Thursday, 17 April 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Pemkot Denpasar Gelar Peringatan Rahina Tumpek Krulut

BALIILU Tayang

:

Tumpek Krulut
SEMBAHYANG: Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahandra Putra mengikuti persembahyangan bersama rangkaian memperingati Rahina Tumpek Krulut yang dikoordinir Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Denpasar pada Sabtu (9/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemkot Denpasar memperingati Rahina Tumpek Krulut yang dikoordinir Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Denpasar pada Sabtu (9/11).

Peringatan Rahina Tumpek Krulut yang jatuh setiap Saniscara Kliwon, Wuku Krulut dipusatkan di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung. Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Forkopimda Kota Denpasar, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, dan Pimpinan OPD Pemkot Denpasar.

Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahandra Putra di sela-sela pelaksanaan Tumpek Krulut menjelaskan, filosofi perayaan Tumpek Krulut mencerminkan penghormatan terhadap alat musik sebagai bagian penting dari kehidupan dan budaya Bali yang menstanakan Dewa Iswara sebagai Dewa Suara. Keindahan suara banyak terdapat dalam karya seni, seperti gamelan atau alat musik. Selain itu, perayaan ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mendorong keberlanjutan warisan budaya Bali.

“Sebagaimana tersurat dalam Lontar Prakempa dan Aji Gurnita, hari yang baik atau dewasa ayu untuk mengupacarai sarwa tetangguran atau gamelan adalah Rahina Tumpek Krulut. Pada Rahina Tumpek Krulut kita memuja Dewa Iswara atau Kawiswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar manusia terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan sekala-niskala,” jelasnya.

Rahina Tumpek Krulut, kata dia, memiliki makna yang mendalam dalam konteks keberlanjutan budaya. Hari ini adalah waktu untuk merenungkan peran seni tradisional dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk menghormati kreativitas dan keterampilan para seniman. Ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya merawat alat-alat musik dan peralatan tradisional, serta mempertahankan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, bertepatan dengan Rahina Tumpek Krulut diperingati sebagai rahina tresna asih yang bermakna kasih sayang.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Buka Walikota Cup Bola Voli Antarklub

“Dalam peringatan Tumpek Krulut mari kita maknai peran seni tradisional dan menghormati kreativitas para seniman, dengan merawat alat musik tradisional menuju keharmonisan bersama yang mengedepankan saling asah asih asuh, salunglung sabayantaka dalam pemaknaan rahina tresna asih,” ujarnya.

Sementara Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, IB. Alit Antara mengatakan, Peringatan Rahina Tumpek Krulut dipuput Ida Pedanda Gde Putra Mas Griya Siangan Balun.

Dijelaskan wewalen peringatan Rahina Tumpek Krulut meliputi, Tari Rejang Taksu Bhuwana dari PHDI Kota Denpasar, dirangkai dengan tetangguran dari Sekaa Selonding Turoning Gurnita Banjar Anyar Padangsambian, Sekaa Gong Saron Lila Arsa Jro Gede Tainsiat, Sekaa Gender Kembang Waru Banjar Abiankapas Kaja, Sekaa Gambuh Banjar Menesa Pedungan, Sekaa Gandrung Pura Majapahit, Sekaa Gong Gede Wahana Gurnita, dan Sekaa Semarapegulingan Natar Ayun Banjar Saba Penatih.

“Kegiatan juga dirangkai dengan tarian kecak dari Sekaa Kecak Srikandi Metu Swara Denpasar Timur dan Kekidungan dari Widyasabha Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan

BUDAYA

Bendesa Adat Se-Kota Denpasar ‘‘Ngayah‘‘ Baris Gede di Pura Agung Besakih

Published

on

By

Baris Gede
NGAYAH BARIS GEDE: Bendesa Adat se-Kota Denpasar ‘’ngayah’’ Tari Baris Gede saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4). (Foto: ags)

Karangasem, baliilu.com – Beragam elemen turut dilibatkan Pemerintah Kota Denpasar saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4).

Pada upacara Bhakti Penganyar tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara turut ngayah mesolah Topeng Wali bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar, Bendesa Adat se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Baris Gede, serta WHDI Kota Denpasar dan LPD se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Rejang Renteng yang diiringi oleh Sekaa Gong Waja Swara, Banjar Wangaya Kaja.

Perwakilan Bendesa Adat, AA Ketut Oka Adnyana saat dikonfirmasi mengatakan, bhakti penganyar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan ngayah serangkaian bhakti penganyar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Bendesa Adat Penatih Puri, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya. Ia menjelaskan bahwa momentum ngayah ini merupakan wahana untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan. Hal ini juga menjadi momentum untuk mulat sarira atau introspeksi diri. Sehingga, kedepannya dapat lebih baik dalam menjalankan kewajiban dan tugas sesuai dengan profesi.

“Ini merupakan momentum untuk kita berbhakti kepada Tuhan, sebagai wahana introspeksi diri atau mulat sarira,” jelasnya. (ags/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Baca Juga  Kasus Meninggal Dunia Nihil, Sembuh Covid-19 di Denpasar Bertambah 34 Orang
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar ‘’Ngaturang Bhakti Penganyar’’ Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih

Published

on

By

penganyar denpasar
NGAYAH: Walikota Jaya Negara bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar tampak ngayah mesolah topeng wali saat upacara Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Jajaran Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4). Pelaksanaan Bhakti Penganyar dipimpin Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede beserta Anggota DPRD Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar tampak ngayah mesolah topeng wali. Turut hadir Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Silih berganti pemedek datang di kawasan Penataran Pura Agung Besakih untuk ngaturang bhakti sejak puncak Karya pada Purnama Kedasa, Sabtu (12/4) lalu. Pelaksanaan Bhakti Penganyar Pemkot Denpasar diawali dengan pengilen Tari Rejang Renteng, Wayang Lemah dan Topeng Wali. Merdu suara tetabuhan Gong Gede, kekidungan serta denting genta menambah khidmat suasana. Rangkaian prosesi diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Talikup, Griya Kawolubiau Muncan.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Walikota, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih ini merupakan momentum bagi seluruh umat Hindu untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Selain itu, momen ini juga baik dimanfaatkan sebagai ajang mulat sarira. Sehingga, keseimbangan alam semesta beserta isinya dapat tercipta.

Baca Juga  Dukung Keselamatan Berlalu Lintas, Dishub Denpasar Intensifkan Monev Marka Jalan dan Rambu Lalu Lintas

“Tentu ini merupakan momentum bagi kita bersama untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta memohon asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa,” jelasnya.

Jaya Negara menambahkan, pelaksanaan Bhakti Penganyar juga bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar atas kelancaran dalam menjalankan swadharma membangun daerah. Dimana, rasa persatuan (menyama braya) umat Hindu harus terus dipupuk agar yadnya sebagai wujud syukur dapat terus kita laksanakan guna meningkatkan sradha dan bakti umat sesuai dengan swadarma menuju keseimbangan alam semesta.

“Melalui Bhakti Penganyar ini diharapkan mampu memberikan energi Dharma yang dapat memberikan hal positif bagi jagat Bali untuk membersihkan dan menetralisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, rangkaian untuk pelaksanaan upacara Ida Batara Turun Kabeh, berlangsung selama 21 hari. Untuk puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh jatuh pada Purnama Sasih Kedasa pada 12 April lalu. Setelahnya, pada tanggal 13 April sampai dengan 2 Mei dilaksanakan upacara penganyar dari seluruh kabupaten/kota se-Bali, dan juga dari panitia karya upacara Pura Agung Besakih. Untuk panyineban karya akan dilaksanakan pada 3 Mei 2025. (eka/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Masuk WBTB, Tradisi Bukakak Simbol Kesuburan Desa Giri Emas

Published

on

By

Ngusaba Bukakak
NGUSABA BUKAKAK: Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna saat menghadiri tradisi Ngusaba Bukakak Desa Giriemas, Kecamatan Sawan digelar pada Purnama Sasih Kedasa, Minggu (13/4). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Masuk sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kabupaten Buleleng, Tradisi Ngusaba Bukakak Desa Giriemas, Kecamatan Sawan digelar pada Purnama Sasih Kedasa, Minggu (13/4).

Hadir pada kesempatan ini, Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna yang didampingi OPD terkait di lingkup Pemkab Buleleng.

Ketua Panitia, Wayan Sunarsa menyampaikan Tradisi Bukakak merupakan simbol kesuburan Desa Giri Emas yang berujud seekor burung garuda terbuat dari ambu (daun enau muda) dengan dihiasi bunga kembang sepatu (pucuk bang).

Ngusaba Bukakak tersebut bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Kesuburan, atas kesuburan tanah dan segala hasil pertanian yang melimpah.

Lebih lanjut, Sunarsa mengatakan Bukakak juga merupakan simbol perpaduan antara sekta Siwa, Wisnu dan Sambhu. Dimana, untuk sarana ditempatkan di dalam Bukakak yakni seekor babi yang diguling sebagian tubuhnya.

“Babi itu hanya matang di bagian punggungnya saja, sedangkan bagian bawahnya dibiarkan mentah. Sehingga babi tersebut memiliki 3 warna yakni merah, putih dan hitam,” ucap Sunarsa.

Tidak hanya bentuknya yang unik, Bukakak ini juga hanya diperbolehkan mengusung warga yang sudah dewasa, untuk yang masih remaja diperbolehkan mengusung sarad alit.

Pakaiannya pun lain. Untuk warga yang dewasa atau sudah nikah menggunakan pakaian putih merah, sedangkan yang masih remaja atau belum nikah menggunakan pakaian putih kuning. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Baca Juga  Jaga Stabilitas Harga Beras, Pemkot Denpasar Kembali Salurkan Beras Sasar 462 KPM di Desa Pemogan dan Kelurahan Pemecutan.
Lanjutkan Membaca