Sunday, 10 November 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Survei BI Bali Februari 2024, Optimisme Konsumen di Bali Meningkat

BALIILU Tayang

:

survei konsumen bali februari 2024
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (Foto: Dok BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Februari 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi Bali tetap kuat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali di bulan Februari 2024 yang berada dalam zona optimis (indeks > 100) pada level 141,7. Angka tersebut meningkat sebesar 2,2% (mtm) dibandingkan dengan periode Januari 2024 sebesar 138,6 dan juga lebih tinggi dibandingkan IKK nasional yang tercatat sebesar 123,1.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan bahwa peningkatan indeks keyakinan konsumen di Bali pada Februari 2024 ditopang oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat berada pada area optimis, yakni masing-masing sebesar 134,2 dan 149,2. Tetap kuatnya kondisi IKE tersebut dipengaruhi oleh beberapa komponen pembentuk IKE, yaitu penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat sebesar 137,5, ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu tercatat sebesar 145,5 dan konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu sebesar 119,5. ‘’Kondisi IKE Bali tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan IKE Nasional yang tercatat sebesar 110,9,’’ ujarnya.

Selain itu, kata Erwin, ekspektasi konsumen Provinsi Bali terhadap kondisi ekonomi ke depan juga berada pada kondisi optimis dengan indeks sebesar 149,2 di bulan Februari 2024. Optimisnya kinerja IEK di Provinsi Bali saat ini dipengaruhi oleh beberapa komponen pembentuk IEK yang tetap terjaga pada area optimis yaitu indeks ekspektasi kegiatan usaha 6 bulan mendatang sebesar 153,5, indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan mendatang sebesar 147,5 dan indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang sebesar 146,5. ‘’Kondisi IEK Bali tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan IEK Nasional yang mencapai 135,3 pada periode Februari 2024,’’ ucapnya.

Baca Juga  Pemkab Buleleng dan BI Bali Luncurkan Program Semarak QRIS Buleleng & Aplikasi Pan-G Denbukit

Erwin menambahkan, optimisme konsumen yang tetap kuat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan di bulan Februari 2024 serta Kuningan dan Nyepi di awal bulan Maret 2024 membuka peluang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang lebih kuat. Selain itu, langkah intensif pengendalian inflasi, terutama mengantisipasi peningkatan kebutuhan selama bulan Ramadhan dan menjelang libur Idul Fitri akan menjaga optimisme konsumen di Bali.

‘’Untuk itu, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Bali terus bersinergi dan berkoordinasi erat guna mengawal tetap terjaganya stabilitas pasokan, keterjangkauan harga serta kelancaran distribusi untuk menjaga daya beli masyarakat dan memastikan tingkat inflasi tetap dalam rentang kisaran target,’’ pungkasnya. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Pertumbuhan Ekonomi Bali Menguat pada Triwulan III 2024

Didukung Kinerja Pariwisata dan Sektor Pengolahan

Published

on

By

ekonomi bali 2024
Infografis Pertumbuhan Ekonomi Bali. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, ekonomi Bali pada Triwulan III 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,43% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,36% (yoy). Capaian ini menempatkan Bali pada peringkat keenam dari 34 provinsi di Indonesia dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,95% (yoy).

Pertumbuhan Bali yang positif ini menjadi indikator penting akan ketahanan dan potensi ekonomi wilayah dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan di seluruh komponen konsumsi. Konsumsi Rumah Tangga meningkat didorong oleh lonjakan aktivitas pariwisata dan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Galungan dan Kuningan.

Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga menunjukkan pertumbuhan positif menjelang Pilkada serentak 2024 dan kegiatan keagamaan. Investasi tumbuh terbatas, khususnya di sektor konstruksi yang dipengaruhi minimnya realisasi investasi proyek baru, serta pada komponen ekspor yang menghadapi tantangan eksternal. Dari sisi lapangan usaha (LU), LU Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin) terus menjadi penggerak utama ekonomi Bali dengan pertumbuhan sebesar 12,25% (yoy).

Kinerja LU ini didukung oleh tingginya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, yang meningkat masing-masing sebesar 11,44% dan 16,82% (yoy) pada Triwulan III, didorong oleh peak-season pariwisata. Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang mencapai 68%, meningkat dari 63% pada triwulan sebelumnya, yang turut memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan sektor terkait lainnya. LU Jasa Keuangan dan Asuransi, serta Pengadaan Listrik dan Gas, juga mencatat pertumbuhan impresif sebesar 16,11% dan 15,23% (yoy). Pertumbuhan LU jasa keuangan didorong oleh peningkatan aktivitas perbankan, terlihat dari penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 9, 61% (yoy).

Baca Juga  Bali Triwulan I 2024, Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Tetap Kuat

Sementara itu, LU listrik dan gas meningkat karena lonjakan permintaan di segmen rumah tangga, industri, dan bisnis. LU Pertanian tumbuh moderat karena berakhirnya musim panen padi, serta LU Konstruksi yang mengalami perlambatan karena beberapa proyek strategis telah mendekati tahap akhir.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan bahwa Bank Indonesia memperkirakan bahwa ekonomi Bali akan tetap tumbuh kuat pada Triwulan IV 2024, seiring dengan momentum Pilkada dan libur HBKN Natal dan Tahun Baru. Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia memberikan rekomendasi berikut: i) Penguatan Konsumsi Rumah Tangga: mendorong wisatawan domestik melalui promosi destinasi yang kurang terekspos di Bali Utara untuk memperluas kontribusi ekonomi ke wilayah baru.

Selain itu, Erwin Soeriadimadja menyampaikan untuk memperkuat akses UMKM di sektor pariwisata melalui pelatihan dan dukungan pembiayaan, sehingga mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal dan meningkatkan kontribusi terhadap konsumsi rumah tangga. ii) Optimalisasi Investasi: mengakselerasi investasi proyek baru di bidang infrastruktur untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah utara agar lebih berkembang. iii) Dukungan Konsumsi Pemerintah: mempercepat realisasi anggaran belanja daerah untuk proyekproyek yang berdampak langsung pada infrastruktur sosial dan ekonomi, seperti pembangunan jalan dan fasilitas publik. Selain itu, memaksimalkan program pelatihan tenaga kerja untuk sektor pariwisata dan sektor utama lainnya yang sesuai dengan kebutuhan ekonomi Bali, serta mendukung program pemberdayaan masyarakat. iv) Peningkatan Ekspor: memperluas ekspor komoditas unggulan Bali seperti produk perikanan, produk kreatif (kerajinan tangan, perhiasan), dan pertanian (kopi dan rempah-rempah) dengan akses ke pasar internasional baru. Strategi pemasaran digital perlu diperkuat untuk meningkatkan daya saing produk Bali di pasar internasional.

Baca Juga  Inovasi QRIS TUNTAS: Dengan Fitur Tarik Tunai, Transfer dan Setor Tunai

Erwin menegaskan, melalui kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku ekonomi lokal, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui sinergi antarsektor, Bali dapat terus mempertahankan daya tarik ekonominya, baik di skala nasional maupun global. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali Terkendali, Sinergi Pengendalian Harga Perlu Terus Diperkuat

Published

on

By

inflasi bali
Infografis inflasi dan deflasi bulanan wilayah Provinsi Bali. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada Oktober 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang juga mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali menurun dari 2,67% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,51% (yoy), didorong normalisasi permintaan pasca Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Capaian inflasi Provinsi Bali tersebut secara bulanan berada di bawah Nasional yang mengalami inflasi bulanan 0,08% (mtm) dan inflasi tahunan 1,71% (yoy). Untuk menjaga inflasi pada rentang yang terkendali, langkah-langkah pengendalian inflasi perlu terus diperkuat melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat provinsi Bali maupun kota/kabupaten.

Secara spasial, inflasi bulanan terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja, sementara Kab. Badung dan Kab. Tabanan tercatat mengalami inflasi. Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm) atau 2,96% (yoy), demikian pula dengan Kota Singaraja yang mengalami inflasi sebesar 0,21% (mtm) atau 1,71% (yoy). Sementara itu, Kab. Badung mengalami deflasi sebesar -0,02% (mtm) atau 2,40% (yoy), adapun Kab. Tabanan mengalami deflasi sebesar -0,03% (mtm) atau 2,31% (yoy). Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi bulanan Oktober 2024.

Berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga kopi bubuk, buncis, tomat, cabai rawit, dan sawi hijau. Kenaikan harga kopi bubuk disebabkan oleh lonjakan harga biji kopi global akibat gangguan cuaca di negara-negara produsen utama. Sementara itu, kenaikan harga komoditas hortikultura disebabkan oleh berakhirnya periode panen yang mengurangi pasokan. Pada November 2024, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti kenaikan harga BBM non subsidi, berlanjutnya kenaikan harga daging babi akibat masih tingginya permintaan dari luar Bali, berlanjutnya tren kenaikan harga emas dunia, dan potensi berlanjutnya kenaikan harga komoditas hortikultura seiring dengan berakhirnya masa panen raya.

Baca Juga  Tekan Inflasi, TPID dan TP2DD Buleleng Bersama BI Bali Gelar High Level Meeting

Meski demikian, beberapa faktor diprakirakan dapat mendukung terkendalinya inflasi, yakni perluasan areal tanam (PAT) padi di Bali yang telah mencapai 83,8% dari target Kementan serta berlanjutnya panen gadu komoditas padi. Untuk merespon potensi risiko inflasi ke depan, KPw BI Provinsi Bali terus mengajak seluruh Kabupaten/Kota di Bali untuk memperkuat langkah pengendalian inflasi secara konsisten, serta memperkuat inovasi dan sinergitas. Konsistensi seluruh TPID di Bali dalam pengendalian inflasi diwujudkan melalui kebijakan 4K, antara lain operasi pasar murah dan Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten) di lahan milik Pemprov.

Langkah lain yang dilakukan termasuk penguatan pemantauan ketersediaan stok, perluasan distribusi cadangan pangan pemerintah melalui mitra distributor, toko pangan kita, dan pengecer. Selain itu, TPID di Bali juga melakukan optimalisasi bantuan transportasi untuk mendorong kelancaran distribusi pangan, peningkatan sarana dan prasarana produksi pangan, penyebarluasan informasi pelaksanaan operasi pasar murah kepada masyarakat diiringi imbauan belanja bijak, serta mendorong integrasi data dan informasi khususnya neraca pangan. Melalui langkah-langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi Provinsi Bali pada tahun 2024 akan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1%. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Hasil Survei Triwulan III 2024, Kinerja Kegiatan Dunia Usaha Tetap Kuat

Published

on

By

SKDU Bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha di Provinsi Bali tetap kuat pada triwulan III 2024. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 65,08% meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 40,60%. Kegiatan usaha di Bali tumbuh karena terjaganya permintaan masyarakat khususnya terkait aktivitas pariwisata sejalan dengan periode peak season pada bulan Juli-Agustus 2024.

SKDU merupakan survei triwulanan Bank Indonesia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta menyediakan informasi tentang ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi.
Pelaksanaan SKDU di Provinsi Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di seluruh Provinsi Bali dan mewakili 17 kategori lapangan usaha. Metode perhitungan dilakukan dengan saldo bersih tertimbang yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah respon yang memberikan jawaban menurun, dan dengan memperhitungkan bobot masing-masing lapangan usaha.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa kinerja SKDU Provinsi Bali ditopang oleh meningkatnya beberapa Lapangan Usaha (LU), antara lain sektor Perdagangan dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum seiring dengan meningkatnya aktivitas pariwisata pada periode peak season bulan Juli-Agustus 2024. Selain itu, LU Real Estate dan Konstruksi meningkat sejalan dengan berlanjutnya proyek pemerintah dan swasta pada triwulan III 2024.

Sementara itu, LU Pertanian mengalami penurunan sejalan berakhirnya panen raya komoditas padi yang mencapai puncaknya pada triwulan II 2024. Penurunan pada LU Pertanian sejalan dengan kapasitas produksi terpakai LU Pertanian pada triwulan III 2024 sebesar 79,86%, atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 84,83%. Berdasarkan hasil SKDU Provinsi Bali triwulan III 2024, perkembangan harga jual sebesar 65,11%, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 51,37%. Peningkatan harga jual ditopang oleh LU Pertanian dan LU Konstruksi dengan SBT masing-masing sebesar 9,94% dan 8,88% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 4,63% dan 5,33%.

Baca Juga  Kinerja Penjualan Eceran di Bali Diperkirakan Meningkat

Ke depan, responden memprakirakan kegiatan dunia usaha triwulan IV 2024 akan tumbuh positif dengan SBT sebesar 65,54%. Hal ini terutama didorong oleh capaian LU Transportasi dan Pergudangan yang diprakirakan akan meningkat seiring dengan periode libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Selain itu, LU Pertanian juga diprediksi mengalami peningkatan seiring masuknya musim panen pada komoditas utama seperti padi pada triwulan IV 2024. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca