Denpasar, baliilu.com – Di tengah wabah Covid-19 yang memicu kegalauan dan
kerisauan di berbagai belahan dunia,
Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengharapkan jajaran pemerintah dan
aparat keamanan harus tetap tenang, tak ikut panik dan takut berlebihan. Karena
dalam ketenangan, kita dapat bertindak tepat dan rasional.
Hal itu dikatakannya
saat rapat koordinasi terkait upaya penanggulangan
penyakit yang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh organisasi kesehatan
dunia (WHO). Rakor yang dilaksanakan di ruang Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jumat
(13/3-2020)
melibatkan unsur kesehatan, pariwisata, keamanan dan pendidikan.
Rakor juga menyepakati gerakan penyemprotan
disinfektan secara serentak di seluruh Bali pada Minggu, 15 Maret 2020, pukul 08.00 Wita. Penyemprotan
diharapkan dapat menjangkau tempat sebanyak mungkin, khususnya yang berpotensi
sebagai objek penyebaran virus antara lain bandara, pelabuhan, objek wisata dan
hotel.
Dalam arahannya, Dewa Made Indra menjelaskan pembentukan
Satgas ini merupakan langkah proaktif Gubernur Bali Wayan Koster untuk
meningkatkan upaya penanganan potensi penyebaran Covid-19. Satgas diharapkan
dapat melakukan langkah yang cepat, terukur dan terkendali. Dalam melaksanakan
tugas, Satgas harus mematuhi protokol yang telah ditetapkan pemerintah yang
meliputi lima hal yaitu protokol komunikasi, area pendidikan, area publik dan
transportasi khususnya pintu masuk Indonesia dan protokol kesehatan. Seluruhnya
harus bekerja mengacu pada protokol yang ditentukan pusat.
Secara garis besar, lima hal yang mendesak
yang harus segera dilakukan oleh Satgas. Pertama, peningkatan kapasitas penanganan
penyakit, khususnya di fasilitas kesehatan, dalam hal ini rumah sakit. Pastikan
fasilitas kesehatan mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengantisipasi
peningkatan eskalasi penyebaran Covid-19. Pastikan paskes memiliki kapasitas ruang isolasi dalam jumlah
mencukupi dan standar yang memadai. Selain itu, tim medis dengan kualifikasi
yang memadai juga harus dipastikan jumlahnya agar bisa mengantisipasi
peningkatan Covid-19. Sebab di situ nantinya pasien ditangani. Ketersediaan faskes
dengan dukungan tim medis yang memadai akan membangun kepercayaan masyarakat. Sampai hari ini,
kapasitas paskes dan dukungan tenaga medis masih cukup dan memadai.
Kedua, memastikan ketersediaan sarana yang berkaitan dengan pencegahan dan
penularan Covid-19 seperti masker, hand sanitizer dan disinfektan. Pastikan barang ini
tersedia, sebab kekosongan stok akan memicu kepanikan.
Ketiga, peningkatan kapasitas deteksi dini dan pencegahan di pintu masuk seperti
bandara dan pelabuhan. Karena virus ini datang dari luar. Kalau pintu masuk
aman, risiko bisa dieleminir.
Keempat, tingkatkan upaya pengendalian penyebaran virus dengan melakukan
pembatasan kegiatan yang melibatkan orang banyak.
Kelima, menggencarkan kampanye dan edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Gubernur, Bupati/Walikota membuat video durasi pendek yang bisa memberi
informasi terkait Covid-19 dan cara pencegahannya. Sebab penyakit ini bisa dikendalikan
melalui PHBS.
Lima hal itu nantinya akan dijabarkan dalam
rencana operasional yang lebih teknis untuk memulihkan psikologis masyarakat
dalam menghadapi situasi yang berkaitan dengan Covid-19.
Terkait dengan paskes yang menjadi rujukan
bagi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien
Dalam Pengawasan (PDP) saat ini ada empat RS yaitu RSUP Sanglah, RSUD Sanjiwani
Gianyar, RSUD Tabanan dan RSUD Singaraja.
Sementara itu, Wakapolda Bali Brigjen (Pol) I
Wayan Sunartha menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya penanggulangan
penyebaran Covid-19 di Provinsi Bali.
(*/balu1)