Thursday, 21 September 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

PARIWISATA

Asita Bali, HPI Bali, dan PHRI BPC Bangli Layangkan Surat Bersama: Memohon Agar Kenaikan Tarif Retribusi Masuki Kawasan Kintamani Ditunda

BALIILU Tayang

:

de
GM TOYA DEVASYA DR. I KETUT MARDJANA: Tak rumahkan karyawan meski terdampak virus corona.

Bangli, baliilu.com – Sehubungan terbitnya Peraturan Bupati Bangli Nomor 37 tahun 2019 tentang Peninjauan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Kabupaten Bangli, dimana sejak 1 Januari 2020  diberlakukan tarif retribusi masuki kawasan Kintamani sebesar 50 ribu belum termasuk pajak, di tengah dampak virus corona yang melumpuhkan sektor pariwisata, maka Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Bali, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPC Bangli  secara bersama-sama melayangkan surat kepada Bupati Bangli yang isinya agar menunda kenaikan tarif masuk kawasan Kintamani tersebut sampai kondisi pariwisata Bangli kembali kondusif.

‘’Namun, surat yang sudah kami serahkan pada pertengahan Februari lalu itu, sampai hari ini belum mendapat jawaban,’’ terang Ketua PHRI BPC Bangli DR. I Ketut Mardjana saat ditemui di Toya Devasya Natural Hot Spring Kintamani, Kamis sore (27/2-2020) sekaligus melakukan koreksi terhadap surat yang menyebutkan Perbup nomor 47/2014 yang seharusnya nomor 37/2019. Surat yang ditembuskan kepada Gubernur Bali, Ketua DPRD Bangli, Forum Pimpinan Daerah Bangli, Ketua PHRI DPD Provinsi Bali, Ketua Bali Tourism Board, ditandatangani Ketua DPD Asita Bali Ketut Ardana, Ketua DPD HPI Bali I Nyoman Nuarta, SH, dan Ketua PHRI BPC Bangli DR. I Ketut Mardjana.

Adapun alasan permohonan penundaan ini, kata I Ketut Mardjana, sehubungan dengan situasi pariwisata khususnya Bali termasuk pariwisata Bangli yang saat ini sangat terpuruk sebagai akibat merebaknya virus corona, yang oleh WHO dinyatakan sebagai krisis kesehatan yang melanda dunia.

Selain itu, karena agen perjalanan, hotel dan restoran sudah melakukan kontak harga selama setahun yang secara umum dimulai bulan April. Oleh karena itu ketika ada kenaikan tarif retribusi akan menjadi beban institusi pariwisata tersebut. Seharusnya setiap ada rencana kenaikan beban kepada pelaku wisata selayaknya disosialisasikan dan didiskusikan terlebih dahulu dengan pemangku kepentingan seperti pihak Asita, HPI dan PHRI. ‘’Rencana kenaikan yang diputuskan Pemkab Bangli tidak pernah disosialisasikan kepada ketiga asosiasi ini sehingga terkesan Pemkab Bangli melalui Dinas Pariwisata berjalan sendiri,’’ ujar Ketut Mardjana.

Baca Juga  KPU Bali Gelar Sosialisasi dan Bimtek Tata Cara Pengajuan Balon Anggota DPRD

Terhadap kenaikan retribusi itu juga menuai banyak protes dari pelaku wisata yang disampaikan melalui social media. Begitu juga keluhan dan keberatan yang muncul di medsos dan keresahan pelaku wisata termasuk Asita, HPI dan PHRI, Bali Tourism Board pada 17 Januari 2020 mengundang Dinas Pariwisata Bangli dengan pihak pengelola pariwisata dengan kesimpulan agar menunda tarif masuk retribusi ke kawasan Kintamani.

Begitu juga berbagai pertemuan yang digelar Nawa Cita Pariwisata Indonesia terkait upaya mengatasi menurunnya kunjungan  wisatawan ke Bali maka masalah harga tiket mahal dan mahalnya beaya berpariwisata ke Bali, khususnya ke Bangli termasuk kenaikan tarif retribusi per 1 Januari 2020 selalu menjadi topik bahasan dan diimbau untuk diturunkan demi menggairahkan pariwisata Bali dan menumbuhkembangkan pariwisata Bangli.

Alasan lain juga di beberapa media pernah memberi catatan beaya berpariwisata ke Kintamani relatif sangat mahal. Hal ini karena adanya berbagai pungutan seperti pungutan di jalan umum Denpasar Singaraja melalui Kintamani yang dilakukan Pemkab Bangli melalui retribusi, pungutan yang dilakukan oleh BKSDA bagi wisatawan yang memasuki kawasan BKSDA dan berbagai pungutan lain yang dilakukan oleh pemkab, desa dan masyarakat.

Sesungguhnya, kata Ketua BPPD Bangli ini, pemerintah pusat sudah begitu gencar memberikan stimulus ekonomi untuk bisa meningkatkan arus pariwisata. Terlebih lagi pemerintah Indonesia sudah mencanangkan, menetapkan pariwisata sebagai leading sector. ‘’Kalau ini terjadi krisis maka tentu semua sektor ekonomi akan terganggu,’’ ujar Ketut Mardjana.

de
TOYA DEVASYA: Berikan sensasi yang luar biasa, dengan air panas alami di pinggir danau dan gunung Batur

Stimulus ekonomi yang sudah beredar di media diketahui bahwa pertama, pajak PHR sudah dihentikan selama enam bulan, pemerintah pusat menyediakan dana untuk mengkonvenser pemda-pemda.

Kedua, penerbangan sudah menurunkan harga sampai 30 persen untuk 10 destinasi termasuk Bali. Begitu pemerintah pusat melihat bahwa dampak daripada menurunnya arus pariwisata ini terhadap perekonomian maka segera memberikan stimulus untuk membangkitkan kembali. Ini sangat disambut baik oleh pemda yang menjadi satu destinasi pariwisata. Di antaranya Bali.

Baca Juga  Kurang Kondusif, Sekda Dewa Indra Ajak Kabupaten/Kota Bersinergi Jaga Pintu Masuk Bali

‘’Saya lihat Pak Wagub terus memberikan edaran, konferensi pers. Sementara Pak Gubernur langsung memanggil tokoh-tokoh pariwisata untuk mencari solusi. Artinya bahwa sangat begitu cepat merespons. Tapi saya melihat Bangli kok nggak ada suaranya. Saya sudah membuat surat langsung yang ditandatangani oleh tiga pelaku wisata yakni Asita, HPI dan PHRI yang ditujukan untuk Bupati Bangli. Yang saya sangat sayangkan kok belum ada satu respons terhadap surat ini. Sepatutnya kita diajak bicara, bagaimana mengatasi situasi ini. Jika dibiarkan,  yang terpukul adalah ekonomi rakyat. Belum lagi terbelenggu oleh tarif retribusi yang tinggi. Belum lagi terbelenggu oleh banyaknya pungutan,’’ ujar Ketut Mardjana yang didampingi Direktur Utama Toya Devasya Putu Astiti Saraswati dan Komisaris Utama PT NIDU Wayan Mantik.

de
PUTU ASTITI SARASWATI: Dirut Toya Devasya lakukan terobosan dengan paket-paket menarik.

Hal itu, lanjut Ketut Mardjana yang menyebabkan biaya berpariwisata atau berdarmawisata ke Bangli khususnya ke Kintamani menjadi mahal. Artinya, jika tamu merasakan mahal maka kalau masih mungkin akan lari ke daerah lain. ‘’Kalau tamu tidak ada, siapa yang terpukul ya… ekonomi rakyat seperti pedagang kopi, pedagang acung, usaha di bidang transportasi, petani sayur, kuliner, homestay, villa, restoran,’’ ungkap Ketut Mardjana.

Ditegaskan, pemerintah pusat begitu cepat merespons, seperti PHR enam bulan gratis, memberikan insentif. ‘’Kenapa Bangli malah ngotot dengan kenaikan tarif itu. Kenapa sih tidak mau menunda. Yang saya usulkan kan tunda sampai situasi membaik. Kenapa tidak dikonsultasikan pungutan ini jangan di setiap titik ada pungutan. Saya berharap, pemkab peka terhadap situasi pariwisata seperti ini. Saya juga mengharapkan wakil-wakil kita di DPR juga  peka terhadap suara rakyat. Saya pernah kirim surat minta waktu diskusi tapi nggak ada jawaban. Kapan mendengarkan keluhan rakyat. Apa mereka menutup mata dan telinga atau karena terlalu sibuk dengan urusan politik pilkada, jadi masalah perekonomian tidak menjadi atensi. Bagi saya di tengah situasi ini bagaimana sih mendorong biar aktifitas ekonomi jangan sampai terjadi stagnasi, jangan sampai terjadi  penurunan yang luar biasa,’’ ungkapnya.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Dukung Rencana Tour Ride Denpasar-Jakarta oleh Women Cyclist Club
de
IBU KONJEN TIONGKOK: Ikut menikmati keindahan dan wahana yang disediakan Toya Devasya

Ketut Mardjana kembali mengeluhkan, sering mengusulkan kepada pemkab, kalau perlu janganlah pungutan yang di depan menjadi focus seolah pemkab asal mau cepat saja. Coba, rangsang pengusaha-pengusaha biar tumbuh, baru kemudian dipajaki. Untuk tidak terjadi penghindaran pajak, di sini pemkab seharusnya mengelektronikan system penjualan mereka, sehingga mudah mengontrol. ‘’Kalau di Toya Devasya semuanya komputerisasi. Bagaimana pungutan di akhir setelah usaha-usaha bisa jualan. Itu yang seharusnya dibangun, bukan dipungut di depan. Pungutan di depan membuat beban bagi pengunjung,’’ imbuh Mardjana. (GS)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PARIWISATA

Bupati Giri Prasta Nonton Tayangan Master Plan Desa Mengwi

Sekaligus Ramah Tamah dengan PKK Se-Desa Mengwi

Published

on

By

Bupati giri prasta
MASUKAN: Bupati Nyoman Giri Prasta memberi masukan saat penayangan Master Plan Desa Mengwi di Ruang Rapat Giri Gosana Kantor Perbekel Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/9). (Foto: ist)

Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta memberi masukan pada Penayangan Master Plan Desa Mengwi sekaligus hadir pada acara ramah tamah dengan PKK se-Desa Mengwi bertempat di Ruang Rapat Giri Gosana Kantor Perbekel Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/9).

Hadir dalam kesempatan ini Camat Mengwi I Nyoman Suhartana beserta unsur Tripika Kecamatan Mengwi, Perbekel Desa Mengwi I Nyoman Swarjana, Bendesa Adat Mengwi Ida Bagus Oka, tokoh masyarakat dan PKK se-Desa Mengwi.

Dalam sambutannya Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, menyampaikan rasa syukur rasa bangga bisa hadir sekaligus melihat video master plan untuk pembangunan di Desa Mengwi. Dirinya ingin pembangunan Desa Mengwi betul-betul dikelola oleh masyarakat Mengwi.

“Bagi warga yang hidup, lahir, mati di Mengwi Utpeti, Stiti, Pralina miliki bersama-sama itu yang saya inginkan. Jangan perorangan, jangan kelompok, yang saya inginkan masyarakat Mengwi ini harus menjadi tuan di rumahnya sendiri, seperti ada kawasan pariwisata ke depan di Mengwi. Saya tidak ingin masyarakat Mengwi tidak terlibat dalam pembangunan desanya sendiri, yang saya inginkan semua masyarakat Mengwi harus terlibat karena pembangunan Mengwi ini supaya benar-benar menjadi pendapatan desa yang akan dikembalikan sepenuhnya lagi kepada desa,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan, dengan sketsa gambar Duk Print Master Plan itu akan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp.125 miliar. “Saya setuju dengan Duk Print Master Plan tadi, siapa yang mau maju silahkan saya akan dukung sepenuhnya selama saya masih menjadi Bupati dan diharapkan pembangunan itu sudah rampung. Kepada Perbekel saya harapkan juga dalam pelaksanaannya semua Banjar dilibatkan dalam pembangunan wilayah Desa Mengwi, kita harus bersatu membuat jembatan emas buat generasi ke depan, dan harapan saya kepada Perbekel Mengwi di tahun 2023 ini tuntaskan Rumah Sehat Layak Huni untuk masyarakat di Mengwi setelah itu baru pikirkan ke depan untuk kemajuan Mengwi, tetapi untuk memajukan Mengwi ini masyarakat dan tokoh-tokoh harus bersatu jika tidak bersatu kita tidak akan berhasil untuk memajukan Desa Mengwi ini,” pesan Giri Prasta.

Baca Juga  Kurang Kondusif, Sekda Dewa Indra Ajak Kabupaten/Kota Bersinergi Jaga Pintu Masuk Bali

Ditambahkan, Perbekel dan masyarakat harus gotong-royong mewujudkan master plan yang ditayangkan tadi untuk mewujudkan Desa Wisata dimana desa wisata ini adalah home base-nya pariwisata.

“Desa Wisata itu didalamnya berisi Agro Wisata Pariwisata yaitu wisata berbasis dengan perkebunan, ada Ekowisata yakni wisata yang berbasis dengan lingkungan, ada Health Wisata yaitu wisata yang berbasis dengan kesehatan, dan Culture Wisata, wisata yang berbasis dengan seni dan budaya. Inilah home base-nya Desa Wisata, maka saya pastikan Mengwi ini kalau bicara masalah ikatan ibukota yang ada di Kecamatan Mengwi ini yang terdiri dari Desa dan Kelurahan harus bagus jangan sampai ibukota kecamatan ini tidak bagus,” tutupnya.

Sementara itu Perbekel Desa Mengwi I Nyoman Swarjana mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung bersama undangan lainnya dimana Desa Mengwi memperlihatkan dan menayangkan Master Plan pembangunan di wilayah Desa Mengwi. Adapun kegiatan-kegiatan di tahun 2022 yang intinya berkaitan dengan pembangunan-pembangunan diantaranya Kantor Desa Mengwi, finishing Balai Banjar Munggu dan yang lainnya. Lanjut di tahun 2023 pertama di bulan Maret sudah masuk dana hibah pembangunan Balai Banjar Serbaguna Banjar Delod Bale Agung, Lebah Pangkung dan Balai Banjar Lebah Pangkung ini diawali dari hibah tanah dan pembangunannya sudah berjalan 80%. Selain ini hibah di induk juga sudah terealisasi untuk acara Atma Wedana dan bantuan lainnya juga sudah banyak yang terealisasi untuk pembangunan di wilayah Mengwi.

“Dapat kami sampaikan dan pertunjukan melalui video master plan yang Bapak Bupati tonton, itulah konsep kami ke depan untuk menata wilayah yang ada di Desa Mengwi apalagi yang sering bapak ucapkan membangun Badung dari desa, konsep itulah yang kami pakai pedoman. Oleh karena itu mudah-mudahan konsep yang kami tunjukan melalui master plan yang ini bisa bapak realisasikan dananya untuk pembangunan di wilayah Desa Mengwi,” pintanya. (gs/bi)

Baca Juga  Kembali Gelar Bakti Sosial, Satgas Covid-19 MGPSSR Bali Datangi Semeton di Karangasem

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Air Terjun Bengbengan, Surga Tersembunyi di Lemukih

Published

on

By

air terjun bengbengan desa lemukih
Air Terjun Bengbengan di Desa Lemukih Buleleng. (Foto: ist)

Buleleng, baliilu.com – Buleleng terkenal kaya akan keindahan alam, utamanya alam pedesaan. Air terjun Bengbengan adalah salah satu potensi keindahan alam yang dimiliki Desa Lemukih di Kecamatan Sawan.

Desa Lemukih merupakan salah satu desa yang saat ini masih terjaga keasriannya. Sepanjang jalan desa terdapat hamparan pohon cengkeh, kopi, manggis yang memanjakan mata kita untuk melihatnya.

Desa ini memiliki luas wilayah 39,70 km persegi dengan jumlah penduduk 4.335 orang yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani. Desa Lemukih kini sedang mengembangkan Daerah Tujuan Wisata (DTW) seperti, Air Terjun Fiji, Gerombong, Ikut Sampi, Yeh Mampeh, Lalang dan Bengbengan.

Media menemui salah satu anggota Bumdes Lemukih, Ketut Susila pada Sabtu (16/9). Ketut Susila menyampaikan bahwa Desa Lemukih kini sedang mengembangkan Air Terjun Bengbengan. Air Terjun Bengbengan awalnya bernama Brembengan (jurang).

Ketut Susila menambahkan, akses jalan menuju air terjun berjarak 1 km dari Kantor Desa Lemukih. Pengunjung dapat menuju lokasi dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan parkir di Banjar Nangka. Selanjutnya, pengunjung melewati jalan setapak dengan puluhan anak tangga yang berjarak 100 meter sampai ke air terjun.

“Sepanjang jalan setapak, pengunjung akan melihat pemandangan dengan panorama yang indah dan sejuk,” ucapnya. Dengan posisi lokasi air terjun, wisatawan yang hobi tracking wajib untuk mencobanya.

Adapun ketinggian Air Terjun Bengbengan kurang lebih 50 meter dengan memiliki air yang jernih bersumber dari mata air langsung. Harga tiket pengunjung sebesar 20 ribu rupiah untuk wisatawan mancanegara dan 10 ribu rupiah untuk wisatawan lokal/domestik. “Dalam menjaga kebersihannya, kami telah menyiapkan kantong sampah baik organik, maupun nonorganik,” tegasnya.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, DTW tengah memanfaatan teknologi berupa fasilitas e-ticketing. Pemerintah Desa Lemukih sedang dalam proses pengajuan kerja sama dengan Pemerintah dalam proses digitalisasi tersebut. 

Baca Juga  Provinsi Bali Terima Bantuan 150 Ribu Paket Merdeka Belajar dari Telkomsel

“Mudah-mudahan tahun ini prosesnya berjalan dengan lancar dan sesuai harapan kami, sehingga pengelolaan Desa Wisata Lemukih menjadi lebih akuntabel,” harapnya.

Sementara itu, Perbekel Lemukih, I Nyoman Singgih mengungkapkan, Desa Lemukih tidak hanya mengandalkan DTW air terjun. Desa Lemukih memiliki beberapa perkebunan yang membuat Desa Lemukih menjadi salah satu desa mandiri. 

Melihat potensi yang ada, Perbekel Singgih berharap kedepannya Desa Lemukih semakin maju. Pembukaan Turyapada Tower di Yeh Ketipat merupakan pintu awal dari pengembangan pariwisata Desa Lemukih.

“Pengembangan pariwisata ini sangat mengangkat perekonomian Desa Lemukih terutama kepada generasi muda maupun pengusaha,” tutupnya.

Pihaknya mengajak kepada wisatawan mancanegara dan lokal untuk melihat seni budaya, pemandangan alam, serta keindahan panorama yang ada di Desa Lemukih. (gs/bul)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

PARIWISATA

Buka Suryaloka dan ‘’Tourism Talk’’, Sekda Dewa Indra Apresiasi Kontribusi BI untuk Ekonomi Bali

Published

on

By

sekda bali
SURYALOKA: Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra berfoto bersama usai membuka secara resmi acara Suryaloka yang dirangkaikan dengan Tourism Talk bertempat di Graha Tirta Gangga, Lantai 2, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Denpasar pada Senin (11/9). (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra membuka secara resmi acara Suryaloka yang dirangkaikan dengan Tourism Talk bertajuk Fostering Sustainable Economic through Quality Tourism: Unlocking Indian Market Potential bertempat di Graha Tirta Gangga, Lantai 2, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Denpasar pada Senin (11/9).

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Dewa Indra mengapresiasi BI terutama Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali yang terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Bali. “Kita kembali saat pandemi Covid-19 melanda, dan juga saat recovery, BI selalu hadir membantu industri pariwisata dan UMKM di Bali,” jelasnya.

Mengenai tema untuk menarik wisatawan India, Sekda Dewa Indra mengaku itu merupakan langkah yang tepat. Mengingat wisatawan dari India, termasuk salah satu wisatawan terbesar di Bali. Sebelum pandemi Covid-19 tahun 2019, ia mengungkapkan jika wisatawan India datang ke Bali sekitar 374.000. “Pada tahun 2020 dan 2021 tentu mengalami penurunan karena pandemi melanda seluruh dunia. Namun angka tersebut mulai naik di tahun 2022 dan tahun 2023 per 31 Agustus sudah menyentuh angka 288.000 wisatawan. Saya optimis angka tahun 2019 akan terlampaui bahkan melebihi,” tuturnya.

Birokrat asal Pemaron, Buleleng tersebut juga mengaku bahwa India merupakan pasar wisatawan yang sangat potensial untuk Bali. Hal itu dipandang karena kedua pihak mempunyai kultur yang mirip. Jadi ia sangat yakin jika potensi tersebut bisa dikembangkan dan dinaikkan terus.

“Ini semua tergantung dari semua pihak, baik pemerintah yang dalam hal ini imigrasi sebagai pintu masuk dilanjutkan dengan industri sebagai pintu berikutnya yang memberikan pelayanan prima bagi wisatawan untuk tema besar pariwisata Bali yaitu Quality Tourism,” tandasnya.

Baca Juga  Kembali Gelar Bakti Sosial, Satgas Covid-19 MGPSSR Bali Datangi Semeton di Karangasem

Sementara Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali R. Erwin Soeriadimadja mengungkapkan jika pariwisata masih menjadi penggerak utama perekonomian Bali. Untuk itu pihaknya ingin mendorong Pariwisata Berkualitas atau Quality Tourism di Bali. Untuk itu ia mengajak semua pihak untuk berkoordinasi mencapai tujuan tersebut.

“Mari kita bersama-sama mewujudkan Quality Tourism di Bali agar semakin mendunia utamanya Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota, Asosiasi Perbankan dan seluruh Insan Pariwisata agar menaruh perhatian yang besar untuk membuat kerja sama tidak hanya untuk kebangkitan pariwisata di Bali tapi juga yang terpenting industri derivatifnya dari pariwisata yang mana bisa lebih mewujudkan ekonomi Bali yang lebih kuat, lebih sejahtera dan juga lebih inklusif,” ungkap Erwin Soeriadimadja.

Apresiasi juga datang dari Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Ia mengungkapkan jika agenda Suryaloka dan Tourism Talk merupakan salah satu perwujudan nyata bagi Bank Indonesia untuk berkontribusi di dalam pengembangan perekonomian sektor pariwisata. Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong terbangunnya sinergi antara pemerintah, akademisi, praktisi, serta para pelaku usaha dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

“Kami punya program sosial Bank Indonesia dimana program itu sebenarnya adalah bagaimana Bank Indonesia itu bisa berkontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucap Destry.

Hadir sebagai narasumber, GA Diah Utari, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyampaikan up-date perekonomian Provinsi Bali serta diseminasi hasil survei rutin dan ad-hoc yang telah dilakukan KPw BI Provinsi Bali, Konjen India di Bali, membahas Peluang Peningkatan Kunjungan Wisatawan India ke Bali dan potensi Kerja Sama Investasi, Forum Komunikasi Desa Wisata membahas Potensi Desa, Neeharika Singh yang membahas Wisata untuk Menarik Kunjungan Wisman India dan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Bali mengenai Tren dan Pola Perjalanan Wisman Melalui Pelabuhan Udara. (gs/bi)

Baca Juga  KPU Bali Gelar Sosialisasi dan Bimtek Tata Cara Pengajuan Balon Anggota DPRD

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca