Badung, baliilu.com – Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa
Made Indra mengatakan sengaja memilih Garuda Wisnu
Kencana (GWK) sebagai tempat untuk disinfeksi karena ingin
mengirim pesan kepada masyarakat dan juga pengelola destinasi wisata bahwa
objek wisata adalah salah satu tempat berisiko tinggi dalam penyebaran Covid-19.
‘’Kita tahu bahwa GWK adalah salah satu ikon pariwisata Bali, jadi kita
ingin mengirim pesan bahwa objek wisata rentan penularan. Mari kita terus melakukan berbagai upaya,
termasuk disinsfeksi, jangan berhenti karena jumlah yang terjangkit terus
bertambah,’’ ujar Dewa Indra yang juga
Sekda Provinsi Bali saat menggencarkan upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 melalui gerakan penyemprotan disinfektan, Sabtu (21/3/2020), bersama
sejumlah pimpinan OPD Pemprov Bali di areal objek wisata GWK Jimbaran, Badung.
Sekda Dewa Indra menyampaikan kegiatan penyemprotan desinfektan ini merupakan lanjutan
upaya disinfeksi secara massal yang dilakukan di seluruh kabupaten/kota.
PIMPINAN OPD: Pimpinan OPD Provinsi Bali ikut penyemprotan desinfektan.
Dewa Indra menandaskan hingga tadi malam, di daerah Bali tercatat 4 pasien positif Covid-19, terdiri dari 2 WNA dan 2 WNI. Dari empat pasien positif itu, dua meninggal yaitu WNA. Pasien WNA pertama yang meninggal, seperti sudah diketahui bersama melalui informasi sebelumnya. Sedangkan yang satunya lagi adalah WNA 72 tahun, meninggal pada 15 Maret 2020. Pasien WNA ke-2 yang dinyatakan positif Covid-19 awalnya didiagnosa oleh pihak RS menderita penyakit jantung. Tapi karena dalam situasi penyebaran Covid-19, yang bersangkutan juga dicek dan ternyata positif Covid-19.
‘’Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak konsulat asal WNA
dimaksud untuk proses pemakaman atau kremasi. Berkenaan dengan WNA kedua positif
Covid-19 yang
dinyatakan meninggal, kami telah melakukan penelusuran atau contact tracing dan baru menemukan satu
orang terdekatnya selama di Bali, tentunya ini akan terus dikembangkan. Sedangkan pasien
ke-3 dan 4
adalah WNI, satunya dirawat di salah satu RS rujukan di Bali, satunya lagi
dirawat di RS luar Bali karena yang bersangkutan sudah kembali ke daerahnya,’’ ujarnya.
Terkait penambahan jumlah kasus pasien
positif, saat ini ada 199 ODP (orang dalam pengawasan) yang terkait kontak dengan pasien. Jumlah ini bisa bertambah
karena tim surveilans di lapangan terus menelurusi siapa yang sempat kontak
dengan pasien positif. 199 ODP itu saat ini dalam keadaan sehat.
‘’Tim kami sudah melakukan edukasi. Karena sebagian dari mereka adalah
tenaga medis, rata-rata sudah tahu protokol isolasi mandiri dan melaksanakan
PHBS. Sedangkan yang berstatus PDP dan menunggu hasil lab, saat ini berjumlah
21 pasien dan dirawat di sejumlah RS rujukan. Seluruhnya dalam kondisi baik,’’ imbuhnya.
Yang paling penting harus diketahui masyarakat
adalah, kata Dewa Indra, penyebaran Covid-19 makin meluas dan di Bali sudah ada yang terjangkit. ‘’Masyarakat saya minta
meningkatkan kewaspadaan, kurangi aktifitas di luar rumah, patuhi instruksi
pemerintah untuk melakukan social
distancing (menjaga jarak-red). Orang tua harus mengawasi anaknya agar jangan pergi ke tempat
hiburan, objek wisata dan tempat keramaian yang rentan penularan Covid-19. Semua harus
ingat, tak satupun dari kita yang kebal terhadap virus ini,’’ tegasnya.
Ditegaskan, Bapak Gubernur juga telah mengeluarkan beberapa surat edaran dan
instruksi terkait penutupan sementara objek wisata, membatasi keramaian dan
hiburan termasuk tajen serta meniadakan pawai ogoh-ogoh. ‘’Saya harapkan ini
dipatuhi demi keselamatan masyarakat. Jangan sampai kena dan jangan sampai menyebarkan ke
orang lain,’’ tegas Dewa Indra. (GS)
Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng saat intensifkan program Kunjungan Spesialis Obgyn (SPOG) ke Puskesmas yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali. (Foto: Hms Buleleng)
Buleleng, baliilu.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng intensifkan program Kunjungan Spesialis Obgyn (SPOG) ke Puskesmas yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Program ini tidak hanya memberikan akses pemeriksaan bagi ibu hamil oleh dokter spesialis, tetapi juga bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas dalam memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, Nyoman Budiastawan, menjelaskan bahwa melalui kunjungan ini, dokter umum dan bidan di Puskesmas mendapatkan pelatihan langsung dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi dalam hal pemeriksaan kehamilan, deteksi risiko tinggi, serta penggunaan USG dasar.
“Diharapkan setelah mendapatkan pendampingan dari dokter spesialis, tenaga medis di Puskesmas mampu melakukan pemeriksaan dengan USG secara mandiri. Ini akan sangat membantu dalam deteksi dini risiko kehamilan, sehingga ibu hamil dapat memperoleh penanganan yang tepat sejak awal,” ujar Budiastawan, Jumat (14/3).
Budiastawan menjelaskan, pada semester pertama, program ini telah dilaksanakan di 16 Puskesmas, dengan setiap Puskesmas memeriksa 10 ibu hamil oleh dokter spesialis. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir 90% ibu hamil mengalami kehamilan berisiko tinggi, terutama akibat kurangnya perencanaan kehamilan, usia di atas 35 tahun, serta anemia.
Dengan adanya peningkatan keterampilan tenaga kesehatan, Puskesmas diharapkan mampu memberikan pelayanan prima secara mandiri, mulai dari deteksi dini, pemeriksaan rutin, hingga penanganan awal bagi ibu hamil. Jika ditemukan kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut, maka rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut akan segera disiapkan.
Selain itu, Budiastawan mengimbau pasangan usia subur untuk merencanakan kehamilan dengan baik, termasuk memperhatikan usia dan kondisi kesehatan sebelum hamil. Bagi ibu hamil, pemeriksaan rutin ke Puskesmas setiap bulan sangat dianjurkan agar potensi risiko dapat terdeteksi sejak dini.
“Dengan peningkatan keterampilan tenaga medis di Puskesmas, kami berharap ibu hamil dapat memperoleh pelayanan yang lebih baik, cepat, dan tepat. Langkah ini juga berkontribusi dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, serta mencegah risiko seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, gizi buruk, dan stunting,” tutup Budiastawan. (gs/bi)
Proses Pengantaran Obat menggunakan Inovasi SI BOS RSUD Wangaya Kota Denpasar beberapa waktu lalu. (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – RSUD Wangaya Kota Denpasar terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. Salah satu inovasi yang telah berjalan yakni Inovasi “Si Bos” (Siap Bantu Antar Obat Sampai Rumah). Layanan ini memberikan kemudahan bagi pasien untuk mendapatkan obatnya tanpa harus menunggu lama di rumah sakit.
Direktur Utama RSUD Wangaya Kota Denpasar, AA Made Widiasa saat dikonfirmasi Minggu (23/2) menjelaskan bahwa beberapa tahun belakangan ini, layanan kefarmasian khususnya obat mengalami antrian yang cukup signifikan. Sehingga secara berkelanjutan dipandang perlu untuk memberikan pelayanan obat yang tidak memerlukan antrian panjang.
“Melihat tantangan tersebut, pihak RSUD Wangaya melaksanakan layanan antar obat melalui program “SI BOS” (Siap Bantu antar Obat Sampai rumah). Dalam prosesnya, pasien yang mendapatkan resep obat segera ke loket penerimaan obat untuk mendaftar layanan SI BOS,” ujarnya.
Dikatakannya, pada saat pendaftaran pada loket layanan SI BOS, pasien cukup menginformasikan Alamat lengkap kepada petugas, kemudian pasien bisa pulang. Tujuan utama inovasi SI BOS ini adalah memangkas waktu tunggu layanan obat di RSUD Wangaya, namun standar profesi dan hak pasien akan konseling dan informasi obat dapat dipenuhi yang dilakukan di loket layanan Farmasi.
“Program ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya pelayanan dan pemberian obat dengan mempersingkat waktu tunggu serta tidak meninggalkan pemenuhan hak pasien terhadap konseling dan informasi obat, pelayanan ini tidak dioungut biaya atau gratis, hanya saja dikhususkan untuk pasien di wilayah Kota Denpasar,” ujar Widiasa.
Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan Inovasi SI BOS ini mendapatkan apresiasi serta antusiasme masyarakat. Dimana, inovasi ini dianggap memberikan kemudahan dalam mendapatkan layanan penerimaan obat. Saat ini, layanan ini didukung oleh tiga kurir yang bertugas mengantarkan obat ke empat kecamatan di Denpasar. Para kurir ini merupakan tenaga rumah sakit yang melakukan tugasnya setelah menyelesaikan pekerjaan utama mereka. Dengan adanya “Si Bos”, RSUD Wangaya berharap dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam mendapatkan layanan kesehatan, khususnya layanan farmasi.
“Antusiasme masyarakat terutama yang sedang menjalani rawat jalan di RSUD Wangaya sangat antusias memanfaatkan pelayanan SI BOS ini, hal ini terbukti, sejak awal diluncurkan hingga kini, rata-rata harian masyarakat yang memanfaatkan layanan ini sebanyak 20-25 orang, semoga layanan ini dapat memberikan kemudahan pelayanan kesehatanan bagi masyarakat,” ujarnya. (gs/bi)
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Buleleng dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas pada Selasa (4/2/2025). (Foto: Hms Buleleng)
Buleleng, baliilu.com – Sebagai langkah untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah Kabupaten Buleleng resmi melaksanakan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di seluruh puskesmas yang merupakan bagian dari program prioritas nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng Nyoman Budiastawan saat memantau ke Puskesmas Sawan I, Selasa (4/2) menjelaskan, bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini merupakan inisiatif dari pemerintah pusat dan telah masuk dalam program Asta Cita. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis dilakukan secara serentak di seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Buleleng.
“Kami melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis ini sesuai dengan surat edaran, dimulai pada minggu pertama bulan Februari, tepatnya pada tanggal 4 Februari. Saat ini, seluruh puskesmas di Kabupaten Buleleng telah melaksanakan program ini dengan baik,” ujarnya.
Untuk mengakses layanan ini, masyarakat dapat melakukan registrasi melalui aplikasi Satu Sehat Mobile. Namun, bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses aplikasi, tetap dapat mengikuti program ini dengan membawa KTP atau kartu identitas lain saat mendatangi puskesmas terdekat.
Program ini menyasar seluruh jenjang usia, mulai dari bayi dan balita (0-6 tahun), anak sekolah (7-17 tahun), dewasa, hingga lansia. Pemeriksaan bagi anak sekolah akan dilakukan di sekolah masing-masing saat tahun ajaran baru dimulai. Selain itu, layanan ini juga tersedia di posyandu terintegrasi, yang melayani semua kelompok usia di satu lokasi.
Budiastawan menegaskan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini berbeda dengan pengobatan. Ia menjelaskan bahwa program ini hanya bertujuan untuk melakukan screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang.
“Jangan sampai masyarakat salah paham. Pemeriksaan kesehatan gratis ini bukan berarti pengobatan gratis. Pemeriksaan ini hanya untuk screening guna mengetahui kondisi awal kesehatan seseorang. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan perlunya pengobatan, maka tindak lanjut akan dilakukan sesuai prosedur yang ada,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Buleleng untuk memanfaatkan program pemeriksaan kesehatan gratis, terutama bagi mereka yang sedang berulang tahun. Ia menyampaikan bahwa momen ulang tahun ini dapat dianggap sebagai hadiah dari Presiden.
“Dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis, masyarakat dapat mengetahui kondisi awal kesehatan masing-masing, silahkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik di hari ulang tahun mereka,” tutupnya. (gs/bi)