Monday, 17 February 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

KESEHATAN

Bali Gelar Donor Plasma Darah Perdana, Terapi Plasma Darah Bantu Penyembuhan Pasien Covid Berat

BALIILU Tayang

:

de
PENDONOR PLASMA DARAH, Tenaga medis yang sembuh dari Covid-19 lakukan donor plasma darah didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, Kamis (16/7).

Denpasar, baliilu.com – Untuk pertama kalinya Bali menggelar donor plasma darah yang nantinya akan digunakan untuk terapi bagi penyembuhan pasien Covid-19 yang saat ini masih berjuang untuk kesembuhan. Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Transfusi Darah Provinsi Bali RSUP Sanglah, Kamis (16/7-2020) diikuti oleh seorang pasien sembuh Covid-19 yang terpanggil untuk menyumbangkan plasma darah untuk membantu kesembuhan pasien yang saat ini tengah dirawat. Pahlawan kemanusiaan itu adalah seorang tenaga medis, berjenis kelamin laki-laki berusia 34 tahun. Ia sempat dirawat karena terpapar Covid-19, telah dinyatakan sembuh dan memenuhi syarat untuk jadi pendonor.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Kadek Iwan Darmawan, MPH yang ditemui di sela-sela kegiatan menyampaikan hingga saat ini obat khusus untuk pasien Covid-19 dan juga vaksinnya belum ditemukan. Sejauh ini, ujar dr. Iwan, penanganan pasien Covid-19 menggunakan beberapa modalitas terapi, salah satunya dengan menggunakan plasma darah pasien sembuh Covid-19 yang dikenal dengan terapi plasma konvalescent (TPK).

Ia menyebut, dari penelitian di berbagai negara, TPK sangat membantu proses kesembuhan khususnya pasien Covid dengan kondisi berat dan kritis. Di Indonesia, beberapa rumah sakit sudah menerapkan terapi ini termasuk di Bali. Untuk di Bali, terapi TPK pertama kali dilaksanakan RSPTN Udayana dan hingga kini sudah ada 6 pasien yang ditangani dengan terapi plasma darah. Yang menggembirakan, salah seorang pasien dengan terapi plasma darah dinyatakan sembuh per 16 Juli 2020.

“Artinya hari ini ada dua momen spesial yaitu donor plasma darah perdana dan kesembuhan pertama pasien Covid-19 dengan terapi plasma darah,” ungkapnya.

Sayangnya, imbuh dr. Iwan, plasma darah untuk terapi yang diterapkan bagi 6 orang pasien di RS PTN Unud  masih didatangkan dari Jakarta. Padahal laboratorium dan UTD di Bali siap mengerjakan, namun terkendala kesediaan pasien sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mengedukasi pasien, baik yang dirawat di rumah sakit maupun di karantina agar setelah pulang dan 14 hari tanpa gejala bersedia mendonorkan darah. Akhirnya, setelah proses edukasi yang intens, ada satu pasien sembuh yang bersedia menjadi donor untuk terapi plasma ini. Dalam waktu dekat, direncanakan dua lagi pasien sembuh Covid-19 yang juga berprofesi sebagai tenaga medis yang juga bersedia mendonorkan plasma darah.

Baca Juga  Pasien Sembuh Bertambah 23 Orang, Kasus Positif kembali Melejit di Denpasar

Donor plasma darah perdana disaksikan langsung oleh Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM, Dirut RSUP Sanglah Dr. dr. I Wayan Sudana, M.Kes., Dekan Fakultas Kedokteran Unud Prof. Dr.dr. Kt Suyasa,SpB, SpOT (K), ketua Perhimpunan RS se-Bali dr. AA Anom, MARS dan Direktur UTD Provinsi Bali dr. Patrajaya, M.Kes.

Kadiskes dr. Ketut Suarjaya mengapresiasi kesediaan pasien sembuh Covid-19 mendonorkan plasma darah mereka. Sebagai salah satu modalitas terapi yang diterapkan bagi upaya penyembuhan pasien Covid-19, kemandirian Bali dalam ketersediaan plasma darah sangat dibutuhkan. “Kita harus bisa mandiri mulai dari donor, proses pelaksanaan, penyimpanan, distribusi plasma dan penanganan di rumah sakit,” ujarnya. Untuk itu, pihaknya akan membentuk tim di provinsi dan koordinator di tiap kabupaten/kota untuk memberi informasi dan mengedukasi pasien Covid-19 agar yang memenuhi syarat tergugah untuk mendonorkan plasma darah mereka.

Sementara itu, Dekan FK Unud Prof. Suyasa menyampaikan TPK sangat urgen dan mendesak diterapkan di Bali karena belakangan mulai bermunculan kasus Covid-19 dengan gejala berat. Mendukung Dinkes Bali untuk mendapatkan donor, pihaknya gencar melakukan edukasi kepada anak didik FK Unud yang pernah terpapar Covid-19 dan memenuhi syarat donor agar mau menjadi pelopor dalam mendonorkan darah mereka.

Ia berharap, langkah ini dapat meyakinkan masyarakat bahwa pasien Covid-19 yang telah sembuh tidak masalah untuk mengikuti donor. “Dalam situasi sekarang ini, masyarakat perlu bukti bahwa yang menjadi donor plasma darah itu aman. Dari aspek medis, kami juga melakukan penelitian terkait terapi TPK ini,” imbuhnya.

Pada bagian lain, secara teknis, dr. Patrajaya selaku Direktur UTD PMI Bali menyatakan kesiapan menjadi bank darah plasma dan mendistribusikan ke seluruh rumah sakit yang membutuhkan di Bali. “Bahkan kalau kita punya lebih, kita bisa distribusikan ke luar Bali,” tandasnya sembari mengetuk hati pasien sembuh Covid-19 yang memenuhi syarat menjadi pendonor untuk menyumbangkan plasma darah mereka. Sumbangan darah mereka akan sangat membantu pasien kritis yang saat ini tengah berjuang untuk sembuh.

Baca Juga  Humas Protokol Denpasar Giatkan ‘’Jumpa Berlian’’ di Pantai Padanggalak

Untuk diketahui, pasien sembuh Covid-19 yang bisa menjadi pendonor adalah mereka yang sudah sembuh minimal 14 hari dan dalam kurun waktu itu tak lagi mengalami gejala (tanpa gejala), jenis kelamin laki-laki atau perempuan yang belum pernah hamil dan belum pernah transfusi. Pendonor berusia 17 sd 60 tahun dan terlebih dahulu akan melalui screening seperti proses donor darah biasa. Donor plasma darah dilaksanakan dalam waktu satu hari. (*/gs)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan

KESEHATAN

Tingkatkan Layanan Kesehatan bagi Masyarakat, Pemeriksaan Kesehatan Gratis Resmi Digelar

Published

on

By

Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Buleleng dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas pada Selasa (4/2/2025). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Sebagai langkah untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Buleleng resmi melaksanakan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di seluruh puskesmas yang merupakan bagian dari program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Nyoman Budiastawan saat memantau ke Puskesmas Sawan I, Selasa (4/2) menjelaskan, bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat dan telah masuk dalam program Asta Cita. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis dilakukan secara serentak di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng.

“Kami melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis ini sesuai dengan surat edaran, dimulai pada minggu pertama bulan Februari, tepatnya pada tanggal 4 Februari. Saat ini, seluruh puskesmas di Kabupaten Buleleng telah melaksanakan program ini dengan baik,” ujarnya.

Untuk mengakses layanan ini, masyarakat dapat melakukan registrasi melalui aplikasi Satu Sehat Mobile. Namun, bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses aplikasi, tetap dapat mengikuti program ini dengan membawa KTP atau kartu identitas lain saat mendatangi puskesmas terdekat.

Program ini menyasar seluruh jenjang usia, mulai dari bayi dan balita (0-6 tahun), anak sekolah (7-17 tahun), dewasa, hingga lansia. Pemeriksaan bagi anak sekolah akan dilakukan di sekolah masing-masing saat tahun ajaran baru dimulai. Selain itu, layanan ini juga tersedia di posyandu terintegrasi, yang melayani semua kelompok usia di satu lokasi.

Budiastawan menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini berbeda dengan pengobatan. Ia menjelaskan bahwa program ini hanya bertujuan untuk melakukan screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang.

“Jangan sampai masyarakat salah paham. Pemeriksaan kesehatan gratis ini bukan berarti pengobatan gratis. Pemeriksaan ini hanya untuk screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan perlunya pengobatan, maka tindak lanjut akan dilakukan sesuai prosedur yang ada,” tegasnya.

Baca Juga  Jadi Narasumber Webinar Nasional, Gubernur Koster Tegaskan Bali terus Bersiap Terima Wisatawan Domestik

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Buleleng untuk memanfaatkan program pemeriksaan kesehatan gratis, terutama bagi mereka yang sedang berulang tahun. Ia menyampaikan bahwa momen ulang tahun ini dapat dianggap sebagai hadiah dari Presiden.

“Dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis, masyarakat dapat mengetahui kondisi awal kesehatan masing-masing, silahkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik di hari ulang tahun mereka,” tutupnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Pemkab Buleleng Gelar Rakor Persiapan Program Quick Win PKG

Published

on

By

Quick Win PKG
RAKOR: Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan pelaksanaan Program Quick Win Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Hari Ulang Tahun, bertempat di ruang kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Kamis (23/1). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) persiapan pelaksanaan Program Quick Win Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Hari Ulang Tahun, bertempat di ruang kerja Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Kamis (23/1).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Buleleng, Ni Made Rousmini dalam arahannya menyampaikan, program PKG merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Pusat dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.

Program ini dirancang sebagai wujud implementasi visi dan misi Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam menjamin akses pelayanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

“PKG merupakan program yang cakupannya sangat besar karena menyasar seluruh penduduk Indonesia. Koordinasi lintas sektor perlu diperkuat, serta perlu persiapan yang matang untuk memastikan keberhasilannya,” ucapnya.

PKG rencananya akan diluncurkan secara bertahap, pada Februari 2025 untuk PKG bagi masyarakat yang berulang tahun dan bulan Juli 2025 untuk PKG Sekolah yang mencakup berbagai jenis skrining kesehatan. Kegiatan PKG ini dilaksanakan diantaranya : saat kunjungan ke puskesmas, masyarakat yang berulang tahun, serta saat mulai masuk sekolah atau pemeriksaan berkala di sekolah.

“Sasaran program ini dibagi berdasarkan kelompok usia, yakni bayi untuk mendeteksi penyakit bawaan lahir, anak usia sekolah dan remaja untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang sering muncul pada usia tersebut, serta dewasa dan lansia untuk mendeteksi dini kanker dan memantau kesehatan secara umum,” tegas Rousmini.

Dalam distribusi sasaran PKG, dilakukan dengan sasaran yaitu peserta JKN di puskesmas serta ditambah jumlah penduduk peserta JKN yang aktif dan jumlah penduduk bukan peserta JKN serta penduduk luar wilayah yang berdomisili di Kabupaten.

Dalam rakor ini juga dihadiri beberapa instansi terkait diantaranya Bappeda, Dinas Kesehatan, Kominfosanti, Disdukcapil, PMD dan Disdikpora. (gs/bi)

Baca Juga  Wagub Cok Ace: Ikmah di Balik Musibah Pandemi Covid-19, Waktunya Benahi Pariwisata Bali

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

KESEHATAN

Dinkes Buleleng Tingkatkan Upaya Pencegahan DBD Melalui Program Jumantik

Published

on

By

program jumantik buleleng
JUMANTIK: Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng terus mengintensifkan langkah-langkah pencegahan, terutama melalui program penguatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Menghadapi ancaman peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng terus mengintensifkan langkah-langkah pencegahan, terutama melalui program penguatan Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Langkah ini diharapkan dapat menekan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab utama penyakit DBD yang kembali menunjukkan peningkatan kasus.

Nyoman Budiastawan, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng saat dikonfirmasi, Jumat (17/1) mengungkapkan bahwa berdasarkan data epidemiologi, puncak kasus DBD tahun 2024 terjadi pada bulan April sebanyak 348 kasus. Namun, sejak November 2024, jumlah kasus kembali meningkat, dengan 111 kasus pada November, 171 kasus pada Desember, dan mencapai 120 kasus pada Januari 2025. “Angka ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk mencegah terjadinya lebih besar, khususnya saat musim penghujan,” katanya.

Untuk menanggulangi penyebaran DBD, Dinas Kesehatan mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui program “Satu Rumah Satu Jumantik”. Program ini mengajak setiap rumah tangga menunjuk satu anggota, idealnya ibu rumah tangga, sebagai pemantau jentik di lingkungan masing-masing. “Ibu rumah tangga sangat strategis karena mereka sering membersihkan rumah dan paling mengetahui kondisi lingkungan sekitar,” jelas Nyoman Budiastawan.

Selain itu, beberapa langkah lain juga telah diambil pemerintah, diantaranya edukasi 3M Plus, surat edaran ke desa untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara menyeluruh dan fogging terarah yakni pengasapan dilakukan secara teleskopik berdasarkan hasil survei lapangan untuk memastikan efektivitas pengendalian nyamuk.

Dinkes Buleleng juga menggandeng Puskesmas sebagai ujung tombak edukasi dan sosialisasi kesehatan, termasuk mengoptimalkan peran Posyandu di tingkat desa. “Melalui sinergi ini, kami berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pencegahan dan ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya.

Baca Juga  Ni Putu Putri Suastini Koster Mengucapkan Selamat Hari Koperasi Ke-73

Meski peningkatan kasus saat ini masih terkendali, Dinkes berharap kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) semakin meningkat. “Astungkara, dengan berakhirnya musim penghujan, angka kasus DBD dapat ditekan. Namun, kewaspadaan tetap harus dijaga agar tidak terjadi ledakan kasus baru,” tutup Nyoman Budiastawa.

Sementara itu, Gede Wahyu, pengelola program DBD Dinas Kesehatan Buleleng, menjelaskan teknis penanganan kasus pendarahan demam diawali dengan laporan kasus dari rumah sakit yang mengkonfirmasi adanya demam tinggi. Kasus ini kemudian diteruskan ke puskesmas untuk penyelidikan epidemiologi guna memastikan keberadaan jentik nyamuk dan potensi penyebaran penyakit.

Dari hasil penyelidikan, jika ditemukan jentik nyamuk dan adanya tiga orang dengan gejala panas dalam satu minggu terakhir, wilayah tersebut dipastikan memiliki risiko tinggi penyebaran DBD. Fokus penanganannya dilakukan dengan mengimbau masyarakat melaksanakan PSN.

“Fogging adalah langkah terakhir jika kondisi sudah tidak terkendali. Namun fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik yang tidak diberantas dapat menetaskan kembali dan melahirkan ratusan nyamuk baru dalam satu minggu,” jelas Wahyu.

Ia juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam PSN, terutama di beberapa desa yang saat ini masih memiliki kasus yang cukup tinggi meskipun telah dilakukan upaya massal. Semua pihak, mulai dari karang taruna hingga ibu rumah tangga, diharapkan aktif dalam kegiatan PSN.

Gebrakan seperti aksi massal di masjid, sekolah, dan desa-desa lainnya dinilai efektif dalam menekan penyebaran kasus. Namun, Dinas Kesehatan masih melacak sumber penyebaran utama, termasuk kebun bambu yang menjadi tempat penampungan udara di musim hujan. “Melalui kolaborasi masyarakat dan pemerintah, diharapkan kasus DBD di Buleleng dapat terus dikendalikan,” harapnya. (gs/bi)

Baca Juga  Update Covid-19 (9/7) di Bali, Jumlah Pasien Sembuh makin Meningkat, Hari Ini Bertambah 92 Orang

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca