Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali I Wayan Koster
mengatakan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi
Bali masih bergelut untuk menjalankan visi Nangun Sat Kerthi
Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Dimana dalam visi ini memiliki
makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera,
bahagia sekala-niskala. Dengan menyelenggarakan pembangunan secara terpola,
menyeluruh terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
‘’Jadi ini dalam sekali maknanya. Saya menjalankan ini dengan baik. Fokus kami adalah
membangun alam, manusia dan kebudayaan Bali. Karena semua sudah berubah oleh dinamika pembangunan yang
berjalan cukup lama,’’ ujar
Gubernur Koster saat menerima audiensi Ketua FKUB DKI
Jakarta Dede Rosyada beserta rombongan pengurus lainnya pada Senin (17/2) sore
di kediaman Jaya Sabha, Denpasar.
Dikatakan, Bali sebagai destinasi wisata dunia harus dijaga dan ditata dengan baik
agar pariwisata Bali bisa berkelanjutan. Untuk
menatanya membutuhkan persatuan dan kesatuan dalam
melaksanakan pembangunan terlebih di Bali sebagai daerah tujuan wisatawan dunia. Karena itu harus
hati-hati dalam membuat kebijakan dan menjalankan pembangunan.
‘’Saya selalu melibatkan FKUB Provinsi Bali dalam mengambil kebijakan dan
menjalankan pemerintahan terlebih untuk membahas yang berkaitan dengan umat. Semua yang datang ini
adalah tokoh-tokoh umat beragama yang harus kita hormati dan kita muliakan.
Saya selalu memberikan tempat khusus bagi tokoh umat,’’ terang Ketua PD PDI Perjuangan ini.
Lebih lanjut
dikatakan, di tangan bapak-bapak lembaga atau kemajelisan
dari semua umat bisa tetap menjaga agar situasi tetap kondusif. ‘’Dulu saya waktu di
Jakarta ngayah di Parisadha Hindu Dharma Indonesia pusat. Aktif di keuamatan
sebagai tenaga pembantu. Tugasnya bawa proposal, bawa surat kalau mau membuat
acara, naik bus dengan biaya sendiri. Menurut saya, di dunia keumatan
selain aktivitas yang kita jalani memberikan kepuasan terhadap umat dan diri
sendiri juga menurut saya itu menjadi bagian dari olah kerohanian, memperkuat
jati diri,
membangun kematangan, bisa menjadi lebih berkarakter. Apa yang saya lakukan adalah ketulusan,
tidak pernah memandang apa-apa,’’
ungkapnya.
Kalau bergelut di lembaga keumatan atau
kemajelisan yang lebih tinggi lagi, dalam menjalankannya harus dengan cara
terhormat dan dengan tulus ikhlas. ‘’Saya
baru setahun menjalankan tugas sebagai Gubernur, tekad saya bekerja fokus, tulus, lurus untuk menjalankan tugas melayani masyarakat,’’ katanya.
Sementara itu Ketua FKUB DKI Jakarta Dede Rosyada
menyampaikan kehadirannya di Bali ingin melakukan diskusi dengan FKUB Provinsi Bali terutama karena Bali dinilai lebih
baik kerukunannya dengan Jakarta. Kami ingin belajar bagaimana Bali bisa
terkenal akan kerukunan umatnya.
‘’Bagaimana masyarakat kita di Jakarta bisa menerima perbedaan agar
kerukunan umat beragama bisa tetap terjaga dengan baik. Hal ini yang kita
inginkan di Jakarta dengan kemajemukannya,’’ kata Rosyada sembari mengatakan Jakarta ingin
mencoba bisa menjadi destinasi wisata, ini yang diharapkan oleh Pak Gubernur
DKI Jakarta. Selama ini Jakarta hanya menjadi pusat bisnis dan pemerintahan saja.
Hadir pula pada kesempatan ini Ketua FKUB Bali Ida
Pangelingsir Agung Putra Sukahet.
(*/balu1)