Saturday, 18 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

PARIWISATA

PHRI Optimis Bupati Bangli Segera Merespons Positif Aspirasi Masyarakat untuk Menunda Kenaikan Tarif Retribusi

BALIILU Tayang

:

de
DR. I KETUT MARDJANA: Ketua PHRI BPC Bangli.

Bangli, baliilu.com – Tatkala PHRI BPC Bangli, Asita, HPI dan masyarakat luas memprotes kenaikan tarif retribusi masuki kawasan Kintamani di tengah krisis wabah virus corona, wakil rakyat yang duduk di DPRD Bangli begitu tanggap dan merespons cepat dengan menerbitkan surat rekomendasi kepada Bupati Bangli, yang ditandatangani oleh Ketua DPRD Bangli I Wayan Diar, STT Par, Rabu 4/3-2020, yang intinya meminta Bupati Bangli segera menunda Perbup Nomor 37 Tahun 2019 tersebut.

Ada beberapa alasan yang mengemuka saat rapat dengar pendapat antara pelaku pariwisata dengan anggota Dewan pada Senin (2/3), yang akhirnya menelorkan rekomendasi DPRD Bangli. Di antaranya pertama, permohonan penundaan pemberlakuan kenaikan tarif retribusi memasuki daerah pariwisata Geopark Batur dan mengkoordinasikan serta mengkonsolidasikan berbagai jenis pungutan yang ada guna menghilangkan kesan mahalnya berpariwisata ke Bangli.

Kedua, meminta Pemkab Bangli menunda pelaksanaan Perbup 37/2019 sampai dengan kondisi pariwisata Bangli kembali kondusif. Ketiga, meminta Pemkab mengkaji  secara hukum penerapan tiket masuk yang dilaksanakan di jalan raya Denpasar Singaraja melalui Kintamani, serta keempat, meminta kepada Pemkab Bangli agar setiap kebijakan yang diambil lebih berpihak kepada pertumbuhan ekonomi rakyat.

Seluruh wakil rakyat yang memberikan tanggapan baik wakil ketua, ketua komisi II dan III, begitu juga anggota Dewan lainnya menyatakan sepakat untuk menerbitkan surat rekomendasi DPRD Bangli yang isinya menunda kenaikan tarif retribusi menuju kawasan Kintamani.

Namun Bupati Bangli I Made Gianyar di sebuah media menanggapinya terkait permohonan itu, akan segera melakukan kajian. Bupati asal Bunutin Kintamani  ini pun berencana mengundang para pengelola objek pariwisata serta DPRD untuk didengar pendapatnya . Selanjutnya barulah pihaknya menurunkan tim eksekutif untuk mengkaji dan mencari solusi terbaik.

Baca Juga  Hadiri Karya Ngenteg Linggih Banjar Anggabaya, Wawali Jaya Negara "Ngayah Nopeng"

Ketua PHRI Bangli Dr. Ketut Mardjana ketika dihubungi Kamis, (5/3-2020) menyatakan tetap optimis Bupati Bangli akan segera mengambil langkah cepat untuk menunda pelaksanaan kenaikan tarif retribusi masuki kawasan Kintamani Bangli. Hal ini sangat penting, karena masyarakat sungguh-sungguh mengharapkan tidak adanya beban tambahan kepada wisatawan dengan kenaikan biaya retribusi.

“Saya kira pak Bupati sangat paham dengan perlunya insentif kepada wisatawan untuk datang ke Bangli, bukan sebaliknya malahan menaikkan beban mereka dengan menaikkan tarif retribusi,” ujar Mardjana yang juga ketua BPPD Bangli. Sekiranya bapak Bupati masih saja kekeh tidak mau menunda kenaikan tarif retribusi yang dituangkan melalui Perbup No.37 Tahun 2019, artinya Bupati tidak mendengarkan suara rakyat atau mengambil kebijakan yang tidak pro-rakyat.

“Saat ini Presiden Jokowi, Menteri Pariwisata bahkan Gubernur Bali Wayan Koster, telah berusaha maksimal agar pariwisata Indonesia khususnya Bali bisa terus eksis di tengah guncangan wabah virus corona. Namun anehnya hingga saat ini Bupati Bangli belum menunjukkan sikap pro-rakyat, bahkan  katanya masih akan meneliti dulu, sampai kapan?” ungkap Mardjana.

Mardjana mengatakan menaikkan tarif retribusi masuk ke areal kawasan Kintamani dalam situasi pariwisata yang lesu karena wabah virus corona bukan solusi tepat. Ibaratnya sektor pariwisata di Kintamani khususnya seperti sudah jatuh tertimpa tangga.

Kebijakan ini malah tidak bakal menaikkan PAD karena sudah minim wisatawan yang datang ke Kintamani karena imbas wabah virus corona. Dari minimnya kedatangan wisatawan kalau dinaikkan tiket masuknya tentu membuat mereka semakin malas untuk datang ke Kintamani.

‘’Lalu siapa yang akan datang ke Kintamani dan darimana pemasukan tiket masuk akan ditarik kalau wisatawan tidak mau datang ke Kintamani,’’ Mardjana sedikit bertanya seraya menambahkan pada akhirnya ya.. masyarakat Kintamani khususnya yang akan terkena imbasnya. Inilah peluang untuk mengajak wisatawan datang ke Kintamani khususnya wisatawan domestik. Karena wisatawan asing masih takut berpergian keluar negaranya.

Baca Juga  Antisipasi Covid-19, Satgas Ubung Gencar Periksa Penduduk Non-Permanen

Artinya pemerintah dan komponen pariwisata semestinya memberikan insentif untuk wisatawan berkunjung di saat lesunya pariwisata akibat wabah virus corona. Salah satunya tarif tiket masuk yang murah dan tidak membebani wisatawan. Dan seharusnya Pemkab Bangli selaras dengan kebijakan Pemprov Bali dan Pemerintah Pusat yang akan memberikan insentif untuk sektor pariwisata di tengah wabah virus corona.

Pemprov Bali meminta pengusaha wisata tidak mengenakan biaya pembatalan (canceliation fee) untuk bookingan yang telah dilakukan. Pemerintah pusat misalnya meminta perusahaan penerbangan memberikan diskon tiket pesawat ke destinasi wisata di Indonesia. Tujuannya demi merangsang minat wisatawan untuk pergi berlibur. Tapi kenapa Pemkab Bangli justru mau menaikkan tiket retribusi masuk ke kawasan Kintamani? Ini tentu kontraproduktif bagi sektor pariwisata yang tengah menderita akibat wabah virus corona. (GS)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWISATA

Strategi Baru Jadikan Desa Wisata Julah Jadi Destinasi Unggulan

Published

on

By

Desa Julah
FGD: Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng saat menggelar FGD Desa Wisata Julah, Strategi Baru Jadikan Desa Tertua di Bali Destinasi Unggulan, di ruang pertemuan Kantor Desa Julah, Selasa (3/12). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Desa Julah Kecamatan Tejakula, Buleleng-Bali, salah satu desa tertua di Bali, kembali menjadi sorotan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng, Selasa (3/12).

Bertempat di ruang pertemuan Kantor Desa Julah, diskusi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dispar Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, menghasilkan sejumlah strategi baru untuk mengembangkan potensi desa sebagai destinasi wisata unggulan.

Kadis Dody mengungkap bahwa Desa Julah disebut memiliki berbagai potensi wisata yang luar biasa. Kekayaan budaya seperti seni tari tradisional, kerajinan lokal, dan ritual adat menjadi daya tarik utama. Selain itu, panorama alam berupa persawahan hijau, pegunungan asri, serta lanskap pedesaan yang tenang menawarkan pengalaman wisata alam yang autentik. Sebagai salah satu desa tertua, nilai sejarah Desa Julah juga menyimpan cerita unik yang dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Meskipun demikian, beberapa kendala seperti infrastruktur yang kurang memadai, seperti akses jalan yang sulit dan minimnya fasilitas pendukung wisata, menjadi penghambat utama. “Promosi Desa Julah yang masih terbatas juga membuat desa ini kurang dikenal luas. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata dinilai perlu ditingkatkan agar manfaat pariwisata dapat dirasakan secara merata,” ujar Dody yang dikutip dari laman bulelengkab.go.id.

Melalui diskusi yang intens, beberapa langkah strategi disepakati untuk menjadikan Desa Julah destinasi unggulan, seperti perbaikan infrastruktur, paket wisata kreatif, promosi digital, pemberdayaan masyarakat dan.pelestarian lingkungan.

Sebagai tindak lanjutnya, akan dibentuk tim kerja yang melibatkan masyarakat, pemerintah desa, dan pihak terkait. Tim ini akan menyusun rencana pengembangan desa wisata yang dapat disampaikan kepada pemerintah dan pihak sponsor.

Baca Juga  Bulan Bung Karno hanya Ada di Bali, Gubernur Koster: Ajaran Bung Karno sangat Cocok dengan Visi Misi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’

Mantan Camat Buleleng itu optimistis bahwa Desa Julah memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan. “Desa Julah tidak hanya menyimpan kekayaan budaya dan alam, tetapi juga sejarah panjang yang dapat menarik wisatawan. Dengan strategi yang tepat, desa ini dapat menjadi ikon wisata baru di Bali,” ujarnya.

Dengan semangat dan kolaborasi yang terjalin, Desa Julah siap menata langkah menuju masa depan pariwisata yang lebih cerah, menjadikannya kebanggaan baru bagi Buleleng. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Wujudkan Transformasi Pariwisata Desa Serangan, Jaya Negara Resmikan Program “Dewi Sita”

Published

on

By

Desa Wisata Serangan
DEWI SITA: Peluncuran program "Dewi Sita" oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Jumat (29/11) di Wantilan Pura Sakenan, Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, meluncurkan program Desa Wisata Serangan Terintegrasi (Dewi Sita) di Wantilan Pura Sakenan, Desa Adat Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (29/11). Program ini bertujuan mengembangkan Desa Serangan sebagai destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan, mengintegrasikan pelestarian budaya, keseimbangan ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program “Dewi Sita” merupakan implementasi Proyek Perubahan Diklat PKN Tk II Angkatan ke-29 Provinsi Bali di Desa Wisata Serangan untuk mengembangkan destinasi wisata berkelanjutan. Melalui pendekatan berbasis lingkungan, ekonomi sirkular, dan pelestarian sumber daya alam, program ini bertujuan meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan partisipasi masyarakat serta para pemangku kepentingan dalam membangun pariwisata yang inklusif dan ramah lingkungan.

Peluncuran program ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Denpasar, Plt. Camat Denpasar Selatan, Ni Komang Pendawati, Lurah Serangan, Ni Wayan Sukanami, Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, Penglingsir Puri Agung Kesiman Anak Agung Ngurah Kusuma Wardhana, dan berbagai elemen masyarakat.

Dalam sambutannya, Walikota Jaya Negara menekankan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk mewujudkan Desa Wisata Serangan sebagai destinasi unggulan yang mengedepankan pelestarian budaya lokal, keseimbangan ekosistem, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Dewi Sita bukan hanya program pengembangan pariwisata, tetapi juga upaya untuk memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat, kelestarian lingkungan, dan pelestarian adat serta budaya Desa Serangan. Ini adalah langkah nyata menuju transformasi pembangunan pariwisata berkelanjutan yang dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya,” ujar Walikota Jaya Negara.

Disampaikan pula, program “Dewi Sita” mencakup berbagai inisiatif, seperti pengelolaan kawasan wisata berbasis masyarakat, promosi paket wisata ramah lingkungan, dan pelibatan UMKM lokal dalam mendukung ekonomi sirkular. Walikota Jaya Negara mengharapkan, program ini dapat meningkatkan daya tarik Desa Serangan sebagai destinasi wisata yang unik sekaligus menjaga harmoni antara manusia, budaya, dan alam.

Baca Juga  Nagisa Bali Group Peduli Jurnalis, Bagi Sembako di Pojok Sudirman

Acara peresmian ditandai dengan penekanan tombol dan diiringi dengan pertunjukan seni budaya, penyerahan sembako serangkaian HUT Radio Publik Kota Denpasar, mencerminkan semangat gotong-royong dalam membangun desa wisata yang kreatif dan berkelanjutan.

Sementara, Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti serta mewakili project leader Program Dewi Sita menyampaikan, bahwa terdapat sepuluh Program Inovatif dalam Dewi Sita. Yakni Paruman Dewi Sita oleh Dinas Perkim dengan penyediaan rumah layak huni untuk masyarakat Serangan, mendukung konsep pro-poor tourism. Selaras Dewi Sita oleh Dinas Sosial, melalui Sekolah Keluarga Harapan untuk memberdayakan perempuan melalui kurikulum khusus dan pelatihan SDM.

Di samping itu terdapat pula Lekas Bisa Wujudkan Dewi Sita oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, membangun Pariwisata berbasis komunitas untuk memanfaatkan potensi lokal. Sigap Dewi Sita oleh Dinas Damkar dan Penyelamatan sebagai mitigasi risiko kebakaran dengan menempatkan unit damkar di Desa Serangan. Makin Dekat Makin Bersih Dewi Sita oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan melalui peluncuran bank sampah dan pengelolaan lingkungan yang ramah lingkungan. Pasikian Dewi Sita oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, adalah Pemetaan Konflik untuk menciptakan keamanan di lingkungan multikultural.

Tarian Gaya Pesona Dewi Sita oleh Dinas Kebudayaan sebagai inventarisasi cagar budaya sebagai potensi wisata edukatif. Pilar Dewi Sita dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebagai literasi dan digitalisasi keuangan untuk transparansi pengelolaan desa. Dewi Sita Berseri oleh Dinas Pariwisata sebagai penguatan regulasi, branding, dan infrastruktur pariwisata. Rindu Dewi Sita oleh Dinas Kominfos yakni Interoperabilitas data untuk memantau perkembangan pariwisata melalui aplikasi DPS.

Sebagai capaian dan komitmen, Desa Wisata Serangan yang sebelumnya meraih predikat Terbaik III Desa Wisata Rintisan Tingkat Nasional (2023) kini diarahkan menjadi model desa wisata mandiri dan maju. Dengan dukungan dari seluruh pihak, program ini diharapkan membawa transformasi besar untuk menjadikan Desa Serangan sebagai ikon pariwisata berkelanjutan di Bali. “Harmoni antara manusia, budaya, dan alam adalah inti dari Dewi Sita,” tutup Riyastiti. (eka/bi)

Baca Juga  Bulan Bung Karno hanya Ada di Bali, Gubernur Koster: Ajaran Bung Karno sangat Cocok dengan Visi Misi ‘’Nangun Sat Kerthi Loka Bali’’

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Efektivitas Kebijakan Pungutan Wisatawan Asing, Kadis Pariwisata Bali Lakukan Evaluasi di Kertagosa

Published

on

By

pungutan wisatawan bali
MONEV: Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) pungutan wisatawan asing di Daya Tarik Wisata (DTW) Kertagosa, Klungkung, pada Rabu (20/11). (Foto: Hms Pemprov Bali)

Klungkung, baliilu.com – Pemerintah Provinsi Bali terus menggenjot penerimaan daerah melalui Pungutan Wisatawan Asing (PWA) senilai Rp 150.000 per wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali. Sejak diberlakukan pada 14 Februari 2024, kebijakan ini telah menyumbang pendapatan hingga Rp 287 miliar.

Dinas Pariwisata Bali mencatat bahwa angka tersebut berasal dari 40% wisman atau sekitar 4,7 juta wisatawan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Artinya, masih ada 60% wisman yang belum membayar pungutan.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok. Bagus Pemayun, memimpin langsung kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di Daya Tarik Wisata (DTW) Kertagosa, Klungkung, pada Rabu (20/11). Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, seperti Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), ASITA, Satpol PP, Badan Kesbangpol, PT Bank BPD, Tim Pungutan Wisatawan Asing, serta Badan Pengelola Kertagosa.

Monev dilakukan di DTW Kertagosa sebagai salah satu destinasi unggulan di Klungkung, sekaligus lokasi strategis untuk sosialisasi kebijakan PWA kepada wisatawan.

Tjok. Bagus Pemayun menjelaskan, masih tingginya angka wisatawan yang belum membayar PWA disebabkan oleh sistem yang belum sepenuhnya optimal. “Sebanyak 90% wisman membayar sebelum keberangkatan, tetapi di bandara tidak ada pemeriksaan terkait PWA. Hal ini membuat banyak wisatawan lolos dari sistem kami,” jelasnya.

Untuk meningkatkan kepatuhan wisman, Pemprov Bali menyosialisasikan pembayaran PWA melalui aplikasi Love Bali dengan sistem cardless berbasis web, yang diverifikasi menggunakan alat checker. Pemprov juga menggencarkan kerja sama dengan agen perjalanan dan bandara untuk memperluas informasi kepada wisman.

Melalui monev ini, Pemprov Bali berharap kebijakan PWA menjadi lebih efektif, sekaligus meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. (gs/bi)

Baca Juga  Terima Bantuan Sembako dari BI dan Anggota DPRRI, Wawali Jaya Negara Salurkan kepada Pekaseh, Pecalang, dan Kadus/Kaling

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca