Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Terjadi Banyak Modifikasi, Ny. Putri Koster Harapkan Pengusaha Tata Rias Ikut Pikul Tanggung Jawab Pelestarian

BALIILU Tayang

:

de
NY. PUTRI KOSTER: Modifikasi jangan kebablasan hingga anak cucu kita tak mengenal lagi payas Bali. (Foto:Ist)

Denpasar, baliilu.com – Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster menyampaikan dalam berkreatifitas, mereka yang bergerak dalam usaha salon dan tata rias diharapkan tetap berpedoman pada dua hal, yaitu upaya pelestarian dan pengembangan budaya Bali. Jangan sampai keduanya berbenturan.

‘’Saya mengamati, trend tata rias, khususnya tata rias pengantin Bali mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saya berharap, mereka yang bergerak di bidang usaha tata rias tetap berpedoman pada adat dan tradisi, khususnya bila riasan dan busana itu dikenakan untuk ranah adat. Dalam tata rias pengantin Bali, leluhur telah mewariskan etika berbusana yang sangat elegan dan penuh estetika yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu payas agung dan madya. Riasan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki telah ada pakemnya, dan bila diikuti akan menghasilkan tata rias yang anggun,’’ ujar Ny. Putri Koster saat menghadiri Musyawarah Daerah ke-5 yang dirangkai dengan pelantikan pengurus Persatuan Ahli Kecantikan dan Pengusaha Salon Indonesia yang tergabung dalam wadah DPD Tiara Kusuma Provinsi Bali, Minggu (8/3-2020) di Ballroom Quest Hotel Denpasar.

Setidaknya ada tiga organisasi yang mewadahi para ahli tata rias dan pengusaha salon yaitu Asosiasi Rias Pengantin Modifikasi dan Modern Indonesia (Katalia), Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (Harpi Melati) dan Tiara Kusuma yang mewadahi para ahli kecantikan dan pengusaha salon. ‘’Ketiga organisasi itu saya harapkan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab, tetap bersinergi dengan program pemerintah. Ketiga organisasi ini harus bersinergi dalam dua ruang ini yaitu pelestarian dan pengembangan,’’ tegas Ny. Putri Koster.            

Ny. Putri Koster melanjutkan dengan alasan memenuhi permintaan pengantin, belakangan banyak terjadi modifikasi dalam tata rias dan penggunaan busana adat Bali, misalnya penambahan jubah yang sangat panjang hingga memenuhi halaman rumah, tinggi bunga juga terkadang tidak mengindahkan ukuran wajah si pengantin hingga kemudian menimbulkan hal yang tidak pas dan secara estetika sangat mengganggu. Bila aturan tata rias yang diwariskan leluhur diindahkan, tata rias pengantin Bali sebenarnya sudah pas dengan pemakainya. Landasan seorang perias adalah etika, estetika dan norma. Dalam penggunaan busana pengantin, penglingsir juga sudah memperhitungkan mana wilayah seksi. Jadi seksi itu tidak harus memperlihatkan kulit ari.

Baca Juga  Jalin Silaturahmi, Kwarda Bali Serahkan Bantuan Sembako untuk Masyarakat Jembrana
de
NY. PUTRI KOSTER: Bersama pengusaha salon dan tata rias. (Foto:Ist)

‘’Untuk itu, saya berharap kepada mereka yang bergerak di bidang tata rias, ikut memikul tanggung jawab pelestarian. Modifikasi jangan kebablasan hingga anak cucu kita tak mengenal lagi payas Bali. Saya tidak mengekang kreatifitas dan kemajuan di bidang tata rias, namun ranah penggunaannya harus tepat. Untuk ranah adat, harus tetap lestari sesuai pakem,’’ ujarnya.

Seniman multitalenta ini mendorong adanya FGD tiga organisasi yang bergerak dalam usaha tata rias dan salon sehingga ada satu pemahaman dalam upaya pelestarian dan pengembangan. OPD terkait juga diminta untuk merancang payung hukum agar keberadaan seluruh pengusaha salon dan tata rias bisa diwadahi untuk mencegah perang harga. Selain itu, payung hukum ini juga dibutuhkan untuk mencegah malpraktek dalam dunia kecantikan. Karena belakangan banyak wanita yang ingin kulitnya jadi lebih putih atau hidung mancung. Padahal belum tentu sebuah produk yang ditawarkan salon kecantikan aman bagi mereka. Yang ada, bukannya tambah cantik, tapi malah sebaliknya.

Masih terkait busana pengantin, Putri Koster minta kepada pelaku usaha tata rias yang menyewakan busana agar menggunakan kain songket hasil tenun, bukan bordiran yang belakangan banyak beredar di pasaran. Kita harus ambil bagian dalam upaya pelestarian tenun tradisional Bali.

Sementara itu, Ketua DPD Tiara Kusuma Bali Periode 2020-2024 Dra. Ni Ketut Sriati Dana mengajak seluruh anggotanya untuk bersama-sama bekerja sesuai dengan tupoksi yang didasari rasa tulus ikhlas. Sedangkan Kadis Pendidikan Provinsi Bali yang diwakili Sekretaris Dinas Pendidikan Ketut Sudarma meminta pengusaha yang bergerak di bidang salon dan tata rias mengangkat kearifan lokal dalam karya mereka. (*/balu1)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
Sumpah Pemuda DPRD Badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa Hadiri “Pemelaspasan Gedong Pererepan” di Banjar Gunung Penatih

Published

on

By

wawali arya wibawa
HADIRI UPACARA: Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri upacara “Pemelaspasan Gedong Pererepan” Ratu Ngurah Gede di Banjar Gunung, Desa Adat Bekul, Penatih Dangin Puri, bertepatan dengan Purnama Kelima, Rabu (5/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri upacara  Pemelaspasan Gedong Pererepan Ratu Ngurah Gede di Banjar Gunung, Desa Adat Bekul, Penatih Dangin Puri, bertepatan dengan Purnama Kelima, Rabu (5/11). Upacara ini dilaksanakan setelah renovasi Gedong di Banjar Gunung ini telah rampung dikerjakan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Anggota DPRD Provinsi Bali I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Perbekel Desa Penatih Dangin Puri, Wayan Kamar, OPD terkait, tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pelaksanaan upacara keagamaan di Banjar Gunung Penatih ini adalah salah satu bentuk meningkatkan sradha bhakti yang ada di setiap umat. Hal tersebut tentunya perlu mendapat perhatian sebagai salah satu bentuk kebersamaan yang dilandasi spirit Vasudhaiva Kutumbakam (Menyama Braya).

“Dalam menjalankan fungsi pemberdayaannya, Pemkot Denpasar tidak terlepas dari sektor keagamaan. Hal lain yang mesti kita apresiasi adalah kemandirian masyarakat untuk penyelenggaraannya, sehingga manfaat upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika Karya dapat kita peroleh dengan baik,” ujarnya.

Arya Wibawa berharap, setelah dilaksanakannya upacara Pemelaspasan Gedong di Banjar Gunung ini seluruh umat terutama krama banjar dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

“Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang juga dapat mendorong hal-hal baik bagi umat, serta menetralisir hal-hal negatif di lingkungan banjar maupun desa setempat,” katanya.

Sementara itu, Kelihan Banjar Gunung Penatih, Nyoman Darsa mengatakan, upacara pemelaspasan yang dipuput mangku setempat ini dilaksanakan lantaran prosesi renovasi Gedong di Banjar Gunung ini telah rampung bulan lalu. Proses renovasinya sendiri dikerjakan selama kurang lebih 2 bulan.

Baca Juga  Cegah Transmisi Lokal, Desa Dangin Puri Kelod Lakukan Pendataan Duktang secara Ketat

“Kami masyarakat Banjar Gunung sangat berterimakasih dengan hadirnya Bapak Wakil Walikota Denpasar, yang juga sekaligus memberikan dukungan kepada kami dalam proses pembuatan gedong dan bantuan yang diberikan.  Dengan berlangsungnya upacara ini, harapan kami kedepannya dapat meningkatkan sradha bakhti kita,” katanya. (eka/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
Sumpah Pemuda DPRD Badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa Hadiri “Pemelaspasan Pelinggih Parahyangan” Pura Desa Adat Pedungan

Published

on

By

wawali arya wibawa
HADIRI UPACARA: Wawali Arya Wibawa dalam kesempatan menghadiri upacara “Pemelaspasan Pelinggih Parahyangan” Pura Desa Adat Pedungan, Rabu (5/11). (Foto: bi)

Denpasar, baliilu.com – Bertepatan dengan Purnama Kalima yang jatuh pada Buda Umanis Julungwangi, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri upacara Pemelaspasan Pelinggih Parahyangan Pura Desa Adat Pedungan, Rabu (5/11).

Turut hadir pada kesempatan itu, Anggota DPRD Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Wirawan, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkim) Kota Denpasar, I Gede Cipta Sudewa Atmaja, Kabag Kesra Sekretariat Daerah Kota Denpasar Ida Bagus Alit Surya Antara, tokoh masyarakat Pedungan dan lainnya.

Pada kesempatan itu, Wawali Arya Wibawa juga berkesempatan melaksanakan prosesi Mendem Pedagingan, dan juga menyerahkan secara simbolis bantuan Pemerintah Kota Denpasar, yakni bantuan Hibah Barang Anggaran Induk 2025 dari Dinas Perkim untuk renovasi Pura Desa Adat Pedungan senilai Rp 1.300.000.000.

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dalam kesempatan itu, memberikan apresiasi atas semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat dalam mendukung pembangunan di Pura Desa Adat Pedungan. Hal ini sesuai dengan Visi Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan spirit Vasudhaiva Khutumbakam yang bermakna kita semua bersaudara.

Lebih jauh, pihaknya mengatakan bahwa upacara pemelaspasan serangkaian rampungnya Pelinggih Parahyangan ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa, sehingga dapat menjadi momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan upacara pemelaspasan ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Sementara Bendesa Adat Pedungan Ir. I Gusti Putu Budiarta mengatakan adapun pelaksanaan renovasi Pelinggih ini telah dimulai sejak Mei 2025 lalu. Sebagai sebuah bangunan tempat ibadah yang memiliki usia yang cukup tua, renovasi bangunan ini tentunya diharapkan akan dapat memberikan energi positif bagi masyarakat desa setempat.

Baca Juga  Cegah Transmisi Lokal, Desa Dangin Puri Kelod Lakukan Pendataan Duktang secara Ketat

“Kami sangat berterimakasih kepada Pemkot Denpasar. Dan kami berharap dengan pelaksanaan upacara ini agar dapat terus mempertahankan tradisi, adat, dan budaya serta keharmonisan umat di Kota Denpasar, khususnya masyarakat kami di Pura Desa Adat Pedungan,” katanya. (eka/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
Sumpah Pemuda DPRD Badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

“Karya Piodalan Mapadudusan Alit” Pura Agung Jagatnatha

Pemkot Denpasar “Ngaturang Bhakti Pujawali”

Loading

Published

on

By

Pura Jagatnatha Denpasar
KARYA PADUDUSAN ALIT: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, saat mengikuti prosesi persembahyangan puncak “Karya Padudusan Alit” di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar bertepatan dengan Rahina Purnama Sasih Kalima, Rabu (5/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Jajaran Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan Bhakti Pujawali pada puncak Karya Padudusan Alit di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar bertepatan dengan Rahina Purnama Sasih Kalima, Rabu (5/11).

Pelaksanaan Bhakti Pujawali ini dihadiri langsung Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede, dan Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana.

Tampak hadir Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana, Ketua MDA Kota Denpasar, AA Ketut Sudiana, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, Pimpinan OPD serta pemedek yang tangkil di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar.

Diiringi dengan suara kidung, gambelan Gong Kebyar dan Semarepegulingan, rangkaian Pujawali diawali dengan persembahan Tari Rejang Sari, Tari Gambuh, Tari Baris Gede, Tari Rejang Dewa, dan Tari Rejang Renteng. Turut dipentaskan pula Wayang Lemah, Topeng Wali serta Topeng Sidhakarya. Seluruh rangkaian diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Kompyang Beji, Griya Taman Sari, Sanglah.

Usai persembahyangan, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, Pujawali di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar ini dilaksanakan setiap tahun sekali. Hal ini merupakan wujud sradha dan bhakti Pemerintah dan Masyarakat Kota Denpasar kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Dikatakannya, pelaksanaan Pujawali Padudusan Alit di Pura Agung Jagatnatha ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling. Sehingga sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya jajaran pemerintah dan masyarakat Kota Denpasar menjadikan ini sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana, dengan harapan seluruh program dan persoalan yang dihadapi dapat diatasi dengan optimal,” ujar Jaya Negara.

Baca Juga  Diskominfos Bali: Imbauan Larangan ke Hotel dan BNI Teuku Umar Hoax

Sementara, Kabag Kesejahteraan Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara selaku Prawartaka Karya menjelaskan, pujawali padudusan alit ini merupakan rangkaian karya agung yang sebelumnya telah terlaksana.

Dimana, rangkaian karya telah dimulai sejak 3 November lalu dengan melaksanakan Matur Piuning. Dilanjutkan dengan upacara ngias Ida Betara pada 4 Novemeber lalu dan puncak Pujawali bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima, Rabu, 5 November 2025.

Lebih lanjut dijelaskan, setelah puncak Pujawali, rangkaian dilaksanakan dengan Bhakti Penganyar selama satu hari hingga penyineban pada 6 November mendatang. Dimana, pemedek atau masyarakat yang hendak tangkil dapat memanfaatkan momentum penganyar untuk tangkil ngaturang bhakti.

“Untuk Pujawali tahun ini, Ida Bhatara Pura Agung Jagatnatha nyejer selama 1 hari, hingga penyineban pada 6 November mendatang, astungkara melalui pelaksanaan pujawali ini semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan tuntunan dan kekuatan dalam menjalankan kewajiban untuk mensejahterakan rakyat,” ujarnya. (eka/bi)

Loading

iklan dprd bali
Advertisements
Sumpah Pemuda DPRD Badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca