Wednesday, 29 November 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Buku Globalization Jango Pramartha Diluncurkan di Australia

BALIILU Tayang

:

jango pramartha
Buku Globalization Jango Pramartha diluncurkan di Australia. (Foto: gs)

KARTUNIS dan pelukis Jango Pramartha meluncurkan bukunya yang berjudul Globalization di Perth Australia. Pemilihan tempat untuk meluncurkan bukunya yang ditulis oleh Yudha Bantono dan diberikan pengantar oleh Prof. Adrian Vickers di Perth Australia sejatinya bukanlah sebuah kebetulan. Jango saat ini memang sedang berada di Perth Australia untuk menyelenggarakan pameran bersama  dengan maestro seni lukis kontemporer Indonesia Made Wianta dan seniman Australia Paul Trinidad. Pameran yang berlangsung di Victoria Park Centre for the Art (VPCA) Perth Australia dari tanggal 10-22 November 2023 sekaligus dijadikan ajang untuk lebih memaknai peluncuran bukunya.

Pria yang pernah menjabat Presiden Kartunis Indonesia (Pakarti), bila pengalamannya dikaitkan dengan Australia memang memiliki hubungan emosional cukup kuat. Ia pernah belajar di University Western Australia, dan sampai kini masih tetap menjalin kerja sama dengan almamaternya melalui proyek seni dan budaya “Bali Sudio” yang digagas Prof. Paul Trinidad.

Yudha Bantono yang menulis buku ‘’Globalization Jango Pramartha’’ mengatakan bahwa buku ini merupakan otobiografi perjalanan kreatif seorang seniman dalam kurun waktu sejak kecil, tumbuh dewasa sampai menjadi seniman. Buku ini juga mengungkapkan tentang pengalaman Jango dalam dunia pergerakan melawan rezim orde baru serta upayanya melakukan kritik terhadap perubahan yang terjadi di Bali, khususnya dampak perkembangan pariwisata.

Yudha menambahkan, Jango adalah sosok seniman berbakat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap tanah kelahiran dan bangsanya. Ia dedikasikan pengalaman hidupnya bersama para pemikir-pemikir budaya dari berbagai negara untuk berbuat yang terbaik bagi Bali dan Indonesia. Berbagai peristiwa-peristiwa penting sebelum dan setelah masa orde baru telah ia kritisi. Bersama teman-teman seidealis ia telah mengantarkan dirinya penuh semangat melakukan perlawanan baik secara terang-terangan maupun diam melalui karya karikaturnya.

“Bukan itu saja, rumahnya juga telah dijadikan markas pergerakan. Dari situlah lahir berbagai kegiatan kreatif untuk melakukan kritik secara berkelanjutan. Publik tentunya masih ingat dengan studio XYZ maupun majalah kartun berbahasa Inggris BogBog yang juga lahir dari pemikiran Jango bersama teman-temannya. Rumahnya yang terletak di tengah Kota Denpasar juga dijadikan laboratorium kecil kebudayaan, dimana suasana intelektual selalu hidup,”  tambah Yudha.

Adrian Vickers memberikan apresiasi yang tinggi baik kepada Jango sebagai seniman dan kartunis  maupun kepada Yudha Bantono sebagai penulis. Menurut sejarawan dan peneliti studi Asia Tenggara dari Sydney University bahwa apa yang ditulis oleh Yudha Bantono telah memberikan gambaran menyeluruh bagaimana sosok dan kiprah Jango Pramartha sangat penting dalam dunia seni dan pergerakan dari Bali. Diceritakan secara runut, gamblang dan penuh makna.

“Yudha Bantono bukan saja penulis, tapi sahabat dekat, teman diskusi dan berdebat yang baik, sehingga ketika saya meminta dirinya menulis tentang perjalanan kreatif dan karier saya sebagai seniman, ia dengan senang hati dan mudah menyerap apa yang saya sampaikan, lebih-lebih sang penulis banyak memiliki pengalaman bekerja sama, serta memang sudah lama mengikuti perjalanan hidup saya,” kata Jango.

Buku ‘‘Globalization Jango Pramartha‘‘ yang diterbitkan dalam bahasa Inggris ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangsih pemikiran secara literasi bagi dialog budaya antara Australia dan Indonesia yang selama ini terjalin sangat baik. (gs/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SENI

Walikota Saksikan ‘’Sesolahan‘‘ Tari Gandrung Banjar Ketapian Kelod

Published

on

By

Tari Gandrung Due
TARI TELEK: Tari Telek melengkapi sesolahan Tari Gandrung di Banjar Ketapian Kelod, Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur, Rahina Saniscara Kliwon Tumpek Wayang, Minggu (26/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyaksikan langsung sesolahan Tari Gandrung Due di Banjar Ketapian Kelod, Kelurahan Sumerta, Denpasar Timur, Rahina Saniscara Kliwon Tumpek Wayang, Minggu (26/11). Penyolahan dedari gandrung kali ini rutin dilaksanakan setahun sekali bertepatan dengan piodalan ageng di Bale Banjar Ketapian Kelod.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Camat Denpasar Timur, Ni Ketut Srikaryawati, serta tokoh masyarakat serta krama Banjar Ketapian Kelod.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengaku terkesima dengan penampilan pementasan Tari Gandrung, Banjar Ketapian Kelod. Tentunya ini merupakan wahana berkelanjutan guna melestarikan seni, budaya dan tradisi sebagai warisan budaya yang adiluhung.

“Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan telah memiliki program revitalisasi warisan-warisan budaya, guna mendukung visi Pemerintah Kota Denpasar menjadikan kota berbasis budaya,” ujarnya.

“Untuk itu kita harapkan pelestarian seni budaya termasuk pelestarian Tari Gandrung di Banjar Ketapian Klod ini dapat disinergikan dengan program yang ada di dinas kebudayaan sebagai bentuk upaya pelestarian warisan budaya yang ada di Kota Denpasar,” imbuh Jaya Negara.

Sementara Kelian Banjar Ketapian Kelod, I Made Jendra mengatakan, Tari Gandrung di Banjar Ketapian Kelod ini telah ada sejak 1928, awal mulanya penari dilakukan oleh lima orang pria, namun pada jaman penjajahan Jepang penari diganti menjadi penari wanita.

Selanjutnya, pada tahun 1960 karena situasi politik, Tari Gandrung di Banjar Ketapian Kelod ini sempat tidak dipentaskan, namun pada tahun 1972 kembali dipentaskan.

“Saat ini penari sudah generasi ke-8, dalam pementasan Gandrung Ketapian ini terdiri dari tiga tari pementasan yakni Tari Surya Kanta, Tari Telek dan Tari Gandrangan. Pihaknya berharap dengan dukungan Pemerintah Kota Denpasar, tari Gandrung Ketapian ini dapat terus lestari,” ujar Made Jendra. (eka/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Sanggar Jepun Pitih Sulap Sampah Plastik Jadi Karya Lukis Estetik

Published

on

By

pameran lukisan di pasar badung
TINJAU PAMERAN: Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat meninjau pameran lukisan dengan kombinasi sampah plastik hasil karya anak-anak Sanggar Jepun Putih, di Plaza Pasar Badung, pada Kamis (16/10) sore. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana menghadiri sekaligus membuka gelar pameran lukisan dengan kombinasi sampah plastik hasil karya anak-anak Sanggar Jepun Putih, ditandai dengan menempelkan kupu-kupu dari bahan sampah plastik ke media kaca di Plaza Pasar Badung, pada Kamis (16/10) sore.

Pameran yang digelar serangkaian Hari Pahlawan ini, dimulai dari 16 hingga 19 November dan diikuti oleh anak-anak usia sekolah TK hingga SMP yang menampilkan 27 hasil karya lukis menggunakan media kaca dengan kombinasi sampah plastik sebagai garnis.

Ketua Panitia Wayan Adnyana sekaligus pemilik sanggar Jepun Putih mengaku, pihaknya menggeluti seni dari bahan sampah plastik sejak 2013, dengan mengolah sampah sedemikian rupa menjadi satu kesatuan pemanis dan aksesoris dalam sebuah lukisan, dan dirinya saat ini telah menularkan keterampilannya kepada anak-anak usia sekolah.

“Kali ini yang berbeda adalah anak-anak kami melukis menggunakan media kaca yang memiliki tingkat kesulitan lebih dibadingkan media canvas, namun menjadi kebanggaan bagi mereka karena karyanya bisa disaksikan oleh khalayak banyak,” kata Wayan Adnyana.

Sekda Kota Denpasar, Alit Wiradana mengapresiasi kreativitas Wayan Adnyana dalam mengolah sampah plastik hingga memiliki nilai estetika terlebih nilai ekonomis.

“Masalah sampah plastik yang selama ini dianggap momok karena kesulitan dalam pengolahannya di tempat pembuangan, dapat disulap di sanggar Jepun Putih menjadi lukisan berharga, dan kami menilai ini sebuah langkah revolusioner yang bisa berkembang menjadi barang-barang yang bernilai lainnya, serta menginspirasi kita semua,” ujar Sekda Alit Wiradana. (eka/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Jepun Putih Ubah Sampah Plastik Jadi Karya Seni Bernilai Ekonomi

Wawali Arya Wibawa Apresiasi Pameran Lukisan Daur Ulang Sanggar Seni Lukis Jepun Putih

Published

on

By

Pameran Lukisan Sanggar Jepun Putih
AUDIENSI: Wakil Walikota Arya Wibawa berfoto bersama Sanggar Seni Lukis Jepun Putih usai menerima audiensi pelaksanaan Pameran Lukisan Anak-anak di Kantor Walikota Denpasar, Selasa (15/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar mengapresiasi Pameran Lukisan Anak-anak Sanggar Seni Lukis Jepun Putih yang akan berlangsung pada 16-19 November mendatang di Plaza Pasar Badung Denpasar. Hal tersebut disampaikan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menerima audiensi Pemilik Sanggar Jepun Putih, I Wayan Adnyana di Kantor Walikota Denpasar, Selasa (14/11).

Dalam kesempatan tersebut, Pemilik Sanggar Jepun Putih, I Wayan Adnyana mengatakan, kepedulian terhadap sampah plastik menjadi sebuah permasalahan klasik masa kini. Sehingga menjadi penting bagi semua kalangan untuk ikut andil dengan memberikan edukasi sejak dini tentang pentingnya mendaur ulang sampah plastik. Melihat permasalahan tersebut, Sanggar Jepun Putih Kota Denpasar berencana menggelar Pameran Lukisan Anak-anak dengan tema “Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Lukisan di Media Kaca dalam Semangat Kepahlawanan” pada 16-19 November mendatang.

Lebih lanjut dikatakan, permasalahan sampah menjadi tanggung jawab bersama.  Karenanya, Sanggar Jepun Putih sejak awal berdiri memfokuskan sebuah karya seni dari daur ulang sampah plastik guna meningkatkan nilai ekonomi. Meski tidak terlalu besar berperan mengurangi sampah yang ada di Denpasar, setidaknya bisa berperan dalam mengolah sampah plastik menjadi karya seni yang bernilai dari sampah rumah tangga.

“Di Sanggar Jepun Putih ini saya fokuskan mengajar untuk anak-anak dari TK, SD dan SMP, karena di usia seperti ini imajinasi mereka sangatlah tinggi, dengan menuangkan ide-ide mereka ke dalam sebuah karya seni bermediakan daur ulang sampah plastik yang nantinya bernilai ekonomi,” ujarnya.

Ditegaskan, untuk memberi semangat dan mensupport anak-anak dalam berkesenian khususnya seni lukis, saat ini sebanyak 27 anak akan mengadakan pameran lukisan pada tanggal 16-19 November 2023 di Plaza Pasar Badung.

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan Sanggar Jepun Putih ini. Terlebih mampu menjadikan sampah plastik sebagai sebuah karya seni yang indah dan bernilai ekonomis ini merupakan terobosan luar biasa.

“Saya sangat mengapresiasi peran Sanggar Jepun Putih ini karena sudah bisa menjadikan sampah plastik menjadi sebuah karya yang indah, apa lagi anak-anak yang membuat karya ini, kesan natural alaminya sangat tertuang dalam karya mereka,” ujarnya.

“Seperti karya yang saya terima hari ini dari Ni Kadek Aprilia Kartini, Anak Kelas 5 SD 1 Sumerta, yang memberikan sebuah karya dari sampah daur ulang dengan tema lautan. Ini benar-benar karya yang sangat indah dan saya harap bisa menjadi sebuah kreativitas yang memberikan nilai ekonomi serta menjadi wahana edukasi daur ulang sampah,”  imbuh Arya Wibawa. (eka/bi)

hut mangupura
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca