Saturday, 7 December 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Pemkot Denpasar Gelar Peringatan Rahina Tumpek Krulut

BALIILU Tayang

:

Tumpek Krulut
SEMBAHYANG: Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahandra Putra mengikuti persembahyangan bersama rangkaian memperingati Rahina Tumpek Krulut yang dikoordinir Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Denpasar pada Sabtu (9/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemkot Denpasar memperingati Rahina Tumpek Krulut yang dikoordinir Bagian Kesejahteraan Rakyat, Setda Kota Denpasar pada Sabtu (9/11).

Peringatan Rahina Tumpek Krulut yang jatuh setiap Saniscara Kliwon, Wuku Krulut dipusatkan di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung. Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Forkopimda Kota Denpasar, Ketua PHDI Kota Denpasar I Made Arka, dan Pimpinan OPD Pemkot Denpasar.

Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahandra Putra di sela-sela pelaksanaan Tumpek Krulut menjelaskan, filosofi perayaan Tumpek Krulut mencerminkan penghormatan terhadap alat musik sebagai bagian penting dari kehidupan dan budaya Bali yang menstanakan Dewa Iswara sebagai Dewa Suara. Keindahan suara banyak terdapat dalam karya seni, seperti gamelan atau alat musik. Selain itu, perayaan ini juga bertujuan untuk melestarikan dan mendorong keberlanjutan warisan budaya Bali.

“Sebagaimana tersurat dalam Lontar Prakempa dan Aji Gurnita, hari yang baik atau dewasa ayu untuk mengupacarai sarwa tetangguran atau gamelan adalah Rahina Tumpek Krulut. Pada Rahina Tumpek Krulut kita memuja Dewa Iswara atau Kawiswara sebagai Dewa Keindahan, memohon waranugraha agar manusia terus menerus diberi kesenangan dan kebahagiaan sekala-niskala,” jelasnya.

Rahina Tumpek Krulut, kata dia, memiliki makna yang mendalam dalam konteks keberlanjutan budaya. Hari ini adalah waktu untuk merenungkan peran seni tradisional dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk menghormati kreativitas dan keterampilan para seniman. Ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya merawat alat-alat musik dan peralatan tradisional, serta mempertahankan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, bertepatan dengan Rahina Tumpek Krulut diperingati sebagai rahina tresna asih yang bermakna kasih sayang.

Baca Juga  Sekda Alit Wiradana Hadiri Sosialisasi Kesadaran Bela Negara

“Dalam peringatan Tumpek Krulut mari kita maknai peran seni tradisional dan menghormati kreativitas para seniman, dengan merawat alat musik tradisional menuju keharmonisan bersama yang mengedepankan saling asah asih asuh, salunglung sabayantaka dalam pemaknaan rahina tresna asih,” ujarnya.

Sementara Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, IB. Alit Antara mengatakan, Peringatan Rahina Tumpek Krulut dipuput Ida Pedanda Gde Putra Mas Griya Siangan Balun.

Dijelaskan wewalen peringatan Rahina Tumpek Krulut meliputi, Tari Rejang Taksu Bhuwana dari PHDI Kota Denpasar, dirangkai dengan tetangguran dari Sekaa Selonding Turoning Gurnita Banjar Anyar Padangsambian, Sekaa Gong Saron Lila Arsa Jro Gede Tainsiat, Sekaa Gender Kembang Waru Banjar Abiankapas Kaja, Sekaa Gambuh Banjar Menesa Pedungan, Sekaa Gandrung Pura Majapahit, Sekaa Gong Gede Wahana Gurnita, dan Sekaa Semarapegulingan Natar Ayun Banjar Saba Penatih.

“Kegiatan juga dirangkai dengan tarian kecak dari Sekaa Kecak Srikandi Metu Swara Denpasar Timur dan Kekidungan dari Widyasabha Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Pj. Gubernur Mahendra Jaya Buka Kongres Kebudayaan Bali IV 2024

Published

on

By

Kongres Kebudayaan Bali
KONGRES KEBUDAYAAN: Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, secara resmi membuka Kongres Kebudayaan Bali IV Tahun 2024 pada Jumat (6/12) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali. (Foto: Hms Pemprov Bali)

Denpasar, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, secara resmi membuka Kongres Kebudayaan Bali IV Tahun 2024 pada Jumat (6/12) di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali. “Banyak yang bertanya, mengapa Bali begitu mempesona? Bali bagaikan ciptaan Tuhan dengan senyuman dan warisan budaya yang adiluhung,” ungkapnya dalam sambutan.

Pj. Gubernur berharap kongres ini menjadi langkah konkret untuk melestarikan budaya Bali agar diwariskan kepada generasi mendatang. “Jangan sampai keindahan Bali hanya tinggal cerita atau terlihat di film dan YouTube,” katanya. Ia juga mengapresiasi Majelis Kebudayaan Bali dan para stakeholder yang terus menjaga budaya Bali tetap kuat dan relevan.

Dalam sambutannya, Mahendra Jaya menyoroti tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, dan derasnya arus budaya asing yang masuk ke Bali. “Hebatnya Bali, budaya luar tidak ditolak begitu saja, tetapi disaring dan diubah menjadi karya budaya baru yang luar biasa,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga sumber daya air, memanfaatkan teknologi AI, dan meningkatkan daya saing SDM Bali.

Ia mengajak para budayawan dan stakeholder untuk membahas kebudayaan secara holistik, mulai dari seni, ekonomi kreatif, hingga pengelolaan sumber daya alam dan manusia. “Mari kita duduk bersama untuk membahas cara menjaga Bali tetap harmonis dan lestari,” tegasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. I Gede Arya Sugiartha, menjelaskan bahwa Kongres Kebudayaan Bali, yang digelar lima tahun sekali, menjadi ajang dialog kreatif membahas Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). “PPKD lima tahun terakhir menjadi acuan program lima tahun ke depan,” ungkapnya.

Kongres kali ini menyoroti pencapaian Bali sebagai daerah dengan Indeks Pembangunan Kebudayaan tertinggi di Indonesia (71,36) dan penerima Anugerah Kebudayaan Nasional 2024. Tema kongres adalah “Pokok Pikiran Kebudayaan Bali Sebagai Akselerasi Pemajuan dan Penguatan Kebudayaan Bali.”

Baca Juga  Lomba Tarik Tambang antar OPD Meriahkan HUT Ke-235 Kota Denpasar

Selama enam hari, kongres membahas 10 objek pemajuan kebudayaan, seperti tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, seni, dan bahasa. Kongres ini menghadirkan pembicara kunci, termasuk Prof. Made Bandem, Prof. I Wayan Kun Adnyana, I Dewa Gde Palguna, dan Prof. I Nyoman Darma Putra. Sebanyak 400 peserta dari berbagai kalangan turut berpartisipasi.

Selain membuka kongres, Pj. Gubernur juga mengukuhkan anggota Majelis Kebudayaan Bali 2021-2026 yang dipimpin oleh Prof. Made Bandem sebagai Manggala Sabha Pemutus (Majelis). (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Giri Prasta Hadiri Pengabenan Kinembulan di Desa Adat Dencarik Buleleng

Published

on

By

Bupati Giri Prasta
HADIRI PENGABENAN: Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri Upacara Pengabenan Kinembulan "Sawa Wedana-Atma Wedana Utama" di Desa Adat Dencarik, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/12). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menunjukkan komitmennya dalam melestarikan adat, agama, tradisi, seni, dan budaya Bali dengan menghadiri Upacara Pengabenan Kinembulan Sawa Wedana-Atma Wedana Utama di Desa Adat Dencarik, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/12).

Kehadiran Bupati Giri Prasta di acara tersebut mencerminkan kepedulian yang mendalam terhadap nilai-nilai luhur adat Bali. Pentingnya menjaga tradisi leluhur sebagai warisan tak ternilai yang harus terus dirawat oleh generasi saat ini.

“Saya apresiasi atas suksesnya karya yang telah dilaksanakan, dimana karya ini merupakan karya yang utama dan telah sesuai dengan sastra serta ajaran agama Hindu. Karya ini disebut dengan mamukur kinembulan, memukur artinya nyekah dan kinembulan artinya bersama atau secara gotong-royong,” ujarnya.

Sebagai wujud dukungan Bupati Giri Prasta atas pelaksanaan karya, Bupati menyerahkan dana punia secara pribadi sebesar Rp. 50 juta dan mepunia Rp 2,7 juta untuk 9 anak Penari Pendet dan Cendrawasih, Rp 10 juta untuk Sekaa Kidung dan PKK.

Bupati mengharapkan, rasa gotong-royong dan persatuan krama Desa Adat Dencarik harus tetap dijaga demi kemajuan pembangunan desa yang akan diwariskan kepada generasi penerus.

“Upacara seperti ini adalah wujud nyata keagungan budaya dan spiritualitas masyarakat Bali. Kita wajib menjaga tradisi ini agar tetap lestari di tengah modernisasi. Semangat kebersamaan seperti ini sangat penting untuk terus dipertahankan. Gotong-royong dalam melaksanakan upacara adat adalah kekuatan utama masyarakat Bali,” tambahnya.

Pengabenan Kinembulan Sawa Wedana-Atma Wedana Utama adalah salah satu upacara yang wajib dilaksanakan dengan bertujuan untuk menyucikan roh leluhur dan membimbingnya menuju moksa. Upacara ini melibatkan berbagai prosesi adat yang sarat makna, mulai dari persiapan upakara hingga puncak acara pengabenan. Upacara pitra yadnya/atiwa-tiwa, atma wedana dan sawa prakerti ini merupakan sebuah sarana upacara untuk menyucikan atma sehingga menjadi Dewa Hyang Guru dan melinggih di merajan Rong Tiga.

Baca Juga  Pemkot Denpasar Respon Cepat Penanganan Banjir Pasca Hujan

“Dengan konsep padu muka, bila Rong Tiga menghadap ke Barat, Puspa Lanang dengan Bhataranya Brahma melinggih di rong sebelah Selatan (kiri) dan puspa istri bhataranya Wisnu melinggih di rong sebelah Utara (kanan) dan yang di tengah-tengah Siwa Guru,” jelasnya.

Selain memberikan dukungan moral, kehadiran Bupati Badung juga menjadi simbol sinergi antar-kabupaten dalam melestarikan budaya Bali. Ia berharap kolaborasi seperti ini dapat terus diperkuat demi menjaga keunikan Bali sebagai destinasi budaya dunia.

“Menjalankan dharmaning ini, diharapkan bisa mempererat persaudaraan dan persatuan pasemetonan yang ada agar tidak terpecah-belah. Saya berharap rangkaian karya dapat berjalan dengan lancar labda karya sida sidaning don gemah ripah loh jinawi,” pungkasnya.

Sementara itu Manggala Karya Made Supaten, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Badung serta undangan lainnya ikut mendukung sekaligus mendoakan karya yang digelar Krama Desa Adat Dencarik. Puncak karya dilaksanakan tanggal 6 Desember 2024 di-puput Ida Pedanda Gede Griya Suci dan diikuti oleh 20 dadia dengan jumlah sawa ngaben 79, nyekah 25, ngerapuh serta ngelungah 49.

“Kami atas nama krama Desa Adat Dencarik berterima kasih kepada Bapak Bupati Badung serta undangan lainnya yang telah hadir ngupasaksi karya Pengabenan Kinembulan Sawa Wedana-Atma Wedana Utama serta dana punia yang dihaturkan untuk pelaksanaan karya ini,” ungkapnya. (gs/bi)

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Giri Prasta Hadiri Karya Pengabenan Bersama Desa Adat Kubutambahan Buleleng

Published

on

By

Giri Prasta
HADIRI PENGABENAN: Bupati Badung I Nyoman Giri saat menghadiri Karya Pengabenan Bersama (Sedaya) Desa Adat Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/12). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Komitmen konkret Bupati Badung I Nyoman Giri terhadap upaya pelestarian adat, agama, seni dan budaya Bali ditunjukkan dengan menghadiri Karya Pengabenan Bersama (Sedaya) Desa Adat Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/12).

Karya ngaben massal yang diikuti 23 dadia dengan sawa ngaben 52 sawa, nyekah 167 sawa, mepandes 170 orang tersebut dihadiri Kabag Kesra Setda Kab. Buleleng, Camat Kubutambahan, Perbekel Kubutambahan, tokoh masyarakat Made Supriatna serta krama setempat.

Sebagai bentuk dukungan dan perhatian, Bupati Giri Prasta menyerahkan dana punia pribadi sebesar Rp 52 juta untuk pelaksanaan karya, Rp 4 juta untuk pemangku.

Bupati Badung Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan dukungan atas semangat persatuan yang telah ditunjukkan Krama Desa Adat Kubutambahan dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya, Atma Wedana dan Nyekah tersebut. Bupati berharap upacara ini berjalan dengan baik dan lancar. Di samping itu pula diharapkan kepada krama yang memiliki sawa agar betul-betul mengikuti jalannya upacara, mulai dari awal hingga ngelinggihang di merajan serta harus didasari atas hati yang tulus ikhlas.

“Dalam pelaksanaan karya (upacara) atiwa-tiwa, atma wedana dan sawa prakerti ini, beberapa hal yang patut dipahami, mulai dari mapurwa daksina dengan menggunakan sapi gading atau sapi selem batu, yang akan menghantarkan atma menuju surga. Semua prosesi upacara tersebut dapat diikuti oleh semua keluarga sebagai tanggung jawab serta wujud bakti kepada leluhur yang diupacarai. Saya berharap, dudonan atau rangkaian karya yadnya ini berjalan dengan lancar labda karya, sida sidaning don, gemah ripah loh jinawi,” ujarnya.

Selanjutnya Panitia Karya Made Wijana mengucapkan terima kasih yang sebesarnya atas kehadiran serta dukungan yang diberikan Bupati Badung Nyoman Giri Prasta bersama undangan lainnya. Dengan hadirnya Bupati Badung memberikan dukungan di acara tersebut berharap semoga selama melaksanakan karya berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh krama hingga selesai. (gs/bi)

Baca Juga  Lomba Tarik Tambang antar OPD Meriahkan HUT Ke-235 Kota Denpasar

dprd bali
Advertisements
hut mangupura
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca