Denpasar, baliilu.com
– Pemerintah Provinsi Bali melalui Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan
Corona Virus Disease (Covid-19) Provinsi Bali dalam konferensi pers, Kamis
petang (16/4-2020) di Kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali Renon, Denpasar,
menyampaikan update perkembangan
Covid-19 sebagai berikut.
Sampai Kamis petang, Dewa Indra memaparkan ada pertambahan
kasus positif Covid-19 sebanyak 15 orang. Kasus positif terbaru hari ini
sebanyak 15 orang terdiri dari pekerja migran Indonesia (PMI) yang memiliki riwayat
perjalanan ke luar negeri sebanyak 9 orang, transmisi lokal sebanyak 3 orang,
dan 3 orang masih diinvestigasi. Jadi jumlah akumulatif positif Covid-19 di
Bali sebanyak 113 orang.
‘’Saya gambarkan lebih rinci jumlah akumulatif positif
Covid-19 sebanyak 113 orang. Terdiri dari 7 warga negara asing, 106 warga
negara Indonesia. Sebanyak 106 WNI ini terdiri dari 72 orang kasus imported case dibawa dari luar negeri
oleh sahabat, saudara kita pada bulan-bulan ini. Imported case sebanyak 72
orang ini terdiri dari 68 dari PMI dan 4 non-PMI, warga Bali yang punya riwayat
perjalanan ke luar negeri dan saat ini kembali ke Bali,’’ ujar Dewa Indra.
Namun di balik kenaikan kasus positif sebanyak 15 orang pada
Kamis ini, Dewa Indra mengungkapkan ada kabar gembira, dimana sebanyak 9 orang
sahabat kita yang berhasil sembuh dari Covid-19. 9 orang ini terdiri dari PMI
sebanyak 7 orang dan 2 orang dari terinfeksi di daerah lain. Sehingga secara akumulatif jumlah yang sembuh
sampai hari ini mencapai 32 orang.
Dewa Indra juga melaporkan pasien yang sedang dirawat di rumah
sakit sebanyak 78 orang di 11 rumah sakit rujukan dan di tempat karantina bagi
yang fisiknya sehat atau tidak memperlihatkan gejala atau indikasi sakit.
Lanjut disampaikan kasus positif yang datang dari daerah
terjangkit sebanyak 13 orang, transmisi
local sebanyak 16 orang, dan masih investigasi 5 orang. Diinvestigasi karena pasien
ini tidak pernah punya riwayat perjalanan ke luar negeri, tidak ada riwayat perjalanan
ke daerah lain yang terjangkit dan anggota keluarganya tidak ada yang positif. ‘’Ini
masih kita dalami lagi dari mana mereka kena,’’ ujar Dewa Indra.
Yang menjadi catatan penting mencermati data yang berkembang
sampai Kamis petang ini yakni angka yang menggambarkan trasmisi lokal sebanyak
16 orang. Dewa Indra mengatakan transmisi lokal ini adalah penularan virus
corona dari orang yang positif terinfeksi di Bali dan kemudian berinteraksi atau
kontak dengan orang lain. Kontak itu bisa dalam bentuk kontak fisik bersalaman,
pernah berkomunikasi jarak dekat tanpa dilindungi masker, mungkin pernah duduk
di tempat yang dimana orang positif Covid-19 pernah duduk kemudian tidak
mencuci tangan.
Jadi transmisi lokal itu terjadi karena orang berhubungan
dekat dengan orang yang positif tetapi yang bersangkutan mungkin tidak diketahui,
sehingga tidak menggunakan masker, tidak mencuci tangan, tidak menjaga jarak satu sama lain.
‘’Kalau kita sepakat untuk menghentikan pertambahan kasus
melalui transmisi lokal, maka sore ini saya mengajak masyarakat Bali, mari bersama-sama
punya komitmen untuk menghentikan transmisi lokal dengan cara yang sangat
sederhana yakni menggunakan masker baik yang sakit maupun yang sehat, sehingga
masker bisa melindungi diri kita semua. Kita tidak tahu orang lain sakit atau
sehat, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak fisik dan kurangi melakukan
aktifitas keluar rumah. Cara ini sederhana, murah, dan mudah diikuti dan mudah
dipahami masyarakat. Kalau kita bisa melakukan cara-cara yang sederhana ini
maka kita tidak melakukan tindakan besar yang memiliki konsekuensi lebih besar
kepada masyarakat,’’ ungkap Dewa Indra.
Sementara itu, Dewa Indra juga meluruskan informasi dan situasi
di lapangan yang kurang kondusif. Ketika pemerintah kabupaten/kota mencari tempat
karantina bagi PMI yang baru pulang ada penolakan dari masyarakat, meskipun
tempat karantina dipilih di hotel atau di tempat yang merupakan fasilitas milik
pemerintah.
Berkenaan dengan penolakan itu, Dewa Indra menginformasikan apa
tempat karantina itu, siapa yang dikarantina, bagaimana mereka di sana, serta
bagaimana virus ini menular ke orang lain? Yang dimasukkan ke karantina oleh
pemerintah kab/kota adalah PMI yang sudah di-rapid test di bandara atau di tempat karantina provinsi, yang hasilnya
negatif.
‘’Yang negatif kami serahkan ke pemerintah kab/kota untuk
dikarantina dalam satu tempat atau beberapa tempat di bawah pengawasan pemerintah
kab/kota dibantu oleh TNI, Polri dan desa adat. Jadi yang dikarantina orang
yang negatif, mereka dikarantina dalam satu tempat atau beberapa tempat di
bawah pengawasan yang ketat. Sehingga orang yang dikarantina tidak bisa
kemana-mana. Dia tidak akan bisa berinteraksi dengan masyarakat di luar tembok
pagar karantina. Kemudian orang luar tidak diizinkan masuk ke tempat karantina
kecuali petugas medis dan petugas keamanan. Jadi yang dikarantina tidak akan keluar,’’
papar Dewa Indra.
Kemudian virus corona ini juga menular tidak melalui udara
atau angin. Artinya jika ada sahabat kita di tempat karantina ada yang positif
misalnya, virusnya tidak akan menyebar melalui angin atau udara mengenai
penduduk di sekitarnya. Tidak akan seperti itu.
Penularan virus corona, kata Dewa Indra melalui interaksi
jarak dekat, satu meter atau kurang dimana ada droplets yang keluar mengenai
orang lain, ada bagian tangannya yang penah menyentuh permukaan yang berisi
virus, hanya dengan cara ini virus menular. ‘’Maka kepada masyarakat di luar
karantina tidak akan terkena penyakit ini. Sesungguhnya tidak perlu ada
ketakutan apalagi penolakan,’’ ujar Dewa Indra.
Bahwa sampai ada penolakan, Dewa Indra berkesimpulan pemerintah
kab/kota perlu mendekati kelompok masyarakat yang melakukan penolakan, jelaskan
kepada mereka dengan baik, apa itu karantina, siapa yang dikarantina, bagaimana
penularan penyakit. ‘’Saya optimis kalau pemerintah kab/kota bisa menjelaskan
dengan baik, clear jernih maka saya yakin mereka pasti menerima,’’ ujar Dewa
Indra.
Dewa Indra mengambil contoh kasus di Kabupaten Klungkung, ada
penolakan masyarakat karena satu hotel digunakan tempat istirahat petugas medis.
Bupati Klungkung bersama Dandim, Kapolres, turun langsung menemui masyarakat
memberikan penjelasan dan ternyata masyarakat memahami dan menerimanya.
‘’Bagi kami penolakan masyarakat ini disikapi secara positif,
karena bagian dari kewaspadaan mereka dan karena mereka kurang paham tentang
cara penularan virus corona. Mereka menduga ada tempat karantina maka
masyarakat sekitarnya akan terjangkit. Tugas kita aparat pemerintah untuk memberikan
pemahaman. Jadi jangan dibiarkan masyarakat menggunakan logika-logika sendiri
untuk melakukan penolakan,’’ tegas Dewa Indra.
Bisa dibayangkan jika semua desa melakukan penolakan, kata
Dewa Indra, lalu akan dibawa kemana sahabat, saudara kita? Ini problem kita
bersama. ‘’Karena itu saya tetap dalam posisi tidak menyalahkan masyarakat. Karena
masyarakat takut, waspada dan kurang paham. Maka tugas pimpinan daerah, bupati/walikota
untuk menemui langsung warga masyarakat, jangan ragu. Pemerintah harus berdiri
tegak apa yang menjadi upaya pencegahan Covid-19 ini. Dengan demikian kalau
semua masyarakat memahami dengan baik, kemudian mari kita bersama melakukan
pencegahan dengan cara sederhana maka saya pastikan Covid-19 tidak akan terus
berkembang di Bali,’’ ujar Dewa Indra optimis.
Bahwa sampai hari ini ada penambahan kasus positif,
penambahan ini berasal dari sahabat kita yang baru pulang dari luar negeri. ‘’Tetapi
kepada mereka sudah kami screening ketat, yang positif ditangani provinsi,
dikarantina diperiksa swabnya, dibawa ke rumah sakit bagi yang sakit. Kami
pastikan yang positif tidak dilepas ke masyarakat,’’ ujar Dewa Indra.
Jika menyebar melalui udara, Dewa Indra menandaskan yang
kena pertama adalah petugas medis. Karena petugas medis yang melayani mereka
yang positif itu di tempat karantina atau
di rumah sakit. Semestinya mereka lebih dulu kena. Tetapi karena mengikuti
protokol pencegahan Covid-19, maka mereka tidak terpapar. ‘’Begitu juga
masyarakat jika mengikuti protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri saya
pastikan tidak terdampak,’’ tegas Dewa Indra.
Ini adalah perjuangan panjang, yang ‘’cukup menantang’’. Ketika penyakit ini merebak, ada sebagian
masyarakat melakukan penolakan, bagi kami tantangan untuk membuat pemerintah bekerja
lebih serius lagi, bekerja berkomunikasi dengan baik bersama masyarakat. Mudah
mudahan Bali yang kita cintai segera pulih dari Covid-19. Mari bersama
menyongsong cahaya agar badai cepat berlalu. (*/gs)