Thursday, 27 March 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

PARIWISATA

Habis Berbenah, 15 Juni Ini Toya Devasya Natural Hot Spring Resmi Dibuka

BALIILU Tayang

:

de
TOYA DEVASYA NATURAL HOT SPRING: Resmi dibuka 15 Juni 2020 setelah melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas baru.

Bangli, baliilu.com – Setelah sekian lama berbenah diri untuk menyambut para pelancong dari berbagai belahan dunia, kawasan wisata Tota Devasya Natural Hot Spring yang terletak di tepian Danau Batur, Kintamani, Bangli resmi dibuka kembali pada 15 Juni 2020 dengan tagline New Normal, New Happening.

“Kami melakukan berbagai pembenahan infrastruktur di antaranya penambahan lubang aliran pipa air panas sehingga air lebih panas dan air dari pancuran lebih lebat. Kalau dahulu hanya suam-suam kuku, kini akan terasa lebih hangat di semua cakupan area kolam,” kata Putu Astuti Saraswati, CEO Toya Devasya dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).

Air panas juga semakin terasa di wahana waterboom merupakan sensasi tersendiri bagi wisatawan domestik dan mancanegara, mereka asyik berendam kolam air panas yang diyakini dapat menyegarkan seluruh relaksasi aliran darah di dalam tubuh.

“Kolam di pinggir danau merupakan tempat yang paling diburu, venue yang berlatar belakang Gunung Abang dan Desa Trunyan memang cocok untuk ber swafoto (selfie), bahkan kini spot untuk selfie semakin happening dengan pemasangan billboard sign bertuliskan I Love You di area pinggir danau dengan latar gunung berapi,” terang Ayu.

Area terbaik untuk selfie juga berada di Toya Devasya Flower Garden yaitu area taman bunga nan eksotik yang diyakini akan banyak diunggah fotonya menghiasi media sosial di seluruh dunia serta penambahan area berfoto di atas Gajah Ungu yang menjadi ikon dan nantinya cocok untuk diposting di Instagram pribadi.

Tak kalah mengagumkan adalah Jacuzzi Bubble Pool yaitu sensasi berendam sambil merasakan berbagai gelembung udara warna-warni dalam sebuah Jacuzzi  atau dikenal sebagai kolam air hangat. Jacuzzi memiliki banyak manfaat terkait kesehatan, seperti merelaksasi otot kaku serta meningkatkan denyut jantung sehingga aliran darah menjadi lancar. Jacuzzi biasanya banyak dijumpai di kolam renang, sebagai bagian di area berendam air hangat.

Baca Juga  Seluruh Fraksi Setujui Penetapan Ranperda APBD-P TA 2020 dan Ranperda Penyertaan Modal Daerah pada PT. Jamkrida Bali Mandara

Pengunjung juga nantinya akan semakin ‘happening’ untuk berlama-lama berada di bawah tirai air yang dipasang di tepian danau, tirai dari air tersebut turun dari atas gate. “Semua penambahan fasilitas tersebut semata-mata untuk lebih memanjakan kepuasan pengunjung,” tambahnya.

Wisatawan yang berendam akan lebih menikmati suasana di kolam paling pojok sebelah kanan yang berhiaskan patung-patung gajah berwarna ungu ikon dari Toya Devasya dan merupakan venue tempat yang paling diburu oleh para pelancong dari seluruh dunia dan wajib dikunjungi para wisatawan domestik khususnya yang berada di Bali.

Ada sekitar 158 patung gajah berwarna ungu menghiasi pinggiran kolam dan di beberapa sudut venue yang juga menjadi sasaran berfoto para pelancong dari negeri Tirai Bambu tersebut.

Toya Devasya memang menjadi ‘Surga Kecil di Kintamani’ buat wisman Asia, mereka rela terbang ribuan kilometer ke Bali dan berendam di kolam air panas dengan latar belakang Gunung Abang dan kemudian men-share-nya di medsos kebanggaan mereka masing-masing. (*/gs)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWISATA

Fokus Destinasi Baru, Dispar Buleleng Targetkan 1,7 Juta Kunjungan Wisatawan

Published

on

By

pariwisata buleleng
Objek wisata Pantai di Buleleng. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Target kunjungan wisatawan pada tahun 2025 dipatok sebesar 1,7 juta orang, yang terdiri dari 1 juta wisatawan domestik dan 700.000 wisatawan mancanegara. Suksesnya pencapaian target ini sangat bergantung pada pengembangan destinasi wisata baru yang dapat menawarkan pengalaman berbeda bagi para pengunjung. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara, di ruang kerjanya, Jumat (7/2).

Lebih lanjut dijelaskan beberapa desa wisata potensial di wilayah Buleleng kini tengah digali lebih dalam, seperti Desa Julah, Desa Mayong, serta kawasan wisata Batu Ampar di barat. Pihaknya berharap, dengan pengembangan lebih lanjut, desa-desa ini dapat menarik lebih banyak wisatawan, tidak hanya dari Bali, tetapi juga dari luar daerah, dengan menyediakan pengalaman wisata yang unik dan menarik.

“Kabupaten Buleleng kini tengah fokus pada pengembangan daya tarik wisata untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata di Bali Utara. Pengembangan daya tarik wisata baru menjadi kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Buleleng,” ucapnya.

Ditambahkan, Turyapada Tower yang memanfaatkan keindahan alam dan budaya lokal, juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang tengah dikembangkan. Dody mengungkapkan bahwa destinasi ini diharapkan dapat menjadi tambahan pilihan wisata yang lebih variatif, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan minat wisatawan.

Sementara itu, untuk mendukung pengembangan destinasi wisata ini, pembangunan infrastruktur dan konektivitas kawasan wisata juga menjadi perhatian serius. Salah satunya adalah perencanaan master plan untuk pengembangan kawasan wisata Pantai Binaria Lovina. Dinas Pariwisata Buleleng juga tengah bekerja untuk mengoptimalkan konektivitas kawasan wisata melalui konsep “Triple B” (Bali Utara, Bali Barat, dan Banyuwangi), yang akan mempermudah akses wisatawan ke beberapa destinasi unggulan.

Baca Juga  Wagub Cok Ace: Sebelum 9 Juli, Semua Pelaku Pariwisata sudah harus Kantongi Sertifikasi Protokol New Normal

Dengan pengembangan daya tarik wisata yang menarik dan mendukung infrastruktur yang lebih baik, dirinya berkomitmen untuk menjadikan Buleleng sebagai destinasi unggulan yang mampu menarik perhatian wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Kami optimistis dapat mencapai target 1,7 juta wisatawan dengan berbagai strategi promosi yang telah dirancang, mengikuti tren global yang menunjukkan peningkatan minat masyarakat untuk berwisata,” pungkas Dody. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Strategi Baru Jadikan Desa Wisata Julah Jadi Destinasi Unggulan

Published

on

By

Desa Julah
FGD: Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng saat menggelar FGD Desa Wisata Julah, Strategi Baru Jadikan Desa Tertua di Bali Destinasi Unggulan, di ruang pertemuan Kantor Desa Julah, Selasa (3/12). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Desa Julah Kecamatan Tejakula, Buleleng-Bali, salah satu desa tertua di Bali, kembali menjadi sorotan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng, Selasa (3/12).

Bertempat di ruang pertemuan Kantor Desa Julah, diskusi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dispar Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, menghasilkan sejumlah strategi baru untuk mengembangkan potensi desa sebagai destinasi wisata unggulan.

Kadis Dody mengungkap bahwa Desa Julah disebut memiliki berbagai potensi wisata yang luar biasa. Kekayaan budaya seperti seni tari tradisional, kerajinan lokal, dan ritual adat menjadi daya tarik utama. Selain itu, panorama alam berupa persawahan hijau, pegunungan asri, serta lanskap pedesaan yang tenang menawarkan pengalaman wisata alam yang autentik. Sebagai salah satu desa tertua, nilai sejarah Desa Julah juga menyimpan cerita unik yang dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Meskipun demikian, beberapa kendala seperti infrastruktur yang kurang memadai, seperti akses jalan yang sulit dan minimnya fasilitas pendukung wisata, menjadi penghambat utama. “Promosi Desa Julah yang masih terbatas juga membuat desa ini kurang dikenal luas. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata dinilai perlu ditingkatkan agar manfaat pariwisata dapat dirasakan secara merata,” ujar Dody yang dikutip dari laman bulelengkab.go.id.

Melalui diskusi yang intens, beberapa langkah strategi disepakati untuk menjadikan Desa Julah destinasi unggulan, seperti perbaikan infrastruktur, paket wisata kreatif, promosi digital, pemberdayaan masyarakat dan.pelestarian lingkungan.

Sebagai tindak lanjutnya, akan dibentuk tim kerja yang melibatkan masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait. Tim ini akan menyusun rencana pengembangan desa wisata yang dapat disampaikan kepada pemerintah dan pihak sponsor.

Baca Juga  Update Covid-19 Selasa (12/5) Positif 328 Sembuh 215 TL 123, Dewa Indra: Tekan Transmisi Lokal Warga Harus Disiplin Lakukan Pencegahan

Mantan Camat Buleleng itu optimistis bahwa Desa Julah memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan. “Desa Julah tidak hanya menyimpan kekayaan budaya dan alam, tetapi juga sejarah panjang yang dapat menarik wisatawan. Dengan strategi yang tepat, desa ini dapat menjadi ikon wisata baru di Bali,” ujarnya.

Dengan semangat dan kolaborasi yang terjalin, Desa Julah siap menata langkah menuju masa depan pariwisata yang lebih cerah, menjadikannya kebanggaan baru bagi Buleleng. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Wujudkan Transformasi Pariwisata Desa Serangan, Jaya Negara Resmikan Program “Dewi Sita”

Published

on

By

Desa Wisata Serangan
DEWI SITA: Peluncuran program "Dewi Sita" oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Jumat (29/11) di Wantilan Pura Sakenan, Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, meluncurkan program Desa Wisata Serangan Terintegrasi (Dewi Sita) di Wantilan Pura Sakenan, Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (29/11). Program ini bertujuan mengembangkan Desa Serangan sebagai destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan, mengintegrasikan pelestarian budaya, keseimbangan ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program “Dewi Sita” merupakan implementasi Proyek Perubahan Diklat PKN Tk II Angkatan ke-29 Provinsi Bali di Desa Wisata Serangan untuk mengembangkan destinasi wisata berkelanjutan. Melalui pendekatan berbasis lingkungan, ekonomi sirkular, dan pelestarian sumber daya alam, program ini bertujuan meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan partisipasi masyarakat serta para pemangku kepentingan dalam membangun pariwisata yang inklusif dan ramah lingkungan.

Peluncuran program ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Denpasar, Plt. Camat Denpasar Selatan, Ni Komang Pendawati, Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, Penglingsir Puri Agung Kesiman Anak Agung Ngurah Kusuma Wardhana, dan berbagai elemen masyarakat.

Dalam sambutannya, Walikota Jaya Negara menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk mewujudkan Desa Wisata Serangan sebagai destinasi unggulan yang mengedepankan pelestarian budaya lokal, keseimbangan ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Dewi Sita bukan hanya program pengembangan pariwisata, tetapi juga upaya untuk memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat, kelestarian lingkungan, dan pelestarian adat serta budaya Desa Serangan. Ini adalah langkah nyata menuju transformasi pembangunan pariwisata berkelanjutan yang dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya,” ujar Walikota Jaya Negara.

Disampaikan pula, program “Dewi Sita” mencakup berbagai inisiatif, seperti pengelolaan kawasan wisata berbasis masyarakat, promosi paket wisata ramah lingkungan, dan pelibatan UMKM lokal dalam mendukung ekonomi sirkular. Walikota Jaya Negara mengharapkan, program ini dapat meningkatkan daya tarik Desa Serangan sebagai destinasi wisata yang unik sekaligus menjaga harmoni antara manusia, budaya, dan alam.

Baca Juga  Tinjau Lokasi Tes CPNS, Sekda Dewa Indra Tak Ingin Ada Kecurangan

Acara peresmian ditandai dengan penekanan tombol dan diiringi dengan pertunjukan seni budaya, penyerahan sembako serangkaian HUT Radio Publik Kota Denpasar, mencerminkan semangat gotong-royong dalam membangun desa wisata yang kreatif dan berkelanjutan.

Sementara, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti serta mewakili project leader Program Dewi Sita menyampaikan, bahwa terdapat sepuluh Program Inovatif dalam Dewi Sita. Yakni Paruman Dewi Sita oleh Dinas Perkim dengan penyediaan rumah layak huni untuk masyarakat Serangan, mendukung konsep pro-poor tourism. Selaras Dewi Sita oleh Dinas Sosial, melalui Sekolah Keluarga Harapan untuk memberdayakan perempuan melalui kurikulum khusus dan pelatihan SDM.

Di samping itu terdapat pula Lekas Bisa Wujudkan Dewi Sita oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, membangun Pariwisata berbasis komunitas untuk memanfaatkan potensi lokal. Sigap Dewi Sita oleh Dinas Damkar dan Penyelamatan sebagai mitigasi risiko kebakaran dengan menempatkan unit damkar di Desa Serangan. Makin Dekat Makin Bersih Dewi Sita oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan melalui peluncuran bank sampah dan pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan. Pasikian Dewi Sita oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, adalah Pemetaan Konflik untuk menciptakan keamanan di lingkungan multikultural.

Tarian Gaya Pesona Dewi Sita oleh Dinas Kebudayaan sebagai inventarisasi cagar budaya sebagai potensi wisata edukatif. Pilar Dewi Sita dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai literasi dan digitalisasi keuangan untuk transparansi pengelolaan desa. Dewi Sita Berseri oleh Dinas Pariwisata sebagai penguatan regulasi, branding, dan infrastruktur pariwisata. Rindu Dewi Sita oleh Dinas Kominfos yakni Interoperabilitas data untuk memantau perkembangan pariwisata melalui aplikasi DPS.

Sebagai capaian dan komitmen, Desa Wisata Serangan yang sebelumnya meraih predikat Terbaik III Desa Wisata Rintisan Tingkat Nasional (2023) kini diarahkan menjadi model desa wisata mandiri dan maju. Dengan dukungan dari seluruh pihak, program ini diharapkan membawa transformasi besar untuk menjadikan Desa Serangan sebagai ikon pariwisata berkelanjutan di Bali. “Harmoni antara manusia, budaya, dan alam adalah inti dari Dewi Sita,” tutup Riyastiti. (eka/bi)

Baca Juga  Buku Puisi Berisi QR-Code, Tumbuhkan Minat Baca

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca