Wednesday, 14 May 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Gianyar Sepakat Tak Gelar Pengarakan Ogoh-Ogoh Saat Pengerupukan

BALIILU Tayang

:

de
BUPATI MAHAYASTRA: Saat rapat tentang situasi kamtibmas dan rencana pengamanan hari suci Nyepi di Kabupaten Gianyar, di ruang serbaguna Polres Gianyar, Rabu (18/3-2020). (Foto:Ist)

Gianyar, baliilu.com – Menindaklanjuti Surat Edaran Bersama Gubernur Bali, No. 019/PHDI-Bali/III/2020, No.019/MDA-Prov Bali/III/2020 dan No. 510/Kesra/B.Pem.Kesra tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi tahun Saka 1942 di Bali, Bupati Gianyar Made Mahayastra menegaskan pengarakan ogoh-ogoh yang selalu identik dengan perayaan hari suci Nyepi, tahun ini pengarakan ditiadakan. Ogoh-ogoh yang telanjur dibuat atau sudah selesai dibuat tetap diupacarai dan dihadirkan di catus pata wilayah masing-masing.

“ Saya harap semua masyarakat dapat menaati ketentuan dalam surat edaran tersebut dan untuk pengarakan ogoh-ogoh tahun ini ditiadakan cukup diupacarai saja,” tegas Bupati Mahayastra usai rapat bersama Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana,S.IK, M.H, Dandim 1616/Gianyar Letkol Inf Frandi Siboro, Danyon Zipur 18/YKR yang diwakili Lettu Czi Aryo tentang situasi kamtibmas dan rencana pengamanan hari suci Nyepi di Kabupaten Gianyar, di ruang serbaguna Polres Gianyar, Rabu (18/3-2020).

Dalam rapat yang dibuka Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana,S.IK, M.H, selain membahas pelaksanaan hari suci Nyepi tahun Saka 1942 di Kabupaten Gianyar serta rencana pengamanan dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah hukum Polres Gianyar, juga membahas tentang pelaksanaan melasti, pengerupukan, arakan ogoh-ogoh terkait upaya pencegahan penyebaran virus corona di Bali.

Bupati Mahayastra menegaskan pelaksanaan tawur Kesanga saat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam surat edaran bersama tersebut, masyarakat Bali diminta menaati dan melaksanakan arahan Presiden RI dan Gubernur Bali berkaitan dengan situasi penyebaran virus corona, khususnya di Pulau Dewata. Dalam surat edaran tersebut ditegaskan, khusus kepada umat Hindu di Bali kegiatan melasti, tawur Kesanga dan pelaksanaan hari suci Nyepi dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

Baca Juga  Namsore Band di Tengah Covid-19, Luncurkan Lagu ‘’Jangan Bandel’’

Bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan segara (laut), melasti dilaksanakan di pantai/segara. Kemudian bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan danu melasti dilaksanakan di danau, sedangkan bagi desa adat yang wewidangan-nya berdekatan dengan campuhan, melasti dilaksanakan di campuhan, dan bagi desa adat yang memiliki beji dan atau pura beji, melasti dilaksanakan di beji. Dan bagi desa adat yang tidak melaksanakan melasti dapat melasti dengan cara ngubeng atau ngayat dari pura setempat.

Pada surat edaran bersama itu juga diatur tentang himbauan tentang pembatasan jumlah peserta yang ikut dalam prosesi upacara, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus tetap diperhatikan, para pemangku agar menggunakan panyiratan yang sudah bersih untuk nyiratang tirta kepada krama. Selain itu juga dihimbau pada masyarakat agar tidak menganggu ketertiban umum, tidak mabuk-mabukan, memiliki pengurus atau koordinator yang bertanggung jawab kepada prajuru banjar adat atau sebutan lain di wewidangan banjar adat setempat. Bagi umat yang sakit atau merasa kurang sehat agar tidak mengikuti rangkaian upacara guna menghindari berbagai potensi penyebaran virus corona dan semua panitia dan peserta diharapkan agar mengikuti protap (prosedur tetap) dari instansi yang berwenang. 

Mahayastra juga menambahkan,  terkait dengan upaya pencegahan penyebaran virus corona, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali agar membentuk Gugus Tugas Bersama, Bupati akan menggunakan dana tak terduga atau sisa dana proyek atau kas daerah yang nanti akan dimasukkan ke dalam APBD perubahan untuk mengatasi wabah virus corona.

Hadir juga  pada rapat tersebut, Sekda Kab. Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya, Ida Pedanda Wayahan Bun Griya Sanur Pejeng, MMDP Kab. Gianyar, PHDI Kab. Gianyar dan pihak-pihak terkait. (*/dar)

Baca Juga  Gubernur Koster Sebut Tiongkok Sebagai Nyama Kelihan

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Pemkot Denpasar “Ngaturang Bhakti Pujawali” di Pura Luhur Uluwatu

Published

on

By

Pujawali pura uluwatu
BHAKTI PUJAWALI: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat melaksanakan bhakti Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Badung pada Anggarakasih Medangsia, Selasa (13/5). (Foto: Hms Dps)

Badung, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar ngaturang bhakti serangkaian Pujawali Pura Luhur Uluwatu pada Anggarakasih Medangsia, Selasa (13/5). Berbaur bersama pemedek dan masyarakat yang tangkil, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya. Usai melaksanakan bhakti pujawali, tampak Wawali Arya Wibawa mengikuti prosesi mulang pakelem di Kawasan Pantai Pura Uluwatu.

Diiringi suara gambelan dan kidung, pelaksanaan pujawali berlangsung khidmat. Tampak silih berganti masyarakat datang untuk ngaturang bhakti. Diawali dengan pangilen Topeng Wali, rangkaian pujawali diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa, Griya Tegal Sari Denpasar dan Ida Pedanda Gede Isana Manuaba, Griya Lebah Abiansemal, Badung.

Panglingsir Puri Agung Jro Kuta selaku Pengempon Pura Luhur Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya yang akrab dipanggil Turah Joko didampingi Bandesa Adat Pecatu, I Wayan Sumerta mengatakan bahwa, rangkaian acara pujawali diawali dengan prosesi nedunang Ida Bhatara Dewa Agung Sakti dari Pura Pererepan Desa Adat Pecatu yang selanjutnya menuju pura Luhur Uluwatu. Kemudian dilanjutkan prosesi ngaturang pujawali di Luhur Pura Uluwatu.

Lebih lanjut Jaka Pratidnya menambahkan, setelah pujawali, pada hari Rabu (14/5) sampai dengan hari Jumat (16/5) akan dilanjutkan dengan bakti penganyar berturut-turut dari Kecamatan Kuta Utara dan Kecanatan Kuta. Sedangkan penyineban dilaksanakan oleh Kecamatan Kuta Selatan bersama Desa Adat Pecatu dan Puri Agung Jro Kuta.

“Dengan melakukan srada bhakti kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa, astungkara mudah-mudahan seluruh umat di Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dijauhkan dari marabahaya serta diberikan kekuatan dan keselamatan sehingga semua umat bisa rahayu, serta keseimbangan alam semesta tetap terjaga,” ujar Turah Joko sembari menekankan pelaksanaan pujawali di Pura Luhur Uluwatu juga meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai. Sehingga diimbau untuk tidak menggunakan plastik untuk membawa sarana upacara atau banten.

Baca Juga  Serahkan Bantuan Sembako pada Kelompok Nelayan, Ny. Putri Koster Ajak tetap Disiplin Ikuti Protokol Kesehatan

Sementara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan bahwa pujawali ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Pujawali ini juga diharapkan menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa.

Tampak hadir pula dalam kesempatan tersebut Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, Wakil Bupati Badung, Bagus Alit Sucipta, dan Sekda Kabupaten Badung, Ida Bagus Surya Suamba. (eka/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Dampingi Gubernur Bali, Walikota Jaya Negara Hadiri Puncak Karya Ngusaba Desa di Pura Penataran Agung Penatih

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
HADIRI KARYA: Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan menghadiri Puncak Karya Ngusaba Desa di Pura Penataran Agung Penatih, Desa Adat Penatih, Denpasar Timur, Selasa (13/5). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, didampingi Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menghadiri Puncak Karya Ngusaba Desa di Pura Penataran Agung Penatih, Desa Adat Penatih, Denpasar Timur, Selasa (13/5).

Upacara yang dilangsungkan pada Purnama Jiyestha ini dihadiri pula oleh Kabag Kesra Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Penglingsir Puri Penatih, Jero Bendesa Adat se-Kota Denpasar, serta tokoh masyarakat setempat.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster mengapresiasi semangat gotong-royong warga dalam pelaksanaan upacara, yang dinilainya sebagai wujud pelestarian adat, budaya, dan kearifan lokal Bali. Gubernur Koster menegaskan pentingnya upacara seperti ini dalam memperkuat identitas budaya Bali, sejalan dengan visi pembangunan “Nangun Sat Kerthi Loka Bali“.

“Saya berharap upacara berjalan lancar, membawa kebahagiaan sekala-niskala, dan memperkuat daya saing Bali,” ujar Gubernur Wayan Koster.

Walikota Jaya Negara juga memberikan apresiasi kepada krama Desa Adat Penatih atas semangat menyama braya yang ditunjukkan dalam menyukseskan upacara ini.

“Saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan dukungan Gubernur Bali dalam Karya Ngusaba Desa di Pura Penataran Agung Penatih,” ujar Jaya Negara.

Sementara itu, Jro Bendesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana, menjelaskan bahwa Karya Ngusaba Desa yang dilaksanakan setiap 10 tahun ini diawali dengan ngaben massal dan dilanjutkan dengan rangkaian penganyaran seperti nyurud ayu, mepandes untuk 125 orang, mesakapan ke pasih 200 orang, mawinten 75 orang, dan negteg pulu 50 orang.

“Seluruh rangkaian ini sebagai implementasi Tri Hita Karana. Dukungan penuh juga datang dari Pemkot Denpasar dan dana punia masyarakat yang telah mencapai lebih dari Rp 1 miliar,” ujarnya. (eka/bi)

Baca Juga  Namsore Band di Tengah Covid-19, Luncurkan Lagu ‘’Jangan Bandel’’

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara ‘’Pedudusan’’ Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Pedungan

Published

on

By

Walikota Jaya Negara
TINJAU PERSIAPAN UPACARA: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara berkesempatan meninjau persiapan upacara, dan menandatangani prasasti Penabeng Pura sebagai tanda peresmian hasil pemugaran seluruh Pelinggih Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, pada Purnama Jiyestha, Senin (12/5). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Proses pemugaran seluruh Pelinggih Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, telah usai dilaksanakan. Kali ini bertepatan dengan Purnama Jiyestha, Senin (12/5), Pengempon Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, menggelar upacara Pedudusan, Ngenteg Linggih, dan Mecaru Rsi Gana di pura setempat.

Rangkaian acara dihadiri langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta berkesempatan meninjau persiapan upacara, dan menandatangani prasasti Penabeng Pura sebagai tanda peresmian hasil pemugaran.

Dalam kesempatan tersebut, Jaya Negara menyampaikan apresiasinya terhadap hasil pemugaran yang dinilai sangat baik.

“Dengan dilaksanakannya upacara ini, semoga para pengempon dan krama Desa Adat Pedungan selalu diberikan kerahayuan,” ungkapnya.

Sementara Ketua Panitia Karya, I Nyoman Kertajaya, menjelaskan bahwa seluruh pelinggih telah diperbaiki secara menyeluruh. Beberapa pelinggih yang dipugar antara lain, pelinggih Taman, Pertiwi, Tajuk, Taksu, Menjangan Sliwah, Gunung Agung, Gunung Rata, Ratu Mayun Kembar, Batu Selem, Kuri Agung, Pemayun Bagus, Gedong Batu, Gedong Pratima, Pengadang-ngadang, dan Bale Gong.

Seluruh pembiayaan pemugaran, yang mencapai kurang lebih Rp 400 juta, berasal dari dana swadaya keluarga besar Arya Wang Bang Pinatih Banjar Puseh, Desa Adat Pedungan.

“Semoga dengan memperbaiki pura ini dan menggelar upacara dengan tulus, para pengempon dan masyarakat mendapatkan kerahayuan,” tambah Kertajaya.

Secara historis, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih memiliki nilai spiritual tinggi. Berdasarkan babad, pura ini didirikan dari kisah leluhur keluarga Arya Wang Bang Pinatih yang menikah ke Dalem Kepala dan memiliki keturunan yang kemudian menikah ke Pura Puseh Kawan, Desa Pakraman Pedungan. Dalam perjalanan hidupnya, leluhur tersebut sempat hendak kembali pulang setelah diminta berbagi pasangan (dimadu), namun dilarang oleh anak beliau. Akhirnya, beliau bersedia tetap tinggal dengan syarat dapat hidup berdampingan dengan keluarganya. Kisah ini menjadi dasar berdirinya pura dan diwariskan secara turun-temurun oleh para pengempon.

“Dengan rampungnya pemugaran dan suksesnya pelaksanaan upacara, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih diharapkan menjadi pusat spiritual yang semakin kokoh, sekaligus warisan budaya yang tetap lestari bagi generasi mendatang,” ujarnya. (eka/bi)

Baca Juga  Kesembuhan Pasien Melonjak di Denpasar, Sabtu Ini Bertambah 40 Orang

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca