Denpasar, baliilu.com – Ketua Satgas
Penanggulangan Covid-19 Provinsi
Bali Dewa Made Indra saat teleconference, Senin
(23/3) di Kantor Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Bali, Renon Denpasar
mengatakan jumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang
tercatat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 22 Maret 2020 sebanyak 521 orang.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh KKP maka saat ini 27 orang PMI dikarantina
di UPT-BPKKTK Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Dewa Indra menegaskan, tidak semua PMI harus dikarantina karena sudah ada regulasi
internasional yang harus diikuti. Harus dimengerti pula bahwa mereka sebelum
pulang juga sudah dikarantina.
Pernyataan ini sekaligus menjawab terkait keresahan masyarakat adanya dugaan PMI asal
Bali yang
dianggap lolos dari pemeriksaan.
Ketua
Satgas yang sekaligus Sekda Provinsi Bali Dewa Indra juga menambahkan bahwa Pemerintah Provinsi Bali menambah jumlah rumah sakit rujukan yang
awalnya 4 rumah sakit (RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Sanjiwani Gianyar, BRSU
Tabanan Bali dan RSUD Kab. Buleleng) ditambah lagi 7 rumah sakit rujukan sehingga total
rumah sakit rujukan menjadi 11 unit yaitu RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Sanjiwani
Gianyar, BRSU Tabanan Bali, RSUD Kab. Buleleng, RSUD Wangaya, RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali, RSD Mangusada, RSU Universitas Udayana, RSU Negara, RSUD
Klungkung, dan RS Pratama Giri Emas.
Dewa Indra juga
menyampaikan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19, Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Provinsi Bali telah melarang kegiatan keramaian yang
mengumpulkan orang banyak. Salah satunya pengarakan ogoh-ogoh
dalam rangka perayaan hari suci Nyepi tahun Saka 1942. Untuk itu, akan dilaksanakan
festival/parade ogoh-ogoh se-Bali
yang akan diselenggarakan dalam rangka Hari Jadi ke-62 Provinsi Bali.
Dewa Indra menegaskan
kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak harus
segera dikurangi dan mohon pengertian bersama. ‘’Mari percaya kepada ajakan dan anjuran pemerintah
untuk saling menjaga jarak satu sama lain, agar tidak ada penyebaran virus corona terhadap
orang-orang di sekitar. Upaya ini butuh kesadaran, kepercayaan kita bersama
karena ancaman ini sudah ada di depan mata kita,’’ katanya.
‘’Jangan lagi ada orang yang tidak percaya atau meboya bahwa Covid-19 ini tidak ada di Bali. Pastikan diri kita,
keluarga dan sahabat, tidak melakukan banyak aktivitas di luar rumah yang
melibatkan banyak orang, dengan jarak yang dekat,’’ ujar Dewa Indra seraya menginformasikan dua
pasien positif WNI adalah imported case,
dimana yang satu baru pulang dari negara terjangkit dan satunya lagi dari
Jakarta. Dua-duanya sudah berada di Bali
dan sudah melakukan kontak dengan orang sekitarnya.
‘’Kami langsung tracking
kontaknya,’’ ujar Dewa Indra
kembali menegaskan sesuai dengan protokol Covid-19 tidak akan
mengungkapkan secara detail mengenai lokasi pasien positif tersebut karena
dampaknya akan besar. ‘’Yang terpenting saya tegaskan dua orang WNI ini adalah orang Bali dan
saat ini berada di RS di Bali, dimana ini sudah cukup bagi masyarakat untuk
waspada,’’ ungkapnya.
Informasi tentang dua orang WNI asal Bali yang
positif ini, kata Dewa Indra seharusnya membuat masyarakat lebih waspada. Tidak boleh lagi ada yang
memandang remeh. Jangan mengabaikan arahan pemerintah, jangan beraktivitas di
luar rumah kecuali sangat amat penting. (GS)