Monday, 17 February 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Bupati Sanjaya ‘’Ngupasaksi’’ Yadnya Desa Adat Senapahan dan Selingsing, Cepaka

BALIILU Tayang

:

Bupati Sanjaya
SELFI: Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya melakukan sesi swafoto selfi bersama warga yang antusias menyabut kehadiran Bupati untuk ngupesaksi upacara. (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Pemerintah Kabupaten Tabanan di bawah kepemimpinan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya sangat komit dalam penjabaran program dalam visi misi menuju Tabanan Era Baru. Salah satunya terkait pelestarian tradisi, seni, adat dan budaya, yang kali ini ditunjukkan melalui kehadirannya Ngupasaksi upacara Pemelaspasan Tapakan Pura Dalem Desa Adat Senapahan, Desa Banjar Anyar, dilanjutkan dengan Ngupasaksi Karya Nyatur Niri, Padudusan Alit lan Ngodakan Pelawatan Ida Betara di Pura Natar Sari Selingsing, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Tabanan, Jumat (26/7).

Upacara Pemelaspasan di Desa Adat Senapahan, dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sikara saking Gria Saraswati Tusan Banjar Senapahan Kelod. Puncaknya jatuh pada Sabtu, 27 Juli yang bertepatan dengan Rahina Tumpek Landep, kemudian puncak karya di Desa Cepaka juga jatuh pada rahina Tumpek Landep, 27 Juli 2024 dan dipuput oleh Sri Mpu Brahma Puja Dharma Sidhi saking griya Agung Pemaron Munggu, Ida Pandita Mpu Nabe Dharmaya Purusa Prama Daksa saking Griya Agung Giri Natha Gaduh Kaba-kaba, dan Ida Pedanda Gede Giri Putra Salakan saking griya Gede Dangin Uma Kaba-kaba.

Bupati Sanjaya yang saat itu turut didampingi salah satu anggota DPRD Tabanan, Sekda, Asisten II dan Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh krama adat Senapahan dan Selingsing, Cepaka atas semangat gotong-royong, ngrombo dalam membangun yadnya. “Tugas titiang di Pemerintah Kabupaten Tabanan, dalam rangka membangun Tabanan Era Baru yang Aman Unggul dan Madani (AUM), di dalam visi misi tersebut tersirat upaya menjaga, melestarikan tradisi, adat, agama, seni dan budaya. Itu tugas Bupati, tugas pemerintah Kabupaten Tabanan,” ujar Sanjaya.

Baca Juga  Bupati Tabanan Berikan Penghargaan para Atlet Tabanan Peraih Medali PON XX Papua 2021

Ia sangat bersyukur melihat persatuan krama yang sangat luar biasa membangun apalagi terkait tradisi, seni adat dan budaya yang ada. Disamping itu, kehadirannya juga dikatakan sebagai wujud sradha bhakti kehadapan krama dan Ida Sesuhunan yang berstana di Pura setempat dan sembari berpesan dan berharap generasi muda sekarang bersama pemerintah, meningkatkan sinergi guna merawat dan menjaga serta melestarikan tradisi, seni, adat dan budaya adiluhung yang telah diwariskan.

Lebih lanjut, Sanjaya juga berpesan agar dalam melaksanakan yadnya, sangat penting meningkatkan semangat kebersamaan dan tulus ikhlas. “Maka dari itu, nomor satu kita harus bakti. Bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, bakti kepada Betara-betari, bakti kepada leluhur. Itu yang namanya Tri Rna, tiga hutang atau tanggung jawab yang wajib kita dilaksanakan. Tidak salah tiang hadir disini melihat kekompakan, Yowana, Ibu-ibu PKK, para Sulinggih, semua kompak bersatu mewujudkan yadnya suci ini. Patut titiang di Pemerintah memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada masyarakat,” imbuh Sanjaya.

Atas perhatian Bupati beserta jajaran Ngupasaksi Karya dan menyampaikan penghargaan terhadap kerja keras krama, I Made Arsa selaku Ketua Panitia Karya Pura Natar Sari Selingsing, Cepaka, mewakili krama merasa sangat bangga dan sangat berterima kasih atas dukungannya. “Harapan kedepannya, supaya melalui Pura yang ada ini, kita bisa tetap bersatu. Harapan kita kepada Bapak Bupati Tabanan biar selanjutnya terus membantu dan memberikan motivasi berupa dukungan moril maupun materiil untuk kita agar selalu kompak dan tetap bersatu,” pungkas Arsa. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan

BUDAYA

Desa Adat Kota Tabanan Gelar Upacara Tawur Gempang, Harapkan Keseimbangan Jagat

Published

on

By

TAWUR: Pemkab Tabanan menggelar Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Upacara Tawur Nawa Gempang yang diadakan di Catus Pata Kota Tabanan oleh Desa Adat Kota Tabanan, Senin (17/2) mendapat perhatian besar dari masyarakat setempat.

Bupati Tabanan, yang diwakili oleh Plt. Asisten III Kabupaten Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, hadir dalam pelaksanaan acara sakral ini. Upacara tersebut memiliki makna mendalam, yaitu untuk memohon dan menjaga keseimbangan jagat/alam serta mengembalikannya agar tetap berkesinambungan.

Tawur Nawa Gempang sendiri merupakan bagian dari rangkaian upacara adat yang memiliki tujuan untuk menjaga keharmonisan antara alam, manusia, dan Tuhan. 

“Melalui upacara ini, kita memohon agar keseimbangan alam tetap terjaga, sehingga kehidupan dapat berjalan harmonis dan berkelanjutan,” ujar Gunawan saat itu meneruskan harapan Bupati Tabanan, Sanjaya. Menurutnya, upacara ini juga merupakan wujud rasa syukur atas segala anugerah yang diberikan oleh alam.

Dalam upacara tersebut, nampak pula kehadiran sejumlah Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, di mana kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelaksanaan ritual yang merupakan bagian dari tradisi adat Bali ini. Selain itu, para perbekel dan bendesa adat setempat juga hadir memberikan penghormatan.

“Keberadaan kita di sini adalah bentuk sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga tradisi yang sudah turun temurun,” imbuh Gunawan.

Upacara Tawur Nawa Gempang ini juga menarik perhatian masyarakat yang datang untuk menyaksikan dan turut serta dalam mendoakan agar Tabanan senantiasa diberikan kedamaian serta kesejahteraan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ritual spiritual semata, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kearifan dan tradisi lokal.

Lebih lanjut, Pemkab Tabanan menghimbau agar seluruh elemen masyarakat terus menjaga hubungan baik, khususnya dengan alam. Pihaknya juga menekankan pentingnya menjaga alam dan warisan budaya agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang, sekaligus harapan ini mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali, serta memastikan tradisi Tawur Nawa Gempang terus dilaksanakan dengan penuh rasa hormat dan makna. (gs/bi)

Baca Juga  Rahina Saraswati, Bupati Tabanan Bersama Jajaran Gelar Persembahyangan di Padmasana Kantor Bupati

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pelestarian Naskah Kuno, Disbud Badung Gelar Konservasi Lontar

Published

on

By

KONSERVASI: Dinas Kebudayaan Badung bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin (17/2) bekerjasama dalam menggelar Festival Konservasi Lontar, di Griya Prabhu, Br. Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi. (Foto: Hms Diskominfo Badung)

Badung, baliilu.com – Dinas Kebudayaan Badung bersama Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Senin (17/2) bekerjasama dalam menggelar Festival Konservasi Lontar, di Griya Prabhu, Br. Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi. Kegiatan ini pun merupakan serangkaian Bulan Bahasa Bali ke-7. Selain itu diharapkan dapat melestarikan naskah kuno milik masyarakat.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Made Purwita, Kepala Bidang Sejarah Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, Ni Nyoman Indrawati, Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Badung, I Nyoman Sugita, dan perwakilan Dinas Kearsipan Kabupaten Badung.

Kabid Sejarah, Disbud Badung, Ni Nyoman Indrawati mengatakan, program ini sejalan dengan kegiatan Disbud Badung untuk pelestarian naskah kuno. Selain itu pelaksanaan Festival Konservasi Lontar juga termasuk dalam rangkaian Bulan Bahasa Bali VII tahun 2025.

“Kegiatan Disbud Badung dalam pelestarian naskah kuno dilaksanakn dari tahun ke tahun. Tujuannya untuk melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali, khususnya manuskrip berupa lontar,” ujar Indrawati.

Pihaknya menyebutkan, dalam lontar umumnya mengandung berbagai ilmu pengetahuan, berupa tradisi, seni, budaya, bahasa, dan lainnya. Jika lontar ini tidak dilestarikan, ditakutkan ilmu pengetahuan akan hilang dan tidak dinikmati oleh generasi penerus. Sehingga pihaknya berharap masyarakat dapat memberikan ruang kepada pemerintah untuk melakukan konservasi. Apalagi banyak masyarakat yang hanya menyakralkan tanpa mengetahui isi dari lontar tersebut. 

“Takut mereka menurunkan, membaca, semoga dari kegiatan ini mereka menjadi semakin sadar dan mau membuka kepada pemerintah khsusunya untuk memberikan ruang bagi kami untuk mengkonversi lontar mereka,” paparnya.

Sementara Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ida Bagus Made Purwita menyatakan, konservasi lontar ini dilaksankan serangkaian dari Bulan Bahasa Bali VII melalui Disbud Bali. Tujuannya adalah pelestarian dan pengembangan dari naskah kuno yang tertuang dalam lontar. Selain itu pelestarian dari wariga yang tertulis dalam potongan kayu. 

Baca Juga  “Touring” dengan Motor, Bupati Tabanan Sambangi Kegiatan Pameran UMKM di Penebel

“Jadi tujuannya itu adalah pelestarian. Kami sekalian merawat dari naskah-naskah ini, membersihkan yang bertujuan agar naskah ini tidak rusak,” ucap Purwita.

Pihaknya menerangkan, seluruh masyarakat Bali yang memiliki naskah dapat menyampaikan kepada pemerintah. Sehingga nantinya melalui Penyuluh Bahasa Bali akan dilakukan konservasi sekaligus mendata lontar. 

“Kalau tidak dirawat, tidak diturunkan, atau tidak bisa dibaca, mana mungkin bisa diketahui isi dari naskahnya. Jadi diharapkan kesadarannya untuk bisa membuka diri atau memberikan naskahnya untuk dirawat,” imbuhnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa Hadiri Upacara Ngingsah di Pura Paiobon Penyarikan, Tegallantang

Published

on

By

Wawali Arya Wibawa
HADIRI UPACARA: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). (Foto: Hms Denpasar)

Denpasar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upacara Ngingsah dan Ngadegang Manik Galih serangkaian Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, pada Sabtu (15/2). Upacara tersebut dilaksanakan setelah proses renovasi bangunan pelinggih parahyangan pura tuntas dilaksanakan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra serta undangan lainya.

Ketua Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod, I Made Srinata Kesuma disela-sela upacara menjelaskan bahwa Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung di Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod ini dilaksanakan setelah renovasi pelinggih pura rampung dikerjakan.

Dikatakannya, adapun proses renovasi ini dilaksanakan dengan menggunakan dana urunan pengempon, Bantuan Hibah Pemerintah Kabupaten Badung dan Bantuan Pemerintah Kota Denpasar. Pihaknya berharap, dengan rampungnya pembangunan ini dapat mendukung dan menguatkan keberadaan tempat suci umat Hindu.

“Kami menghaturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembangunan ini, semoga keseimbangan alam semesta dapat terus kita jaga sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana,” ujarnya.

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa memberikan apresiasi atas kerja keras dan gotong royong seluruh lapisan masyarakat pengempon Pura Paibon Penyarikan, Tegallantang, Desa Padangsambian Kelod dalam mendukung pembangunan parahyangan suci. Hal ini tentu sejalan dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju berlandaskan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna menyama braya bahwa kita semua bersaudara.

Dikatakannya, Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini merupakan tahapan yang harus dilaksanakan. Sehingga bangunan suci dapat digunakan untuk kegiatan upacara dan pemujaan. Hal ini juga merupakan wujud sradha bhakti krama pengempon kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Hal ini juga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit Wraspati Kalpa Agung ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa. (gs/bi)

Baca Juga  Bupati Sanjaya: ''Pesamuhan Agung Pesemetonan'' Momen Tingkatkan Harmonisasi dan Lestarikan Ajeg Bali

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca