Tuesday, 20 May 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Komjen Chryshnanda Gelar Pameran Seni ‘Mbajing’ di Ubud, Angkat Nilai Moral dan Kemanusiaan

BALIILU Tayang

:

pameran lukisan Mbajing
PAMERAN: Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. saat menggelar pameran lukisan di Ubud pada Jumat malam, 2 Mei 2025. (Foto: Hms Polres Gianyar)

Ubud, Gianyar, baliilu.com – Museum Puri Lukisan Ubud menjadi lokasi penyelenggaraan pameran tunggal bertajuk “Mbajing”, menampilkan karya Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Pameran dibuka secara resmi pada Jumat malam, 2 Mei 2025, dan menampilkan berbagai karya seni lukis yang bertema refleksi moral, etika, dan kemanusiaan.

Acara pembukaan dihadiri sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, serta seniman dari berbagai daerah. Acara diawali dengan pertunjukan Tari Kayon dan Tari Legong Lasem dari Peliatan. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo, yang menyampaikan apresiasi terhadap pameran yang menurutnya memperlihatkan sisi humanis dari seorang anggota kepolisian.

Dengan mengangkat tema “Mbajing”, pameran ini mengusung gagasan tentang pergulatan nilai dalam diri manusia, baik antara kebaikan maupun keburukan. Dalam sambutannya, Komjen Chryshnanda menyampaikan bahwa seni dapat menjadi sarana menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan dan nilai keadaban yang melampaui batas profesi.

Penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Gde Artha Ardhana Sukawati, dalam pernyataannya menyebut pameran ini memberi kontribusi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya Ubud sebagai salah satu pusat seni di Bali. Sejarawan asal Prancis, Jean Couteau, yang turut hadir, menilai pameran ini sebagai bentuk dialog antara profesi dan ekspresi artistik.

Pameran dibuka secara simbolis melalui pemukulan gong dan prosesi penulisan pesan kebangsaan, disertai sejumlah penampilan budaya seperti live painting, pemercikan tirta, musik tradisional Baleganjur Gelung Agung, serta pertunjukan Wayang Polisi Dalang. Pengamanan acara dilakukan oleh personel dari Polres Gianyar dan Polsek Ubud.

Pameran “Mbajing” dijadwalkan berlangsung hingga 12 Mei 2025 dan terbuka untuk umum. (gs/bi)

Baca Juga  Pameran Lukisan dr. Bagus Darmayasa Meriahkan HUT Ke-61 BKFK Unud
Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan

SENI

Jadi Duta Denpasar pada Lomba Barong PKB, Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun Siap Berikan yang Terbaik

Published

on

By

Duta pkb Denpasar
HADIRI PEMBINAAN: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Pembinaan Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Wimbakara Barong Ket PKB XPVII di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 terus melaksanakan persiapan. Tak terkecuali Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong yang dipastikan siap pentas dan memberikan sajian terbaik pada event seni tahunan Provinsi Bali ini. Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan pembinaan oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang.

Tampak hadir langsung untuk memberikan dukungan dan semangat, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Made Oka Cahyadi Wiguna, Ketua Bapemperda DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Darsa, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Tim Pembina Seni dan Konsultan Seni Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong.

Dikatakannya, secara umum sekehe ini telah menunjukan penampilan yang optimal. Meski demikian, tentunya persiapan harus terus dioptimalkan pada sisa waktu yang tersedia. Sehingga nantinya saat pentas penampilan sekeha Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer ini dapat lebih maksimal.

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB terus berlatih untuk memberikan hasil yang terbaik, optimalkan sisa waktu yang tersedia, astungkara memberikan hasil maksimal nantinya dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.

Bendesa Adat Panjer, AA Ketut Oka Adnyana mengatakan, beragam persiapan terus dioptimalkan guna memaksimalkan penampilan Duta Barong Kota Denpasar ini. Dimana, latihan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan kini memasuki tahapan pematangan materi.

Baca Juga  Buka Pameran Lukisan, Ny. Putri Koster Harap Karya Seni Jadi Terapi untuk Pasien

Dikatakannya, Barong Ket merupakan salah satu kesenian Bali yang erat hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Dalam konsep keagamaan barong diartikan menjadi dua kata yaitu “Bar atau Bor” yang berarti poros dan “Ong” adalah aksara suci yang memiliki simbul Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

“Mohon dukungan semoga Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

“Rejang Mahadewi”, Tari Wujud Ungkapan Syukur

Published

on

By

Rejang Mahadewi
Tari Rejang Mahadewi. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Seperti layaknya tari Bali kebanyakan menampilkan gerakan mata yang tajam dan memukau penonton, namun di Buleleng sendiri terdapat sebuah tarian rarejangan yang terbilang unik karena dari awal hingga akhir penampilannya dibawakan dengan memejamkan mata.

Ialah “Rejang Mahadewi”, Sebuah tarian dengan kedalaman spiritual dan keanggunan gerak. Tarian ini menjadi simbol persembahan untuk para dewa-dewi, yang ditampilkan perdana oleh Sekaa Gong Kebyar Wanita Sanggar Seni Jagratara. Tarian yang ditata oleh koreografer Bagus Kawiantara berkolaborasi dengan penggarap tabuh I Kadek Rio Julyarta Putra ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Para penari menari dengan mata tertutup, sebuah simbol bakti tanpa pamrih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang terinspirasi dari Tari Sang Hyang Kebyar yang pernah dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2021. Setiap gerakannya yang lembut menggambarkan keanggunan dewi, sementara iringan gong semar pegulingan menciptakan atmosfer magis penuh penghayatan.

“Gerak tari ini lahir dari kontemplasi atas berkah yang terus mengalir dari alam dan Tuhan. Penari yang menari dengan mata tertutup adalah simbol bahwa syukur tak butuh pamer, cukup tulus dan penuh bakti,” ujar I Kadek Rio Julyarta Putra saat dikonfirmasi, Senin (21/4).

Ditambahkannya, bahwa musik dalam tarian ini dirancang untuk menghadirkan suasana hening yang penuh penghayatan dengan balutan gong semar pegulingan.

“Kami ingin menghadirkan suasana hening yang justru menghidupkan kekuatan dari dalam. Musiknya pelan tapi menggugah,” tambahnya.

Penampilan Rejang Mahadewi menjadi salah satu momen istimewa yang tayang perdana pada perayaan HUT Kota Singaraja lalu. Tarian ini tak hanya mengundang kekaguman, tapi juga menjadi pengingat akan pentingnya spiritualitas dalam seni pertunjukan Bali.

Baca Juga  Buka Pameran Lukisan, Ny. Putri Koster Harap Karya Seni Jadi Terapi untuk Pasien

Dengan kekuatan pesan dan visual yang mendalam, Rejang Mahadewi dipandang sebagai bentuk penghormatan atas kearifan lokal Buleleng, sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Bali. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Pentas Gong Kebyar Serangkaian HUT Ke-254 Kota Gianyar, Masyarakat Tumpah Ruah Padati Alun-alun

Published

on

By

gong kebyar hut gianyar
PEMENTASAN GONG KEBYAR: Suasana pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4). (Foto: Hms Gianyar)

Gianyar, baliilu.com – Ribuan masyarakat Gianyar terpukau menyaksikan pementasan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta Banjar Kawan Tampaksiring bersama Komunitas Seni Sundaram Banjar Kutuh Sayan Ubud di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Senin (14/4). Selain memeriahkan HUT Kabupaten Gianyar, ini menjadi ajang pemanasan sebelum pentas pada Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai perwakilan Duta Kabupaten Gianyar.

Pentas Gong Kebyar Dewasa diawali dengan penampilan Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta melalui Tabuh Raksata Raksita, tabuh ini dapat diartikan sebagai kebenaran yang dilindungi dan dijaga. Dalam karya ini mengandung pesan bahwa seni perlu dilindungi dan dijaga, sesuai dengan semboyan Kabupaten Gianyar. Karya ini dibuat oleh Alm. I Ketut Dibya Guna yang tercipta tahun 1978 dan dipentaskan pertama kali di PKB 48 tahun silam.

Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta juga menampilkan Tari Baris Tamiang, secara umum menurut Babad Bali, tari baris merupakan tarian pasukan perang. Tari Baris Tamiang salah satu contoh tari baris sakral yang dipentaskan pada saat upacara-upacara besar yang ada di wilayah Tampaksiring.

Terakhir Sekaa Gong Legend Kesuma Tirta menampilkan, Tabuh Kreasi “Jagra Kasturi” yang diciptakan pada tahun 1974 oleh Alm. I Ketut Dibya Guna untuk misi kesenian ke Osaka Jepang.

Selanjutnya penampilan Komunitas Seni Sundaram mengawali dengan mementaskan Tabuh Lelambatan Cempaka Puyung. Karya ini terinspirasi dari keberadaan pohon cempaka, tempat berlangsungnya proses pelatihan garapan ini. Pohon cempaka tersebut memiliki keunikan batangnya kosong di bagian tengah, namun tumbuh rimbun dan tetap berbunga harum sepanjang musim. Pohon cempaka dalam pandangan masyarakat juga dipercaya menjadi media penghubung antara alam nyata dan alam roh-roh leluhur. Seketika penonton diajak menikmati alunan gamelan melalui getaran kehidupan yang terlahir dari ruang hening menuju harmoni abadi.

Baca Juga  Buka Pameran Lukisan, Ny. Putri Koster Harap Karya Seni Jadi Terapi untuk Pasien

Komunitas Seni Sundaram juga menampilkan Tari Kreasi Kebyar Dangklung, Kebyar Dangklung sendiri lahir dari semangat dan kekaguman akan eksistensi kesenian rakyat di tengah perkembangan jaman. Tarian ini terinspirasi dari kesenian Angklung Kocok yang tumbuh dan lestari di Banjar Kutuh, Sayan Ubud yang telah hidup sejak tahun 1930-an.

Terakhir Komunitas Seni Sundaram mempersembahkan Fragmentari Tuan Sayan, menceritakan persahabatan antara Colin Mcphee seorang komposer asal Amerika yang dikenal oleh warga sekitar dengan sebutan Tuan Sayan, menjalin persabatan dengan pemuda Bali berbakat dengan nama I Sampih. Dimana kabar duka menyelimuti pertemuan mereka berdua, I Sampih mendapatkan musibah pada saat pulang ke Bongkasa, dimana sepeda motor dirampas dan jasadnya dibuang ke aliran sungai.

Karya fragmentari ini mengisahkan peristiwa, memori, dan penghormatan, terhadap I Sampih, Tuan Sayan, dan semangat seni yang menyatukan dua dunia. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca