Tuesday, 11 February 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Gubernur Koster Harapkan Dukungan Wujudkan Pusat Kebudayaan Bali

BALIILU Tayang

:

de
GUBERNUR KOSTER: Gelar konsultasi publik terkait rencana pembangunan kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung. (Foto:Ist)

Klungkung, baliilu.com –  Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menggelar konsultasi publik terkait rencana pembangunan  kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta pembangunan prasarana pengendali banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda di Kabupaten Klungkung. Kegiatan konsultasi publik ini berlangsung di Wantilan Pura Watu Klotok, Klungkung, pada Senin 27 Januari 2020.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan bahwasanya pembangunan dalam bidang kebudayaan merupakan salah satu prioritas yang terkandung dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Wujud nyata dari pembangunan kebudayaan tersebut salah satunya adalah Pusat Kebudayaan Bali.

Gubernur Koster menguraikan, pembangunan Pusat Kebudayan Bali memiliki nilai penting dan strategis dalam upaya pelestarian budaya di mana budaya  merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Bali.

“Kita tidak punya emas, minyak bumi maupun bahan tambang lainnya. Namun, kita kaya akan budaya unik yang menjadi keunggulan kita. Untuk itu budaya harus kita tetap jaga kelestariannya dan kita gali terus potensinya,” ujarnya.

Ditambahkan Gubernur Koster yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini bahwa dalam upaya mendukung penyelenggaraan kegiatan budaya tersebut diperlukan ruang yang memadai dengan penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai, lebih representatif dan tentunya dengan kualitas yang lebih baik sehingga bisa menyeimbangkan perkembangan kebudayaan yang berkembang dinamis.

de
GUBERNUR KOSTER: Minta dukungan dari seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan mimpi besar ini .

“Fasilitas Art Centre sudah tidak memadai lagi dari kebutuhan ideal yang diperlukan baik itu dari segi kapasitas panggung, teknologi serta lahan parkir. Untuk itu diperlukan tempat yang lebih representatif, lebih memadai sesuai dengan perkembangan budaya yang dinamis. Budaya harus terus kita bangun sebagai pendorong pembangunan ekonomi, untuk itu fasilitas ini perlu dibangun,”  tuturnya

Baca Juga  Wagub Cok Ace Minta Matangkan Program-program Pariwisata di Tatanan Kehidupan Era Baru

Untuk itu, Gubernur Bali meminta dukungan dari seluruh masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan mimpi besar ini sehingga Bali memiliki suatu Pusat Kebudayan Bali, sehingga budaya Bali akan tetap lestari dan menjadi instrumen peningkatan ekonomi masyarakat.

Pusat Kebudayaan Bali rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 318,32 hektare dilengkapi dengan fasilitas panggung terbuka hingga 20 ribu orang, panggung tertutup, convention centre dengan teknologi terkini. Bangunan yang rencananya dibangun dari APBN dan pembebasan lahannya dari APBD Provinsi Bali.

Rencananya,  Pusat Kebudayaan Bali juga akan dilengkapi dengan Museum Tari, Musik dan Tekstil serta kawasan industri kecil menengah di mana akan mengoptimalkan para perajin dan tenaga kerja dari wilayah Kabupaten Klungkung.

Turut hadir dalam konsultasi publik ini rohaniawan Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawawangsa Pemayun, Ketua DPRD Kabupaten Klungkung Anak Agung Gde Anom, SH, Sekda Klungkung Gede Putu Winastra, Kepala OPD di lingkungan Pemprov Bali dan Kabupaten Klungkung, masyarakat dan undangan lainnya. (*/balu1)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Makna Mendalam Hari Saraswati, Wujud Pengetahuan dan Kebijaksanaan

Published

on

By

makna hari saraswati
I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H selaku Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Saraswati sebagai hari suci pemuliaan Ilmu Pengetahuan, memang sangat lekat bagi seluruh kalangan Hindu utamanya yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan. Sekolah, kampus dan kantor-kantor. Namun, apakah hanya berhenti disana? Tentu tidak. Hari suci dimana bertujuan untuk memuliakan Ilmu Pengetahuan ini memang sangat khas dan bahkan diyakini sebagai cikal bakal kita, sebab ilmu pengetahuanlah yang membuat kehidupan kita menjadi lebih mulia.

Mulia karena Guna (ilmu pengetahuan) lalu dengan ilmu itu kita memperoleh Gina (Geginan) atau professional hidup dan disanalah puncaknya akan memperoleh kesejahteraan (Dana).

Demikian catatan yang disampaikan I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H selaku Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng di ruang kerjanya, Jumat (7/2).

Lebih lanjut dijelaskan secara etimologis, hari suci Saraswati bisa kita lihat sebagai berikut. Saraswati terdiri dari kata : Saras (srs) dan Wati. Kata Saras berarti sesuatu yang mengalir, dan “kecap” atau ucapan. Dan kata Wati berarti yang memiliki/mempunyai. Jadi, Saraswati berarti : yang mempunyai -sifat mengalir dan sebagai sumber ilmu pengetaluan dan kebijaksanaan.

“Inilah kemudian berkembang bahwa beliau adalah sumber kebijaksanaan. Bukankah dengan ilmu pengetahuan kita akan menjadi lebih bijak? Sudah barang tentu itulah yang kita pahami,” ujarnya.

Lebih lanjut paparnya, beberapa istilah yang sering kita kenal tentang Saraswati antara lain dalam ajaran Tri Murti menurut Agama Hindu Sang Hyang Saraswati adalah Saktinya Sang Hyang Brahman. Pada titik ini beliau sebagai prabhawa-nya menciptakan alam semesta dengan Ilmu Pengetahuan yang utama sehingga dikenal dengan sebutan Sang Hyang Saraswati sebagai Hyang-Hyangning Pangaweruh.

Aksara merupakan satu-satunya Lingga Stana Sang Hyang Saraswati. Inilah yang menjadi alasan mengapa pada sarana upakaranya menggunakan jaje saraswati dimana bentuknya seperti aksara ong kara.

Pengertian odalan Sang Hyang Saraswati yang datang pada hari Saniscara Umanis wuku Watugunung adalah sebagai hari pemujaan turunnya ilmu pengetahuan oleh seluruh umat Hindu.

Baca Juga  Update Covid-19 (13/6) di Denpasar, 4 Pasien Sembuh, Kasus Positif Bertambah 11 Orang

“Dari sudut pandang Etika kita bisa lihat bahwa Pemujaan Saraswati dilakukan sebelum tengah hari. Pada perayaan hari suci Saraswati, tidak diperkenankan membaca atau menulis. Hal ini dilakukan pada saat pemujaan beliau, dalam mempelajari segala “pengaweruh” selalu dilandasi dengan hati “Astiti” kepada Hyang Saraswati, termasuk dalam hal merawat perpustakaan. Namun setelah melakukan pemujaan, maka pemuliaan wajib dilakukan dengan mempelajari dan mendiskusikan ilmu pengetahuan itu (rembug sastra),” terangnya.

Dari sudut pandang upakaranya mari kita lihat lebih dalam. Mulai dari tempat misalnya, Semua pustaka-pustaka keagamaan dan buku-buku pengetahuan lainnya termasuk alat-alat pelajaran yang merupakan “Lingga Stana Hyang Saraswati” diatur dalam tempat yang layak untuk itu. Baik di rumah, sekolah, kampus dan tempat-tempat lainnya. Selanjutnya tentang banten atau upakara yang digunakan. Upakara Saraswati sekurang-kurangnya : Banten Saraswati, Sodaan Putih Kuning, dan canang selengkapnya. Selanjutnya memohon Kekuluh (tirta). Tirta yang dipergunakan hanya tirta Saraswati, diperoleh dengan jalan memohon kehadapan Hyang Surya sekaligus merupakan Tirta Saraswati, dan bisa memohon di tempat lingga Saraswati masing-masing, seperti lontar, gria dan tempat suci lainnya.

Ditambahkan oleh Kadek Satria, mengenai pelaksanaan secara garis besarnya bisa dilakukan sebagai berikut : Pertama, didahului dengan menghaturkan pesucian, ngayabang aturan, muspa dan matirta. Upakara Saraswati Puja ditetapkan nyejer sampai keesokan harinya. Banyupinaruh (pina wruh) Redite Paing Sinta, Asuci laksana. Di pagi hari umat asuci laksana (mandi, keramas dan berair kumkuman). Upakara dihaturkan labaan nasi pradnyan, jamu sad rasa dan – air kum-kuman. Setelah diaturkan pasucian/kum-kuman labaan dan jamu, dilanjutkan dengan nunas kum-kuman, muspa. matirta, nunas jamu dan labaan Saraswati/nasi pradnyan barulah upacara diakhiri/ lebar.

“Yang paling sering kita lihat adalah masyarakat melakukan pemujaan ke sekolah dan kampus, ada pula ke beberapa orang pintar atau balian. Hal ini karena Saraswati dikaitkan dengan taksu. Dimana taksu itulah yang dimohoni untuk memperoleh ketaksuan sehingga kehidupan akan menjadi guna baik untuk kemudian ilmu pengetahuan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Baca Juga  Sikapi Surat Konjen Jepang soal Covid-19, Sekda Dewa Indra Imbau Masyarakat Tak Bersikap Diskriminatif

Pengujung, adapula yang melakukan kegiatan banyu pinaruh ke sumber-sumber air, hal ini tidak masalah sepanjang diyakini sebagai laku baik dalam pelaksanaan pemuliaan Ilmu Pengetahuan. “Rahajeng nyanggra lan ngelaksanayang Rahina Suci Saraswati bagi semeton sedharma, mogi rahayu,” tutupnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar Gelar Bhakti Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha

Published

on

By

Bhakti Saraswati Denpasar
RAHINA SARASWATI: Persembahyangan bersama Rahina Suci Saraswati oleh Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, bersama Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah, Sabtu (8/2) di Pura Agung Jagatnatha. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar menggelar Bhakti Rahina Saraswati di Pura Agung Jagatnatha pada Sabtu (8/2). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta dihadiri oleh Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana, unsur Forkopimda Denpasar, Ketua TP PKK Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara, serta para siswa sekolah.

Suasana khidmat terasa saat kidung suci pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati dilantunkan. Para penabuh tampak mengiringi prosesi yang juga dipersembahkan tari Rejang Dewa oleh para siswa sekolah. Para pemangku Pura Agung Jagatnatha tampak khusyuk mempersiapkan upacara hingga persembahyangan selesai.

Walikota Jaya Negara menyampaikan bahwa Bhakti Rahina Saraswati merupakan agenda rutin Pemerintah Kota Denpasar. Peringatan Rahina Suci Saraswati sebagai penghormatan kepada Dewi Saraswati, simbol ilmu pengetahuan, diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menuntut ilmu.

“Kita ketahui bersama dan kita sadari bersama ilmu pengetahuan sebagai kekayaan dan sumber utama dalam kehidupan, sehingga Pemkot Denpasar sangat mendorong dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan peningkatan pelayanan di bidang pendidikan,” ujar Jaya Negara.

Lebih lanjut, Walikota Jaya Negara berharap melalui Bhakti Rahina Saraswati, umat Hindu dapat meningkatkan Sradha Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Selain itu, dengan Dewi Saraswati sebagai simbol ilmu pengetahuan, diharapkan umat dapat terus memperoleh tuntunan dalam menjalankan swadharma masing-masing.

“Kami menghaturkan Rahajeng Rahina Suci Saraswati, semoga peringatan Rahina Suci Saraswati ini membawa berkah bagi seluruh masyarakat Kota Denpasar dan semakin memperkuat semangat dalam menuntut ilmu serta menjalankan kewajiban sesuai dharma masing-masing,” ujar Jaya Negara.

Baca Juga  Gubernur dan Wakil Gubernur Bali serta Ketua TP PKK Ny. Putri Koster: Mengucapkan Selamat Hari Suci Galungan dan Kuningan

Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Antara menyampaikan, rangkaian Bhakti Rahina Saraswati telah berlangsung sejak pagi hari, dimulai dengan persiapan bersama para pemangku Pura Agung Jagatnatha dan dipuput oleh Ida Pedanda Putra Sibang, dari Griya Sibang, Sanur Kaja.

“Sejak pagi kami melaksanakan persembahan sarana upacara Rahina Saraswati dan diakhiri dengan persembahyangan bersama,” ujar Ida Bagus Alit Antara.

Pelaksanaan pada pagi harinya diakhiri dengan persembahyangan bersama. Sementara pada malam harinya juga akan dilaksanakan kegiatan seperti pementasan wayang kulit.

“Selain persembahyangan pagi, peringatan Rahina Saraswati juga dilanjutkan pada malam harinya dengan berbagai kegiatan budaya, antara lain pelantunan dan pembacaan sastra suci, hingga pementasan wayang kulit,” ujarnya. (eka/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Sekda Alit Wiradana Hadiri Peringatan “Jaya Stambha” 1111 Tahun Prasasti Blanjong

Published

on

By

prasasti blanjong
PERINGATAN "JAYA STAMBHA" : Sekretaris Daerah Kota Denpasar IB Alit Wiradana menghadiri pelaksanaan peringatan "Jaya Stambha" 1111 Tahun Prasasti Blanjong di Pura Dalem Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (7/2). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah Kota Denpasar IB Alit Wiradana menghadiri pelaksanaan peringatan “Jaya Stambha” 1111 Tahun Prasasti Blanjong di Pura Dalem Blanjong, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Jumat (7/2).

Turut hadir dalam pelaksanaan tersebut Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Ny. Putri Koster, Bendesa Adat Intaran, I Gusti Agung Alit Kencana serta pihak terkait lainnya.

Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana mengapresiasi pelaksanaan 1111 Tahun “Jaya Stambha” Prasasti Blanjong sebagai upaya memperingati keberadaan Prasasti Blanjong sebagai cagar budaya yang ada di Kota Denpasar. Dimana, Prasasti Blanjong ini merupakan bukti sejarah tentang awal keberadaan kerajaan Bali Kuno. Cagar budaya berfungsi sebagai saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan nilai-nilai kultural, arsitektural, dan sejarah yang menjadi bagian integral dari suatu masyarakat.

Selain itu, lanjut Alit Wiradana, cagar budaya juga dapat menjadi sumber penelitian untuk memahami perkembangan peradaban manusia. Upaya pelestarian dan pengelolaan cagar budaya merupakan investasi dalam warisan budaya yang mendalam dan berkelanjutan.

“Dari keberadaan Prasasti Blanjong, Pemkot Denpasar telah melakukan langkah-langkah untuk terus menjaga dan melestarikan. Terlebih saat ini mendapat dukungan dari berbagai pihak dan komunitas yang ikut andil dalam menjaga cagar budaya agar tetap terjaga, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan warisan budaya untuk generasi mendatang khususnya di Kota Denpasar,” pungkas Alit Wiradana.

Sementara Ketua Panitia Pelaksana, I Wayan Sila Sayana, mengatakan kegiatan yang bertajuk “Jaya Stambha” Blanjong yang ke-1111 tahun ini sebagai pengingat keberadaan sebuah kota pelabuhan yang pernah ditancapkan pada Tahun Saka 835 di kawasan Sanur.

Lebih lanjut dalam peringatan 1111 tahun ini diisi dengan beberapa acara antara lain, pementasan Tari Topeng oleh Made Kara dari Rumah Topeng Sanur. Selain itu, juga diisi dengan diskusi terkait Prasasti Blanjong.

Baca Juga  MGPSSR Bali Bentuk Satgas Covid-19, Gelar Aksi Sosial di Wilayah Tabanan

“Yang mana tujuan dari pelaksanaan ini untuk meningkatkan kepedulian dan pengenalan kepada masyarakat terkait benda cagar budaya dan aksara, serta meningkatkan minat untuk belajar aksara kepada generasi muda,” ungkap Wayan Sila. (eka/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca