Denpasar, baliilu.com
– Peningkatan angka kasus positif Covid-19 yang terjadi belakangan ini,
khususnya di Kota Denpasar memang sedikit banyak menimbulkan pertanyaan di
masyarakat. Pun demikian, sejatinya peningkatan angka kasus ini tidak bisa
secara langsung ditarik kesimpulan, melainkan diperlukan perbandingan antara
penambahan kasus dengan jumlah tes spesimen yang masif dilaksanakan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP)
Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai saat diwawancarai Kamis (18/6-2020) di
ruangannya menjelaskan masyarakat jangan langsung panik melihat peningkatan
kasus positif Covid-19.
“Waspada itu kan kewajiban bersama, panik jangan. Dan jangan
baru lihat angka kita langsung kaget, tapi lihat juga jumlah specimen yang
dilaksanakan tes, sehingga persentasenya jelas,” kata Dewa Rai.
Lebih lanjut dijelaskan,
masyarakat diminta jangan cepat menyimpulkan peningkatan pasien positif Corona.
Meski angkanya terus naik, bukan berarti kondisinya semakin parah. Pasalnya,
kenaikan kasus positif Covid-19 sebanding dengan peningkatan jumlah tes swab
yang dilakukan secara masif dan massal.
“Kasus positif bertambah tinggi karena memang jumlah
pemeriksaan pun bertambah tinggi, hasil tracing
dilakukan secara agresif dan itu yang menjadi fokus GTPP Covid-19 Kota Denpasar
saat ini, yaitu menemukan kasus, sehingga penanganan dan upaya pencegahan dapat
dimaksimalkan,” jelasnya.
Dewa Rai mengatakan jika persentase kenaikan sama dengan
bulan lalu, maka sebetulnya tidak ada kenaikan. Sebab kapasitas tes Corona juga
bertambah.
“Jadi perandaiannya begini, jika tes dilaksanakan kepada 10
spesimen, dan hasilnya 5 spesimen positif Covid-19, maka persentase hasilnya
akan sama dengan 50 spesimen yang dites dan hasilnya 25 spesimen positif,
begitu,” jelasnya.
Menurut dia, kenaikan jumlah kasus disebabkan contact tracing dan pemeriksaan yang
dilakukan Dinas Kesehatan semakin masif. Bahkan, melakukan pemeriksaan terhadap orang tanpa
gejala.
“Saat ini kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar sebanyak
277 orang, dan jumlah tes yang dilaksanakan sudah mencapai 3.965 orang, inilah
yang menyebabkan peningkatan kasus, namun dari persentase sejatinya masih
stagnan dari bulan sebelumnya,” kata Dewa Rai.
Selain itu, akses mendapat tes Corona semakin luas. Dahulu,
pemeriksaan hanya melalui rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang
direkomendasikan oleh pemerintah. Namun dekarang pihak swasta, komunitas dan
berbagai sektor juga sudah banyak melaksanakan tes mandiri, mulai dari rapid test dan swab test.
“Sekarang, tim surveilence terus turun ke lapangan, kita melaksanakan
tes dengan menyasar orang orang tanpa gejala di wilayah dengan risiko tinggi.
Itulah yang menyebabkan kita mendapatkan gambaran penyebaran Covid-19 di
masyarakat ini seperti apa, jadi jangan sampai panik berlebihan, namun tetap
waspada dan ikuti selalu protokol kesehatan dengan disiplin yang ketat,”
tutur Dewa Rai. (*/eka)