Gianyar, baliilu.com – Sebagai wujud apex bank, BPR Kanti sebagai bank sahabat koperasi, BPR Kanti pada Kamis, 2 Oktober 2023 menggelar seminar nasional Koperasi Indonesia 2023 dengan tema “Apex Bank BPR Kanti-Koperasi, Memperkokoh Pondasi Dasar Koperasi’’ yang diselenggarakan di Pusat Pendidikan & Pelatihan BPR Kanti, Batubulan Gianyar, Bali.
Dihadiri ratusan peserta dari pengurus koperasi se-Bali dan luar Bali, menghadirkan narasumber seperti Pemerhati Koperasi I Gede Indra Dewa Putra; Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba, M.M.; Master Trainer BNSP Dewa Gede Widnyana Putra, S.E., M.M.; Ketua Umum IMFEA Prof. Dr. Ahmad Subagyo; Kadis Koperasi & UKM Provinsi Bali Dr. I Wayan Ekadina, S.E., M.Si.; Plt. Direktur Utama Bank DKI Amirul Wicaksono; dan Notaris I Ketut Suta, S.H., M.H., Mkn.
Para narasumber dalam acara Seminar Nasional Koperasi Indonesia 2023 dengan tema “Apex Bank BPR Kanti-Koperasi, Memperkokoh Pondasi Dasar Koperasi’’ yang diselenggarakan di Pusat Pendidikan & Pelatihan BPR Kanti, Batubulan Gianyar, Bali. (Foto: gs)
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penandatanganan kerja sama (MoU) antara BPR Kanti dan Bank DKI dalam rangka layanan digitalisasi perbankan dan pemberian kredit dari Bank DKI kepada BPR Kanti yang bisa dimanfaatkan oleh koperasi dalam meningkatkan pemupukan dana untuk disalurkan diberikan kredit kepada anggota koperasi.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba dalam keterangan pers menyampaikan pada hari ini BPR Kanti menggelar custumer gathering melalui seminar nasional yang dihadiri baik koperasi assisting maupun koperasi-koperasi yang menjadi relasi, kerja sama ke depan. Seminar nasional ini terkait pelaksanaan produk Palugada BPR Kanti, apa lho mau gua ada, yang dipersembahkan kepada lembaga-lembaga keuangan, baik BPR maupun koperasi.
Dengan produk Palugada BPR Kanti dengan koperasi dalam konteks pelaksanaan fungsi apex bank yang dilakukan adalah memberikan modal kerja, mengatasi kesulitan likuiditas, membuat produk bersama dan melakukan capacity building.
‘’Hari ini salah satunya melakukan capacity building melalui seminar nasional tidak hanya diikuti koperasi yang ada di Bali juga diikuti koperasi yang ada di luar Bali,’’ ujar Amitaba.
Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba saat memberikan keterangan pers. (Foto: gs)
Di samping menggelar seminar, lanjut Amitaba, juga dalam rangka penguatan pondasi dasar koperasi secara kelembagaan terutama penguatan pengawas internal, juga mengupas undang-undang terkait koperasi dengan menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya.
Selain program Palugada, Amitaba juga menyampaikan produk luar biasa dari BPR Kanti berupa Tabungan Arisanku berhadiah mobil Pajero dan Expander dan setiap bulan akan diundi sepeda motor Scoopy dan televisi, dimana pada kegiatan sebelumnya dimenangkan oleh koperasi.
‘’Oleh karena itu, kami berharap teman-teman koperasi untuk bergabung dalam konteks membuat suatu produk bersama,‘‘ ujar Amitaba.
Di samping itu, dalam rangka memajukan ekosistem usaha mikro dan usaha-usaha kecil di Bali dan layanan digitalisasi perbankan, kata Amitaba, BPR Kanti mengadakan kerja sama dengan Bank DKI. Bagaimana memudahkan nasabah-nasabah BPR Kanti dalam melakukan transaksi dan juga mensupport dari sisi pemenuhan modal usaha dari koperasi.
‘‘Untuk itu, dalam kontek penguatan kelembagaan ini, kami memperkenalkan jenis layanan kredit bantuan likuiditas koperasi untuk mengatasi kesulitas likuiditas yang dialami koperasi akibat menerima dana jangka pendek dan menyalurkan dana jangka panjang yang tidak pas sehingga terjadi mismatch,‘‘ ucap Amitaba seraya mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi atas dukungan Bank DKI sehingga kegiatan ini berjalan dengan baik.
Suasana Seminar Nasional Koperasi Indonesia 2023. (Foto: gs)
Plt. Direktur Utama Bank DKI Amirul Wicaksono mengatakan melalui kesempatan berkolaborasi, Bank DKI sebagai pengembang untuk bagaimana bisa memberikan layanan jasa perbankan sampai ke grassroot. Dalam kaitan kerja sama dengan BPR Kanti, bagaimana pihaknya secara bersama-sama memajukan ekosistem terkait dengan usaha mikro dan usaha-usaha kecil di Bali dan memberikan layanan digitalisasi perbankan. Dengan pelayanan digital akan mempermudah dan mempercepat proses kebutuhan terkait dengan para pelaku ekonomi di Bali khususnya.
‘‘Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini perkembangan BPR Kanti dengan adanya tambahan digitalisasi akan lebih cepat, lebih sustain dan lebih bermakna buat para debitur dan masyarakat khususnya masyarakat Bali dan sekitarnya,‘‘ ujar Amirul.
Sementara Kadis Koperasi dan UKM Provinsi Bali Dr. I Wayan Ekadina, S.E., M.Si. mengapresiasi apa yang dilakukan BPR Kanti menggelar seminar nasional dengan tema Apex Perbankan. Apex itu intinya adalah kerja sama. Kerja sama adalah prinsip koperasi yang memang harus dilaksanakan oleh koperasi. Apalagi saat sekarang ada aturan baru yaitu Permenkop No. 8 Tahun 2023 ataupun SE 6 dan SE 7 Tahun 2023 yang mengamanatkan koperasi simpan pinjam memilih alternatif apakah open loop ataupun closed loop. Ini tentu merupakan suatu alternatif pilihan atau untuk memperkuat pilihan dari koperasi tersebut dalam menerapkan SE 7 Tahun 2023 tersebut. Jadi apabila mereka memilih open loop maka konsekuesinya di bawah OJK. Kalau closed loop merupakan koperasi murni melayani dari dan untuk oleh anggota.
‘‘Salah satu alternatifnya adalah seperti yang ditawarkan BPR Kanti. Ada kerja sama secara keuangan untuk memperkuat likuiditas masing-masing KSP, USP koperasi,’’ ujar Ekadina.
Sebagai pemerhati koperasi, I Gede Indra Dewa Putra memberikan dukungan kepada apex BPR Kanti dengan koperasi. Salah satu solusi kelemahan koperasi dari sisi penguatan dana internal yang rata-rata rasionya 10-20 persen dan idealnya 41 persen.
Seiring keinginan koperasi dan kebutuhan custumer anggota yang semakin meningkat, tentu kebutuhan pendanaan semakin besar, kata Dewa Putra, maka solusinya antara lain kerja sama pendanaan melalui apex BPR kanti dan apalagi diback-up oleh Bank DKI.
‘‘Harapan saya bukan dari sisi pendanaan saja, tetapi BPR Kanti yang berpengalaman sebagai BPR terbaik di tingkat nasional memberikan bimbingan teknis manajemen, tata kelola yang baik, kemudian bagaimana menangani kredit bermasalah termasuk mendorong sertifikasi para pengelola koperasi baik di tingkat pengurus, pengawas sampai di tingkat paling bawah,‘‘ pungkasnya. (gs/bi)