Thursday, 17 April 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Disaksikan Pj. Gubernur Mahendra Jaya, Pergelaran Drama Gong Lawas Pukau Penonton PKB Ke-46

BALIILU Tayang

:

drama gong lawas
DRAMA GONG LAWAS: Pj. Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya berfoto bersama usai menyaksikan pergelaran drama gong lawas yang dibawakan Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas (Padsmagol) Provinsi Bali, Puri Gandapura, Desa Kesiman Kertalangu, Kota Denpasar, di Panggung Terbuka Ardha Chandra Taman Budaya Provinsi Bali serangkaian PKB ke-46, Kamis (11/7/2024) malam. (Foto: Hms Pemporv Bali)

Denpasar, baliilu.com – Pj. Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya menyaksikan rekasadana (pergelaran) drama gong lawas yang dibawakan Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas (Padsmagol) Provinsi Bali, Puri Gandapura, Desa Kesiman Kertalangu, Kota Denpasar, Kamis (11/7/2024) malam.

Drama gong yang mengangkat judul “Manik Kilat Bumi” itu dipertunjukkan di Panggung Terbuka Ardha Chandra Taman Budaya Provinsi Bali serangkaian memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 Tahun 2024. Penampilan sederet bintang drama gong kawakan memukau penonton yang memadati Panggung Terbuka Ardha Candra.

Penampilan I Nyoman Subrata yang berperan sebagai Petruk masih mampu mengocok perut penonton dengan guyonannya yang segar dan spontan. Bahkan di tengah pertunjukan, Petruk, Perak dan punakawan lainnya mengundang Pj. Gubernur Mahendra Jaya dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha naik ke atas panggung untuk berinteraksi dan membagikan hadiah berupa kaos kepada dua penonton.

Naskah drama yang ditulis Jro Dasaran Suyadnya dibawakan secara apik oleh jajaran pemain drama gong senior. Manik Kilat Bumi berkisah tentang Waringin Sungsang, raja angkuh dan sombong yang ingin menguasai kerajaan di sekitarnya seperti Ratna Dwipa, Windu Pura dan lainnya. Dari sekian banyak wilayah yang ingin dikuasai, hanya Kerajaan Merta Buana yang belum bisa ditaklukkan hingga ia pun menggunakan cara kotor dengan menggunakan ilmu hitam.

Diah Mertawati, putri satu-satunya kerajaan Merta Buana diteluh hingga sakit tanpa ada yang bisa mengobati. Karena kebingungan, putra-putra raja sepakat mencarikan orang pintar demi kesembuhan sang putri.

Kabar itu didengar Patih Agung yang melapor kepada Raja Waringin Sungsang. Lalu, sang raja memerintahkan Patih Agung mencegat putra dari Kerajaan Merta Buana. Karena tipu daya kelompok Waringin Sungsang, Raden Wira Jaya hampir kehilangan calon istri. Ia nyaris saling bunuh dengan Wira Darma karena memperebutkan Galuh Liku (Putri Raja Waringin Sungsang).

Baca Juga  Berlangsung Meriah, Pembukaan PKB XLVI Kabupaten Tabanan

Setelah serangkaian tipu daya, hari naas Raja Waringin Sungsang tiba dan ia akhirnya terkena tusukan keris Wira Jaya dan Wira Darma. Kematian Raja Waringin Sungsang membuat suasana menjadi gaduh. Atas restu Dukuh Banyu Biru yang memberikan Pusaka Manik Kilat Bumi, seluruh putra dari Kerajaan Merta Buana terselamatkan termasuk kesembuhan putri raja. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SENI

Pentas Gong Kebyar Serangkaian HUT Ke-254 Kota Gianyar, Masyarakat Tumpah Ruah Padati Alun-alun

Published

on

By

gong kebyar hut gianyar
PEMENTASAN GONG KEBYAR: Suasana pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4). (Foto: Hms Gianyar)

Gianyar, baliilu.com – Ribuan masyarakat Gianyar terpukau menyaksikan pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4). Selain memeriahkan HUT Kabupaten Gianyar, ini menjadi ajang pemanasan sebelum pentas pada Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai perwakilan Duta Kabupaten Gianyar.

Pentas Gong Kebyar Dewasa diawali dengan penampilan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta melalui Tabuh Raksata Raksita, tabuh ini dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga. Dalam karya ini mengandung pesan bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar. Karya ini dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna yang tercipta tahun 1978 dan dipentaskan pertama kali di PKB 48 tahun silam.

Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta juga menampilkan Tari Baris Tamiang, secara umum menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Tari Baris Tamiang salah satu contoh tari baris sakral yang dipentaskan pada saat upacara-upacara besar yang ada di wilayah Tampaksiring.

Terakhir Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta menampilkan, Tabuh Kreasi ā€œJagra Kasturiā€ yang diciptakan pada tahun 1974 oleh Alm. I Ketut Dibya Guna untuk misi kesenian ke Osaka Jepang.

Selanjutnya penampilan Komunitas Seni Sundaram mengawali dengan mementaskan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung. Karya ini terinspirasi dari keberadaan pohon cempaka, tempat berlangsungnya proses pelatihan garapan ini. Pohon cempaka tersebut memiliki keunikan batangnya kosong di bagian tengah, namun tumbuh rimbun dan tetap berbunga harum sepanjang musim. Pohon cempaka dalam pandangan masyarakat juga dipercaya menjadi media penghubung antara alam nyata dan alam roh-roh leluhur. Seketika penonton diajak menikmati alunan gamelan melalui getaran kehidupan yang terlahir dari ruang hening menuju harmoni abadi.

Baca Juga  Gong Kebyar Wanita Buleleng Sukses Bawakan Garapan Cerita "Ki Barak Panji Sakti"

Komunitas Seni Sundaram juga menampilkan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, Kebyar Dangklung sendiri lahir dari semangat dan kekaguman akan eksistensi kesenian rakyat di tengah perkembangan jaman. Tarian ini terinspirasi dari kesenian Angklung Kocok yang tumbuh dan lestari di Banjar Kutuh, Sayan Ubud yang telah hidup sejak tahun 1930-an.

Terakhir Komunitas Seni Sundaram mempersembahkan Fragmentari Tuan Sayan, menceritakan persahabatan antara Colin Mcphee seorang komposer asal Amerika yang dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Tuan Sayan, menjalin persabatan dengan pemuda Bali berbakat dengan nama I Sampih. Dimana kabar duka menyelimuti pertemuan mereka berdua, I Sampih mendapatkan musibah pada saat pulang ke Bongkasa, dimana sepeda motor dirampas dan jasadnya dibuang ke aliran sungai.

Karya fragmentari ini mengisahkan peristiwa, memori, dan penghormatan, terhadap I Sampih, Tuan Sayan, dan semangat seni yang menyatukan dua dunia. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Janger Kolok Bengkala, Wujud Kesetaraan Warga Disabiltas Dalam Ruang Kesenian

Published

on

By

Janger Kolok
Janger Kolok Bengkala Buleleng saat tampil di perayaan HUT ke-421 Kota Singaraja di RTH Bung Karno. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Janger Kolok merupakan kekhasan seni budaya Buleleng yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan. Tarian pergaulan yang dilakoni oleh penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara dipentaskan oleh 10 penari diiringi alat tabuh kendangan dan cengceng ini dengan membawakan cerita tentang Arjuna Wiwaha menggunakan bahasa isyarat yang berasal dari Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan yang sering dipentaskan pada event-event besar.

ā€œJanger Kolok yang dirintis oleh almarhum Bapak Wayan Nedeng pada tahun 1969 merupakan gabungan tari Janger dan seni beladiri serta mengadopsi cerita Kekawin Arjuna Wiwaha yang dibawakan oleh masyarakat penyandang disabilitas bisu tuli atau kolok dengan tujuan memberdayakan masyarakat kolok untuk berkesenian sehingga setara dengan masyarakat normal,ā€ ungkap I Kadek Sriparjana selaku koordinator sekeha Janger Kolok saat dikonfirmasi, Kamis (10/4).

Lebih lanjut disampaikan oleh Sriparjana yang juga staf Pemdes Desa Bengkala ini, agar terus terjaga keberadaan Janger Kolok ini secara kontinu terus mengadakan latihan seminggu sekali untuk melatih kekompakan sebagai persiapan jika sewaktu-waktu dipanggil untuk tampil oleh wisatawan. “Kami punya KEM tersendiri sebagai tempat latihan yaitu di wantilan kawasan ekonomi masyarakat bantuan dari PT. Pertamina,” sebutnya.

Pihaknya memaklumi bahwasannya populasi masyarakat yang tuna wicara dan tuna rungu tahun ke tahun terus berkurang di Desa Bengkala, namun pihaknya terus berupaya melestarikan seni tradisi ini. “Dulu populasinya masyarakat kolok sekitar 45 orang dan sekarang cuma 35 orang dan untuk menjadi anggota tidak bisa kita paksakan, harus yang bener-bener mau ikut selain itu tergantung mood bersangkutan. Jumlah anggota dulu 16 orang sekarang 12 orang dan regenerasi tetap kita lakukan,” ungkapnya.

Baca Juga  Pecah! Penampilan Memukau Gong Kebyar Anak-anak Buleleng Bawakan Garapan ā€œMeslodoranā€

Dirinya berharap Janger Kolok ini tetap lestari dengan selalu diberikan kesempatan tampil di setiap pertunjukan kesenian baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta maupun agenda wisatawan.

ā€Terimakasih atas kesempatan tampil yang diberikan oleh bapak Bupati Buleleng dan Pemerintah Desa Bengkala kemarin diberi panggung untuk tampil di RTH Bung Karno saat HUT ke-421 Kota Singaraja. Kesempatan itu merupakan hal yang luar biasa agar eksistensi Janger Kolok terus terjaga,” pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Obati Kerinduan Para Yowana, Desa Adat Buleleng Gelar Pengrupukan Festival 2025

Published

on

By

festival ogoh-ogoh buleleng
RAKOR: Rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, terkait Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025, Jumat (17/1). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Mengobati rasa rindu akan penyaluran kreativitas seni para yowana di Desa Adat Buleleng dan wujud komitmen Desa Adat Buleleng dalam melestarikan adat tradisi Bali jelang hari Raya Pangrupukan Nyepi Caka 1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025.

Demikian disampaikan Jro Nyoman Sutrisna selaku Kelian Desa Adat Buleleng usai rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, Jumat (17/1).

Lebih lanjut dijelaskan, dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di Desa Adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan karena bertepatan dengan piodalan dan pesta demokrasi.

“Tahun ini kami adakan lomba ogoh-ogoh dengan branding Pengerupukan Festival. Temanya ā€˜Nyomya Bhuta Kala Pengerupukan Nyanggra Nawa Warsa 1947, Dharma Dumaranang Desa’,” ujar Sutrisna dikutip dari laman bulelengkab.go.id.

Desa Adat Buleleng juga memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 5 juta kepada setiap yowana di banjar adat untuk pembuatan ogoh-ogoh. Bantuan stimulan mulai disalurkan pada Jumat (17/1) lalu. Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para yowana harus berbentuk bhuta kala sesuai dengan tema lomba. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp 56 juta, dengan kategori juara 1, 2, dan 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.

Festival Pengerupukan ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret 2025, mulai pukul 18.00 Wita. Rutenya dimulai dari depan RSUD Buleleng, melewati Tugu Singa Ambara Raja, Catuspata Desa Adat, hingga berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Hadiri Pembukaan Pesta Kesenian BaliĀ XLVI 2024

Untuk memastikan proses penilaian berjalan objektif, pihak penyelenggara berencana menggunakan juri dari luar Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari ahli seni, budaya, dan akademisi. Penilaian akan dilakukan di jalan dan di Setra Buleleng, dengan pengawasan juga pada proses pembuatan ogoh-ogoh yang didampingi oleh para juri.

Kelian Sutrisna menegaskan bahwa festival ini bertujuan sebagai wadah bagi para yowana di 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam seni ogoh-ogoh.

ā€œDalam pengarakan ogoh-ogoh juga dilarang menggunakan sound system, kreativitas yowana dalam berbudaya harus di tonjolkan pada festival ini,ā€ tegasnya.

Pengerupukan Festival 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang tidak hanya merayakan Hari Suci Nyepi, tetapi juga mengangkat potensi seni budaya lokal, sambil mempererat hubungan antar warga di Desa Adat Buleleng. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca