Friday, 11 October 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Live IG @toyadevasya, Kadek Surya Prasetya: Tak Mudah Raih Sertifikasi Organik

BALIILU Tayang

:

s

KEINDAHAN panorama Toya Devasya Water Hot Spring yang dikenal seantero dunia sebagai destinasi pariwisata tiada duanya diakui Kadek Surya Prasetya W. Founder CAU Chocolates @cau_chocolates_bali ini menganggap Toya Devasya adalah pilihan salah satu destinasi terbaik Bali yang memiliki keunikan dan berkarakter kuat.

‘’Mau kemana lagi berekreasi di Bali selain ketempat ini,” tutur Surya Prasetya saat liveInstagram di akun @toyadevasya dengan tema Life Must Go On, How to Find Infinite Harmony in Our Limitation yang dipandu host Putu Ayu Astiti Saraswati @putume, CEO Toya Devasya pada Rabu (29/4-2020) pukul 16.00 Wita.

Kekagumannya pada Toya Devasya, Surya Prasetya kemudian menegaskan memang begitu sejatinya. Suatu bisnis harus memiliki identitas (identity). Sama halnya dengan CAU Chocolates yang diakuinya sebagai salah satu pengembang coklat organik satu-satunya yang betul-betul menerapkan varietas coklat organik yang memiliki sertifikasi. “Cuma di tempat kami orang-orang mendapatkan taste rasa coklat yang ditanam tanpa menggunakan bahan kimia. Maka dari itu segmentasinya sedikit berbeda, lebih kepada orang yang memiliki kepedulian akan kesehatan seperti olahraga, yoga, vegetarian dan sebagainya,” ujar Surya.

Meskipun bisnis yang dikelolanya terbilang masih dini, bahkan berada di ‘remote area’ jauh dari keramaian, dirinya tetap optimis. “Apakah semua orang suka organik? tentulah tidak, maka disitulah ada pilihan, karena orang terbiasa dengan coklat rasa manis yang tentunya rasa manis menunjukkan coklat yang tidak organik,” terangnya.

Baginya “Organic is a mandatory’ artinya untuk mendapatkan sertifikasi organik bukanlah gampang. “CAU Chocolates memiliki sertifikasi itu, ini yang membedakan dari yang lain,” ungkap Surya.

Melesatnya bisnis coklat yang dikelola membuat terkejut host @putume. “Kok bisa membangun bisnis yang terbilang sukses dalam waktu cepat?

Baca Juga  Jaya Negara Pimpin Apel Penurunan Bendera Peringatan HUT Ke-75 RI di Kota Denpasar

“Intinya dalam bisnis adalah sebuah keyakinan. Hal ini yang terus digelorakan, bagaimana membangun bisnis kalau tidak memiliki keyakinan?” tegasnya.

Kecintaannya pada tanah kelahiran membuat nama CAU Chocolates diambil dari nama Desa Cau Belayu yaitu desa yang berada di Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, Indonesia. “Selain produksi coklat, tempat ini juga merupakan sebuah agrowisata, rekreasi keluarga yang banyak dikunjungi. Tujuan awalnya saya berharap penduduk sekitar bisa bersama-sama membangun sebuah produk coklat supaya tidak mencari pekerjaan di tempat lain lagi,” harapnya. (*/gs)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali Meningkat, Kelompok Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Utama

Published

on

By

inflasi bali
Infografis inflasi Bali. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga Provinsi Bali pada September 2024 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang juga mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali meningkat dari 2,32% (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 2,67% (yoy), didorong peningkatan permintaan pada Hari Raya Galungan. Capaian inflasi Provinsi Bali tersebut berada di atas Nasional yang mengalami deflasi bulanan -0,12% (mtm) dan inflasi tahunan 1,84% (yoy). Oleh karenanya, langkah-langkah pengendalian inflasi perlu terus diperkuat melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di tingkat Provinsi Bali maupun kota/kabupaten.

Secara spasial, peningkatan inflasi bulanan terjadi di Kota Singaraja dan Kab. Badung, sementara Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan mencatat penurunan inflasi bulanan. Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,25% (mtm) atau 1,78% (yoy). Sementara itu, Kabupaten Badung mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau 2,53% (yoy). Lebih lanjut, Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm) atau 2,99% (yoy). Adapun Kabupaten Tabanan mengalami inflasi sebesar 0,26% (mtm) atau 2,98% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 2 Oktober 2024 mengungkapkan bahwa kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang utama inflasi bulanan September 2024. Berdasarkan komoditasnya, inflasi terutama bersumber dari kenaikan harga canang sari, daging babi, pisang, bawang merah, dan sigaret kretek mesin (SKM). Kenaikan harga canang sari, daging babi, dan pisang didorong meningkatnya permintaan untuk Hari Raya Galungan. Sementara, kenaikan bawang merah sejalan dengan menurunnya panen di Bali maupun NTB. Lebih lanjut, kenaikan harga SKM dilakukan oleh produsen secara bertahap setiap bulan pasca-kenaikan cukai rokok di awal tahun 2024.

Baca Juga  Pemprov Bali Bantu Sembako buat Anak Panti Asuhan di Buleleng

Pada Oktober 2024, sebut Erwin Soeriadimadja, terdapat beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti potensi kenaikan harga menjelang Hari Raya Kuningan, berlanjutnya kenaikan harga daging babi akibat masih tingginya permintaan dari luar Bali, berlanjutnya tren kenaikan harga emas dunia, dan potensi berlanjutnya kenaikan harga bawang merah seiring dengan berakhirnya masa panen raya.

‘‘Meski demikian, beberapa faktor diprakirakan dapat mendukung terkendalinya inflasi, yakni penurunan harga cabai seiring dengan berlanjutnya masa panen, penurunan kembali harga BBM non-subsidi, dimulainya panen gadu komoditas padi, dan beroperasinya (Rice Milling Unit) RMU Modern di Badung pasca-diresmikan pada Agustus 2024,‘‘ ujar Erwin Soeriadimadja.

Untuk merespons potensi risiko inflasi ke depan, KPw BI Provinsi Bali terus mengajak seluruh Kabupaten/Kota di Bali untuk memperkuat langkah pengendalian inflasi secara konsisten, serta memperkuat inovasi dan sinergitas. Konsistensi seluruh TPID di Bali dalam pengendalian inflasi diwujudkan melalui kebijakan 4K, antara lain operasi pasar murah dan Gerakan Tanam Pangan Cepat Panen (Genta Paten) di lahan milik Pemerintah Provinsi.

Langkah lain yang dilakukan termasuk penguatan pemantauan ketersediaan stok, perluasan distribusi cadangan pangan pemerintah melalui mitra distributor, toko pangan kita, dan pengecer, optimalisasi bantuan transportasi untuk mendorong kelancaran distribusi pangan, peningkatan sarana dan prasarana produksi pangan, serta penyebarluasan informasi pelaksanaan operasi pasar murah kepada masyarakat diiringi imbauan belanja bijak. ‘‘Melalui langkah-langkah tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi Provinsi Bali pada tahun 2024 akan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1%,‘‘ pungkas Erwin Soeriadimadja. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Triwulan III/2024, Total Penerimaan Pajak Daerah di Denpasar Capai Rp. 1,02 Triliun Lebih

Published

on

By

Pajak Denpasar
Suasana pelayanan pembayaran pajak di Kantor Bapenda Kota Denpasar. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Pendapatan Daerah terus mengoptimaliasasi penerimaan pajak daerah. Hingga Triwulan III Tahun 2024 atau Bulan September, Penerimaan Pajak Daerah Kota Denpasar mencapai Rp. 1.021.016.818.431,22. Jumlah tersebut setara dengan 92,82 Persen dari target yang telah ditetapkan yakni Rp. 1,1 triliun. Capaian tersebut tak lepas dari beragam inovasi dan terbosan berkelanjutan yang digencarkan Bapenda Kota Denpasar.

Kepala Bapenda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya didampingi Sekretaris Bapenda, I Dewa Gede Rai saat dijumpai di Denpasar pada Senin (23/9) menjelaskan, saat ini realisasi penerimaan pajak daerah pada Triwulan III Tahun 2024 telah mencapai Rp. 1.021.016.818.431,22 atau 92,82 persen. Dimana, pada APBD Perubahan Tahun 2024, penerimaan pajak daerah telah ditingkatkan dengan target sebesar Rp. 1,1 triliun.

Dimana, jumlah penerimaan pada Triwulan III tersebut terdiri atas Pajak Hotel sebesar Rp. 182.195.504.186,30. Pajak Restoran sebesar Rp. 252.416.078.517,00. Pajak Jasa Kesenian dan Hiburan sebesar Rp. 33.303.637.851,42. Pajak Reklame sebesar Rp. 2.543.193.903,50. Pajak PBJT Tenaga Listrik sebesar Rp. 168.924.246.892,00. Pajak Air Tanah sebesar Rp. 6.927.063.782,00. Pajak PBB-P2 sebesar Rp. 108.578.434.297,00. Pajak BPHTB sebesar Rp. 260.871.130.908,00. dan Pajak Jasa Parkir sebesar Rp. 5.257528.094,00.

Lebih lanjut pihaknya mengaku optimis mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Denpasar. Hal ini dilaksanakan dengan beragam inovasi dan terobosan. Beberapa terbosan yang dilaksanakan guna meningkatkan penerimaan pajak daerah yakni melalui Inovasi Pajak Digital (Pagi) Denpasar, Inovasi Unggulan Renon Digital Area (Reditia). Untuk wilayah Sanur juga telah diluncurkan inovasi Melodi (melayani obyek digital) Sanur.

Selanjutnya, pengembangan klasterisasi pelayanan pajak daerah ini akan menyasar kawasan ekonomi di jalan Teuku Umar Timur, Teuku Barat dan jalan Gatot Subroto. Selain ini kata Eddy Mulya untuk optimalisasi pajak daerah juga ditetapkan dengan pemberian insentif fiskal berupa pengurangan pokok pajak dan penghapusan sanksi denda administrasi, jemput bola pelayanan pembayaran pajak daerah ke desa/kelurahan untuk PBB-P2 serta Pendataan Potensi Objek Pajak Baru dengan melibatkan kepada desa lurah.

Baca Juga  Jaya Negara Pimpin Apel Penurunan Bendera Peringatan HUT Ke-75 RI di Kota Denpasar

“Tentunya dengan beragam inovasi ini kami optimis penerimaan dari sektor pajak daerah di Kota Denpasar terus meningkat, dan kami mengajak serta mengimbau kepada wajib pajak agar membayar pajak tepat waktu guna mendukung pembangunan dalam mewujudkan kemajuan di Kota Denpasar, dengan tag line ‘Fiskal Kuat, Denpasar Maju’,” ujarnya. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

IKK Bali Agustus Naik 139,8, Keyakinan Konsumen Menguat

Published

on

By

IKK bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Bali meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali di bulan Agustus 2024 yang tercatat sebesar 139,8, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 138,6 dan tetap terjaga pada area optimis (indeks > 100).

Optimisme konsumen yang meningkat ini sejalan dengan tingkat inflasi yang terkendali dan peningkatan kunjungan wisatawan pada peak season pariwisata di Bali. Sementara itu, sejalan dengan IKK Bali, IKK nasional tercatat sebesar 124,4, meningkat dari bulan sebelumnya sebesar 123,4.

Survei Konsumen merupakan survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa meningkatnya Keyakinan Konsumen di Bali pada Agustus 2024 ditopang oleh capaian Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Meningkatnya IKE dipengaruhi oleh seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6 bulan lalu yang tumbuh 4,1% dari 133,5 menjadi 139,0 dan Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Saat Ini dibandingkan 6 bulan lalu tumbuh 3,02% dari 116,0 menjadi sebesar 119,5.

Di sisi lain, keyakinan konsumen tertahan IEK yang melambat dari 146,3 menjadi 145,5 atau turun -0,6% (mtm). Hal ini disebabkan oleh komponen pembentuk IEK yakni Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bulan mendatang yang tercatat menurun -3,1% (mtm) menjadi sebesar 142,5. Di sisi lain, penurunan IEK tertahan oleh kenaikan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja 6 bulan mendatang yang tumbuh 1,1% (mtm) menjadi sebesar 143,0 dan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang yang tumbuh 0,3% (mtm) menjadi sebesar 151,0. Meskipun demikian, capaian tersebut secara umum masih berada pada zona optimis. Ekspektasi konsumen yang tetap terjaga di masa mendatang mempengaruhi perkembangan konsumsi rumah tangga ke depan, perkembangan investasi, meningkatnya produktivitas dan daya saing serta membuka peluang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat. Hal ini tetap perlu diiringi dengan sejumlah langkah untuk menjaga daya beli masyarakat.

Baca Juga  Jaya Negara Pimpin Apel Penurunan Bendera Peringatan HUT Ke-75 RI di Kota Denpasar

Untuk itu, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-Bali senantiasa berkoordinasi erat guna mengawal stabilitas pasokan dan harga komoditas guna menjaga tingkat inflasi Provinsi Bali tetap pada rentang kisaran target 2,5%±1%. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca