Friday, 11 October 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Terjadi Banyak Modifikasi, Ny. Putri Koster Harapkan Pengusaha Tata Rias Ikut Pikul Tanggung Jawab Pelestarian

BALIILU Tayang

:

de
NY. PUTRI KOSTER: Modifikasi jangan kebablasan hingga anak cucu kita tak mengenal lagi payas Bali. (Foto:Ist)

Denpasar, baliilu.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster menyampaikan dalam berkreatifitas, mereka yang bergerak dalam usaha salon dan tata rias diharapkan tetap berpedoman pada dua hal, yaitu upaya pelestarian dan pengembangan budaya Bali. Jangan sampai keduanya berbenturan.

‘’Saya mengamati, trend tata rias, khususnya tata rias pengantin Bali mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saya berharap, mereka yang bergerak di bidang usaha tata rias tetap berpedoman pada adat dan tradisi, khususnya bila riasan dan busana itu dikenakan untuk ranah adat. Dalam tata rias pengantin Bali, leluhur telah mewariskan etika berbusana yang sangat elegan dan penuh estetika yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu payas agung dan madya. Riasan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki telah ada pakemnya, dan bila diikuti akan menghasilkan tata rias yang anggun,’’ ujar Ny. Putri Koster saat menghadiri Musyawarah Daerah ke-5 yang dirangkai dengan pelantikan pengurus Persatuan Ahli Kecantikan dan Pengusaha Salon Indonesia yang tergabung dalam wadah DPD Tiara Kusuma Provinsi Bali, Minggu (8/3-2020) di Ballroom Quest Hotel Denpasar.

Setidaknya ada tiga organisasi yang mewadahi para ahli tata rias dan pengusaha salon yaitu Asosiasi Rias Pengantin Modifikasi dan Modern Indonesia (Katalia), Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (Harpi Melati) dan Tiara Kusuma yang mewadahi para ahli kecantikan dan pengusaha salon. ‘’Ketiga organisasi itu saya harapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, tetap bersinergi dengan program pemerintah. Ketiga organisasi ini harus bersinergi dalam dua ruang ini yaitu pelestarian dan pengembangan,’’ tegas Ny. Putri Koster.            

Ny. Putri Koster melanjutkan dengan alasan memenuhi permintaan pengantin, belakangan banyak terjadi modifikasi dalam tata rias dan penggunaan busana adat Bali, misalnya penambahan jubah yang sangat panjang hingga memenuhi halaman rumah, tinggi bunga juga terkadang tidak mengindahkan ukuran wajah si pengantin hingga kemudian menimbulkan hal yang tidak pas dan secara estetika sangat mengganggu. Bila aturan tata rias yang diwariskan leluhur diindahkan, tata rias pengantin Bali sebenarnya sudah pas dengan pemakainya. Landasan seorang perias adalah etika, estetika dan norma. Dalam penggunaan busana pengantin, penglingsir juga sudah memperhitungkan mana wilayah seksi. Jadi seksi itu tidak harus memperlihatkan kulit ari.

Baca Juga  Ny. Putri Koster Puji Ibu Rumah Tangga di Bali tetap Kreatif meski Beban Tanggung Jawab Bertambah di Masa Pandemi
de
NY. PUTRI KOSTER: Bersama pengusaha salon dan tata rias. (Foto:Ist)

‘’Untuk itu, saya berharap kepada mereka yang bergerak di bidang tata rias, ikut memikul tanggung jawab pelestarian. Modifikasi jangan kebablasan hingga anak cucu kita tak mengenal lagi payas Bali. Saya tidak mengekang kreatifitas dan kemajuan di bidang tata rias, namun ranah penggunaannya harus tepat. Untuk ranah adat, harus tetap lestari sesuai pakem,’’ ujarnya.

Seniman multitalenta ini mendorong adanya FGD tiga organisasi yang bergerak dalam usaha tata rias dan salon sehingga ada satu pemahaman dalam upaya pelestarian dan pengembangan. OPD terkait juga diminta untuk merancang payung hukum agar keberadaan seluruh pengusaha salon dan tata rias bisa diwadahi untuk mencegah perang harga. Selain itu, payung hukum ini juga dibutuhkan untuk mencegah malpraktek dalam dunia kecantikan. Karena belakangan banyak wanita yang ingin kulitnya jadi lebih putih atau hidung mancung. Padahal belum tentu sebuah produk yang ditawarkan salon kecantikan aman bagi mereka. Yang ada, bukannya tambah cantik, tapi malah sebaliknya.

Masih terkait busana pengantin, Putri Koster minta kepada pelaku usaha tata rias yang menyewakan busana agar menggunakan kain songket hasil tenun, bukan bordiran yang belakangan banyak beredar di pasaran. Kita harus ambil bagian dalam upaya pelestarian tenun tradisional Bali.

Sementara itu, Ketua DPD Tiara Kusuma Bali Periode 2020-2024 Dra. Ni Ketut Sriati Dana mengajak seluruh anggotanya untuk bersama-sama bekerja sesuai dengan tupoksi yang didasari rasa tulus ikhlas. Sedangkan Kadis Pendidikan Provinsi Bali yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Ketut Sudarma meminta pengusaha yang bergerak di bidang salon dan tata rias mengangkat kearifan lokal dalam karya mereka. (*/balu1)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Pjs. Walikota Dewa Mahendra “Ngaturang Bhakti Pujawali” di Pura Dalem Sakenan, Ida Bhatara Nyejer Hingga 8 Oktober

Published

on

By

pjs
PUJAWALI: Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra bersama Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat melaksanakan Bhakti Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Desa Adat Serangan, Denpasar bertepatan dengan Hari Suci Kuningan, Sabtu (5/10). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Jajaran Pemkot Denpasar melaksanakan persembahyangan serangkaian Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Desa Adat Serangan, Denpasar bertepatan dengan Hari Suci Kuningan, Sabtu (5/10).

Pelaksanaan bhakti pujawali dihadiri langsung Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, bersama Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana dan Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Suadi Putra.

Tampak hadir pula Panglingsir Puri Kesiman, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana bersama pimpinan OPD serta masyarakat dan pemedek yang datang silih berganti sejak pagi hari untuk melaksanakan persembahyangan.

Diiringi suara kidung dan gambelan, pelaksanaan upakara diawali dengan sesolahan Tari Topeng Wali, dilanjutkan dengan Tari Rejang Dewa, dan diakhiri dengan Topeng Sidhakarya. Puncak Pujawali dilaksanakan dengan persembahyangan bersama seluruh pemedek.

Panglingsir Puri Kesiman, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana didampingi IB Gede Pidada selaku Prawartaka Karya menjelaskan, pelaksanaan Pujawali di Pura Sakenan Kota Denpasar dilaksanakan setiap enam bulan sekali pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau Hari Suci Kuningan. Dimana, pelaksanaan pujawali kali ini tetap berlangsung seperti biasa dengan tetap memegang teguh tatwa.

“Secara tatwa pelaksanaan upakara tetap sama, dimana nantinya Ida Bhatara Nyejer selama 3 hari,” ujarnya sembari mengimbau agar pemedek datang bergantian hingga upacara Penyineban pada Selasa (8/10) mendatang.

Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra usai persembahyangan mengatakan bahwa pelaksanaan Bhakti Piodalan ini dilaksanakan sebagai wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk menciptakan kerahayuan jagat. Sehingga sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya krama untuk menjadikan ini sebagai sebuah momentum dalam menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

Baca Juga  Gubernur Koster Kukuhkan Ketut Lihadnyana sebagai Pjs Bupati Badung

“Dengan pelaksanaan upacara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujar Dewa Mahendra sembari mengucapkan Rahajeng Rahina Kuningan bagi umat se-Dharma dimanapun berada.

Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami menambahkan, rangkaian Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Desa Adat Serangan telah dimulai pada Kamis, 3 Oktober 2024 lalu yang diawali dengan mareresik atau bersih-bersih, ngiyas dan mamenjor. Dilanjutkan pada Jumat, 4 Oktober 2024 dilaksanakan prosesi Ngelungan Ida Bhatara ke Pura Pesamuhan Agung sedangkan Puncak Pujawali dilaksanakan hari ini, Sabtu (5/10) bertepatan dengan Hari Suci Kuningan. Selanjutnya, bhakti Penganyar dilaksanakan secara berturut pada 6 dan 7 Oktober 2024 serta upacara Penyineban dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Lebih lanjut dijelaskan, untuk mengantisipasi membludaknya pemedek yang tangkil, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang hendak tangkil dapat memanfatkan waktu bhakti penganyar. Dimana, selama tiga hari Ida Bhatara Nyejer masyarakat dapat melaksanakan persembahyangan pujawali. Tak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan dua titik sebagai kantong parkir untuk mengantisipasi krodit lalu lintas, keduanya yakni Parkir di Kawasan Pura Dalem Sakenan dan Parkir di Kawasan Lapangan I Wayan Bulit Serangan.

“Jadi kami mengimbau masyarakat untuk tidak fokus ke satu hari saja untuk tangkil, bisa memanfaatkan saat bhakti penganyar, dan untuk parkir agar dapat menuju dua titik yang disediakan oleh panitia untuk menghindari kemacetan lalu lintas di sekitar pura,” ujarnya. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Sekda Alit Wiradana Hadiri “Karya Ngeratep” Sesuhunan Pura Kahyangan Desa Adat Sanur

Published

on

By

sekda
KARYA NGERATEP: Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menghadiri Karya Ngeratep, Ngurip, Melaspas lan Pasupati Sesuhunan Ida Ratu Ayu Mas Rangda di Pura Kahyangan Desa Adat Sanur, bertepatan Rahina Kuningan, pada Sabtu (5/10). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menghadiri Karya Ngeratep, Ngurip, Melaspas lan Pasupati Sesuhunan Ida Ratu Ayu Mas Rangda di Pura Kahyangan Desa Adat Sanur, bertepatan Rahina Kuningan, pada Sabtu (5/10).

Upacara ini dilaksanakan karena telah rampungnya prosesi ngodakin Ida Sesuhunan pura setempat. Hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPD RI, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Bendesa Adat Sanur, serta tokoh masyarakat setempat.

Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana ditemui di sela-sela kegiatan mengatakan, pelaksanaan Karya Ngeratep, Ngurip, Melaspas lan Pasupati Sesuhunan di Pura Kahyangan Desa Adat Sanur merupakan momentum seluruh masyarakat selalu ingat dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

“Sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, terutama krama menjadikan ini sebagai sebuah momentum dalam menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana. Dan dari pelaksanaan upacara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan,” ujar Alit Wiradana.

Sementara Kelihan Pemaksan Ratu Ayu Mas Rangda, Pura Kahyangan Desa Adat Sanur, Mangku Badjra saat ditemui mengatakan, rangkaian pelaksanaan upacara Karya Ngeratep, Ngurip, Melaspas lan Pasupati Sesuhunan Ida Ratu Ayu Mas Rangda di Pura Kahyangan Desa Adat Sanur ini telah dimulai dari tanggal 19 Agustus 2024 lalu, yang diisi dengan upacara munggel dan nyimpen. Pada 2 September 2024 diisi dengan upacara ngerakit, dan saat ini, pada Saniscara Kliwon, Sabtu, 5 Oktober 2024 dilaksanakan Ngeratep, Ngurip, Melaspas, Pasupati, Nodya, serta Ngerehan yang dilaksanakan di Petunon Desa Adat Sanur.

Baca Juga  ASN Denpasar kembali Serahkan Bantuan Beras kepada Masyarakat Terdampak Covid-19

“Tentu kami berharap dengan dilaksanakan upacara ini seluruh masyarakat khususnya warga Desa Adat Sanur kedepannya dapat dianugrahi kerahayuan,” ungkap Mangku Badjra. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

‘’Karya Ngusabha Desa’’, Walikota Jaya Negara ‘’Ngeratep Palawatan’’ Pura Desa dan Puseh Denpasar

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI UPACARA NGERATEP: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dalam kesempatan menghadiri pelaksanaan upacara ‘’Ngeratep Pelawatan’’ Pura Desa dan Puseh, Desa Adat Denpasar, Jumat (20/9). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, turut hadir dan berpartisipasi dalam pelaksanaan upacara Ngeratep Pelawatan Ida Ratu Gede dan Ida Ratu Ayu di Pura Desa dan Pura Puseh, Desa Adat Denpasar, Jumat (20/9).

Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian upacara Ngusabha Desa, Ngusabha Nini, Mupuk Pedagingan, Pedudusan Agung, dan Tawur Balik Sumpah di Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Denpasar.

Upacara Ngeratep dipuput oleh Ida Pedanda Geriya Tegal Sari dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Denpasar I Ketut Suteja Kumara, Penglingsir Puri Agung Denpasar, dan tokoh masyarakat Desa Adat Denpasar.

Walikota Jaya Negara di sela-sela rangkaian upacara Ngeratep menyatakan rasa bahagianya karena dapat ikut serta dalam pelaksanaan upacara Ngeratep Pelawatan dan berharap seluruh rangkaian upacara berjalan dengan lancar hingga akhir.

“Kami turut berbahagia dapat turut serta dalam rangkaian upacara Ngusabha Desa di Desa Adat Denpasar, astungkara pelaksanaan upacara dapat berjalan lancar dan labda karya hingga akhir upacara nanti,” ujar Walikota Jaya Negara.

Di akhir acara, Walikota Jaya Negara juga menyerahkan punia sebagai bentuk dukungan dari Pemerintah Kota Denpasar untuk kelancaran pelaksanaan upacara tersebut. Hadir pula menyerahkan punia, dari Bank BPD Bali Cabang Utama Denpasar, serta dari PT Pelindo.

Sementara Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan upacara Ngeratep Pelawatan. Ia secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar, melalui Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, yang telah menghaturkan punia dalam rangkaian upacara Ngusabha Desa.

Pelaksanaan upacara Ngeratep Pelawatan yang dimulai sejak pagi dilanjutkan dengan upacara Pemelaspasan dan Pemasupatian pada sore harinya. Di malam hari, akan digelar upacara Masuci di Setra Badung Denpasar.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Nyuaraang Kulkul Dalam Prosesi Upacara Melaspas Alit Bale Kulkul dan Bale Gede Pura Khayangan Penataran Sumerta

“kami mengajak seluruh masyarakat Desa Adat Denpasar untuk bersama-sama menghaturkan sembah bakti demi kelancaran rangkaian upacara Ngusabha Desa, Ngusabha Nini, Mupuk Pedagingan, Pedudusan Agung, dan Tawur Balik Sumpah di Pura Desa dan Pura Puseh hingga puncak acara yang akan berlangsung pada bulan November 2024,” ujar Bendesa Adat, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca