Karangasem,
baliilu.com – Bertepatan dengan Purnama Kasa, 5 Juli 2020, bertempat di
Pura Agung Besakih, Pemerintah Provinsi Bali menggelar upacara Pamahayu Jagat dan Penerapan Protokol
Tatanan Kehidupan Era Baru di Bali yang tahap pertama dimulai 9 Juli. Upacara
diikuti oleh Gubernur Bali Wayan Koster dan Ny. Putri Suastini Koster, Wakil
Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan Ny. Tjokorda Putri
Hariyani Sukawati, Sekda Prov. Bali Dewa Made Indra, DPRD Bali, tokoh-tokoh agama
serta anggota Forkopimda se-Bali.
Usai persembahyangan, Gubernur Bali Wayan Koster
menyampaikan munculnya wabah Covid-19 saat ini, merupakan salah satu jenis Gering, yang cakupan penularannya
mendunia dengan tingkat infeksi yang tinggi sehingga disebut Gering Agung (pandemi Covid-19). Ia
menambahkan wabah sebagai penanda adanya ketidakharmonisan/ ketidakseimbangan
alam beserta isinya pada tingkatan berbahaya akibat ulah manusia yang tidak
melaksanakan tata kehidupan berdasar nilai-nilai kearifan lokal.
SEMBAHYANG BERSAMA, Gubernur Bali dan Ny. Putri Koster sembahyang bersama serangkaian upacara ”Pamahayu Jagat”.
“Bahwa hidup harus menyatu dengan alam, yaitu manusia adalah alam itu sendiri, manusia harus seirama dengan alam, hidup yang menghidupi, urip yang menguripi. Hidup harus menghormati alam, alam ibarat orang tua, oleh karena itu hidup harus mengasihi alam,” kata Gubernur asal desa tua bernama Desa Sembiran, Buleleng ini.
Gubernur Koster mengatakan pandemi Covid-19 mesti dimaknai
secara positif sebagai proses alam, dari situasi negatif-berbahaya untuk
mencapai kondisi di titik nol, sebagai pondasi menuju suatu keseimbangan baru
yang akan menjadi tatanan kehidupan baru secara holistik dalam Era Baru.
Pandemi Covid-19 di Bali telah menimbulkan dampak luas dalam
berbagai bidang kehidupan kesehatan, sosial, dan ekonomi termasuk pariwisata,
yang telah dirasakan oleh masyarakat sejak pandemi ini muncul empat bulan lalu.
Selama pandemi berlangsung, seluruh masyarakat tidak dapat melaksanakan
aktivitas secara normal; bekerja dari rumah, belajar dari rumah, berdoa di
rumah, tidak boleh berkerumun, dan berbagai pembatasan aktivitas lainnya di
luar rumah.
GUBERNUR KOSTER, ”Nuwek bagia pulakerti” serangkaian upacara ”Pamahayu Jagat”.
Untuk menangani pandemi Covid-19, sesuai arahan dan kebijakan pemerintah pusat, TNI/Polri, kejaksaan, Pemerintah Provinsi Bali bersama pemerintah kabupaten/kota se-Bali, majelis desa adat, majelis keagamaan, desa adat, desa/kelurahan, dan seluruh komponen masyarakat telah solid bergerak dengan bergotong-royong, yang dilaksanakan secara niskala dan sakala sehingga mencapai hasil yang baik dalam mengendalikan penyebaran pandemi Covid-19. Hasil yang baik tersebut ditandai dengan terkendalinya muncul kasus positif baru, tingkat kesembuhan yang tinggi, dan jumlah yang meninggal relatif kecil.
UPACARA PAMAHAYU JAGAT, Diikuti Gubernur Bali Wayan Koster dan Ny. Putri Suastini Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Ny. Tjokorda Putri Hariyani Sukawati, Sekda Prov. Bali Dewa Made Indra, DPRD Bali, tokoh-tokoh agama serta anggota Forkopimda se-Bali.
“Oleh karena itu, kita harus terus berupaya dengan sebaik-baiknya menangani Covid-19, seraya dalam waktu bersamaan kita mesti mulai melakukan aktivitas demi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Aktivitas ini harus dilakukan secara bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru untuk Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19,” kata Gubernur yang mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Tiga Tahapan
Tahapan untuk keberlangsungan kehidupan masyarakat di Bali
dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, melaksanakan aktivitas secara
terbatas dan selektif hanya untuk lingkup lokal masyarakat Bali, mulai 9 Juli
2020 yang bertepatan dengan hari baik, pada Kamis Umanis Sinta. Untuk tahap pertama
ini, sesuai arahan Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19,
pelaksanaan Tatanan Kehidupan Era Baru, yang diijinkan terbatas hanya pada
sektor: a) kesehatan; b) kantor pemerintahan; c) adat dan agama; d) keuangan,
perindustrian, perdagangan, logistik, transportasi, koperasi, UMKM, pasar
tradisional, pasar modern, restoran, dan warung; e) pertanian, perkebunan,
kelautan/perikanan, dan peternakan; dan f) jasa dan konstruksi. Sedangkan untuk
sektor pendidikan dan sektor pariwisata belum diberlakukan. Untuk sektor pendidikan
menunggu kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahap kedua, melaksanakan aktivitas secara lebih luas,
termasuk sektor pariwisata, namun hanya terbatas untuk wisatawan Nusantara,
mulai 31 Juli 2020 yang bertepatan dengan Jumat, Pon, Kulantir.
Tahap ketiga, melaksanakan aktivitas secara lebih luas
sektor pariwisata termasuk untuk wisatawan mancanegara, mulai 11 September 2020
yang bertepatan Jumat, Kliwon, Sungsang, Sugihan Bali; kurun waktu 42 hari (abulan pitung dina) dari tahap kedua 31
Juli 2020.
Gubernur Koster mengatakan tiga tahapan tersebut merupakan
suatu ancang-ancang yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar, baik, dan
sukses atas izin, restu, tuntunan, serta perlindungan Ida Bhatara Bhatari
Sasuhunan sami, Leluhur, Lelangit, dan Guru-guru Suci di Bali. “Untuk itu kita
berserah diri sepenuhnya dan setulusnya, seraya memohon kepada Beliau agar
berkenan memberikan anugerah yang terbaik untuk kita semua,” ujarnya.
Menurut Gubernur, upacara Pamahayu Jagat yang dihaturkan pada hari ini merupakan aled rasa bakti dan suksmaning manah atas anugerah Beliau sehingga penanganan Covid-19
di Provinsi Bali telah berjalan dengan baik. “Melalui upacara Pamahayu Jagat ini pula, kita memohon
izin, restu, tuntunan, serta pelindungan Ida Bhatara Bhatari Sasuhunan sami
agar Beliau berkenan memberikan anugerah yang terbaik sehingga tiga tahapan itu
dapat berjalan dengan lancar dan sukses dengan penerapan Protokol Tatanan
Kehidupan Era Baru di Bali,” jelasnya.
Agar semua tahapan tersebut berjalan sesuai harapan dan
restu Beliau, secara sakala,
Pemerintah Provinsi Bali telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3355 Tahun 2020
tentang Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru yang mengatur ketentuan dalam
berbagai sektor kehidupan. Surat Edaran ini sudah ditandatangani oleh Gubernur
pada pagi hari sebelum berangkat ke Pura Besakih.
“Saya memohon kepada seluruh krama Bali agar melaksanakan
aktivitas dalam tiga tahapan tersebut dengan menerapkan Protokol Tatanan
Kehidupan Era Baru secara tertib, disiplin, dan dengan rasa penuh tanggung
jawab, seperti: selalu memakai masker/pelindung wajah, menjaga jarak, tidak
berkerumun, rajin mencuci tangan, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
serta menjaga daya tahan tubuh,” pintanya.
Gubernur juga memohon kepada krama Bali agar dalam
beraktivitas selalu mematuhi imbauan, arahan, dan kebijakan pemerintah pusat,
TNI/Polri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, majelis desa adat,
dan majelis keagamaan, sehingga bisa produktif dan aman Covid-19.
“Saya perlu menegaskan bahwa harapan ini bisa terwujud hanya
berkat restu Beliau secara niskala,
dan secara sakala harus ada kesamaan
rasa, kesadaran kolektif, kebersamaan gerak dan soliditas seluruh komponen
masyarakat Bali,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Gubernur juga mengucapkan terimakasih
kepada tenaga medis, TNI/Polri, kejaksaan, bupati/walikota, majelis desa adat, majelis
keagamaan, satgas gotong-royong desa adat, relawan desa/kelurahan, media pers,
dan seluruh komponen masyarakat yang telah bekerja keras dengan penuh dedikasi,
tanpa lelah dalam penanganan Covid-19 di Provinsi Bali.
“Marilah kita terus bergerak dengan penuh soliditas,
kebersamaan, serta semangat gotong-royong demi gumi Bali yang kita cintai
bersama,” pungkasnya. (gs)
Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang sekaligus serahkan punia. (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang, yang bertepatan pula dengan Purnama Kapat, Sukra Pon Tambir. Bersama segenap pengempon pura dan masyarakat yang hadir, Pj. Gubernur Bali turut ngaturang bakti dalam persembahyangan bersama.
Pj. Gubernur Mahendra dalam kesempatan tersebut mengaku sangat terkesan dan berbahagia dengan sambutan hangat masyarakat yang memadati pura yang diempon oleh Desa Adat Padangan, Desa Adat Kebon Padangan, beberapa krama di Banjar Anggasari Desa Munduk Temu dan Desa Adat Kebon Anyar, dan Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg tersebut. “Saya sangat terkesan, tidak menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini,” katanya.
Mantan Stafsus Kemendagri RI ini mengajak pula seluruh warga untuk tetap menjaga kerukunan dan suasana guyub serta bergotong-royong, agar semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik dalam situasi yang kondusif. “Dan saya mohon doanya semua, agar bisa memimpin Bali dengan baik dalam masa sebagai Penjabat Gubernur sebelum nantinya akan terpilih Gubernur Bali yang baru,” tukasnya.
Kepada generasi muda Pj. Gubernur Bali juga berpesan agar belajar tekun dan giat, guna mencapai cita-cita yang diinginkan. “Dari pengalaman saya tidak ada yang tidak mungkin. Bermimpi setinggi-tingginya tapi jangan tidur setelahnya. Bangun dan persiapkan diri belajar tekun,” katanya. “Saya percaya dengan semangat, tekad, restu orang tua dan leluhur, pasti akan tercapai,” tambahnya lagi.
Sementara itu Bendesa Adat Padangan I Gede Artamba mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas kehadiran Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya yang hadir di tengah-tengah puncak upacara Pujawali di Pura Luhur Pucak Pesimpangan Kedaton. “Astungkara, kehadiran Bapak sebagai Murdaning Jagat Bali sebagai saksi, sudah menyempurnakan rangkaian Pujawali kami,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Mahendra Jaya yang didampingi pula Karo Pemkesra Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara juga menyerahkan dana punia serta genta kepada pengempon pura setempat. (gs/bi)
SERAHKAN PUNIA: Sekda Wayan Adi Arnawa menyerahkan dana aci saat menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). (Foto: ist)
Badung, baliilu.com – Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9).
Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wija Karma Niyasa dari Griya Puser Tegal Wangi Jagapati, yang juga turut dihadiri perwakilan Camat Abiansemal, Perbekel Desa Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, Jero Bendesa Sibangkaja I Nyoman Ciriata, serta masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa menyerahkan dana secara simbolis sebesar Rp. 100 juta yang diterima oleh Ketua Panitia I Nyoman Toya dan disaksikan masyarakat setempat.
Dalam sambrama wacananya, Sekda Adi Arnawa mengajak masyarakatnya untuk tidak berhenti-henti menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di Pura Pasek Gelgel, semoga Beliau selalu memberikan keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat di Sibangkaja yang sudah melaksanakan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes.
“Kita ketahui bersama, bahwa baru saja kita melewati pandemi Covid-19, astungkara saat ini Badung sudah mulai membaik, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Batara yang berstana di Pura Pasek Gelgel, tetap memberikan kita keselamatan dan kerahayuan bagi semua masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Badung selalu memberikan perhatian serta berkomitmen meringankan beban masyarakatnya dari segi kegiatan keagamaan. Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan, apalagi kita di Badung merupakan daerah pariwisata, yang perlu dijaga kenyamanan dan keamanan beserta kearifan lokal, budaya, adat, seni dan budaya. Semoga upacara ini berjalan dengan lancar, labda karya sidaning don,” jelasnya.
Sementara itu Prawartaka Karya I Wayan Sutarsa dalam laporannya menyampaikan, terimakasih kepada Bapak Sekda Badung yang sudah hadir dalam pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja.
“Tujuan kegiatan ini yakni meringankan orang tua di Sibangkaja yang ingin menuntaskan utang kepada anak. Kami disini bersatu untuk mengambil langkah-langkah pelaksanaan upacara. Berkenaan dengan biaya yang digunakan merupakan swadaya dari masing-masing warga. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah sudah ikut menyaksikan pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes,“ tutupnya. (gs/bi)
BERFOTO: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. berfoto bersama dengan prajuru dan krama desa adat usai mengikuti persembahyangan bersama yang digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9). (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. menghadiri undangan persembahyangan bersama Prajuru Desa Adat dalam rangka upacara Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pucak Kedaton, serta Karya Agung Saba Gede di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel. Persembahyangan bersama tersebut digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9).
Turut hadir pada persembahyangan itu, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan salah satu anggotanya, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Kepala Bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Pupuan, Penglingsir Jero Subamia, Perbekel, Bendesa Adat serta Prajuru Adat, dan juga masyarakat setempat yang sangat antusias menyambut kegiatan.
Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh krama Batungsel sebagai salah satu pencapaian dalam bidang pelestarian tradisi, seni, adat, agama dan budaya yang ada. Dimana hal ini sangat selaras dengan visi Pemkab Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani, (AUM).
“Bahagia sekali perasaan titiang bisa hadir di tengah-tengah krama Batungsel. Luar biasa Ngenteg Linggih yang di-set-up oleh krama disini, apalagi dari dulu tiang sudah tahu, bahwa krama Batungsel memiliki tatanan budaya, perarem, awig-awig yang khusus dan tidak dimiliki Desa Adat kebanyakan di Kabupaten Tabanan. Sampai hari ini tetap dijaga dan tetap dilestarikan, ini patut mendapat apresiasi,” ujar Sanjaya.
Selaku Kepala Daerah, Sanjaya juga menyampaikan, bahwa sudah merupakan kewajiban seorang Bupati hadir bersama jajaran untuk mendukung serta membantu pembangunan yang dilakukan krama. Hal ini juga dikatakannya sebagai bentuk perwujudan bhakti terhadap krama atas sinergi yang telah ditunjukkan dalam membangun Tabanan. Untuk itu, Sanjaya meminta agar kekompakan dan semangat gotong-royong serta sinergi ini tetap dijaga untuk mewujudkan pembangunan ke depan.
Sebelumnya, Ketua Panitia Karya menyampaikan terimakasih atas apresiasi dan perhatian dari Bupati beserta jajaran dalam persembahyangan ini. Pihaknya juga menyampaikan kebanggaannya karena Bupati Tabanan dengan bersama jajaran, hadir memenuhi keingginan krama/masyarakat, nyaksiang Karya yang dilakukan oleh pihaknya. Dimana kehadiran Bupati beserta jajaran juga dikatakannya menambah semangat dan motivasi masyarakat yang merupakan sejarah baru karya pihaknya dihadiri murdaning jagat.
“Tiang mewakili seluruh Desa Adat, Penglingsir dan juga masyarakat Batungsel, menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya dan semoga Bupati beserta jajaran selalu diberikan kerahayuan serta selamat sentosa dalam menjalankan tugas,” ujarnya sekaligus pada kesempatan itu pihaknya menyampaikan uraian upacara/upakara dari karya yang dilaksanakan krama Batungsel kepada seluruh hadirin. (gs/bi)