Bupati Tabanan dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari saat acara seremoni pengiriman perdana 80 ekor babi dari Tabanan ke DKI Jakarta pada 24 Februari 2023. (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Pada 24 Februari 2023, telah dilaksanakan seremoni pengiriman perdana 80 ekor babi dari Tabanan ke DKI Jakarta. Hal ini merupakan salah satu implementasi kerja sama antardaerah khususnya untuk pengembangan komoditas unggulan lokal Bali. Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Tabanan, Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Direktur Umum Perumda Dharma Jaya, Perumda Dharma Santhika, dan OPD terkait lainnya.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan bahwa Tabanan memiliki potensi pertanian yang luar biasa, termasuk pada peternakan. Hal tersebut terlihat dari pengiriman perdana komoditas babi dari Perumda Dharma Santhika Tabanan ke PD Dharma Jaya DKI Jakarta. Sanjaya mengapresiasi kerja sama antardaerah (KAD) tersebut dan diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup petani dan peternak. Pengiriman babi diperkirakan akan dilakukan setiap bulannya sebanyak 2 kali dengan rata-rata pengiriman sekitar 75 – 80 ekor. Babi yang dikirim rata-rata berusia 4 – 5 bulan dengan bobot sekitar 100 kg per ekor.
Sanjaya menambahkan bahwa Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tabanan perlu memantau dan mengintensifkan kegiatan pelatihan kepada petani dan peternak. Hal ini ditujukan agar kualitas hewan ternak yang dihasilkan semakin baik dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas. Saat ini, petani sudah mampu memproduksi pakan ternak lokal yang dikenal dengan nama P-99 sehingga tidak terpengaruh harga bahan baku pakan yang fluktuatif. Pemerintah Kabupaten Tabanan akan mendukung program pengembangan desa, termasuk pengendalian inflasi. Lebih lanjut, Sanjaya menekankan ketahanan pangan perlu dibangun dari tingkat desa hingga ke tingkat kabupaten.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari menyampaikan dalam menjaga kestabilan harga barang dan jasa, Bank Indonesia memerlukan dukungan dari seluruh pihak, termasuk Kabupaten Tabanan. Salah satu rekomendasi dalam High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (HLM TPID) Provinsi Bali tahun 2022 adalah pembentukan BUMD pangan. Dalam hal ini, Tabanan telah memiliki BUMD Pangan yaitu Perumda Dharma Santhika yang telah menjalin kerja sama dengan berbagai daerah, baik di intra Bali maupun di luar Bali.
Lebih lanjut, Diah mengapresiasi Perumda Dharma Santhika yang terus mendukung program Pemerintah Provinsi Bali maupun Kabupaten Tabanan dengan berperan aktif, baik dalam
pengendalian inflasi maupun penerapan local value chain. Beberapa kerja sama yang telah terjalin diantaranya dengan Marriott Group, PT Aerofood ACS, Ayu Nadi Swalayan, Coco Mart, Perumda Kabupaten/Kota di Bali, serta mini market lainnya. KAD berperan dalam pengendalian inflasi dengan menjaga ketersediaan pasokan melalui penjualan surplus komoditas ke daerah lain dan sebaliknya pembelian defisit komoditas dari daerah lain.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Tabanan juga meresmikan Jalan Poh Gending yang telah selesai diperbaiki. Hal ini merupakan upaya untuk mendukung aktivitas masyarakat, sekaligus mendukung pengendalian inflasi di Kabupaten Tabanan, khususnya dalam pilar kelancaran distribusi. (gs/bi)
Penanaman bibit dan panen cabai yang dipusatkan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari, Br. Bangah, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan. (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Jelang Hari Raya Nyepi dan Ramadan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi Bali melakukan sinergi dari hulu ke hilir dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Bali tahun 2023.
Di sisi hilir, pada 15 Maret 2023 telah dilaksanakan operasi pasar di Musholla Baitul Mu’miniin Badan Koordinasi Dakwah Islam (BKDI) Bali, Denpasar Selatan. Kegiatan operasi pasar tersebut merupakan sinergi antara Pemerintah Kota Denpasar, Bank Indonesia Bali, Yayasan Baitul Mu’miniin BKDI Bali, Bulog, Perumda Pasar Sewakadharma, distributor bahan pangan serta UMKM. Kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Denpasar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, Pimpinan Perbankan serta OPD terkait.
Operasi pasar di Musholla Baitul Mu’miniin Badan Koordinasi Dakwah Islam (BKDI) Bali, Denpasar Selatan dihadiri oleh Walikota Denpasar, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, Pimpinan Perbankan serta OPD terkait. (Foto: ist)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa kegiatan operasi pasar selain upaya pengendalian inflasi, juga merupakan langkah untuk pemenuhan kebutuhan pangan terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan. Operasi pasar ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas ekonomi dari UMKM yang terlibat.
Trisno juga menambahkan bahwa untuk menjaga stabilitas harga TPID di Provinsi Bali bekerjasama dengan Bulog, distributor bahan pangan dan perumda akan melakukan operasi pasar secara serentak dan berkelanjutan menjelang HBKN Nyepi dan Ramadan hingga Idul Fitri di seluruh wilayah Bali.
Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong akseptansi ekonomi dan keuangan digital khususnya melalui QRIS. Oleh sebab itu, seluruh merchant yang terlibat dalam operasi pasar diwajibkan memasang QRIS sebagai salah satu opsi pembayaran.
Sedangkan di sisi hulu, pada 16 Maret 2023 telah dilakukan penanaman bibit dan panen cabai yang dipusatkan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari, Br. Bangah, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Sekretaris Daerah Kab. Tabanan, Forkopimda Kab. Buleleng, OPD Kab. Tabanan, Perumda Kab. Tabanan dan Kab. Buleleng serta perwakilan kelompok tani. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Gerakan Tanam “Merdeka 77.000” di Provinsi Bali pada tahun 2022 yang lalu.
Dalam kegiatan panen cabai bersama ini juga dilakukan penanaman bibit cabai bersama dengan tujuan agar produksi cabai di Tabanan tetap berkelanjutan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa berdasarkan hasil monitoring harga yang dilakukan oleh Bank Indonesia, sampai dengan posisi minggu ke II bulan Maret 2023, masih terdapat potensi kenaikan harga yang bersumber dari harga komponen volatile foods (VF), khususnya cabai.
“Panen cabai kali ini tentunya akan menambah pasokan cabai di Bali sehingga diharapkan harga cabai di pasar akan menurun,” kata Trisno. Sementara, harga beras mulai melandai pada bulan Maret karena sebagian daerah di Bali sudah mulai memasuki musim panen. Trisno menambahkan bahwa Bank Indonesia terus bersinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah serta instansi terkait untuk mengendalikan inflasi pangan melalui GNPIP.
“Kegiatan ini harus dilakukan dengan semangat KIS (konsistensi, inovasi, dan sinergi) agar kestabilan harga dapat terus dijaga dan mencapai target inflasi 3%±1% pada akhir 2023,” ujar Trisno.
Sekretaris Daerah Kab. Tabanan, I Gede Susila menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang terus aktif dalam pengendalian inflasi di Provinsi Bali. Kab. Tabanan sebagai lumbung pangan Provinsi Bali akan terus mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan pengendalian inflasi pangan dan menjadikan produk asli Tabanan menjadi produk unggulan yang dapat menunjang lumbung pangan.
Gede Susila berharap berbagai instansi terkait turut mendukung pengembangan pertanian di Kab. Tabanan serta bersinergi bersama petani dan masyarakat dalam mengendalikan inflasi pangan. Pada kesempatan tersebut, Perumda Kab. Tabanan dan Kab. Buleleng juga turut hadir dan siap menyerap hasil panen cabai petani. Kerja sama tersebut sebagai bentuk implementasi local value chain dan pemberdayaan produk petani lokal, dimana Perumda dapat berperan menjadi offtaker hasil tanam petani yang diharapkan mampu memperpendek rantai pasokan sehingga harga tetap stabil dan kesejahteraan petani tetap terjaga.
Berdasarkan hasil koordinasi antara TPID Provinsi Bali, Bulog, Distributor dan Perumda, dapat dipastikan bahwa bahan kebutuhan pokok di Bali sangat mencukupi menjelang Hari Raya Nyepi dan Ramadan. Untuk itu, Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk berbelanja bijak dan hemat sesuai kebutuhan menjelang beberapa HBKN Nyepi dan puasa Ramadan. Perilaku belanja bijak dan hemat ini tentu dapat membantu dalam mengurangi tekanan inflasi harga pangan di Provinsi Bali. (gs/bi)
Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Koster foto bersama saat membuka Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 2 Tahun 2023, Selasa (14/3) di Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar. (Foto: ist)
Denpasar, baliilu.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster membuka secara resmi Pameran IKM Bali Bamgkit Tahap 2 Tahun 2023, di Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Selasa (14/3).
Mengawali arahannya, Ny. Putri Koster menyampaikan Pameran IKM Bali Bangkit mulai tahun ini, dilakukan perubahan dalam sistem pembayaran dimana penjualan di IKM Bali Bangkit pembayarannya dengan satu pintu di kasir dan murni hanya dari penjualan produk-produk yang dijual di Art Centre. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya dimana hasil penjualan adalah total dari penjualan tenan secara keseluruhan termasuk yang di luar art centre, dan mulai sekarang hasil penjualan merupakan hasil murni hanya produk-produk yang dijual di art centre dan hingga hari ini penjualan sudah mencapai Rp. 640.033.000,00.
Wanita yang akrab dipanggil Bunda Putri ini berharap kedepannya pameran di Art Centre ini tidak hanya menjadi tempat berjualan bagi IKM tetapi juga bagi wisatawan yang datang ke Bali sebagai tempat bagi mereka untuk mengedukasi diri, mencari produk yang berkualitas dengan harga yang pantas. Dimana seperti kita ketahui, di pasaran banyak produk kerajinan yang dijual yang mengatasnamakan produk Endek Bali dan songket Bali tetapi sesungguhnya tidak mendatangkan apa-apa bagi para perajin kita.
Bunda Putri menambahkan jika situasi ini dibiarkan dan terjadi pembiaran, maka kedepannya kita akan kehilangan warisan leluhur kita, kita tidak lagi menenun Endek karena Endek yang ada di pasaran ditenun di luar Bali dengan mengatasnamakan Endek Bali. Begitu pula dengan songket, kita kehilangan songket Bali karena motif songket diambil lalu dipindahkan ke bordir dan dijual murah. Hal ini tentu saja tidak hanya akan menghilangkan pasar, juga akan menghilangkan perajin dan akan menurunkan kemuliaan kain songket. Suatu saat kalau hal ini dibiarkan maka Bali akan kehilangan songket dan Endek Balinya.
Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap ke-2 Tahun 2023 dimeriahkan fashion show. (Foto: ist)
Untuk itu, pendamping orang nomor satu di Bali ini meminta kepada para pedagang jangan karena dengan alasan mencari rezeki tetapi membunuh warisan leluhur kita, atau dengan alasan hanya berdagang lalu diam-diam menjual produk yang bukan hasil para perajin. Kedepannya, Dekranasda Provinsi Bali bersinergi dengan Disperindag Provinsi Bali akan melakukan konsultasi dengan Kemenkumham terkait kekayaan intelektual komunal, untuk mengetahui terkait hak yang didapat para perajin sehingga terlindungi. Apabila ditemukan hal yang terkait dengan hukum perdata maupun pidana barangkali kalau sudah mengkhawatirkan suasananya maka akan dilakukan tindakan tegas. Bunda Putri mengingatkan kita jangan mencari untung sendiri dengan membuat buntung orang lain.
Di akhir arahannya, seniman multitalenta ini mengajak kita semua mencintai produk-produk dalam negeri terutama daerah sendiri. Pemerintah Provinsi Bali sudah memulai dimana semua jajaran mencintai produk dalam negeri dengan membeli dan menggunakan produk kerajinan dari para perajin, sehingga para perajin semakin bersemangat untuk berkarya. Kita harus mencintai dan bangga menggunakan produk hasil kerajinan daerah sendiri.
Pembukaan Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 2 Tahun 2023 pada siang hari ini turut dihadiri Ketua Gatriwara Provinsi Bali, Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bali, Ketua Dekranasda Kabupaten Karangasem, Ketua GOW Kabupaten Karangasem, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Karangasem, Kepala OPD Pemprov Bali dan organisasi wanita lainnya. Acara juga diisi dengan Fashion Show dari Dekranasda Kabupaten Karangasem, Inspektorat Provinsi Bali serta Biro PBJ dan Perekonomian Setda Prov. Bali. (gs/bi)
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho. (Foto: gs)
Denpasar, baliilu.com – Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi Bali tetap terjaga. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali di bulan Februari 2023 yang tercatat pada area optimis (indeks > 100) sebesar 134,1 meskipun tidak setinggi indeks pada bulan sebelumnya sebesar 140,8. Optimisme konsumen di Bali tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi nasional yang mencatatkan IKK Nasional sebesar 122,4.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyampaikan bahwa keyakinan konsumen Bali pada bulan Februari 2023 masih sedikit termoderasi akibat kenaikan harga barang dan bahan pokok yang tercatat inflasi sebesar 0,07% (mtm) atau 6,35% (yoy) pada bulan Februari 2023.
Trisno menambahkan bahwa penurunan IKK pada periode laporan juga terjadi secara nasional yakni dari 123,0 pada Januari 2023 menjadi 122,4 pada Februari 2023. Ke depan, keyakinan konsumen akan dipengaruhi oleh upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di masing-masing daerah terutama dalam mengantisipasi kenaikan permintaan menjelang perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yaitu Hari Raya Nyepi dan puasa Ramadhan.
Lebih lanjut, dikatakan, tetap terjaganya optimisme konsumen di Bali ditopang oleh tetap kuatnya kondisi Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih tercatat pada area optimis (indeks > 100) yakni masing-masing sebesar 126,7 dan 141,5. IKE Provinsi Bali pada Februari 2023 sebesar 126,7 atau melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 130,5.
Termoderasinya kondisi IKE yang terjadi pada Februari 2023 dipengaruhi oleh komponen Ketersediaan Lapangan Kerja saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu termoderasi sebesar -5 poin dan Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu termoderasi sebesar -14 poin. Sementara itu, komponen Konsumsi Barang-barang Kebutuhan Tahan Lama saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu mengalami peningkatan sebesar 7,5 poin.
Meskipun mengalami perlambatan, ungkap Trisno, IKE Provinsi Bali masih lebih baik dibandingkan kondisi nasional yang mencatatkan IKE Nasional sebesar 112,4. Ekspektasi konsumen Bali terhadap kondisi ekonomi ke depan tidak setinggi periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari IEK di Bali yang mengalami perlambatan yakni dari 151,2 di bulan Januari 2023 menjadi 141,5 di bulan Februari 2023. Kondisi IEK di Provinsi Bali pada periode laporan termoderasi dipengaruhi oleh komponen pembentuk IEK yaitu Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang, Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan mendatang, dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan mendatang.
Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang menurun sebesar -12,5 poin atau dari indeks 152,5 menjadi 140. Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan mendatang turut mengalami penurunan sebesar -13,5 poin atau dari indeks 144,5 menjadi 131. Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan mendatang mengalami penurunan sebesar -3 poin atau dari indeks 156,5 menjadi 153,5. ‘‘Meskipun mengalami perlambatan, IEK Provinsi Bali masih lebih baik dibandingkan kondisi nasional yang mencatatkan IEK Nasional sebesar 132,5,‘‘ ujar Trisno Nugroho. (gs/bi)