertukar informasi, berdiskusi, berkolaborasi dan membangun hubungan yang lebih baik lagi sehingga dapat memajukan pariwisata di Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca