Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

NEWS

Sekda Dewa Indra Harap BMKG dan Pemprov Bali Bisa Kolaborasi Tangani Penyebaran DBD Melalui Program DBDKlim

BALIILU Tayang

:

Sekda Bali Dewa Indra sambut DBDKlim
BUKA SEMINAR: Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra saat membuka Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan bertempat di Ruang Theater Dr. A.A. Made Djelantik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, pada Selasa (30/4). (Foto: Hms Pemprov Bali)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra menyambut baik terobosan BMKG yang telah menciptakan DBDKlim untuk menanggulangi dampak Demam Berdarah Dengue (DBD) secara cepat dan efektif.

Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dan membuka Seminar Nasional Iklim dan Kesehatan yang bertajuk “Pemanfaatan Informasi Iklim BMKG untuk Antisipasi Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue” serta Peluncuran Produk Layanan DBDKlim Provinsi Bali, bertempat di Ruang Theater Dr. A.A. Made Djelantik, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, pada Selasa (30/4).

Ia menekankan, pentingnya kolaborasi antara dua instansi yaitu Pemprov Bali dan BMKG agar dapat merespons secara cepat dampak DBD atau daerah mana di Bali yang akan memiliki kasus DBD tinggi. “Jadi bukan membuat angka DBD di Bali menurun, namun melalui data dan variabel yang dibuat oleh BMKG melalui DBDklim, Dinas Kesehatan bisa membuat skema dan langkah penanggulangan yang tepat,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, saat ini kasus DBD di Bali masih tergolong tinggi. Ada tiga daerah dengan kasus yang cukup tinggi bahkan menyebabkan angka kematian, yaitu Denpasar, Gianyar dan Badung. Berbagai langkah tentu sudah dilakukan Pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut. “Salah satunya adalah dengan menggunakan nyamuk Wolbachia. Namun, kebijakan ini masih menjadi pro dan kontra di masyarakat, sehingga melalui kesempatan ini saya juga berharap para pakar bisa memberikan edukasi terkait hal tersebut dan masyarakat bisa menerima program nyamuk Wolbachia tersebut,” jelasnya seraya mengatakan bahwa Pemprov juga terus berupaya melakukan pendekatan dengan masyarakat mengenai pelepasan nyamuk Wolbachia.

Tak lupa, ia pun meminta Dinas Kesehatan untuk terus berkoordinasi dengan BMKG dalam upaya penanggulangan penyebaran DBD di Bali. Data-data yang disajikan oleh BMKG melalui DBDklim diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan baik dan bisa menjadi pedoman untuk penanggulangan DBD di Bali.

Baca Juga  Atasi DBD, Petugas Jumantik Kelurahan Kesiman Rutin Laksanakan PSN

Sementara Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, saat menjadi Keynote Speaker menjelaskan bahwa DBDklim adalah inisiatif penyajian informasi yang menjembatani ilmu iklim dan kesehatan masyarakat untuk menanggulangi DBD. “Dengan memanfaatkan prediksi iklim, informasi ini bertujuan untuk mengurangi kejadian DBD, mencegah wabah, melindungi masyarakat, dan mendorong praktik Kesehatan dan berkelanjutan,” ujarnya.

DBDklim yang merupakan kerja sama BMKG dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta serta didukung oleh ITB sudah diterapkan di Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun terakhir dan sudah dipandang cukup berhasil, sehingga kemudian dilanjutkan di Bali.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika Peringatan Dini DBD Berbasis Iklim (DBDklim) Provinsi Bali bisa di-update setiap bulan dan didiseminasikan melalui website https://staklim-bali.bmkg.go.id, dengan keluaraan informasi berupa prediksi kecocokan kelembaban dan angka insiden DBD. “Sehingga dari prediksi tersebut dapat diambil langkah-langkah tindak lanjut untuk pencegahan dan penanganan DBD,” tutupnya.

Keberhasilan DBDklim di Jakarta juga disampaikan oleh dr. Dwi Oktavia TLH, M.Epid., dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Ia mengatakan bahwa DBDklim dapat dimanfaatkan secara rutin oleh semua instansi.

Peringatan dini kasus DBD menurutnya juga bisa mendorong pergerakan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian DBD. “Beberapa penyakit potensial KLB sangat dipengaruhi oleh musim, antara lain penyakit saluran nafas, saluran cerna dan penyakit bersumber vektor, sehingga dengan DBDklim ini bisa langsung ditentukan langkah pencegahan,” jelasnya.

Acara pada pagi itu juga diisi dengan seminar yang menghadirkan narasumber Direktur Lingkungan Hidup Bappenas Priyanto Rahmatullah, SE, MA, Epidemiolog Ahli Madya Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI dr. Asik Surya, MPPM, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan – BMKG Marjuki, M.Si., Plt., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes, akademisi Fakultas Kedokteran UNUD Dr. Sang Ged Purnama, SKM, M.Sc, dan akademisi Fakultas Matematika dan IPA – ITB Prof. Dr. Nuning Nuraini. (gs/bi)

Baca Juga  Cegah Penyebaran Demam Berdarah, Kelurahan Panjer Gelar Fogging

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan

NEWS

Pendaki Swiss yang Terjatuh di Rinjani, Dievakuasi Menggunakan Heli

Published

on

By

pendaki swiss
EVAKUASI: Tim SAR saat mengevakuasi korban seorang pendaki berkebangsaan Swiss, Benedikt Emmenegger, yang mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani pada Rabu, 16 Juli 2025. (Foto: Hms SAR)

Benoa, Denpasar, baliilu.com – Seorang pendaki berkebangsaan Swiss, Benedikt Emmenegger, dilaporkan mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani pada Rabu, 16 Juli 2025. Emmenegger memulai pendakian melalui jalur Sembalun pada Selasa (15/7), dan terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak. Laporan awal diterima dari Yarman, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).

Menindaklanjuti adanya kejadian tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar berkoordinasi dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram agar bisa bertindak cepat mengevakuasi dengan mengerahkan helikopter. Sementara Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram juga telah menggerakkan SRU darat dari Pos Pencarian dan Pertolongan Kayangan menuju lokasi kejadian. Di lokasi kejadian korban mendapatkan penanganan medis awal dari salah seorang pendaki yang kebetulan berprofesi sebagai dokter.

“Korban dievakuasi menuju Danau Segara Anak oleh SRU darat dalam keadaan selamat dengan kondisi tangan patah dan juga kaki,” terang I Nyoman Sidakarya.

Operasi penyelamatan ini melibatkan koordinasi lintas instansi dan berbagai unsur, seperti Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Rinjani Squad, Damkar, Relawan Rinjani, porter, guide, dan unsur terkait lainnya. Seluruh tim gabungan saat ini bersinergi untuk menjangkau lokasi korban dan memberikan pertolongan secepatnya.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya segera mendatangi kantor SGi Air Bali untuk berkoordinasi agar segera menggerakkan heli menuju lokasi kejadian. Pada pukul 15.45 Wita diterbangkan SGi Air Bali, meskipun sempat terkendala kabut, akhirnya mereka tiba kurang lebih pukul 16.22 Wita.

Setelah terevakuasi dari Gunung Rinjani, heli SGi Air Bali kembali terbang menuju Bali, dan landing sekitar pukul 17.30 Wita. Selanjutnya Emmenegger dibawa menujun Rumah Sakit BIMC untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, karena diduga alami patah tulang pada alat gerak atas dan bawah. (gs/bi)

Baca Juga  Puskesmas I Denpasar Selatan Gencar Lakukan Pemberantasan Jentik

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

NEWS

Tingkatkan Percepatan Digitalisasi di Buleleng, Bupati Sutjidra Launching Desa dan Kawasan Wisata Digital

Published

on

By

desa digital buleleng
LAUNCHING: Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra secara resmi melaunching 14 desa digital dan kawasan wisata Binaria-Lovina, di Lovina Haven Boutique Resort, Rabu, (16/7). (Foto: Hms Buleleng)  

Buleleng, baliilu.com – Dalam upaya meningkatkan percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra secara resmi melaunching 14 desa digital dan kawasan wisata Binaria-Lovina pada kegiatan High Level Meeting Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, di Lovina Haven Boutique Resort, Rabu (16/7).

Empat belas desa digital ini menjadi project awal dalam meningkatkan literasi digital di masyarakat. Kedepannya semua potensi pendapatan dan pengeluaran desa akan dilakukan secara digital. Adapun desa digital yang dilaunching meliputi Bumdes Swandesi Sawan, Nugraha Tata Samaya Pejarakan, Rahayu Mesari Umeanyar, Giri Amerta Gesing, Giri Mekar Lemukih, Sila Sakti Sejahtera Kayuputih, Bhuana Utama Desa Panji, Mandala Giri Amertha Desa Tajun, Giri Segara Desa Les, Padang Kerta Desa Kekeran, Kencana Sari Amerta Sejahtera Pengelatan, Sari Bhuana Graha Desa Tukad Mungga, Mandala Lestari Banjarasem, dan Sari Nadi Desa Pemuteran. Untuk kawasan wisata dipilih Kawasan Wisata Binaria – Lovina.

Bupati Sutjidra menyampaikan, desa digital melalui Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) sangat strategis dalam percepatan dan perluasan digitalisasi daerah untuk transparansi dan mencegah terjadinya korupsi serta kepastian masyarakat untuk membayar pajak yang masuk ke pendapatan daerah. “Semakin luas keamanan digital di Kabupaten Buleleng, maka masyarakat semakin percaya bahwa pajak yang mereka bayarkan memang betul-betul masuk ke kas/pendapatan daerah untuk pembangunan daerah,” ucap Sutjidra.

Lebih lanjut, pihaknya meminta supaya melakukan sosialisasi secara berkelanjutan kepada masyarakat agar masyarakat memahami salah satu bentuk digitalisasi yaitu aplikasi qris yang sering digunakan untuk pembayaran. Kedepannya, bagaimana pendapatan asli daerah khususnya di Kabupaten Buleleng dapat meningkat dengan pemanfaatan digitalisasi. “Jika seluruh masyarakat melakukan transaksi menggunakan Qris, kami yakin bisa mengurangi kebocoran penerimaan di Kabupaten Buleleng,” ujarnya.

Baca Juga  Puskesmas II Dentim Jemput Bola, Vaksinasi Booster Kedua Bagi ODGJ

Sementara itu, Advisor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali, Indra Gunawan Sutarto mengatakan, Pemerintah terus melakukan digitalisasi dan terus mendukung upaya pemerintah melalui kebijakan sistem pembayaran di Indonesia. “Penguatan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sangat penting, agar program di masing-masing daerah dapat selaras dengan visi dan misi pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045,” pungkasnya.

Sebagai informasi, pada tahun 2024, Kabupaten Buleleng meraih kategori digital bedasarkan hasil indeks IPTD dengan skor sangat baik yaitu 90,07 persen. Bahkan di championship tahun 2024, Kabupaten Buleleng meraih juara satu dengan skor sempurna yakni 100 persen. Ini merupakan pencapaian luar biasa dan komitmen dari Pemkab Buleleng dalam pemanfaatan kanal-kanal transaksi melalui digitalisasi, termasuk penerimaan pajak dan restribusi yang menunjukkan kinerja yang solid, konsisten dan terintegrasi. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

NEWS

Buka Rakor Posyandu 2025, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Dorong Optimalisasi Kesehatan Program 6 SPM

Published

on

By

rai wahyuni sanjaya
RAKOR: Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang berlangsung di Pondok Indi, Kecamatan Penebel, Tabanan, Rabu (16/7). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Ketua Tim Pembina Posyandu Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang berlangsung di Pondok Indi, Kecamatan Penebel, Tabanan, Rabu (16/7). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Tim Pembina Posyandu Kabupaten Tabanan, narasumber, dan Camat se-Kabupaten Tabanan.

Dalam sambutannya, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya menegaskan pentingnya rapat koordinasi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan posyandu sebagai wadah partisipasi masyarakat. “Pada kesempatan ini, saya ingin menekankan kembali betapa pentingnya rapat koordinasi pos pelayanan terpadu, karena posyandu merupakan salah satu lembaga kemasyarakatan desa yang merupakan wadah partisipasi masyarakat,” ujarnya.

Pihaknya menjelaskan, posyandu memiliki fungsi strategis sebagai penyalur aspirasi masyarakat, serta berperan dalam pelaksanaan pemerintahan desa, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, menurut Bunda Rai diperlukan komitmen dan konsistensi dari seluruh pihak, termasuk pembentukan institusi Tim Pembina Posyandu.

Rapat koordinasi kali ini difokuskan pada peningkatan kinerja posyandu dalam enam bidang SPM Kesehatan, yakni pengukuran status gizi, skrining kesehatan, pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan), serta penyuluhan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). “Tujuan dari rakor ini adalah untuk meningkatkan pembinaan, evaluasi, dan pelaksanaan kegiatan enam bidang SPM pembina posyandu,” ungkap Ny. Rai Wahyuni.

Srikandi Tabanan itu juga berharap rapat koordinasi ini mampu memunculkan berbagai inovasi baru, khususnya dalam bidang kesehatan. Melalui rakornas ini diharapkan ada sesuatu yang baru, misalnya inovasi yang baru khususnya di bidang kesehatan agar nanti pelayanan di masyarakat lebih mudah dan optimal. Selain itu, Ny. Rai Wahyuni juga menyampaikan rasa bangganya atas perkembangan Posyandu 6 SPM di Kabupaten Tabanan.

Baca Juga  Cegah Penyebaran DBD, Kelurahan Ubung Berikan Pembinaan kepada Pedagang Barang Bekas

Saat ini, tercatat sebanyak 832 posyandu telah mendapatkan SK SPM. Bunda Rai juga menjelaskan, bahwa keberadaan posyandu 6 SPM menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan permasalahannya. “Tujuan kita, posyandu dengan 6 SPM ini betul-betul memberikan ruang aspirasi untuk masyarakat lebih luas lagi. Ini semacam program jemput bola, sama seperti berkantor di desa,” jelasnya.

Ia pun mengapresiasi keterlibatan OPD terkait yang terlibat langsung dalam proses ini. Menurutnya, keberhasilan pelaksanaan Posyandu 6 SPM sangat bergantung pada konsistensi dan sinergi lintas sektor. Ny. Rai Wahyuni menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh pihak terus memperkuat koordinasi dan meningkatkan pemahaman terhadap tugas masing-masing. “Saya apresiasi rakornas posyandu bidang kesehatan ini, agar nantinya bisa saling berkoordinasi untuk saling menguatkan, harus paham dulu tugasnya apa, dan yang paling penting terus sosialisasi terutama kepada masyarakat,” tutup Bunda Rai. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca