Friday, 22 September 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Buka Pesamuhan Manca Agung Trah Dalem Tegal Besung, Wagub Cok Ace Ingatkan Semangat Persaudaraan

BALIILU Tayang

:

se
WAGUB COK ACE: Membuka Pesamuhan Agung II Manca Agung Trah Dalem Shri Aji Tegal Besung di Pura Dalem Samprangan Gianyar, Minggu (19/1/2020). (Foto:ist)

Gianyar, baliilu.com – Di zaman yang disebut kaliyuga ini sangat dibutuhkan tindakan nyata untuk mempererat rasa persaudaraan. Demikian sambutan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri Pesamuhan Agung II Manca Agung Trah Dalem Shri Aji Tegal Besung di Pura Dalem Samprangan Gianyar, Minggu (19/1/2020).

Dalam sambutan singkatnya, Wagub Cok Ace menyampaikan rasa syukur karena hampir selalu  bisa hadir dalam kegiatan pesamuhan yang digelar trah dalem. “Ini tentunya tidak terlepas dari restu Ida Betara sehingga saya selalu bisa hadir,” imbuhnya.

Lebih lanjut Cok Ace menandaskan sepaham dengan tiga kewajiban yang menjadi pedoman kertha semaya trah dalem yaitu selalu ingat leluhur, tak pernah surut untuk belajar dan tidak pernah berhenti dalam upaya menyatukan pasemetonan. Bila ketiga hal itu bisa dilaksanakan dengan baik, ia yakin pasemetonan trah dalem dapat menjadi suri tauladan masyarakat luas.

de
FESTIVAL MANCA AGUNG: Para juara menerima trofi dari Wagub Cok Ace. (Foto:Ist)

Terkait dengan pentingnya menjaga semangat persatuan dalam ikatan persaudaraan, Cok Ace mencontohkan alur cerita dalam epos Mahabrata. Selain menyajikan hal positif yang patut ditiru, Mahabrata juga bisa dijadikan bahan renungan bagi manusia agar jangan sekali-kali menyulut peperangan antar saudara.

“Pemicu permusuhan dalam saudara itu biasanya ketamakan, kekuasaan dan harta. Mari kita jadikan bahan renungan untuk mempererat tali persaudaraan,” ucapnya sembari mengajak sameton yang tergabung dalam kertha semaya trah dalem untuk meningkatkan peran dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan yang merupakan penjabaran visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Sementara itu, Ketua Umum Manca Agung Shri Aji Tegal Besung Bali, Dewa Nyoman Oka dalam sambutannya menguraikan sejarah kelahiran Manca Agung Warih Ida Dalem Tegal Besung.

Dituturkannya, pada tahun 1352 Bali dipimpin oleh Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan. Setelah 21 tahun jadi raja, tahun 1373 tahta diserahkan kepada Ida Dalem Sri Agra Samprangan. Istri kedua Ida Dalem Sri Aji Kresna Kepakisan, Ni Gusti Ayu Kuta Waringin melahirkan putra Ida I Dewa Tegal Besung.

“Setelah Dalem Samprangan jadi raja dalam 7 tahun, 1380 beliau tidak melaksanakan tugas sebagai raja maka saat itu diangkat I Dewa Ketut Ngulesir di Gelgel,” imbuhnya.

Sehingga tahun 1380 ada raja kembar di Samprangan dan di Gelgel. Tiga tahun berikutnya Ida Dalem Agra Samprangan wahyu keprabon, maka adik paling bungsu yaitu Ida Dewa Tegal Besung dijadikan raja dengan gelar Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung.

“Tahun 1383 sampai 1401 masih ada dua raja di Samprangan dan Gelgel. Tahun 1401 diadakan rekonsiliasi dan Ida Dalem Sri Semara Kepakisan diangkat sebagai raja, sedangkan Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung jadi yua raja,” katanya.

Sebelum meninggal, Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung memanggil kelima putranya dari perkawinan dengan Ni Luh Pemaron. Kelima putranya diberi nasehat yang lebih dikenal dengan bhisama dari Ida Dalem Tegal Besung.

“Ada tiga spirit trah Ida Dalem Tegal Besung yaitu diwajibkan ingat leluhur dengan bersembahyang di Dalem Samprangan dan di Besakih. Spirit kedua, trah Dalem Tegal Besung jangan berhenti belajar dan ketiga jagalah persaudaraan di antara semeton, jangan melupakan semeton dimana pun berada,” imbuhnya.

Menurut Dewa Nyoman Oka, saat ini sejarah Manca Agung trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung telah dibukukan. Buku yang disusun oleh AA Gede Mayun ini mengacu pada hasil penelitian pada artikel tradisional (lontar) dan buku ilmiah yang ada. Buku ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi pasemetonan manca agung yang hingga saat ini terus melakukan konsolidasi organisasi. Kepengurusan manca agung telah terbentuk di seluruh kabupaten/kota. “Sedangkan di tingkat kecamatan baru terbentuk di lima cabang kepengurusan,” tandasnya.

Di sisi lain, Pengageng Ageng Kertha Semaya Trah Dalem Provinsi Bali Drs. Dewa Made Suamba Negara, MSi mengingatkan agar semeton manca agung menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan mendukung pelaksanaan program-program pemerintah. Ketua Panitia Pasamuhan Dewa Putu Gede Suarjaya dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti tak kurang dari 1.200 semeton trah agung dari kabupaten/kota se-Bali.

Pasamuhan bertujuan mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan dan membahas program setahun ke depan. Pasamuhan manca agung juga diisi dengan pemberian wejangan oleh Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun dan penyerahan hadiah berbagai lomba serangkaian festival manca agung. (*/balu1)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Jaya Negara Hadiri Pelaksanaan Pitra Yadnya dan Atma Wedana Desa Adat Bekul

Published

on

By

walikota jaya negara
SERAHKAN PUNIA: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyerahkan punia saat menghadiri puncak upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana yang dilaksanakan di Bale Peyadnyan Desa Adat Bekul, pada Selasa (19/9). (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri puncak upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana yang dilaksanakan di Bale Peyadnyan Desa Adat Bekul, pada Selasa (19/9). Pelaksanaan karya tersebut merupakan wujud Sradha Bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta membantu sesama Umat Hindu.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Putu Gede Menala Wisnawa, tokoh masyarakat, IGN Gede Marhaendra Jaya, serta keluarga peserta upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana.

Di sela-sela upacara tersebut Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara mengapresiasi kepada pihak Desa Adat Bekul yang telah menyelenggarakan upacara Pitra Yadnya lan Atma Wedana ini. Dimana, upacara ini merupakan penyucian roh leluhur yang telah tiada agar dapat menyatu dengan Tuhan.

Lebih lanjut dikatakannya, selain penyucian roh leluhur, secara tidak langsung pelaksanaan ini juga dapat meningkatkan rasa kekeluargaan serta mampu mengurangi biaya dan tenaga dalam pelaksanaan upacara tersebut. Hal ini sejalan dengan spirit Vasudhaiva Khutumbamam yang bermakna kita semua bersaudara.

“Kami sangat mendukung pelaksanaan upacara ini, dan berharap dapat secara berkelanjutan dilaksanakan sehingga dapat memberikan dampak yang positif dalam pelaksanaan yadnya atau korban suci di kalangan masyarakat,” pungkas Jaya Negara.

Sementara Bendesa Adat Bekul, I Made Yuliarta saat ditemui mengatakan, pelaksanan upacara Pitra Yadnya Lan Atma Wedana secara massal ini merupakan upacara rutin yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali di Desa Adat Bekul.

Lebih lanjut, rangkaian dalam upacara tahun 2023 ini telah dimulai dari tanggal 22 Agustus 2023 lalu yang diisi dengan upacara Matur Piuning Karya di Pura Kayangan Tiga dan Pura Prajapati. Dan saat ini merupakan puncak acara yang diisi dengan upacara Melaspas Sekah, Mepurwa Daksina, dan Rsi Bojana. Yang mana dalam upacara ini diikuti sebanyak 47 peserta Ngaben Nyekah dan 24 Ngelangkir.

“Kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan kehadiran dari Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dan kami berharap dengan dukungan ini pelaksanaan ini dapat terus berlanjut sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat,” pungkas Made Yuliarta. (eka/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Karya Atma Wedana Banjar Juwuk Legi Baturiti

Published

on

By

giri prasta
KARYA ATMA WEDANA: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Atma Wedana Ngaben Massal dan Manusa Yadnya Kinembulan Banjar Juwuk Legi, Desa Adat Batunya, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Minggu (17/9). (gs/bi)

Tabanan, baliilu.com – Sebagai wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Badung dalam melestarikan adat agama tradisi seni dan budaya, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Karya Atma Wedana Ngaben Massal dan Manusa Yadnya Kinembulan Banjar Juwuk Legi, Desa Adat Batunya, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan Minggu (17/9).

Karya yang diikuti 44 sawa dan 40 orang mepandes, turut dihadiri Perbekel Desa Batunya Made Riasa, Bendesa Adat Batunya Nyoman Wirawan serta krama pemilik sawa. Sebagai bentuk motivasi dan perhatian, Bupati Giri Prasta menyerahkan bantuan dana secara pribadi sebesar Rp. 40 juta.

Dalam sambrama wacana-nya Bupati Giri Prasta menyampaikan rasa syukur karena dapat hadir sekaligus mendoakan agar pelaksanaan upacara Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan Desa Adat Batunya bisa berjalan lancar sesuai tatanan yang ada sebagai wujud bakti atau penghormatan terhadap para leluhur.

“Saya merasa bersyukur dapat hadir, sekaligus ikut mendoakan agar pelaksanaan Karya Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan di Desa Adat Batunya bisa berjalan lancar dan labda karya, terlebih upacara Atma Wedana ini merupakan wujud penghormatan atau rasa bakti terhadap leluhur,” ujarnya.

Pihaknya juga mengajak semeton semua untuk selalu berlandaskan Tri Hita Karana atau tiga penyebab kebahagiaan, yang pada intinya mengajarkan tentang keseimbangan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Ketiga keseimbangan tersebut merupakan penyebab terjadinya kebahagiaan, dan juga semua harus selalu berpedoman dengan ajaran Agama Hindu berlandaskan Dharmaning Leluhur, Dharmaning Agama dan Dharmaning Negara. Dimana Dharmaning Leluhur mengingatkan kita untuk selalu ingat kepada leluhur, Dharmaning Agama mengingatkan untuk selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan srada bakti dalam semua kegiatan. Dan Dharmaning Negara mengingatkan untuk berperan aktif mendukung program pemerintah dan pembangunan, begitu juga pemerintah akan selalu mengayomi paiketan untuk saling bersinergi berjalan bersama di dalam kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.

“Dengan dilaksanakan dharmaning ini, diharapkan bisa mempererat persaudaraan dan persatuan pasemetonan yang ada agar tidak terpecah-belah, seraya berharap rangkaian karya dapat berjalan dengan lancar labda karya sida sidaning don gemah ripah loh jinawi,” imbuhnya.

Sementara manggala karya Made Sudarma menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung Nyoman Giri Prasta dan undangan lainnya dalam upacara Karya Atma Wedana dan Manusa Yadnya Kinembulan ini. Dimana persiapan dimulai dari bulan Juli 2023 dan menghabiskan waktu kurang lebih tiga bulan.

“Dimulai dengan matur piuning, dan kemarin tanggal 16 September dilaksanakan ngeplugin dan ngeringkes, dilanjutkan tanggal 22 September 2023 meajar-ajar ke Danau Beratan dan terakhir tanggal 24 September 2023 dilaksanakan ngunggahin ke masing-masing merajan,” jelasnya. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Roadshow, Bupati Tabanan ‘’Nyaksi’’ Pitra Yadnya Ngaben Massal di Desa Selanbawak dan Kedungu

Published

on

By

bupati tabanan
NYAKSI: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M disambut warga saat hadir Nyaksi Pitra Yadnya Ngaben Massal yang berlangsung secara roadshow di Desa Selanbawak dan Desa Adat Kedungu, Senin (18/9). (Foto: ist)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. hadir Nyaksi Pitra Yadnya Ngaben Massal yang berlangsung secara roadshow di Desa Selanbawak dan Desa Adat Kedungu. Hal ini membuktikan komitmen yang terus dikedepankan pemerintah, dalam upaya mendukung pembangunan sekaligus berkontribusi dalam tren pelaksanaan karya yang berlangsung di masyarakat Tabanan, Senin (18/9).

Dalam karya pertama, Bupati Sanjaya hadir sebagai Murdaning Jagat dalam Karya Pitra Yadnya Sawa Prenawa lan Atma Wedana di Banjar Adat Manik Gunung, Desa Adat Kekeran, Desa Selanbawak dan dilanjutkan dengan Upacara Ngaben Massal Toya Pranawa di Desa Adat Kedungu, Desa Belalang, Kediri, Tabanan. Saat itu hadir Anggota DPRD RI, Anggota DPRD Provinsi, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Asisten 3, para OPD terkait di lingkungan Pemkab, Camat, Perbekel serta Bendesa Adat setempat.

Karya yang berangkat atas asas kebersamaan dan gotong-royong ini, mendapat perhatian dan apresiasi yang sangat baik dari orang nomor satu di Tabanan yang saat itu Nyaksi bersama jajaran pemerintah. Sebab dalam konsep agama Hindu, pelaksanaan Pitra Yadnya Atiwa-tiwa Ngaben ini merupakan yadnya yang sangat penting untuk dilakukan. Ini merupakan kewajiban bagi manusia untuk membayar “hutang” kepada leluhur.

Dalam konsep Tri Rna, Sanjaya menjelaskan, kewajiban sebagai umat Hindu yakni untuk membayarkan “hutang” kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, hutang kepada Rsi dan Leluhur, dan hutang kepada sesama. “Hutang” namun tidak semata-mata menjadikannya beban, tetapi lebih menjadi kewajiban yang harus dituntaskan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya tidak boleh gratis. Harus ditetapkan biaya berapapun, sebagai wujud pengorbanan kita. Makna pengorbanan, tidaklah harus dengan biaya yang besar dan sarana upacara yang mahal. Karenanya, Sanjaya sangat mengapresiasi pelaksanaan Karya Agung secara kolektif, yang didasari oleh konsep kebersamaan dan biaya yang bervariasi dan sangat terjangkau.

Karya kolektif ini kemudian menjadi tren yang diadopsi sangat baik oleh masyarakat Tabanan di masing-masing desa. Perhatian pemerintah terhadap kebersamaan masyarakat ini, dibuktikannya dengan hadir “melengkapi” karya sebagai murdaning jagat, di masing-masing upacara, baik Karya Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, Rsi Yadnya dan Butha Yadnya agar karya yang diselenggarakan menjadi Satwika atau utamaning utama. Ungkapan apresiasinya juga disampaikan manakala karya kolektif atau massal ini sudah terkonsepkan dengan baik oleh masing-masing desa, masuk ke dalam perarem adat dan bahkan telah rutin dilaksanakan.

“Saya selaku Bupati, Murdaning Jagat, Ritatkala wenten upacara sekadi mangkin, seminimal mungkin tiang harus hadir di tengah-tengah masyarakat, tujuannya untuk memberikan persepsi tentang yadnya-yadnya yang ada di Bali maupun yang ada di Tabanan,” ucap Sanjaya siang itu. Pemerintah hadir ikut gotong-royong, seraya berharap, budaya yang ngerombo yang harmonis ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.

Puncak acara kedua karya sama-sama akan dilaksanakan pada Selasa (19/9), dengan total peserta di Desa Selanbawak diikuti oleh 10 Sawa Ngaben, 8 Sawa Nyekah, 1 Sawa Ngelungah dan 11 Sawa Maparisudha dengan biaya untuk ngaben sebesar 8 juta rupiah dan urunan dari 126 KK. Sementara itu, di Desa Adat Kedungu, jumlah peserta diikuti oleh 31 Sawa dengan biaya ngaben sebesar 5 juta rupiah per sawa, dan 5 diri peserta Ngelungah, 25 diri peserta Ngelangkir, dan 4 diri peserta Nyambutin.

Kehadiran jajaran pemerintah saat itu disambut sangat hangat oleh para krama desa, disampaikan oleh I Ketut Deger Setiasa, selaku Bendesa Adat Kedungu. Hadirnya Bupati saat itu menambah semangat bagi krama untuk melaksanakan yadnya. “Matur Suksma ring Bapak Bupati dan undangan sekalian yang sudah datang atas kesediaan beliau bisa datang ke Desa Adat Kedungu untuk menyukseskan Ngaben Massal kami, wenten 31 Sawa Agung, dan kurang lebih 30 yang Ngelungah dan Ngelangkir. Semuanya dari adat dan urunan masing-masing sawa, total biaya habis sampai 150 juta,” ujar Ketut Deger. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca