Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Survei Maret 2025, Optimisme Konsumen Bali Tetap Terjaga

BALIILU Tayang

:

RAMAI: Suasana di pasar tradisional yang selalu ramai pembeli menandai optimisme konsumen Bali tetap terjaga. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Optimisme konsumen di Bali pada Maret 2025, masih terus bertumbuh di tengah tantangan global dan nasional yang semakin dinamis. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Maret 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat pada level optimis (indeks >100), meningkat sebesar 0,9% (mtm) dari 137,8 menjadi 139,0.

Pertumbuhan IKK secara moderat sejalan dengan adanya perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan. Capaian IKK Provinsi Bali lebih tinggi daripada nasional yang justru mengalami penurunan menjadi 121,1 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 126,4.

Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Peningkatan komponen IKK terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 2,8% (mtm) menjadi 151,3. Sementara tertahannya pertumbuhan IKK lebih tinggi disebabkan oleh penurunan pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar -1,3% (mtm) menjadi 126,7. Meskipun demikian, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap terjaga sejak periode sebelumnya sebesar >100,0.

Hal tersebut menunjukkan bahwa optimisme konsumen masih tetap terjaga terhadap prospek ekonomi. Berbagai upaya dan sinergi pemerintah telah diimplementasikan untuk menjaga konsumsi di Provinsi Bali, antara lain intensifikasi operasi pasar murah dan pemantauan harga komoditas bahan pangan utama seperti beras, cabai, bawang, telur, gula pasir, dan minyak goreng.

Selain itu, pemerintah juga menerapkan diskon harga tiket pesawat pada periode Idulfitri 2025. Melalui berbagai upaya tersebut, inflasi Provinsi Balisampai dengan Maret 2025 tetap terjaga pada level 1,89% (yoy) dan berada dalam rentang target 2,5±1%.

Baca Juga  Survei Konsumen April 2023: Optimisme Konsumen Bali Terus Meningkat

Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus bersinergi untuk menjaga stabilitas inflasi di Bali demi menjaga daya beli masyarakat. Stabilitas inflasi yang terjaga diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga, meningkatkan investasi, serta mendukung produktivitas ekonomi di Bali.

Dukungan berupa stimulus dari pemerintah diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi nasional dan global. Oleh karena itu, kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan harga serta memperkuat daya beli. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan

EKONOMI & BISNIS

Optimisme Konsumen Masih Terjaga Sejalan Meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja pada Lingkup Usaha Konstruksi

Published

on

By

ikk bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok baliilu)

Denpasar, baliilu.com – Pada Mei 2025 optimisme konsumen di Bali masih terjaga di level positif, sejalan dengan adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus, meskipun sedikit mengalami perlambatan.

Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui siaran pers, Jumat (20/6/2025).

Erwin lanjut mengatakan bahwa berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Mei 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 126,3 dan tetap berada pada level optimis (indeks > 100). Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Erwin mengungkapkan, penurunan komponen IKK terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari sebelumnya 121,3 menjadi 116,8 (turun 3,7%; mtm), serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 138,2 menjadi 135,8 (turun 1,7%; mtm). Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya persepsi responden terkait persaingan usaha yang semakin ketat di Lapangan Usaha (LU) Akomodasi dan Makan Minum, khususnya unit usaha cafe. Lebih lanjut, penurunan IKK juga disebabkan oleh adanya penurunan pada konsumsi barang kebutuhan tahan lama karena masyarakat memprioritaskan pembelian kebutuhan primer seperti makan dan minum serta perlengkapan upacara keagamaan. Meskipun turun, namun IEK dan IKE tetap berada pada level optimis (> 100,0), menunjukkan bahwa optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi masih tetap terjaga. Faktor pendorong positifnya IKK yaitu meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja sebesar 0,4% (mtm) atau sebesar 122,5. Hal ini didukung dengan meningkatnya lapangan kerja pada LU Konstruksi, khususnya tenaga buruh bangunan, seiring dengan bertambahnya pembangunan proyek-proyek.

Baca Juga  Dorong Pemerataan Pembangunan, BI Bali Saluran PSBI di Buleleng dan Jembrana

Sejalan dengan penurunan IKK, sebut Erwin, inflasi Provinsi Bali pada Mei 2025 sebesar -0,47% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi April 2025 yang tercatat sebesar 0,73% (mtm). Kondisi ini didukung oleh data Angkasa Pura yang menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pada Mei 2025 sebesar -1,9% (mtm) atau mencapai total 1,02 juta wisatawan sehingga berdampak pada penurunan permintaan. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah terus berupaya menjaga konsumsi di Provinsi Bali, antara lain melalui stabilisasi harga dan pasokan pangan dengan operasi pasar murah, dan pemantauan harga komoditas bahan pangan utama. ‘’Sebagai upaya mendorong pertumbuhan, Bank Indonesia turut memperkuat penyaluran kredit perbankan melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sejak 1 April 2025 untuk lebih mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja,’’ ujar Erwin.

Erwin menegaskan bahwa Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali akan terus bersinergi dalam mengendalikan inflasi di Bali guna menjaga daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga, menarik investasi, dan memperkuat aktivitas ekonomi. Stimulus pemerintah juga diharapkan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah berbagai tantangan ekonomi global dan domestik. Oleh karena itu, sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat memegang peranan penting bagi stabilitas harga dan daya beli masyarakat. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Kinerja Positif Sektor Pendukung Pariwisata Dorong Penjualan Ritel di Bali

Published

on

By

IPR bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok baliilu)

Denpasar, baliilu.com – Pada bulan Mei 2025, penjualan eceran di Provinsi Bali diprakirakan masih dalam tren positif yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali yang sebesar 119,6 atau secara tahunan tumbuh 7,4% (yoy), dan masih berada di level optimis (>100). IPR Mei 2025 juga meningkat dibandingkan April 2025 yang sebesar 117,9. Prakiraan terjaganya kinerja ritel tersebut didukung oleh berlanjutnya optimisme masyarakat dengan peningkatan permintaan pada periode libur dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan kinerja positif prakiraan IPR pada Mei 2025 sejalan dengan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) posisi Mei 2025 yang sebesar 1,92% (yoy), melandai dibandingkan April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 2,30% (yoy). Inflasi yang terjadi masih berada dalam rentang target sasaran inflasi sebesar 2,5% + 1% turut mendorong konsumsi masyarakat di Bali tetap tumbuh positif, khususnya untuk komoditas angkutan udara yang mengalami inflasi sejalan dengan memasukinya musim libur panjang di bulan Mei 2025. ‘’Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi,’’ ujar Erwin.

Berdasarkan komponen pembentuknya, lanjut Erwin, prakiraan penjualan eceran di Bali pada Mei 2025 didukung oleh tumbuhnya berbagai subsektor, seperti Peralatan Informasi dan Komunikasi yang meningkat 4,5% (mtm); Barang Budaya dan Rekreasi yang meningkat 3,6% (mtm); Makanan, Minuman dan Tembakau yang meningkat 3,2% (mtm); Suku Cadang dan Aksesori yang meningkat 2,2% (mtm); dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang meningkat sebesar 1,3% (mtm). Kinerja IPR di Bali yang positif tersebut menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat di Bali.

Baca Juga  Juli 2022, Optimisme Konsumen Bali Tetap Tinggi

Erwin mengungkapkan bahwa prospek penjualan eceran di Bali ke depan diprakirakan masih terus bertumbuh. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan eceran dalam jangka pendek dan menengah masih meningkat. Responden memprakirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan tetap terjaga yang tercermin dari IEP Juli 2025 sebesar 176, dan pada Oktober 2025 sebesar 196, masih berada di level optimis (IEP > 100). ‘’Terjaganya IEP tersebut mencerminkan pertumbuhan ekonomi Bali akan terus melaju, di tengah dinamika perdagangan global yang masih berlanjut,’’ ucapnya.

Erwin menegaskan bahwa performa penjualan ritel dan tingkat konsumsi masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan IPR. Oleh karena itu, Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Bali terus menjalin sinergi dalam menjaga stabilitas harga, memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga, serta mendorong agar perekonomian Bali terus bergerak menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Bali Jagadhita 2025, BI Ajak Investor Global Berinvestasi di Bali

Published

on

By

Bali Jagadhita
KUNJUNGAN: Bank Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Bali saat menggelar Bali Jagadhita Investment Forum 2025 awal Juni 2025. Para peserta sempat mengunjungi Kura Kura Bali. (Foto: Hms BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Investasi merupakan engine of growth ekonomi Bali. Selama lima tahun terakhir kontribusi investasi terhadap perekonomian Bali mencapai 30%. Pada 2024, realisasi investasi di Bali menunjukkan kinerja yang impresif dengan realisasi investasi sebesar 36,5 triliun rupiah (225% dari target yang sebesar 16,2 triliun rupiah).

Realisasi investasi yang tinggi di Bali didukung dengan indeks daya saing daerah yang kompetitif. Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Bali pada 2024 tercatat sebesar 3,91 (dari skala 5), lebih tinggi dibanding Daya Saing Nasional yang sebesar 3,43. Menguatnya investasi tentu memberikan multiplier effect, termasuk penciptaan lapangan kerja baru. Realisasi investasi Bali sepanjang 2024 mampu membuka penyerapan tenaga kerja sebanyak 53 ribu orang.

Kendati menunjukkan kinerja yang baik, masih terdapat sejumlah tantangan kinerja investasi Bali yakni dominasi realisasi investasi di wilayah Bali Selatan. Sebesar 81,5% realisasi investasi di Bali terpusat di Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar. Tantangan lainnya yakni masih terpusatnya investasi pada sektor tersier. 94% realisasi investasi di Bali didominasi oleh sektor tersier diantaranya meliputi pembangunan perumahan, kawasan industri, dan perkantoran. Adapun sektor tersier sangat rentan terhadap guncangan eksternal sehingga kedepan perlu didorong perluasan investasi di sektor primer dan sekunder.

Menjawab tantangan tersebut, Bank Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen mendorong akselerasi investasi berkualitas sebagai bagian dari Tranformasi Ekonomi Kerthi Bali melalui penyelenggaraan Bali Jagadhita Investment Forum 2025. Kegiatan Bali Jagadhita Investment Forum 2025 merupakan ajang promosi investasi terintegrasi proyek potensial se-Bali yang mencakup berbagai sektor termasuk hilirisasi.

Rangkaian kegiatan Bali Jagadhita Investment Forum 2025 terdiri dari showcasing proyek potensial unggulan se-Bali dan Nusa Tenggara, presentasi proyek potensial, one on one meeting antara project owner dan calon investor, serta site visit ke salah satu kawasan ekonomi khusus terbesar di Bali yakni (KEK) Kura Kura Bali awal Juni lalu.

Baca Juga  Tingkatkan Peran Digital, BI Bali Dorong UMKM Perluas Akses Pasar Global

Membuka Bali Jagadhita Investment Forum 2025, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Indra Gunawan Sutarto menyampaikan bahwa Bali memiliki sejumlah proyek potensial yang mencakup berbagai sektor, termasuk hilirisasi dan ekonomi hijau. Dengan target realisasi investasi yang meningkat 181,1% dari target 2024 menjadi sebesar 45,6 triliun rupiah pada 2025, Indra mengajak investor domestik dan global yang hadir untuk berinvestasi di Bali. Indra juga berharap terselenggaranya Bali Jagadhita Investment Forum 2025 dapat menjadi katalis investasi berkualitas di Bali, khususnya diversifikasi sektor investasi Bali yang selama ini didominasi oleh sektor tersier. Berbagai proyek investasi potensial unggulan yang dipromosikan pada showcasing dan presentasi Bali Jagadhita Investment Forum, merupakan hasil kurasi Bali Investment Challenge 2025.

Pendalaman lebih lanjut terkait proyek dilakukan melalui sesi one on one meeting antara project owner dan calon investor, dimana sesi one on one meeting diikuti lebih dari 25 calon investor dari berbagai negara, termasuk hadir pula Duta Besar Kerajaan Bahrain, Duta Besar Republik Belarus, Penjabat Duta Besar Georgia, dan konsulat jenderal, serta atase dari berbagai negara sahabat. Program ini merupakan wujud kolaborasi Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi Bali melalui forum PIKBS (Pusat Investasi Kerthi Bali Sadhana), dan menghasilkan 14 (empat belas) proyek investasi potensial dari berbagai kabupaten/kota dan lembaga di Bali.

Beberapa proyek tersebut yaitu ekosistem electric vehicle, revitalisasi Bandara Letkol Wisnu, jaringan utilitas terpadu, kopi arabika, Singamandawa Kintamani, Kebun Raya Gianyar, Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Pembangkit Listrik Tenaga Solar, Bukit Teletabis, Budidaya Rumput Laut, Sentra Pengolahan Mackarel, Revitalisasi Pasar Induk Gadarata Singasana, Fasilitator Produk UMKM, Kawasan Industri Terpadu Bali 6.0, dan Sistem Penyediaan Air Minum Ayung Sarbagita. Ke-14 proyek investasi potensial di Bali tersebut, kemudian disusun dalam buku katalog investasi, yang selanjutnya diserahkan oleh PIKBS kepada Pemerintah Provinsi Bali.

Baca Juga  BI Bali: Adaptasi dan Inovasi, Kunci Pendorong Wisman Potensial ke Bali

Hadirnya buku katalog investasi ini diharapkan mampu mempermudah perluasan informasi dan promosi terintegrasi proyek investasi strategis kepada investor potensial yang selanjutnya diharapkan dapat mendukung peningkatan realisasi investasi.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Dedi Latif dalam acara talkshow Bali Jagadhita menyampaikan terdapat 3 hal yang menjadi kunci keberhasilan investasi yakni perizinan, regulasi, dan daya saing. Melalui PP No. 24 Tahun 2019, pemerintah berkomitmen memberikan insentif dan kemudahan investasi di Indonesia bagi investor yang memenuhi sejumlah kriteria diantaranya meningkatkan pendapatan masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan, melakukan alih teknologi, menyerap tenaga kerja, menggunakan sumber daya lokal, meningkatkan PDRB, berwawasan orientasi ekspor, dsb. Dedi turut menegaskan hilirisasi menjadi perhatian pemerintah untuk mendorong investasi yang berkualitas. Bali sendiri memiliki beberapa potensi industri hiliriasi seperti industri kreatif (kriya, fesyen, dll), industri agro (pengolahan hasil perkebunan), termasuk penguatan dari sisi pariwisata dengan pengembangan health tourism dan eco tourism.

Bank Indonesia memprakirakan outlook perekonomian Bali 2025 tetap solid pada kisaran 5,0- 5,8% (yoy). Dengan outlook ekonomi yang tetap kuat, terjaganya inflasi, tetap solidnya optimisme pelaku usaha, dukungan insentif oleh pemerintah, serta daya saing daerah Bali yang sangat baik tentunya semakin membuka peluang untuk peningkatan investasi di Bali. Strategi kolaboratif antar-pemangku kepentingan perlu terus didorong diantaranya melalui fasilitasi kemitraan strategis antara inevstor besar dengan UMKM, penguatan infrastruktur dan konektivitas, serta pengembangan kualitas SDM. Melalui penyelenggaraan Bali Jagadhita Investment Forum 2025 diharapkan dapat semakin mendorong tercapainya perekonomian Bali yang inklusif dan berkelanjutan. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca