Monday, 13 January 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Gianyar Sepakat Tak Gelar Pengarakan Ogoh-Ogoh Saat Pengerupukan

BALIILU Tayang

:

de
BUPATI MAHAYASTRA: Saat rapat tentang situasi kamtibmas dan rencana pengamanan hari suci Nyepi di Kabupaten Gianyar, di ruang serbaguna Polres Gianyar, Rabu (18/3-2020). (Foto:Ist)

Gianyar, baliilu.com – Menindaklanjuti Surat Edaran Bersama Gubernur Bali, No. 019/PHDI-Bali/III/2020, No.019/MDA-Prov Bali/III/2020 dan No. 510/Kesra/B.Pem.Kesra tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi tahun Saka 1942 di Bali, Bupati Gianyar Made Mahayastra menegaskan pengarakan ogoh-ogoh yang selalu identik dengan perayaan hari suci Nyepi, tahun ini pengarakan ditiadakan. Ogoh-ogoh yang telanjur dibuat atau sudah selesai dibuat tetap diupacarai dan dihadirkan di catus pata wilayah masing-masing.

“ Saya harap semua masyarakat dapat menaati ketentuan dalam surat edaran tersebut dan untuk pengarakan ogoh-ogoh tahun ini ditiadakan cukup diupacarai saja,” tegas Bupati Mahayastra usai rapat bersama Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana,S.IK, M.H, Dandim 1616/Gianyar Letkol Inf Frandi Siboro, Danyon Zipur 18/YKR yang diwakili Lettu Czi Aryo tentang situasi kamtibmas dan rencana pengamanan hari suci Nyepi di Kabupaten Gianyar, di ruang serbaguna Polres Gianyar, Rabu (18/3-2020).

Dalam rapat yang dibuka Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana,S.IK, M.H, selain membahas pelaksanaan hari suci Nyepi tahun Saka 1942 di Kabupaten Gianyar serta rencana pengamanan dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Gianyar, juga membahas tentang pelaksanaan melasti, pengerupukan, arakan ogoh-ogoh terkait upaya pencegahan penyebaran virus corona di Bali.

Bupati Mahayastra menegaskan pelaksanaan tawur Kesanga saat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam surat edaran bersama tersebut, masyarakat Bali diminta menaati dan melaksanakan arahan Presiden RI dan Gubernur Bali berkaitan dengan situasi penyebaran virus corona, khususnya di Pulau Dewata. Dalam surat edaran tersebut ditegaskan, khusus kepada umat Hindu di Bali kegiatan melasti, tawur Kesanga dan pelaksanaan hari suci Nyepi dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Baca Juga  Pedagang Tempe Meninggal Covid, Kelurahan Ubung Gelar PKM Mandiri

Bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan segara (laut), melasti dilaksanakan di pantai/segara. Kemudian bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan danu melasti dilaksanakan di danau, sedangkan bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan campuhan, melasti dilaksanakan di campuhan, dan bagi desa adat yang memiliki beji dan atau pura beji, melasti dilaksanakan di beji. Dan bagi desa adat yang tidak melaksanakan melasti dapat melasti dengan cara ngubeng atau ngayat dari pura setempat.

Pada surat edaran bersama itu juga diatur tentang himbauan tentang pembatasan jumlah peserta yang ikut dalam prosesi upacara, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus tetap diperhatikan, para pemangku agar menggunakan panyiratan yang sudah bersih untuk nyiratang tirta kepada krama. Selain itu juga dihimbau pada masyarakat agar tidak menganggu ketertiban umum, tidak mabuk-mabukan, memiliki pengurus atau koordinator yang bertanggung jawab kepada prajuru banjar adat atau sebutan lain di wewidangan banjar adat setempat. Bagi umat yang sakit atau merasa kurang sehat agar tidak mengikuti rangkaian upacara guna menghindari berbagai potensi penyebaran virus corona dan semua panitia dan peserta diharapkan agar mengikuti protap (prosedur tetap) dari instansi yang berwenang. 

Mahayastra juga menambahkan,  terkait dengan upaya pencegahan penyebaran virus corona, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali agar membentuk Gugus Tugas Bersama, Bupati akan menggunakan dana tak terduga atau sisa dana proyek atau kas daerah yang nanti akan dimasukkan ke dalam APBD perubahan untuk mengatasi wabah virus corona.

Hadir juga  pada rapat tersebut, Sekda Kab. Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Ida Pedanda Wayahan Bun Griya Sanur Pejeng, MMDP Kab. Gianyar, PHDI Kab. Gianyar dan pihak-pihak terkait. (*/dar)

Baca Juga  Update Covid-19 Jumat (8/5) Positif Nambah 13, Sembuh 12, Dewa Indra: Putus Penyebaran Covid-19 Minta Elemen Masyarakat Bantu ‘Tracing Contact’

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Bupati Sanjaya Apresiasi Ngaben Gabungan sebagai Wujud Kepedulian dan Keseimbangan Budaya

Published

on

By

Bupati Sanjaya
FOTO BERSAMA: Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyempatkan diri berfoto bersama saat menghadiri upacara Pitra Yadnya (Ngaben Gabungan) dan upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan Banjar Adat Graha Santhika Grogak Gede, Desa Adat Kota Tabanan, Minggu (12/1). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menghadiri upacara Pitra Yadnya (Ngaben Gabungan) dan upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan Banjar Adat Graha Santhika Grogak Gede, Desa Adat Kota Tabanan, Minggu (12/1). Karya Pitra Yadnya yang di-puput oleh Pandita Empu Nabe Paramayogi Swara ini dipusatkan di Bale Banjar Adat Grogak Gede, Desa Adat Kota Tabanan dengan partisipasi masyarakat setempat yang sangat antusias dan penuh kebersamaan.

Puncak pelaksanaan karya ngaben telah dilakukan pada 11 Januari 2025 lalu, dengan total 14 sawa yang dilaksanakan dengan biaya 2,5 juta per sawa. Selain itu, juga dilaksanakan upacara Nyekah untuk dua orang yang dikenakan biaya 1,5 juta per sawa, dan upacara Ngelungah untuk 23 sawa dengan biaya 750 ribu per sawa. Selanjutnya, upacara Manusa Yadnya diikuti oleh 25 peserta Metatah dengan biaya 300 ribu per orang, serta Upacara Tiga Bulanan atau Nyambutin yang diikuti oleh 7 orang dengan biaya Rp. 200 ribu per orang. Selain itu, terdapat juga upacara Menek Kelih/Mara Jaswala yang diikuti oleh 6 orang dengan biaya Rp. 200 ribu per orang.

Saat itu, turut menghadiri karya beberapa Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, para kepala Perangkat Daerah Terkait serta Bendesa Adat setempat. Bupati Sanjaya dalam sambutannya mengapresiasi antusiasme dan gotong-royong masyarakat dalam pelaksanaan yadnya ini. Ia menekankan pentingnya kekompakan dan kebersamaan dalam membangun yadnya sebagai wujud keharmonisan dan kelestarian budaya Bali. “Kalau sudah kompak semuanya dan pemerintah selalu hadir di tengah-tengah masyarakat kita. Terbukti hari ini, ketika membangun yadnya, saya juga berkontribusi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sanjaya menyampaikan, bahwa dalam membangun yadnya, penting untuk tidak hanya memandang biaya yang dikeluarkan, tetapi juga esensi dari tri upa saksi yang harus lengkap agar karya dapat berlangsung paripurna. “Ngaben adalah salah satu yadnya yang sangat penting bagi umat Hindu. Sebagai penghormatan terakhir untuk mempersiapkan reinkarnasi. Oleh karena itu, bersama Pemerintah Daerah membuka solusi dengan membangun krematorium sebagai alternatif bagi banjar adat yang tidak memiliki fasilitas untuk melaksanakan yadnya secara mandiri,” tambahnya.

Baca Juga  Update Covid-19 Jumat (8/5) Positif Nambah 13, Sembuh 12, Dewa Indra: Putus Penyebaran Covid-19 Minta Elemen Masyarakat Bantu ‘Tracing Contact’

Orang nomor satu di Tabanan itu juga menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Tabanan sangat mendukung pelaksanaan ngaben bersama atau ngaben kolektif seperti ini. Program ini, menurutnya merupakan solusi yang terjangkau dan hemat biaya namun tetap menjaga esensi dari upacara ngaben dan terlebih mampu meringankan beban masyarakat. “Tabanan menjadi contoh terbaik dalam pelaksanaan ngaben bersama, dengan biaya yang lebih murah namun tidak mengurangi makna dan esensi dari yadnya itu sendiri,” imbuh Sanjaya.

Sementara itu, Ketua Panitia Yadnya, I Made Nuada, mengucapkan terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh Bupati Tabanan. Disampaikannya juga, keberhasilan pelaksanaan upacara ini tidak lepas dari semangat gotong-royong yang luar biasa dari masyarakat sekitar serta dukungan dari pemerintah daerah. “Kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama yang solid antara masyarakat dan pemerintah. Terima kasih atas dukungan Bapak Bupati dan pihak terkait lainnya,” ungkapnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Upacara ‘’Melasti’’ Rangkaian Piodalan Ageng Pura Padma Bhuana Kantor Bupati Buleleng

Published

on

By

Piodalan Kantor Bupati Buleleng
MELASTI: Upacara Melasti ke Segara Buleleng sebagai wujud Penyucian Ida Bhatara sane melinggih ring Pura Padma Bhuana Kantor Bupati rangkaian Piodalan Ageng yang dilaksanakan 10 tahun sekali pada Minggu (12/1/2025). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Rangkaian nyanggra Piodalan Ageng Pura Padma Bhuana Kantor Bupati Buleleng yang jatuh pada, Purnama Kapitu, Anggara, 14 Januari 2025, seluruh pengempon pura lingkup kantor Bupati hari ini melaksanakan upacara Melasti.

“Hari ini kegiatan Melasti ke Segara Buleleng sebagai wujud Penyucian Ida Bhatara sane melinggih ring Pura Padma Bhuana Kantor Bupati rangkaian Piodalan Ageng yang dilaksanakan 10 tahun sekali,” ungkap Nyoman Sukadani selaku Kabag Kesra Setda Buleleng, Minggu (12/1/25).

Lebih lanjut melasti yang dihadiri Sekda Buleleng Gede Suyasa bersama jajarannya dan undangan seluruh pimpinan OPD di-puput oleh Ida Pedanda Gede Putra Kemenuh dari Gria Roma Harsana Sukasada dengan sarana banten ayatan Pemelastian Suci Sorohan dan Dedari Pula Gembal dengan Caru Panca Sata.

Dijelaskan oleh Kabag Sukadani bahwasannya dudonan upacara Melasti yaitu Mendak Ida Bhatara yang di-puput Jro Mangku Ketut Sumadiasa selaku Jro Mangku Pengempon Pura Padma Bhuana bertempat di depan gerbang utama kantor Bupati Buleleng atau selatan Tugu Singa Ambara Raja, kemudian persembahyangan bersama lalu memargi ke segara melalui Jalan Ngurah Rai, Jalan Pramuka, Jalan Erlangga dan tiba di Pura Segara Buleleng atau Pelabuhan Tua Buleleng.

Lanjut ujarnya, sebelum puncak piodalan, telah dilakukan nanceb taring atau mepepayon pada 5 Januari, lalu 8 Januari Nuwur Bhatara Tirta di Pura Dang Khayangan dan Sad Khayangan serta beberapa pura di Buleleng, kemarin 11 Januari Pecaruan Manca Kelud dan sekarang Melasti, besok Merenteban/Nglawar, Selasa, 14 Januari puncak Piodalan Ageng, terakhir Pengelebar 17 Januari 2025.

Kabag Sukadani berharap pelaksanaan rangkaian Piodalan Ageng di Pura Padma Bhuana berjalan lancar dan sebagai wujud sembah bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa Ida Hyang Widhi Wasa kita semua diberi perlindungan secara niskala oleh Beliau dalam menjalankan tugas-tugas dalam pemerintahan serta jagat Buleleng Kertha Raharja. (gs/bi)

Baca Juga  Update Covid-19 (7/7) Bali, Pasien Sembuh Sehari Tembus 60 Orang, Dewa Indra: Cegah Klaster Baru GTPP Perluas Rapid dan Swab Test Sasar OTG

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Komang Sanjaya Laksanakan Persembahyangan Mohon Kerahayuan Jagat

Published

on

By

Bupati Sanjaya
PERSEMBAHYANGAN: Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya saat melaksanakan persembahyangan bersama di 4 (empat) Pura Kahyangan di Bali, Sabtu (11/1/2025). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Sebagai bagian dari upaya spiritual dan dukungan terhadap pelestarian adat serta tradisi Bali, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya melaksanakan persembahyangan bersama di 4 (empat) Pura Kahyangan di Bali pada Sabtu (11/1/2025). Berturut-turut Bupati Sanjaya melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, Beraban, Kediri, Tabanan, kemudian di Pura Puser Tasik – Pusering Jagat Tabanan, Pura Luhur Batukau, Wongaya Gede, Penebel, serta terakhir di Pura Kancing Gumi, Desa Sulangai, Petang, Badung.

Kegiatan ini menunjukkan komitmen Bupati dalam menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Persembahyangan ini juga menjadi simbol doa bersama untuk kesejahteraan Kabupaten Tabanan serta seluruh umat. Turut hadir, Wakil Bupati Tabanan Terpilih, I Made Dirga, Ketua DPRD Tabanan dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan serta Perangkat Daerah terkait.

Sanjaya menyampaikan, persembahyangan bersama ini bukan hanya untuk meningkatkan spiritualitas diri sebagai umat serta mohon kerahayuan jagat. Persembahyangan ini juga merupakan wujud kepedulian dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin di Tabanan. Sekaligus menegaskan betapa pentingnya nilai-nilai religius sebagai landasan membangun daerah, yakni menuju visi misi besar Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM).

“Kesejahteraan dan kedamaian masyarakat sangat penting, begitu juga kelancaran pemerintahan termasuk menciptakan kebijakan yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan. Menguatkan semangat untuk melestarikan tradisi, adat dan budaya khususnya di Tabanan, sehingga alam Tabanan tetap terjaga sekaligus mampu menguatkan dan mendukung sektor pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan,” pungkas Sanjaya.

Sanjaya juga berharap, apa yang kita cita-citakan bisa segera terwujud dan senantiasa diberkahi kesejahteraan dan kemajuan di segala bidang. Disamping itu, Ia juga menginginkan masyarakat Tabanan tetap bersatu, menjaga keharmonisan dan selalu melestarikan tradisi, seni, adat dan budaya ya ada sebagai warisan leluhur yang berharga. Kelangsungan pembangunan daerah juga diharapkan berkelanjutan di segala bidang agar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat. (gs/bi)

Baca Juga  DLHK Denpasar Olah Sampah Organik Jadi Pupuk Kompos, Hasilkan 15 Ton Kompos per Bulan

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca