Denpasar, baliilu.com – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Provinsi Bali Dewa Made Indra, Sabtu petang (11/4-2020) dalam siaran persnya menyampaikan perkembangan Covid-19 tak ada tambahan kasus meninggal atau jumlahnya tetap 2 orang (WNA). Sampai Sabtu ini juga belum ada laporan dari rumah sakit untuk pasien yang sembuh, dengan demikian jumlahnya tetap 19 orang (15 WNI, 4 WNA).
Namun untuk kasus positif, Dewa
Indra menyatakan ada penambahan 4 orang sehingga jumlah komulatif menjadi 79
kasus (7 orang WNA, 72 WNI). Tambahan 4 kasus positif seluruhnya merupakan imported case, dibawa oleh orang yang
punya riwayat perjalanan ke luar negeri.
Lebih jauh Dewa Indra merinci, 72 kasus positif
pada WNI, 51 di antaranya merupakan imported case
yang dibawa dari luar negeri. Sisanya 13 orang
merupakan kasus bawaan dari luar daerah, artinya mereka yang positif Covid-19 tertular di daerah
lain seperti Jawa atau daerah lainnya. Sementara untuk kasus transmisi lokal
sebanyak 8 orang.
Angka tersebut penting untuk dicermati karena
berkaitan dengan pemetaan sumber risiko. Secara akumulatif, jumlah kasus imported case sebanyak 71 (WNI dan WNA).
Kecenderungan tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi Gugus Tugas dalam
menentukan strategi pencegahan. Strateginya adalah dengan memperkuat pertahanan
di pintu-pintu masuk Bali. Dua pintu masuk yang diperketat adalah Bandara Internasional I Gusti Ngurah
Rai dan Pelabuhan Gilimanuk. Sementara Pelabuhan Benoa untuk saat ini sudah tak
lagi sebagai pintu masuk, Pelabuhan Padangbai juga relatif aman.
Strategi yang dilakukan Gugus Tugas untuk memperkuat pertahanan di pintu
masuk adalah memperketat filter di Bandara Ngurah Rai. Gugus Tugas memberlakukan
pemeriksaan sangat ketat, khususnya terkait kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI).
Semua PMI di-screening dengan rapid test. Jika
hasil rapid test negatif, mereka
diarahkan untuk melakukan karantina mandiri di kediaman masing-masing dengan
pengawasan dari pemerintah kabupaten/kota dan satgas gotong royong yang telah
terbentuk hingga ke tingkat desa.
‘’Kami bersyukur karena pemerintah kabupaten/kota telah berinisitif untuk
menyediakan tempat karantina bagi PMI yang diwajibkan untuk melakukan isolasi
mandiri. Langkah ini akan sangat membantu karena jika isolasi mandiri dilakukan
di rumah masing-masing, ada kemungkinan mereka tidak disiplin. Selain itu, hal
ini juga terkait kondisi rumah yang dimiliki tiap PMI. Ada yang punya jumlah
kamar yang mencukupi, namun sebagian lagi mungkin tak memiliki kamar yang
memadai. Kabupaten/kota telah mensiasati hal itu dengan menyediakan tempat
karantina lengkap dengan ketersediaan konsumsi. Hal ini akan memudahkan untuk
melakukan pengawasan sehingga tak ada sumber risiko yang masuk ke masyarakat
dan potensi penyebaran bisa diredam,’’
ujar Dewa Indra.
Sedangkan bagi PMI dengan hasil rapid test positif, tim melakukan
pemilahan dan membawa mereka ke tempat karantina untuk melakukan uji lab
lanjutan berupa swab yang akan diperiksa dengan metode PCR (Polymerase Chain
Reaction). Sampel diuji di Laboratorium RSUP Sanglah. Jika hasilnya positif,
mereka akan dirawat ke RS PTN Unud, RSUP Sanglah atau RS Bali Mandara. ‘’Mereka tak kami lepas, kami rawat di provinsi untuk mencegah
sumber penyebaran baru di masyarakat,’’
tegas Dewa Indra.
Masih terkait kedatangan PMI, Tim Gugus Tugas
Provinsi Bali mulai melakukan rapid test
terhitung mulai 22 Maret 2020, karena kita baru punya rapid test kit mulai tanggal itu. Terhitung sejak tanggal 22 Maret
2020 hingga 10 April 2020, jumlah PMI yang pulang dan telah menjalani rapid test tercatat 7.621 orang.
Sebagian besar bisa pulang karena hasil rapid
test-nya
negatif, beberapa di antaranya yang hasil tesnya positif telah mengikuti proses perawatan
dan beberapa di antaranya telah sembuh.
Untuk diketahui, sebagian besar kepulangan
PMI diorganisir oleh Kementerian Luar Negeri melalui Kantor Perwakilan di negara mereka bekerja. ‘’Sehingga kami memperoleh
informasi yang jelas terkait awak cruise
apa saja yang pulang, jumlahnya, menggunakan pesawat apa dan jam kedatangan.
Sehingga tim kami pasti siaga di bandara. Namun, ada juga yang pulang tidak
melalui jalur itu, sehingga ada tiba di Bali melalui jalur domestik dan waktu
kedatangan tidak pasti. Meski tanpa kepastian jadwal, tim kami tetap melakukan pengawasan
di terminal kedatangan domestik agar tak ada yang lolos dari pemeriksaan. Kami
tetap berupaya optimal,’’ ujar
Dewa Indra.
Kepada seluruh masyarakat, Dewa Indra kembali mengingatkan
agar disiplin menggunakan masker. Mereka yang sehat menggunakan masker berbahan
kain, sedangkan yang sakit harus menggunakan masker standar kesehatan yang lebih efektif. Disiplin
mencuci tangan menggunakan sabun, terutama sebelum menyentuh bagian wajah seperti mata,
hidung dan mulut. Disiplin tetap berada di rumah, jaga jarak aman ketika
terpaksa harus beraktifitas di luar rumah.
‘’Jika pintu masuk dapat kita jaga dengan baik, yang harus melakukan
karantina berperilaku disiplin dan masyarakat disiplin melaksanakan imbauan
pemerintah, saya yakin penyebaran Covid-19 dapat kita hentikan. Karena harus kita pahami pandemi ini tak hanya
menimbulkan dampak kesehatan, namun juga berdampak pada berbagai sektor, termasuk ekonomi. Oleh sebab
itu, upaya pencegahan penyebaran menjadi begitu penting agar situasi dapat
segera pulih,’’ ujarnya.
Dewa Indra juga menyampaikan apresiasi kepada mereka yang tergerak dan terpanggil
untuk berbagi dan menyumbangkan masker. Karena tidak semua masyarakat punya
kemampuan untuk membeli masker. ‘’Apresiasi dan penghargaan juga saya berikan kepada masyarakat yang
disiplin menggunakan masker, karena dengan begitu kita tak punya potensi untuk
menyebar penyakit ke orang lain. Dengan demikian, kita semua telah menjadi
pahlawan kemanusiaan. Covid-19 ini adalah masalah besar yang sesungguhnya bisa kita atasi dengan
cara sederhana,‘’ pungkas Dewa
Indra. (*/gs)