BANTUAN STIMULUS: Gubernur Koster serahkan bantuan stimulus dalam bentuk Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk pelaku usaha koperasi di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (2/6-2020).
Denpasar, baliilu.com
– Koperasi sebagai salah satu motor penggerak ekonomi kerakyatan memiliki
ketahanan yang tinggi di dalam menghadapi berbagai tantangan situasional, serta
peranan fungsi sosial dari koperasi yang telah berjalan dengan baik di Bali.
Hal ini terbukti nyata tatkala koperasi mampu mempertahankan
usahanya di tengah dampak dari pandemi Covid-19. Bahkan beberapa koperasi telah
mampu memberikan bantuan kepada para anggota dan masyarakat untuk meringankan
beban ekonomi masyarakat.
Peran pemerintah pun dibutuhkan untuk mendukung
keberlangsungan koperasi di Bali di tengah perlambatan ekonomi seperti saat
ini. Pemprov Bali pun merancang
kebijakan membantu keberlangsungan usaha koperasi di masa pandemi.
Hal ini terbukti melalui realisasi bantuan stimulus dalam
bentuk Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk
pelaku usaha koperasi yang diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Bali Wayan
Koster di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Selasa (2/6-2020)
Denpasar.
GUBERNUR BALI WAYAN KOSTER
“Secara khusus untuk koperasi saya minta agar diberikan bantuan stimulus terlebih dahulu, karena program dari Pemerintah Pusat belum ada yang menyentuh koperasi secara menyeluruh. Bali yang pertama memberikan bantuan untuk mendukung kegiatan koperasi di tengah dampak wabah Covid-19 ini, daerah lain belum ada. Oleh karena itu, saya minta kepada saudara manfaatkan bantuan stimulus ini secara cermat sehingga benar-benar memberikan manfaat yang optimal kepada koperasi,” kata Gubernur Koster.
Gubernur Koster menyebutkan terdapat 4 ribu lebih koperasi
di Bali akan menikmati bantuan tersebut. Hanya saja belum tentu semuanya akan
menerima bantuan itu. Sebab disyaratkan yang boleh menerima bantuan adalah
koperasi yang status operasional masih aktif, eksis dan terpenting memenuhi syarat yang ditentukan.
“Yang akan menerima semua jenis koperasi, yang terdaftar, by name, by address. Nanti diverifikasi
dulu apakah masih aktif, ada pengurusnya, kegiatannya jalan, kantornya ada,
sesuai alamat. Kalau yang tidak aktif ya jangan. Kalau semuanya memenuhi
syarat, itu ada sekitar empat ribu koperasi,” rincinya.
Besaran nilai bantuan yang akan diterima variatif tergantung
jenis koperasinya. “Untuk koperasi binaan kabupaten/kota mendapat bantuan Rp 10
juta, dan untuk binaan Pemprov sebesar Rp 30 juta. Jangan dilihat dari
nilainya, mungkin terasa kecil, tapi setidaknya ada untuk meringankan biaya
operasional. Karena seperti diketahui, pemerintah pun kena imbas pandemi ini
yang membuat PAD menurun. Bedik ade,
bedik kanggoang dum, tapi pang ajak
mekejang pade maan duman,” seloroh Gubernur Koster dengan logat Buleleng-nya
yang kental.
Di hadapan para penggiat koperasi, Koster juga menyampaikan
rencananya untuk mencanangkan ekspor produk-produk lokal Bali, baik produk
pertanian maupun kerajinan, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, sehingga
tidak semata-mata bertumpu pada sektor pariwisata.
“Produk-produk kita utamanya hasil pertanian sangat digemari
negara-negara lain seperti manggis yang diminati Tiongkok, begitu pula hasil
kerajinan perak, emas, patung dan sebagainya. Saat ini pun sebenarnya masih
jalan tapi kendala transportasi udara yang dibatasi, hanya mengandalkan jalur
laut membutuhkan waktu yang lama dan mahal. Kita memang sudah harus mulai
memikirkan dan melakukan upaya-upaya agar tidak hanya tergantung sektor
pariwisata, memajukan sektor lain untuk memperkuat sektor pariwisata. Kita akan
mulai petakan negara-negara yang berpotensi menjadi pasar untuk produk-produk
kita, tetapi sebelumnya kita mulai di tingkat lokal dengan mewajibkan para
pelaku usaha sektor pariwisata untuk memanfaatkan produk-produk lokal petani
dan pengrajin kita,” pungkas Koster.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali
Wayan Mardiana dalam laporannya menambahkan sasaran penerima bantuan yang akan
diberikan adalah koperasi binaan provinsi dan kabupaten/kota se-Bali. Untuk
tahap pertama jumlah koperasi yang telah memenuhi persyaratan sebanyak 758
koperasi, dengan rincian binaan provinsi
sebanyak 93 koperasi dan binaan kabupaten/kota sebanyak 665 koperasi dan sisanya
menunggu proses kelengkapan administrasi. Terkait pemanfaatan stimulus tersebut
oleh masing-masing koperasi penerima, menurutnya juga sudah diatur berdasarkan
Petunjuk Teknis Penggunaan.
Di sisi lain, Ketua KSU Nawa Eka Cita Denpasar I Nyoman
Sudarsa, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas upaya yang dilaksanakan
Pemprov Bali dalam mendukung keberlangsungan usaha koperasi di Bali.
”Dalam situasi pandemi ini, usaha koperasi sangat
membutuhkan bantuan likuiditas. Karena benar-benar terasa dampaknya, penurunan
hampir 50 persen, bahkan lebih. Dengan adanya stimulus ini tentu akan sangat
membantu penanganan biaya operasional kami semisal untuk pembayaran gaji,
listrik, air, bunga-bunga pinjaman yang juga kami miliki,” ujarnya seraya
menyatakan akan mendukung upaya Pemprov Bali dalam memajukan IKM dan UMKM Bali
yang juga bisa dilakukan melalui koperasi. (*/gs)
PANEN JAGUNG: Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna saat panen jagung Arumba di Hutan Kota Singaraja, Sabtu (15/3). (Foto: Hms Buleleng)
Buleleng, baliilu.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berupaya mendorong ketahanan pangan salah satunya dengan mengembangkan pertanian jagung Arumba. Hal tersebut diwujudkan dengan dilakukan panen jagung Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna di Hutan Kota Singaraja, Sabtu (15/3).
Bupati Sutjidra menyampaikan bahwa jagung Arumba merupakan varietas unggul yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dikembangkan di lahan kering seperti di Hutan Kota Singaraja.
Ia juga mengatakan bahwa lahan ini akan menjadi pusat edukasi bagi petani untuk memahami teknik budidaya jagung serta pengelolaan lahan terpadu dengan tanaman lain seperti cabai dan bunga gemitir.
“Hari ini kita panen jagung Arumba, salah satu varietas unggul yang hanya berumur 60 hari. Ini cocok bagi petani di lahan kritis karena tidak memerlukan banyak air,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, mengungkapkan bahwa jagung Arumba memiliki tekstur unik dan rasa khas yang menyerupai ketan. Jagung ini sangat diminati, terutama untuk pasar di Madura. Rasanya lebih lembut dan tidak terlalu lengket seperti ketan.
Ia juga menambahkan bahwa produksi jagung di Buleleng telah mencapai 35.000 ton pada 2024 dan akan terus dikembangkan dengan sistem tumpang sari agar optimal.
“Dengan program pertanian terpadu ini, Pemkab Buleleng berharap para petani semakin bergairah dalam mengelola lahan tidur dan berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah,” tutupnya.
Acara panen bersama tersebut dihadiri oleh jajaran Forkopimda Buleleng, Kepala Dinas OPD Pemkab Buleleng, para Camat, serta perangkat desa. (gs/bi)
SERAHKAN PUPUK: Penyerahan pupuk dan bibit aneka tanaman kepada warga, di kawasan Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Sabtu (15/3). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya untuk mengambil langkah antisipatif dalam menangani laju inflasi. Salah satunya, adalah dengan melakukan penyerahan pupuk dan bibit aneka tanaman kepada warga, di kawasan Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Sabtu (15/3).
Hadir langsung dalam kegiatan tersebut Asisten II Sekretariat Daerah Kota Denpasar, Anak Agung Gede Risnawan, jajaran Kecamatan Denpasar Utara, Dinas Pertanian, Kelurahan Peguyangan dan pihak terkait lainnya.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Lurah Peguyangan, Gede Sudi Arcana menyebutkan, bibit dan pupuk yang dibagikan mencapai hingga 100 paket.
“Ada beberapa bibit yang kami bagikan. Yakni, bibit bunga mitir, sayur kangkung, bayam dan sebagainya. Hari ini yang menerima adalah para petani di kawasan Subak Sembung,” Sudi Arcana.
Lebih lanjut, Sudi Arcana mengatakan, selain bibit, para petani juga menerima beberapa jenis pupuk. Antara lain, pupuk urea, PTSP dan juga petroganik yang diharapkan akan dapat dimanfaatkan dalam perawatan tanaman oleh para petani.
“Bibit yang dibagikan kepada para petani mudah-mudahan segera bisa digunakan, agar para petani dapat memanfaatkan lahan yang ada di kawasan Subak Sembung, sekaligus dapat menjadi salah satu upaya ketahanan pangan dan menambah penghasilan para warga yang bercocok tanam disana,” lanjutnya.
Sudi Arcana juga menyampaikan, para petani di kawasan Subak Sembung amat terbantu dengan adanya penyerahan paket bibit dan pupuk ini. Untuk itu pihaknya berterimakasih atas segala bentuk komitmen dan perhatian Pemkot Denpasar kepada para petani di Subak Sembung.
“Terimakasih kepada Bapak Walikota dan Bapak Wakil Walikota beserta jajaran Pemkot Denpasar, atas segala bentuk kepedulian dan perhatian kepada para petani di Subak Sembung. Semoga kawasan Subak Sembung dapat menjadi salah satu area hijau yang bermanfaat bagi Kota Denpasar,” ucap Sudi Arcana. (eka/bi)
HADIRI RAKOR: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan menghadiri rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, pada Sabtu (15/3) di Wantilan Pura Dalem Kahyangan Badung, Desa Adat Denpasar. (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Sekaa Teruna se-Desa Adat Denpasar menolak penggunaan sound system dalam pengarakan Ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Caka 1947. Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, pada Sabtu (15/3) di Wantilan Pura Dalem Kahyangan Badung, Desa Adat Denpasar.
Hadir dalam kesempatan tersebut, DPD RI Perwakilan Bali Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Danramil 1611-07/Denbar, Danramil 1611-01/Dentim, dari Polresta Denpasar, Kapolsek Denpasar Utara dan Denpasar Barat. Hadir pula pimpinan OPD terkait Pemkot Denpasar, dan tokoh masyarakat setempat.
DPD RI Dapil Bali Dr. Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mendukung pelaksanaan Perda No. 9 Tahun 2024 tentang pelestarian Ogoh-ogoh di Kota Denpasar. Sebagai anggota Komite III DPD RI, Rai Mantra menekankan bahwa perda tersebut bertujuan untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai tradisi serta ritual, khususnya dalam rangkaian peringatan Hari Suci Nyepi, termasuk Pengerupukan dan tradisi ogoh-ogoh.
Rai Mantra juga menyoroti pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan dalam pelaksanaan Pengerupukan, terutama terkait penggunaan sound system yang berpotensi menggeser makna budaya dan dapat mengganggu ketertiban umum. “Kami mengajak semua pihak, termasuk desa adat, perbekel, lurah, serta yowana, untuk menjaga esensi perayaan Nyepi,” ujar Rai Mantra.
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, mengapresiasi komitmen Sekaa Teruna se-Desa Adat Denpasar dalam menolak penggunaan sound system pada perayaan Pengerupukan.
“Kami juga mengapresiasi Sekehe Teruna yang telah berpartisipasi dalam Kesanga Festival dan mendukung pelaksanaan Pengerupukan sebagai bagian dari tradisi spiritual,” ujar Jaya Negara.
Jaya Negara menambahkan bahwa Pemkot Denpasar telah menyiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung jalannya Pengerupukan, termasuk penyediaan gamelan bagi Sekaa Teruna yang tidak memiliki pengiring sendiri.
“Kami telah siapkan dua set baleganjur di kawasan Patung Catur Muka untuk mengiringi ogoh-ogoh yang tidak memiliki pengiring sendiri, fasilitas kesehatan untuk situasi darurat, penyediaan toilet di fasilitas Kantor Walikota, hingga pembagian 2.000 nasi jinggo gratis,” jelasnya.
Jaya Negara menegaskan bahwa Pemkot Denpasar mendukung penuh kegiatan ini sebagai bagian dari ritual dan tradisi di desa adat. Jaya Negara juga menekankan bahwa Pengerupukan memiliki nilai spiritual yang tidak selayaknya diiringi dengan sound system. Walikota Jaya Negara juga mengucapkan Rahajeng Rahina Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947 kepada seluruh masyarakat Denpasar.
Sementara Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah dalam mengatur pengarakan ogoh-ogoh guna menjaga ketertiban dan kelestarian budaya. Dengan adanya registrasi terhadap 87 Sekaa Teruna serta koordinasi dengan komunitas dan banjar setempat, diharapkan pengarakan ogoh-ogoh dapat berlangsung lebih teratur dan sesuai dengan Perwali serta Perda Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 tentang pelestarian ogoh-ogoh.
“Kami juga melakukan upaya untuk meminimalisir keamanan dan ketertiban ogoh-ogoh ke kawasan Catur Muka, yang telah mendapatkan dukungan dari ribuan pecalang, kepolisian, TNI, hingga Satpol PP dalam pengamanan, yang tentu akan sangat membantu kelancaran acara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma menegaskan bahwa dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan sidak terhadap penggunaan sound system sebagai langkah menjaga esensi budaya ogoh-ogoh agar tetap berlandaskan tradisi. Alit Wirakesuma mendorong penggunaan gamelan, kulkul, atau alat musik tradisional lainnya sebagai pengiring ogoh-ogoh.
“Adanya peningkatan dana Rp 20 juta dari Pemkot Denpasar untuk penguatan kreativitas ogoh-ogoh juga menunjukkan komitmen dalam mendukung kebudayaan lokal. Dengan kolaborasi antara desa adat, pemerintah, dan aparat keamanan, diharapkan pengarakan ogoh-ogoh bisa menjadi perayaan yang aman, tertib, dan tetap mencerminkan nilai-nilai budaya Bali,” ujarnya. (eka/bi)