Friday, 22 September 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

1.000 Peserta dari 100 Negara Hadiri Festival Wayang di Bali April 2020

BALIILU Tayang

:

de
GUBERNUR KOSTER: Berterimakasih dan mendukung festival wayang internasional digelar di Bali. (Foto:Ist)

Denpasar, baliilu.com – Terkait wayang dan sosok dalang, Gubernur Bali I Wayan Koster melihat saat ini kesenian wayang di Bali sudah mengalami trend penurunan. Ditambah masuknya kesenian modern dari luar yang turut menggerus keberadaan kesenian wayang dan ketertarikan generasi muda untuk menggeluti profesi sebagai dalang.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali ke depan akan lebih berperan dalam mengangkat lagi kesenian wayang ini di tengah perkembangan zaman.  Bali menurut Gubernur sangat butuh wayang dan dalang, terlebih dalam kehidupan masyarakat sosok dalang banyak diperlukan seperti saat acara 3 bulanan anak, karya dan lainnya.

Oleh karena itu, Gubernur Koster saat menerima audiensi Perserikatan Wayang internasional – Union Internationale de la Marrionnette (UNIMA) Indonesia terkait kegiatan Kongres UNIMA international, Festival Wayang Internasional dan Seminar Internasional Wayang 2020, dimana Bali didaulat menjadi tuan rumah, mengucapkan terima kasih serta sangat mendukung kegiatan festival wayang internasional bisa terlaksana di Bali. Audiensi dilaksanakan di ruang tamu Gubernur Bali, Renon, Denpasar pada Kamis (5/3) pagi. Nampak pula dalam audiensi tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Kegiatan yang mengundang peserta dari penjuru dunia ini, sangat penting sebagai ajang pelestarian budaya serta penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang banyak terkandung dalam kesenian wayang.

Agenda internasional ini juga diharapkan mampu membantu mempromosikan Bali dan sekaligus membantu pariwisata Bali di tengah isu virus corona belakangan ini. Pergelaran wayang di sisi lain juga mampu menjadi sarana untuk memberikan hiburan hingga sarana untuk menuangkan kritik sosial yang membangun.

Presiden UNIMA Indonesia, TA Samudro Sriwijaya memaparkan rangkaian kegiatan ini akan diikuti oleh perwakilan dari 100 negara di dunia, dengan lebih dari 1.000 peserta. Semuanya memiliki kesenian sejenis wayang yang dinaungi oleh organisasi UNIMA International, yang berpusat di Paris, Prancis.

Baca Juga  Kasatgas Dewa Indra: Optimis Covid-19 Bisa Diakhiri, jika Posko Desa dan Satgas Gotong Royong Berintegrasi

Selain itu, juga jadi kesempatan bagi dalang dan seniman wayang lokal untuk tampil di panggung internasional. Rencananya, rangkaian kegiatan akan dilaksanakan 13-19 April 2020 yang mengambil lokasi di Kabupaten Gianyar sebagai tempat acara pembukaan (direncanakan di lapangan Astina, Gianyar) .

Sedangkan untuk kongres akan dilaksanakan di Sanur dan Seminar Internasional akan menggandeng kampus ISI Denpasar. Untuk kegiatan festival akan dilaksanakan di beberapa lokasi wisata seperti Ubud dan Tanah Lot.

Wayang yang ditampilkan, tak hanya dari Indonesia tapi juga aneka kesenian sejenis wayang (marionette, Puppet show, dll)  dari negara peserta. Kongres UNIMA tersebut akan menghasilkan Bali Declarations sebagai landasan untuk menjadikan kesenian wayang sebagai bagian dari resolusi PBB.

UNESCO pada 7 November 2003 mengakui wayang sebagai Mahakarya Warisan BudayaTak Benda Dunia yang kemudian disertifikasi pada 4 November 2008 di Paris. Dilanjutkan upaya-upaya untuk menjadikan wayang tetap tumbuh dan berkembang hingga ditetapkannya 7 Februari sebagai Hari Wayang Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. (*/balu1)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Jaya Negara Hadiri Pelaksanaan Pitra Yadnya dan Atma Wedana Desa Adat Bekul

Published

on

By

walikota jaya negara
SERAHKAN PUNIA: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyerahkan punia saat menghadiri puncak upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana yang dilaksanakan di Bale Peyadnyan Desa Adat Bekul, pada Selasa (19/9). (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri puncak upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana yang dilaksanakan di Bale Peyadnyan Desa Adat Bekul, pada Selasa (19/9). Pelaksanaan karya tersebut merupakan wujud Sradha Bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta membantu sesama Umat Hindu.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Putu Gede Menala Wisnawa, tokoh masyarakat, IGN Gede Marhaendra Jaya, serta keluarga peserta upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana.

Di sela-sela upacara tersebut Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengapresiasi kepada pihak Desa Adat Bekul yang telah menyelenggarakan upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana ini. Dimana, upacara ini merupakan penyucian roh leluhur yang telah tiada agar dapat menyatu dengan Tuhan.

Lebih lanjut dikatakannya, selain penyucian roh leluhur, secara tidak langsung pelaksanaan ini juga dapat meningkatkan rasa kekeluargaan serta mampu mengurangi biaya dan tenaga dalam pelaksanaan upacara tersebut. Hal ini sejalan dengan spirit Vasudhaiva Khutumbamam yang bermakna kita semua bersaudara.

“Kami sangat mendukung pelaksanaan upacara ini, dan berharap dapat secara berkelanjutan dilaksanakan sehingga dapat memberikan dampak yang positif dalam pelaksanaan yadnya atau korban suci di kalangan masyarakat,” pungkas Jaya Negara.

Sementara Bendesa Adat Bekul, I Made Yuliarta saat ditemui mengatakan, pelaksanan upacara Pitra Yadnya Lan Atma Wedana secara massal ini merupakan upacara rutin yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali di Desa Adat Bekul.

Lebih lanjut, rangkaian dalam upacara tahun 2023 ini telah dimulai dari tanggal 22 Agustus 2023 lalu yang diisi dengan upacara Matur Piuning Karya di Pura Kayangan Tiga dan Pura Prajapati. Dan saat ini merupakan puncak acara yang diisi dengan upacara Melaspas Sekah, Mepurwa Daksina, dan Rsi Bojana. Yang mana dalam upacara ini diikuti sebanyak 47 peserta Ngaben Nyekah dan 24 Ngelangkir.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan kehadiran dari Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan kami berharap dengan dukungan ini pelaksanaan ini dapat terus berlanjut sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat,” pungkas Made Yuliarta. (eka/bi)

Baca Juga  Cegah Jadi Klaster Penularan Covid-19, Sekda Dewa Indra Minta Pasar Modern Bentuk Satgas Khusus

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Karya Atma Wedana Banjar Juwuk Legi Baturiti

Published

on

By

giri prasta
KARYA ATMA WEDANA: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Atma Wedana Ngaben Massal dan Manusa Yadnya Kinembulan Banjar Juwuk Legi, Desa Adat Batunya, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Minggu (17/9). (gs/bi)

Tabanan, baliilu.com – Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Badung dalam melestarikan adat agama tradisi seni dan budaya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Atma Wedana Ngaben Massal dan Manusa Yadnya Kinembulan Banjar Juwuk Legi, Desa Adat Batunya, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Minggu (17/9).

Karya yang diikuti 44 sawa dan 40 orang mepandes, turut dihadiri Perbekel Desa Batunya Made Riasa, Bendesa Adat Batunya Nyoman Wirawan serta krama pemilik sawa. Sebagai bentuk motivasi dan perhatian, Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana secara pribadi sebesar Rp. 40 juta.

Dalam sambrama wacana-nya Bupati Giri Prasta menyampaikan rasa syukur karena dapat hadir sekaligus mendoakan agar pelaksanaan upacara Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan Desa Adat Batunya bisa berjalan lancar sesuai tatanan yang ada sebagai wujud bakti atau penghormatan terhadap para leluhur.

“Saya merasa bersyukur dapat hadir, sekaligus ikut mendoakan agar pelaksanaan Karya Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan di Desa Adat Batunya bisa berjalan lancar dan labda karya, terlebih upacara Atma Wedana ini merupakan wujud penghormatan atau rasa bakti terhadap leluhur,” ujarnya.

Pihaknya juga mengajak semeton semua untuk selalu berlandaskan Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan, yang pada intinya mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Ketiga keseimbangan tersebut merupakan penyebab terjadinya kebahagiaan, dan juga semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara. Dimana Dharmaning Leluhur mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada leluhur, Dharmaning Agama mengingatkan untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan srada bakti dalam semua kegiatan. Dan Dharmaning Negara mengingatkan untuk berperan aktif mendukung program pemerintah dan pembangunan, begitu juga pemerintah akan selalu mengayomi paiketan untuk saling bersinergi berjalan bersama di dalam kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.

Baca Juga  Selamat Ulang Tahun Ke-59 Ir. H. Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia

“Dengan dilaksanakan dharmaning ini, diharapkan bisa mempererat persaudaraan dan persatuan pasemetonan yang ada agar tidak terpecah-belah, seraya berharap rangkaian karya dapat berjalan dengan lancar labda karya sida sidaning don gemah ripah loh jinawi,” imbuhnya.

Sementara manggala karya Made Sudarma menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan undangan lainnya dalam upacara Karya Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan ini. Dimana persiapan dimulai dari bulan Juli 2023 dan menghabiskan waktu kurang lebih tiga bulan.

“Dimulai dengan matur piuning, dan kemarin tanggal 16 September dilaksanakan ngeplugin dan ngeringkes, dilanjutkan tanggal 22 September 2023 meajar-ajar ke Danau Beratan dan terakhir tanggal 24 September 2023 dilaksanakan ngunggahin ke masing-masing merajan,” jelasnya. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Roadshow, Bupati Tabanan ‘’Nyaksi’’ Pitra Yadnya Ngaben Massal di Desa Selanbawak dan Kedungu

Published

on

By

bupati tabanan
NYAKSI: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M disambut warga saat hadir Nyaksi Pitra Yadnya Ngaben Massal yang berlangsung secara roadshow di Desa Selanbawak dan Desa Adat Kedungu, Senin (18/9). (Foto: ist)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. hadir Nyaksi Pitra Yadnya Ngaben Massal yang berlangsung secara roadshow di Desa Selanbawak dan Desa Adat Kedungu. Hal ini membuktikan komitmen yang terus dikedepankan pemerintah, dalam upaya mendukung pembangunan sekaligus berkontribusi dalam tren pelaksanaan karya yang berlangsung di masyarakat Tabanan, Senin (18/9).

Dalam karya pertama, Bupati Sanjaya hadir sebagai Murdaning Jagat dalam Karya Pitra Yadnya Sawa Prenawa lan Atma Wedana di Banjar Adat Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Desa Selanbawak dan dilanjutkan dengan Upacara Ngaben Massal Toya Pranawa di Desa Adat Kedungu, Desa Belalang, Kediri, Tabanan. Saat itu hadir Anggota DPRD RI, Anggota DPRD Provinsi, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Asisten 3, para OPD terkait di lingkungan Pemkab, Camat, Perbekel serta Bendesa Adat setempat.

Karya yang berangkat atas asas kebersamaan dan gotong-royong ini, mendapat perhatian dan apresiasi yang sangat baik dari orang nomor satu di Tabanan yang saat itu Nyaksi bersama jajaran pemerintah. Sebab dalam konsep agama Hindu, pelaksanaan Pitra Yadnya Atiwa-tiwa Ngaben ini merupakan yadnya yang sangat penting untuk dilakukan. Ini merupakan kewajiban bagi manusia untuk membayar “hutang” kepada leluhur.

Dalam konsep Tri Rna, Sanjaya menjelaskan, kewajiban sebagai umat Hindu yakni untuk membayarkan “hutang” kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, hutang kepada Rsi dan Leluhur, dan hutang kepada sesama. “Hutang” namun tidak semata-mata menjadikannya beban, tetapi lebih menjadi kewajiban yang harus dituntaskan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya tidak boleh gratis. Harus ditetapkan biaya berapapun, sebagai wujud pengorbanan kita. Makna pengorbanan, tidaklah harus dengan biaya yang besar dan sarana upacara yang mahal. Karenanya, Sanjaya sangat mengapresiasi pelaksanaan Karya Agung secara kolektif, yang didasari oleh konsep kebersamaan dan biaya yang bervariasi dan sangat terjangkau.

Baca Juga  Terapkan Disiplin Prokes di Badung, Bupati Giri Prasta Kedepankan Edukasi daripada Pengenaan Denda

Karya kolektif ini kemudian menjadi tren yang diadopsi sangat baik oleh masyarakat Tabanan di masing-masing desa. Perhatian pemerintah terhadap kebersamaan masyarakat ini, dibuktikannya dengan hadir “melengkapi” karya sebagai murdaning jagat, di masing-masing upacara, baik Karya Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, Rsi Yadnya dan Butha Yadnya agar karya yang diselenggarakan menjadi Satwika atau utamaning utama. Ungkapan apresiasinya juga disampaikan manakala karya kolektif atau massal ini sudah terkonsepkan dengan baik oleh masing-masing desa, masuk ke dalam perarem adat dan bahkan telah rutin dilaksanakan.

“Saya selaku Bupati, Murdaning Jagat, Ritatkala wenten upacara sekadi mangkin, seminimal mungkin tiang harus hadir di tengah-tengah masyarakat, tujuannya untuk memberikan persepsi tentang yadnya-yadnya yang ada di Bali maupun yang ada di Tabanan,” ucap Sanjaya siang itu. Pemerintah hadir ikut gotong-royong, seraya berharap, budaya yang ngerombo yang harmonis ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

Puncak acara kedua karya sama-sama akan dilaksanakan pada Selasa (19/9), dengan total peserta di Desa Selanbawak diikuti oleh 10 Sawa Ngaben, 8 Sawa Nyekah, 1 Sawa Ngelungah dan 11 Sawa Maparisudha dengan biaya untuk ngaben sebesar 8 juta rupiah dan urunan dari 126 KK. Sementara itu, di Desa Adat Kedungu, jumlah peserta diikuti oleh 31 Sawa dengan biaya ngaben sebesar 5 juta rupiah per sawa, dan 5 diri peserta Ngelungah, 25 diri peserta Ngelangkir, dan 4 diri peserta Nyambutin.

Kehadiran jajaran pemerintah saat itu disambut sangat hangat oleh para krama desa, disampaikan oleh I Ketut Deger Setiasa, selaku Bendesa Adat Kedungu. Hadirnya Bupati saat itu menambah semangat bagi krama untuk melaksanakan yadnya. “Matur Suksma ring Bapak Bupati dan undangan sekalian yang sudah datang atas kesediaan beliau bisa datang ke Desa Adat Kedungu untuk menyukseskan Ngaben Massal kami, wenten 31 Sawa Agung, dan kurang lebih 30 yang Ngelungah dan Ngelangkir. Semuanya dari adat dan urunan masing-masing sawa, total biaya habis sampai 150 juta,” ujar Ketut Deger. (gs/bi)

Baca Juga  Wagub Cok Ace Lepas Penerbangan Terakhir ke China di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca