Thursday, 19 September 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Tumpek Wariga, Pemkot Denpasar Gelar Persembahyangan dan Prosesi ‘’Nguduh Sarwa Tumuwuh’’

BALIILU Tayang

:

Tumpek Wariga
TUMPEK WARIGA: Sekda Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana memimpin persembahyangan bersama dan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh oleh Pemkot Denpasar serangkaian Rahina Tumpek Wariga pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga, Sabtu (31/8) di Pura Agung Lokanatha, Denpasar. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar secara khusus menggelar persembahyangan bersama dan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh yang dipusatkan di Pura Agung Lokanatha Denpasar, Sabtu (31/8), serangkaian Hari Raya Tumpek Wariga yang jatuh pada Rahina Saniscara Kliwon Wuku Wariga.

Seperti diketahui, Tumpek Wariga juga dikenal dengan Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag, Tumpek Uduh, atau juga Tumpek Bubuh, yang serentetan upakaranya dilaksanakan umat Hindu tiap enam bulan sekali.

Persembahyangan bersama Tumpek Wariga oleh Pemkot Denpasar kali ini dipimpin Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana. Hadir pula pada persembahyangan tersebut, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, jajaran Forkopimda Kota Denpasar dan juga pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Diiringi Pesantian dari Sekaa Santi TPLAH Denpasar dan alunan gender wayang sekaa gender Denpasar Barat, rangkaian persembahyangan bersama Tumpek Wariga dimulai sejak pagi hari diawali melaksanakan upakara, dilanjutkan ngelis dan dilanjutkan persembahyangan bersama.

Usai persembahyangan, Sekda Alit Wiradana bersama hadirin lainnya melaksanakan prosesi Nguduh Sarwa Tumuwuh. Prosesi ini bertujuan untuk memberikan persembahan kepada tumbuh-tumbuhan melalui sarana persembahan bubuh (bubur) lima warna.

Menurut Tutur Lontar Bhagawan Agastyaprana, kelima jenis bubur tersebut yakni bubur beras putih dipersembahkan kepada tumbuh-tumbuhan penghasil umbi-umbian. Kedua, bubur beras merah kepada tumbuh-tumbuhan penghasil biji-bijan. Ketiga, bubur sumsum hijau dari kayu sugih kepada pepohonan berbuah melalui penyerbukan bunga putik seperti mangga, klengkeng, dan semacamnya.

Keempat, bubur ketan kuning kepada pepohonan berbuah batang, seperti nangka, durian dan semacamnya. Kelima yakni bubur beras injin (beras hitam) kepada tumbuh- tumbuhan dan tanaman hias penghasil bunga, daun warna- warni, dan penghasil minyak harum.

Baca Juga  240 Siswa PAUD dan Orangtua Berkolaborasi Ikuti Lomba Kreativitas Anak PAUD dan Orangtua Se-Kota Denpasar

Bubur-bubur tersebut ditempelkan pada batang pohon setelah sebelumnya batang sedikit ditoreh sembari mengucapkan “Kaki-kaki, Nini-nini, niki ke aturan bubuh, mangda mesin gembal, mebunga megambah, buin selae lemeng wenten upacara Galungan, mangda medon, mebunga, miwah mebuah nged, nged, nged,”

Hal ini dipercaya agar pohon dapat berbuah dan berbunga lebat, nantinya dapat dimanfaatkan dan dipersembahkan saat Hari Suci Galungan dan Kuningan mendatang.

Sekda Alit Wiradana dalam kesempatan itu, mengatakan rangkaian prosesi perayaan Tumpek Wariga di Kota Denpasar rutin dilaksanakan sebagaimana juga pelaksanaan upacara hari raya Tumpek lainnya.

“Prosesi perayaan Tumpek Wariga ini merupakan hari penghormatan kita kepada alam, lingkungan dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini adalah penjabaran dari konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis antara manusia dengan alam,” ujar Alit Wiradana.

Lebih lanjut, Alit Wiradana juga berharap prosesi perayaan Tumpek Wariga dapat dijadikan momentum rasa berterima kasih kita kepada alam semesta yang telah memberikan limpahan hasil kekayaan alam sehingga kita sebagai umat manusia dapat memanfaatkannya untuk hidup dan menjalankan aktivitas dengan baik.

“Penghormatan ini bisa dalam bentuk menyucikan tumbuh-tumbuhan dan memuliakannya melalui serangkaian prosesi upacara,” tambahnya.

Sementara itu, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara saat ditemui mengatakan rangkaian prosesi perayaan Tumpek Wariga oleh Pemkot Denpasar kali ini dipuput oleh Ida Pedanda Gde Putra Keniten Telaga dari Griya Telabah, Denpasar.

“Prosesi upacara di Rahina Tumpek Wariga biasanya dilakukan masyarakat di lokasi tegalan atau kebun dan ladang. Umat Hindu menghaturkan sesaji berupa canang dan berbagai bubur dari tepung beras dipersembahkan untuk Dewa Sangkara, yang merupakan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi sebagai dewa tumbuh-tumbuhan. Kita semua berharap melalui prosesi perayaan Tumpek Wariga ini sebagai rasa terima kasih kita kepada alam atas limpahan karunianya dan alam memberikan kebaikan kepada kita semua,” ujarnya. (eka/bi)

Baca Juga  Perayaan Tumpek Wariga di Denpasar, Jaya Negara Haturkan Sesaji Bubur Sumsum dan Tanam Pohon Kelapa Upakara

iklan hut ri dprd bali
Advertisements
hut ri dprd badung
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan

BUDAYA

‘’Nuek Bagia Phula Kerti’’ Akhiri Rangkaian ‘’Karya Ngenteg Linggih’’ Parahyangan Kantor Bapenda Denpasar

Published

on

By

karya Bapenda Denpasar
NUEK BAGIA PHULA KERTI: Suasana Nuek Bagia Phula Kerti saat upacara Penyineban Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan dan Padudusan Alit di Parahyangan Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Denpasar pada Budha Pon Sungsang, Rabu (18/9). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Rangkaian Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan dan Padudusan Alit di Parahyangan Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Denpasar telah berakhir yang ditandai dengan Penyineban Karya pada Budha Pon Sungsang, Rabu (18/9).

Prosesi Nuek Bagia Phula Kerti oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya didampingi Sekretaris Badan Pendapatan Daerah Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai dan para Kabid menandai berakhirnya seluruh rangkaian karya tersebut. Dikatakan Banten Bagia Pula Kerthi itu sebagai lambang dari akumulasi perbuatan kebaikan selama karya berlangsung. Kemudian di-tuwek (ditusuk) dengan keris untuk di-pralina dan selanjutnya di-pendem.

“Tujuan agar kelak tumbuh memberikan berkah yang lebih baik dalam menjalan tugas, utamanya pelayanan pengelolaan pajak di Kota Denpasar,” katanya.

Diiringi suara gambelan dan kidung, rangkaian Penyineban Karya yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Pemaron Mandhara, Griya Kusumayati Yangbatu ini diakhiri dengan persembahyangan bersama oleh seluruh Pejabat dan staf di Kantor Bapenda Kota Denpasar.

Kepala Bapenda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya didampingi Sekretaris Bapenda Dewa Gede Rai saat di sela pelaksanaan Puncak Karya menjelaskan bahwa rangkaian karya telah dimulai sejak 11 Juni lalu yang diawali dengan Nuntun Ida Bhatara dan pada 6 September dilaksanakan upacara Mapakeling Karya. Upacara Negteg Beras, Ngingsah Beras dan Nanceb Sunari dilaksanakan pada Sukra Pon Wuku Julungwangi pada 12 September telah berjalan dengan lancar.

Selanjutnya pada Saniscara Wage Julungwangi, 14 September dilaksanakan Tawur Rsi Gana, Tawur Panca Kelud Pemelaspasan dan Ngadegang Betara Rambut Sedana.  Setelah puncak Karya, Ida Bhatara nyejer sehari dan telah dilaksanakan Penyineban pada Buda Pon Sungsang pada 18 September.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Hadiri Piodalan dan Pemlaspasan Bale Kulkul Balai Banjar Kertasari, Desa Adat Peguyangan

Eddy Mulya mengaku bersyukur seluruh rangkaian Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan dan Padudusan Alit di Parahyangan Pura Kantor Bapenda Kota Denpasar ini telah berjalan lancar dan khidmat. Dimana, karya ini dilaksanakan sebagai wujud sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini utamanya untuk memohon waranugraha dan keselamatan dalam melaksanakan tugas dan diberikan kelancaran dalam melaksanakan tugas.

Dikatakannya, upacara ini juga sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan palemahan, pawongan dan parahyangan. Terlebih Ngadegang Ida Bhatara Rambut Sedana yang tak lepas kaitannya dengan tugas dan fungsi Bapenda dalam memberikan pelayanan di bidang penerimaan pajak daerah.

“Yang pertama kita bersyukur, astungkara seluruh rangkaian karya ini berjalan lancar dan labda karya dengan harapan dapat memberikan vibrasi positif serta manfaat dalam menjaga keseimbangan palemahan, pawongan dan parahyangan serta dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Bapenda sebagai instansi penerimaan pajak daerah dalam mencapai fiskal yang kuat untuk menuju Denpasar Maju,” ujarnya. (eka/bi)

iklan hut ri dprd bali
Advertisements
hut ri dprd badung
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Giri Prasta Hadiri ‘’Karya Pasupati’’ di Pura Pelawatan Barong Bang Kuta

Published

on

By

Giri Prasta
SERAHKAN HIBAH: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyerahkan dana hibah saat menghadiri Karya Pasupati dan Pesucian di Pura Pelawatan Barong Bang Banjar Pemamoran Kuta dan Banjar Temacun Kuta, Desa Adat Kuta, Selasa (17/9). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Komitmen Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta membantu meringankan beban masyarakatnya yang ditujukan dalam upaya melestarikan adat, agama, seni dan budaya tidak hanya terfokus terhadap pembangunan infrastruktur sebagai utilitas penunjang adat dan keagamaan tetapi juga disalurkan terhadap penunjang pelaksanaan upacara-upacara keagamaan yang utama dijalankan dan dilaksanakan masyarakat.

Wujud keseriusan dan perhatian Bupati Nyoman Giri Prasta tersebut dibuktikan dengan hadir serta ikut ngastiti bakti kepada Sesuhunan dan Ida Betara, sekaligus menyerahkan secara simbolis bantuan dana hibah anggaran perubahan tahun 2023 sebesar Rp. 700 juta dan dana punia pribadi sebesar Rp. 30 juta untuk pelaksanaan Karya Pasupati dan Pesucian di Pura Pelawatan Barong Bang Banjar Pemamoran Kuta dan Banjar Temacun Kuta, Desa Adat Kuta, Selasa (17/9).

Turut Hadir pada acara tersebut anggota DPRD Kabupaten Badung I Gusti Anom Gumanti, I Nyoman Graha Wicaksana, Camat Kuta D. Ngurah Bhayudewa, Lurah Kuta I Ketut Suwana, serta tokoh dan krama Desa Adat Kuta.

Bupati Giri Prasta menyampaikan rasa bahagia karena masyarakat Banjar Pemamoran dan Banjar Temacun sudah melaksanakan karya Dewa Yadnya dengan semangat dan gotong-royong. Karya dilaksanakan sebagai wujud bhakti masyarakat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Tentu dalam pelaksanaan karya yang besar ini dilaksanakan sesuai dengan suksemaning barong yaitu dengan bebarengan atau bersatu, saya harapkan masyarakat harus gotong-royong, bersatu agar semua berjalan dengan baik lancar. Melalui karya ini, semoga nantinya akan mendapatkan kerahayuan sekala dan niskala untuk masyarakat, sida sidaning don, sagilik saguluk salunglung sabayantaka, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja,” ucap Bupati Giri Prasta.

Prawartaka Karya, I Gusti Anom Gumanti menjelaskan bahwa puncak Karya Pasupati akan dilaksanakan pada hari Jumat, 20 September 2024 dan ditutup dengan pecalonarangan di tanggal 5 Oktober 2024.

Baca Juga  Pemkot Denpasar Gelar Upacara ‘’Wana Kerthi’’ dan ‘’Nguduh Sarwa Tumuwuh’’ Peringati Tumpek Wariga

“Atas nama pribadi dan krama Desa Adat Kuta, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, saya merasa bangga dengan hadirnya Bapak Bupati Badung ngaturang bakti di Pura Pelawatan Barong Bang, serta dukungan dan bantuan yang diberikan sehingga karya bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan,” jelasnya. (gs/bi)

iklan hut ri dprd bali
Advertisements
hut ri dprd badung
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa ‘’Ngaturang Bhakti’’ Serangkaian ‘’Pujawali’’ di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak

Published

on

By

Wawali Arya Wibawa
SERAHKAN PUNIA: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Ketua TP PKK Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, dan Ketua Gatriwara Kota Denpasar, Ny. Purnawati Ngurah Gede menyerahkan punia saat melaksanakan persembahyangan pada Karya Pujawali XIX di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Bogor Jawa Barat, pada Selasa (17/9). (Foto: Hms Dps)

Bogor, Jabar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Karya Pujawali XIX di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Bogor Jawa Barat, pada Selasa (17/9).

Turut hadir Ketua TP PKK Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, dan Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua Gatriwara Kota Denpasar, Ny. Purnawati Ngurah Gede, Bendesa se-Kota Denpasar, serta WHDI Kota Denpasar, yang sekaligus ngayah Tari Rejang Renteng dan Rejang Sari di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak.

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa seusai melaksanakan persembahyangan menyampaikan Pujawali XIX di Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat ini salah satu momentum umat Hindu untuk menjaga keharmonisan dalam mengimplementasi Tri Hita Karana.

“Tentu pelaksanaan upacara Dewa Yadnya ini sebagai sarana menggali nilai spiritual seluruh umat untuk mengimplementasikan Tri Hita Karana yakni menciptakan keharmonisan antara umat manusia dengan alam beserta isinya. Dan semoga dengan pelaksanaan upacara Dewa Yadnya ini dapat memancarkan energi positif dan menetralisir hal-hal negatif. Mengingat berbagai macam dinamika yang terjadi pada kehidupan yang dewasa ini sehingga terciptanya harmonisasi bagi seluruh umat Hindu dimanapun berada,” ujar Arya Wibawa.

Sementara Ketua Panitia Pujawali XIX Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak, IB Alit Wiratmaja menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar beserta rombongan lainnya khususnya juga yang telah ngayah Rejang Renteng dan Rejang Sari pada puncak Karya Pujawali XIX ini. Pelaksanaan puncak karya ini dipuput Ida Pedanda Istri Tembau, Griya AAN Klungkung.

“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pemedek yang antusias, baik yang ikut serta saat ngayah maupun yang melakukan persembahyangan pada prosesi Pujawali XIX Pura Parahyangan Agung Jagatkartta Gunung Salak ini. Dan kami berharap dengan pelaksanaan pujawali ini kedepannya dapat meningkatkan keharmonisan serta kerahayuan bagi seluruh umat,” ujar IB Alit Wiratmaja. (eka/bi)

Baca Juga  Pemkot Denpasar Gelar Upacara ‘’Wana Kerthi’’ dan ‘’Nguduh Sarwa Tumuwuh’’ Peringati Tumpek Wariga

iklan hut ri dprd bali
Advertisements
hut ri dprd badung
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca